Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN KONSEP METODE AB INITIO, DFT, DAN METODE KORELASI

ELEKTRON SERTA PENERAPANNYA DALAM RISET KIMIA KOMPUTASI


Septi Indriyani
4311419036
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang
Rombel Kimia 19-B
septiindriyani2001@students.unnes.ac.id
ABSTRAK
Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil dari kimia teori yang
diterjemahkan dalam program komputer untuk menghitung sifat-sifat molekul dan
perubahannya. Kimia komputasi bermanfaat dalam penelitian zat-zat kimia atau bahan baku obat
baru yang sangat sukar didapatkan atau harganya yang terlampau mahal. Metode mekanika non-
kuantum adalah pendekatan dengan perumusan ekspresi analitis untuk sifat-sifat molekul
reaksinya, dimana pendekatan dikenal dengan mekanika molekul. Metode mekanika kuantum
adalah metode yang berkaitan dengan komputasi numerik dari struktur elektronik molekul.
Terdapat 2 teknik pendekatan pada metode ini, yaitu metode ab initio dan metode semiempiris.
Teori ab initio adalah sebuah konsep yang bersifat umum dari sebuah penyelesaian persamaan
Schrodinger yang praktis dan mampu diprediksi mengenai keakuratan dan kesalahan yang
terjadi. Density Functional Theory (DFT) merupakan salah satu metode komputasi yang
digunakan untuk perhitungan kimia. Metode Density Functional Theory (DFT) mengandalkan
densitas elektron.

Kata Kunci: Ab initio , density functional theory, DFT, korelasi elektron.

PENDAHULUAN
Pada dasarnya ilmu kimia tidak selalu sebuah percobaan eksperimen
merupakan ilmu yang berprinsip pada tersebut berhasil, sehingga harus men
percobaan praktikum atau eksperimen. Hal gulang beberapa kali dan membutuhkan
tersebut dikarenakan materi kimia ketelitian yang tinggi agar mencapai hasil
bersumber dari penjelasan dari hasil yang maksimal. Selain itu bahan yang
eksperimen. Sehingga pemahaman yang digunakan juga relatif mahal harganya dan
terdapat dalam ilmu kimia muncul setelah tidak dijual bebas atau hanya tersedia di
melakukan eskperimen dan melihat hasil toko bahan kimia (Prianto, 2016).
eksperimen tersebut. kelemahannya adalah
Namun ilmu kimia makin dilakukan eksperimen yang sebenarnya
dikembangan dengan seiring perkembangan sehingga mereka bisa lebih siap untuk
ilmu pengetahuan yang pesat. Ada beberapa melakukan pengamatan dan waktunya
teori yang baru ditemukan, seperti menjadi lebih efisien (Grant & Rihards,
gelombang yang mampu bersifat seperti 1998).
partikel, atau kebalikannya yaitu partikel
Istilah kimia teori dapat didefinisikan
yang mampu bersifat seperti gelombang.
sebagai deskripsi matematika untuk kimia,
Hingga ditemukan mekanika kuantum atau
sedangkan kimia komputasi biasanya
dikenal dengan persamaan Schrc-dinger
digunakan ketika metode matematika
(Prianto, 2016).
dikembangkan dengan cukup baik untuk
Sejak ditemukannya persamaan dapat digunakan dalam program komputer.
tersebut, pemahaman ilmu kimia semakin Perlu dicatat bahwa kata "tepat" atau
meluas. Pemahaman mulai muncul tidak "sempurna" tidak muncul di sini, karena
hanya karena hasil pengamatan saja. Tetapi sedikit sekali aspek kimia yang
juga pengembangan mekanika kuantum. dapatdihitung secara tepat. Hampir semua
Permasalahan tidak dikerjakan dengan aspek kimia dapat digambarkan dalam
kalkulator tangan saja, tetapi juga dengan skema komputasi kualitatif atau kuantitatif
perkembangan ilmu komputer. Karena hampiran (Prianto, 2016).
kemampuan dari komputer dapat
Kimia komputasi kini menjadi salah
dimanfaatkan untuk menyelesaikan
satubidang dengan pertumbuhan tercepat
mekanika kuantum. Dengan begitu, lahirlah
dalam kimia. Walaupun terdapat spesialis
subbidang baru dalam dunia kimia yaitu
dalam bidang ini, penerapan teknik-
kimia komputasi yang merupakan bagian
tekniknya oleh kimiawan dalam percobaan
dari kimia teori (Prianto, 2016).
semakin meningkat sejalan dengan
Kimia komputasi adalah cabang berkembangnya kemampuan software,
kimia yang menggunakan hasil dari kimia elektron, melainkan disederhanakan dengan
teori yang diterjemahkan dalam program menggunakan prinsip-prinsip mekanika
komputer untuk menghitung sifat-sifat klasik (hukum-hukum fisika klasik).
molekul dan perubahannya. Selain itu, kimia Molekul dianggap tersusun atas atom-atom
komputasi juga dapat digunakan untuk yang berinteraksi satu sama lain melalui
simulasi terhadap sistem-sistem besar model interaksi yang sesuai dengan hukum-
(molekul cairan, protein gas, kristal air, dan hukum mekanika klasik (hukum fisika
padatan), dan menerapkan program tersebut klasik) (Prianto, 2016).
pada sistem kimia nyata. Kimia komputasi
Beberapa institut telah mendesain
bermanfaat dalam penelitian zat-zat kimia
dan membuat program perangkat lunak
atau bahan baku obat baru yang sangat sukar
kimia komputasi. Salah satu programnya
didapatkan atau harganya yang terlampau
adalah memprediksi sifat fisiokimia suatu
mahal. Kimia komputasi juga dapat
senyawa dan memprediksi berbagai macam
membantu untuk membuat prediksi sebelum
spektrum yang akan dihasilkan. Hal ini
tentunya sangat bermanfaat dalam pemilihan reaksinya, dimana pendekatan dikenal
metode dan penentuan kondisi analisis yang dengan mekanika molekul.
optimal (Megantara, 2013).  Metode mekanika kuantum adalah
metode yang berkaitan dengan
Metode komputasi molekul secara
komputasi numerik dari struktur
sistematis dapat digolongkan dalam berbagai
elektronik molekul. Terdapat 2 teknik
pendekatan, yaitu:
pendekatan pada metode ini:
 Metode mekanika non-kuantum adalah - Metode ab initio
pendekatan dengan perumusan ekspresi - Metode semiempiris
analitis untuk sifat-sifat molekul
(Jensen, 1999).

ISI
Pada tahun 1950-an perkembangan Metode struktur elektronik dapat berupa
kimia komputasi berkembang dengan sangat semi empiris, ab initio, dan density
pesat. Sehingga mampu mengubah deskripsi functional theory (DFT) (Pranowo, 2007)
sitem kimia dengan memasukkan unsur baru
1. Ab Initio
ke dalam sebuah eksperimen dan teori yaitu
Teori ab initio adalah sebuah konsep
eksperimen komputer (Computer
yang bersifat umum dari sebuah
Experiment). Pada eksperimen komputer,
penyelesaian persamaan Schrodinger
model molekul atau senyawa yang
yang praktis dan mampu diprediksi
digunakan masih utuh menggunakan hasil
mengenai keakuratan dan kesalahan
dari kimia teoritis, tetapi perhitungannya
yang terjadi. Kelemahan dari metode ab
dilakukan dengan komputer berdasar atas
initio adalah kebutuhan kemampuan dan
suatu “resep” yang berupa algoritma yang
kecepatan komputer yang besar. Metode
dituliskan dalam bahasa pemrograman.
ini juga membutuhkan waktu
Keuntungan dari metode ini ialah
perhitungan komputasi yang lama
memungkinkan untuk menghitung sifat
dibandingkan dengan perhitungan
molekul yang kompleks dan hasil
komputasi yang menggunakan
perhitungan yang berkorelasi secara
pendekatan mekanika molekuler (Dani,
signifikan dengan data eksperimen
2011).
(Pranowo, 2007).
Metode ab initio merupakan
Secara garis besar, metode kimia perhitungan variasional, yang berarti
komputasi dapat dibedakan atas metode bahwa energi pendekatan terhitung
mekanika molekuler dan metode struktur adalah sama atau lebih tinggi daripada
elektronik. Pada mekanika molekuler energi eksaknya. Dengan menggunakan
didasarkan pada mekanika fisik dan dapat pendekatan medan pusat ini, energi yang
digunakan untuk menentukan sifat senyawa diperoleh dengan perhitungan HF selalu
yang mempunyai massa molekul besar. lebih tinggi daripada energi eksak dan
cenderung pada harga limit tertentuyang Oleh karena itu, diperlukan data
dinamakan HF limit. ekperimen sebagai pembanding.
Teori Istilah “ab initio” berasal dari Secara teoritis, keabsahan
bahasa latin yang diberikan untuk penggunaaan basis set dapat
menandai perhitungan yang ditentukan dengan menghitung basis
diturunkan secara langsung dari set super position error yang
prinsip-prinsip teoritis, tanpa menyatakan besarnya kesalahan
memasukkan data eksperimen. Ab initio penggunaan basis set dalam perhitungan.
mengacu pada perhitungan mekanika Metode mekanika kuantum (komputasi)
kuantum melalui beberapa pendekatan dapatdigunakan untuk mengetahui
matematis, seperti penggunaan proses yang terjadi dalam sintesis
persamaan yang disederhanakan secara mikroskopis, diantaranya
(Born-Oppenheimer approximation) memprediksi struktur, distribusi muatan,
atau pendekatan untuk penyelesaian frekuensi vibrasi dan juga interaksi antar
persamaan differensial. Tipe yang paling molekul secara akurat
terkenal dari metoda ab initio adalah (Chrissanthopoulos, 2007. Kotila dan
perhitungan Hartree-Fock (HF) Haataja, 2001. White et al, 2000).
dengan metoda pendekatan medan
pusat (central field approximation). Ini 2. Density Functional Theory (DFT)
berarti bahwa tolakan Coulombik antar Density Functional Theory (DFT)
elektron tidaksecara spesifik dimasukkan merupakan salah satu metode komputasi
dalam perhitungan, tetapi efek total yang digunakan untuk perhitungan
interaksi korelasinya dimasukkan dalam kimia. Metode ini memiliki keuntungan
perhitungan sebagai suatu besaran mampu menghitung suatu senyawa
konstant. kompleks dengan lebih sederhana dan
Metode ab initio merupakan metode cepat dengan hasil yang tidak jauh
yang mempunyai akurasi yang paling berbeda dari data eksperimen
tinggi di antara metode perhitungan dibandingkan dengan metode ab initio
kimia komputasi lainnya seperti dan metode semi empiris. Metode
semiempiris atau mekanika molekular. Density Functional Theory (DFT)
Sebagai konsekuensi dari pencapaian mengandalkan densitas elektron sebagai
ketelitian yang tinggi darimetoda ab besaran dasarnya sehingga persaman
initio, metoda ini memerlukan waktu Schrodinger dapat diselesaikan dengan
operasi yang tinggi sehingga metode ini lebih sederhana. Metode DFT pada
hanya mungkin diterapkan pada senyawa logam transisi, umumnya mengarah pada
yang mempunyai massa molekul kecil. struktur dan vibrasi energi yang lebih
Hal penting yang perlu diperhatikan akurat dibandingkan dengan metode HF.
dalam perhitungan menggunakan Metode ini telah menjadi metode pilihan
metode ab initio adalah pemilihan basis untuk senyawa logam transisi (Tromba
set. Pemilihan basis set akan sangat dan Hambley, 2001).
berpengaruh terhadap hasilyang dicapai.
Pada umumnya metode DFT SCF. Pemilihan metode korelasi elektron
digunakan untuk struktur elektron sangat bergantung pada masalah kimia
kompleks logam transisi dan optimasi yang akan dikaji. Jika pengaruh korelasi
geometri. Metode DFT mudah elektron diperkirakan kecil, maka dapat
digunakan dan cukup akurat, serta cukup dilakukan perhitungan dengan metode ab
cepat untuk struktur elektron kompleks initio untuk UHF (sel terbuka) saja,
logam transisi. Keakuratan pada karena akan memberikan waktu
perhitungan DFT dapat diuji dengan cara perhitungan yang kecil dengan
mencocokkan data perhitungan dengan keakuratan yang tidak berbeda secara
data eksperimen, seperti data XRD, UV- signifikan dengan hasil perhitungan
Vis, FTIR, dan NMR (Sunarto, 2012). korelasi elektron.
Pada perhitungan komputasi dengan Keterbatasan lain yang secara dari
menggunakan metode DFT diperlukan metode HF adalah pendekatan partikel
suati fungsi/fungsional yang merupakan independen sehingga korelasi gerakan
pendekatan dari beberapa teori dalam elektron diabaikan. Perbedaan antara
perhitungan komputasi. Beberapa contoh energi eksak (dinyatakan sebagai
fungsi metode DFT yang sering Hamiltonian) dengan energi HF disebut
digunakan dalam penelitian adalah dengan energi korelasi.
B3PW91, HFS, G96, B96, B3LYP, Kelemahan dari metode korelasi
B3P86, BLYP, VWN, DAN P86 elektron adalah korelasi gerakan elektron
(Young, 2001). yang diabaikan. Pengabaian ini
Beberapa hasil penelitian menyebabkan banyak kelemahan pada
menunjukkan bahwa penelitian yang deskripsi struktur elektronik. Akibat
menggunakan metode DFT mempunyai yang ditimbulkan salah satunya yaitu
hasil yang baik dalam. Beberapa pada peristiwa disosiasi, metode korelasi
penelitiannya antara lain: meramalkan elektron sel tertutup sering tidak dapat
struktur elektronik dan sifat transisi spin mendeskripsikan secara tepat ketika inti
kompleks (Male dkk, 2009); bergerak ke pemisahan tak terhingga.
mempelajari termokimia reaksi vibrasi Pada gerakan elektron sesungguhnya
(Baranovic, 2003); menghitung energi saling berhubungan dan mereka saling
bebas komplek transisi spin (Paulsen ett menghindar satu sama lain, lebih dari
al, 2001); memprediksi energi dan yang sudah diperkirakan oleh metode
geometri senyawa (Li et al, 2003); dan Hartree-Fock, sehingga memberikan
mempelajari pengaruh isotop terhadap energi yang lebih rendah.
mekanisme reaksi (Ashley et al, 2010). Berikut ini merupakan beberapa
pendekatan yang telah digunakan untuk
3. Korelasi Elektron menghitung energi korelasi setelah
Metode korelasi elektron perhitungan Hartree-Fock diselesaikan
memberikan arti sebagai koreksi atau Post-HF, yaitu:
terhadap perhitungan ab initio, karena itu a. Interaksi konfigurasi
sering dinamakan dengan metode post- (Configuration interaction)
b. Teori Perturbasi MØller-Plesset  Dapat didefinisikan secara
(MØller-Plesset Perturbation baik dan dapat diaplikasikan
Theory) pada berbagai penataan inti
c. Multi-konfigurasi medan dan sejumlah electron
keajekan mandiri (Multi  Taat ukuran (size consistent)
-configuration Self Consistent  Kebutuhan komputasi tidak
Field, MCSCF atau Complete meningkat secara tepat
Active Space Self Consistent dengan meningkatnya ukuran
Field, CASSCF) molekul
d. Coupled Cluster  Energi elektronik harus
Dalam seleksi metode untuk variasional
studi korelasi, kriteria yang harus
dipenuhi adalah:

KESIMPULAN
Berdasarkan pernyataan di atas dapat Density Functional Theory (DFT)
disimpulkan bahwa terdapat beberapa merupakan salah satu metode komputasi
pendekatan metode kimia komputasi yang digunakan untuk perhitungan
diantaranya adalah metode mekanika kimia. Metode Density Functional
non-kuantum adalah pendekatan dengan Theory (DFT) mengandalkan densitas
perumusan ekspresi analitis untuk sifat- elektron. Dan pada metode korelasi
sifat molekul reaksinya, dimana elektron memberikan arti sebagai
pendekatan dikenal dengan mekanika koreksi terhadap perhitungan ab initio,
molekul. Dan metode mekanika karena itu sering dinamakan dengan
kuantum adalah metode yang berkaitan metode post-SCF. Pemilihan metode
dengan komputasi numerik dari struktur korelasi elektron sangat bergantung pada
elektronik molekul. Terdapat 2 teknik masalah kimia yang akan dikaji. Jika
pendekatan pada metode mekkanika pengaruh korelasi elektron diperkirakan
kuantum yaitu, metode ab initio dan kecil, maka dapat dilakukan perhitungan
metode semiempiris. Di antara beberapa dengan metode ab initio untuk UHF (sel
metode tersebut terdapat perbedaan terbuka) saja, karena akan memberikan
konsep. Metode ab initio merupakan waktu perhitungan yang kecil dengan
perhitungan variasional, yang berarti keakuratan yang tidak berbeda secara
bahwa energi pendekatan terhitung signifikan dengan hasil perhitungan
adalah sama atau lebih tinggi daripada korelasi elektron.
energi eksaknya. Sedangkan pada

DAFTAR PUSTAKA
Ashley, D.C., Brinkley, D.W., Roth, J.P. 2010. Oxygen Isotope Effects as Structural and
Mechanistic Probes in Inorganic Oxidation Chemistry. Inorg. Chem. 2010, 49, 3661–367.
Grant, G. H. & Richards, W. G. 1998. Kimia Komputasi. Terjemahan Martoprawiro dan
Muhammad, A. Bandung: Penerbit ITB.
Harno Dwi Pranowo. 2007. PEMODELAN SENYAWA ORGANIK; INTERAKSI NA+-BENZO-
15-CROWN-5 BERDASAR METODE SEMI EMPIRIS AM-1 (Jurnal Penelitian).
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Li, Qian-Shu,. Xu, Xiu-Dong,. Zhang, S. 2003. Predicting energies and geometries for reactions
involved in atmosphere chemistry: a comparison study between hybrid DFT methods. J.
Chem. Phy Letters 384, 20-24.
Jense, F. 1999. Introduction to Computational Chemistry. New York: John Willey and Sons.
Male, Y. T., Onggo, D., Ismunandar & Martoprawiro, M. A. 2009. Studi Teoretis Struktur
Elektronik dan Sifat Transisi Spin Kompleks [Fe(dpa) 2(NCS)2].
https://journal.fmipa.itb.ac.id/jms/article/view/237/250/11-10-2012.
Megantara, Sandra. 2013. Prediksi Sifat Fisikokimia dan Spektrum Kuersetin, Andrografolid dan
Glukosamin Menggunakan Metode Ab Initio, Semiempiris dan Mekanika Molekul. Jurnal
IJAS. Vol. 3. Nomor 1.
Paulsen, H., Duelund, L., Winkler, H. Toftlund, H. & Trautwein, A.X. 2001. Free Energy of
Spin-Crossover Complexes Calculated with Density Functionals Methods, Inorg. Chem.,
40, 2201-2203.
Prianto, B. (2016). Pemodelan kimia komputasi. June.
Sunarto, Y. N. 2012. Tesis. Jurusan Kimia. ITB. Bandung.
Tromba and Hambley. 2001. Molecular Modeling of Inorganic Compounds. Willey-VHC.
Germany.
Young, D. C. 2001. Computational Chemistry: A Practical Guide for Applying Techniquesto
Real-World Problems. Willey & Sons, Inc. New York.

Anda mungkin juga menyukai