Anda di halaman 1dari 1

Hak Untuk Mati

Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir
bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa Indonesia hak memiliki pengertian tentang
sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena
telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk
menuntut sesuatu, derajat atau martabat.

Hak untuk mati adalah konsep yang mendasari bahwa manusia memiliki kebebasan memilih
untuk mengakhiri hidupnya atau melewati proses eutanasia secara sukarela. Kepemilikan atas
hak ini sering kali diartikan bahwa orang yang sakitnya sudah melewati tahap terminal harus
diizinkan menyudahi kehidupannya, atau meminta bantuan untuk mengakhiri nyawanya, atau
menolak perawatan untuk memperpanjang kehidupannya.

Menurut saya hak untuk mati pada setiap orang merupakan hal yang sangat berat untuk diterima
khususnya dalam ranah kedokteran, keseharian menjalani kehidupan dengan prinsip menghargai
hidup seseorang secara tidak langsung mengarahkan pikiran kita untuk sebisa mungkin menjaga
nyawa seseorang agar tidak mencapai kematian. Namun apa yang terjadi jika seseorang memilih
untuk mengakhiri hidupnya? Bagaimana jika seseorang yang dengan sadar berharap untuk
mengakhiri masanya didunia karena mereka sudah merasa puas menjalani kehidupan?.

Secara Etik di Indonesia seorang dokter haram hukumnya untuk mengakhiri nyawa seseorang,
seorang dokter memiliki kewajiban untuk menghargai segala bentuk kehidupan dari insani
sampai meninggal dari sini kita sudah mengetahui bahwa praktek euthanasia secara langsung
dilarang dilakukan oleh dokter.

Namun selepas dari etik yang tertuang pada sumpah dokter menurut pandangan saya hak untuk
mati betul adanya dan dapat saya terima dengan alasan yang rasional dan mengharuskan orang
tersebut sadar 100% atas apa yang diinginkan. Terkadang kita tidak dapat naif dalam menilai
seseorang apa yang sudah mereka lalui dan apa yang dapat terjadi di kemudian hari, seseorang
mempunyai hak untuk menghakhiri hidupnya pada suasana yang mereka inginkan terutama jika
hal tersebut dapat mengakhiri penderitaan pada seseorang.

Secara agama yang saya anut hal ini bertolak belakang dengan kepercayaan yang saya punya dan
kepercayaan yang ada dimasyarakat

Hal ini berujung pada pertanyaan jikalau ada yang bertanya kepada saya apakah saya setuju
dengan adanya hak untuk mati ini. Secara jelas sebagai dokter saya akan mengatakan tidak.
Tetapi yang terpenting adalah pendapat dari orang yang mempunyai hak tersebut / pasien.
Jikalau memang itu yang dikehendakinya dia mempunyai hak untuk mati meskipun bukan
seorang dokter yang melakukan proses tersebut.

Moh. Bachtiar Adam 172010101130 27/04/2021

Anda mungkin juga menyukai