Aliran
M Turbin
Daya Mekanik
Daya Listrik
Nm = .T (Watt) Daya Fluida
Dimana:
W = V.A
= 2.n/60
n = putaran poros Nf = .g.Q.H (Watt)
Dimana; = densitas fluida
T = F.r.
F = gaya yg bekerja g = percep.grafitasi
V = Voltase Q = Kapasitas aliran
r = jari-jari poros
A = Amper H = Head tekanan
Ir.Luther Sule,M.T
Aliran
M
Daya Mekanik
Daya Listrik
Nm = .T (Watt) Daya Fluida
Dimana:
W = V.A
= 2.n/60
n = putaran poros Nf = .g.Q.H (Watt)
Dimana; = densitas fluida
T = F.r.
F = gaya yg bekerja g = percep.grafitasi
V = Voltase Q = Kapasitas aliran
r = jari-jari poros
A = Amper H = Head tekanan
Ir.Luther Sule,M.T
Gambar 1.2 Diagram perubahan energi mesin-mesin fluida: untuk Pompa dan
Kompressor
Gambar diagram konversi energi diatas adalah dasar dalam analisa desain
peralatan dan dasar seberapa besar energi yang dapat diperoleh atau diberikan ke
mesin fluida . Yang paling mendasari teori bahwa tidak mungkin menciptakan dan
memusnakan energi yang tersedia hanya dapat merubahnya kedalam bentuk lain dan
akhirnya energi itu kembali ke alam yang menciptakan entropi (hukum kekekalan
energi) dan juga tidak mungkin dapat memusnakan dan menciptakan massa, tetapi
massa hanya dapat berubah wujut tergantung lingkungannya (tempertur, tekanan dan
massa jenis).
Dalam pembangunan pembangkit tenaga air hujan ada 3 hal yang paling pokok,
yaitu:
1. Sungai, Bendungan dan saluran dalam menampung dan mengarahkan aliran air.
2. Pipa pesat (penstoc).
3. Turbin air.
Semenjak hujan mulai jatuh di atas lahan, sebagian akan meresap, sebagian
menguap dan sisanya mengalir dalam bentuk lapisan tipis diatas permukaan tanah
lahan. Aliran air diatas tanah lahan ini disebut sebagai aliran permukaan. Bagian
presipitasi yang meresap mengalir melalui pori-pori tanah : sebagian akan bergabung
dengan muka air tanah dan menambah air tanah. Sebagian tertahan dalam tanah
dalam bentuk lengas tanah yang berada diatas muka air tanah. Sebagian lengas tanah
di atas muka air tanah juga bergerak secara lateral dan bergabung dengan aliran air
sungai sebelum bergabung dengan muka air tanah. Bagian ini disebut sebagai aliran
antara. Muka air tanah itu sendiri mempunyai kelandaian yang sangat kecil, dan pada
umumnya aliran air di bawah peringkat kejenuhan ini searah dengan kelandaian
tersebut. Hal ini disebut sebagai aliran air tanah. Gambar 1.3. menyanyikan aliran
permukaan, aliran antara dan aliran air tanah seluruhnya mengarah menuju ke lembah
sungai. Ketiga-tiganya secara keseluruhan dapat disebut limpasan yang berasal dari
daerah aliran sungai.
Jelas bahwa semua aliran tersebut akan memberikan sumbangannya pada aliran
sungai. Limpasan permukaan mulai terjadi segera setelah presipitasi. Aliran antara
agak sedikit lambat dan aliran air tanah yang paling lambat. Apabila suatu badai
menyebabkan beberapa presipitasi pada suatu wilayah, aliran permukaan dan aliran
antara yang dihasilkannya akan mencapai alur sungai dalam hitungan jam, sedangkan
tanggapan dari aliran tanah mungkin akan terjadi dalam hitungan hari atau bahkan
bulan. Sehingga untuk keperluan analisis, aliran permukaan dan antara dapat
dikelompokkan bersama. Bagian dari limpasan ini disebut sebagai limpasan langsung,
sedangkan aliran air tanah sesuai dengan implikasinya dapat disebut sebagai aliran
tidak langsung. Pada sebarang waktu, aliran pada suatu alur sungai dapat saja terdiri
dari tiga macam komopen, tetapi aliran langsung akan berhubungan dengan curah
hujan yang baru saja terjadi, sedangkan sumbangan dari air tanah merupakan
tenggapan yang tertunda, atau, mungkin saja, bahkan tidak mempunyai hubungan
samasekali dengan presipitasi yang baru saja terjadi. Kita hampir dapat memastikan
bahwa aliran tanah menuju alur sungai akan berlangsung kurang lebih tidak berubah,
bahkan sama sekali tidak terjadi presipitasi belum lama ini. Dengan alasan inilah
maka s=disebut sebagai aliran dasar dalam analisis hidrograf Gambar.1.4.
menunjukkan perubahan curah hujan sebagai suati sistim.
Presipitasi
Total presipitasi
Aliran antara yang cepat Aliran antara yang tertunda Aliran air tanah
Karena gejala ini mempunyai sifat terulang kembali, apabila persamaan ini
diterpkan untuk sepanjang tahun, perubahan simpngan (∆S) umumnya biasa diabaikan
dan kita memperoleh suatu alat penghubung antara presitipasi dengan limpasan
langsung. Hampir seluruh limpasan lengsung muncul evemtually sebagai aliran
sungai. Dari sini, bisa tuliskan :
Persamaan tersebut adalah dalam suatu volume dan tidak menunjukkan pada kita
sebaran dari limpasannya menurut waktu.
Luas irisan c-c akan berhubungan dengan bagian yang diarsir seperti disajikan
pada gambar. Garis putus-putus berjarak sama masing-masing antara b-b dan c-c
dan c-c dan d-d. Pengukuran kecepatan dikerjakan dengan menggunakan current
meter yang tersedia di pasaran. Current meter ini digantung dengan tali kawat yang
dijulurkan dari kabel yang terentang (dari tanggul ke tanggul) atau langsung dari
perahu.
Pengukuran seperti ini umumnya dilakukan sekali. Sehingga debit yang diperoleh
dianggap sebagai rata-rata untuk hari itu. Pencatatan debit rata-rata harian. Apabila
pencatatan seperti ini tidak tersedia, digunakan untuk memperkirakan debit dengan
menggunakan persamaan Manning untuk sungal, sebagai berikut:
di mana: Q = debit
A = luas penampang melintang aliran
n = koefisien kekasaran alur
R = jari-jari hidrolis = A/P
S = kelandaian energi
P = keliling basah
Ketelitian dari perkiraan semacam ini tergantung pada ketepatan penentuan
harga-harga n dan S, mengungat luas dan keliling sebenarnya dapat diukur, n
bervariasi dari 0,02 sampai 0,05 untuk sungai-sungai alamiah, sedangkan S,
kelandaian energi, mesiskipin sangat mendekati kelandaian dasar sungai, harus
diperhitungkan secara sendiri, apabila alirannya tidak seragam.
Data aliran sungai dapat dipergunakan untuk mempelajari sifat-sifat yang berarti
dari aliran di satu pihak, dan untuk mengembangkan hubungan antara aliran dengan
curah hujan di lain pihak. Di antara sifat-sifat yang berarti dari aliran sungai, kita ingin
mengetahui debit maksimum dan minimum untuk bisa diantisipasi selama umur proyek
pembangkit tenaga, variasi debit musiman dan bulanan, volume total tersedia air pada
suatu musim atau pada suatu tahun dan tingkat keandalannya. Analisa untuk debit
maksimum masing-masing diketahui sebagai analisis banjir dan analisis aliran rendah.
Pada analisis ini kepentingan kita tidak hanya untuk mengetahui harga-harga ekstrem
(banjir tertinggi yang mungkin atau aliran terendah yang mungkin) tetapi juga juju
sebenarnya dari keadaan seperti ini dan pariasi urutan kejadian sebenarnya dari hari
kehari agar bisa diantisipasi pada pikiran limpasan secara volumetri, urutan kejadian
sebenarnya dari limpasan adalah kepentingan kedua, tetapi tingkat keandalannya dari
limpasan adalah kepentingan kedua, tetapi tingkat keandalan dari perkiraan seperti ini
harus dianalisis. Hal ini bisa disebut sebagai analisis limpasan.
Berbagai faktor yang mempengaruhi laju limpasan dan besarnya dapat disebutkan
dibawah empat golongan besar sebagai berikut: (1) sifat-sifat presipitasi, (2) sifat-sifat
meteorologi, (3) sifat-sifat daerah aliran sungainya, (4) sifat-sifat penampungannya.
Sifat-sifat Presipitasi
Hal ini mencakup jenis atau perilaku badai, intensitasnya, liputan dan jujuhnya.
Variasi intensitas badai menurut tempat serta waktu juga penting. Hujan dengan
intensitas yang lebih besar menghasilkan limpasan yang lebih besar untuk volume
presipitasi total yang sama. Hal demikian ini, waktu badai yang lebih singkat
menurunkan abstraksi-abtraksi misalnya penguapan dan peresapan. Badai yang
menghasilkan hujan gerimis tetapi berlangsung lebih lama sebagai lawannya,
menghasilkan limpasan yang relatif lebih sedikit. Jika satu badai datang hampi
bersamaan dengan badai lainnya, badai yang kedua menghasilkan limpasan yang
relatif lebih besar. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa telah ada kejenuhan yang
cukup pada tanah, kehilangan karena peresapan sangat berkurang pada badai yang
kedua. Status tanah ini disebut sebagai kondisi presipitasi anteseden. Badai salju
menghasilkan limpasan bersamaan dengan melelehnya salju. Limpasan seperti ini
mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda.
Sifat-sifat metereologi
Hali ini meliputi ukuran bentuk, permukaan, orientasi ketinggian, topografi dan
geologi dari aliran daerah aliran sungai, makin besar pula limpasan totalnya. Namun
diketahui pula bahwa intensitas limpasan maksimum tidak meningkat secara liner
mengikuti ukuran daerah aliran sungai. Daerah aliran sungai yang lebih besar
memperkenalkan suatu pengaruh penampungan dan mempunya pengaruh yang
cukup pada banjir. Benar pula bahwa untuk daerah aliran sungai yang lebih besar,
sangatlah h=jarang secara efektif meliputi seluruh daerah aliran sungai. Sehingga
pada sebarang waktu hanya sebagian dari daerah aliran sungai menyambung pada
aliran. Hal ini juga memperkenalkan pengaruh ukuran pada harga puncak banjir.
Membentuk daerah aliran sungai mempengaruhi limpasan. Daerah aliran sungai yang
berbentuk kipas menghasilkan intensitas banjir yang lebih besar dibandingkan dengan
daerah aliran sungai yang berbentuk bulu (Gambar. 1.4) hal ini disebabkan karena
pada jenis yang terdahulu, semua anak sungai mempunyai panjang yang sebanding
dari limpasan mencapai outlet hampir secara serentak. Dengan daerah aliran sungai
yang berbentuk bulu kasusnya menjadi sebaliknya. Pada kenyataan, bentuk hidrograf
aliran sungai sebarang daerah aliran sungai tergantung pada banyaknya peubah
seperti waktu tempu air melalui daerah aliran sungai disamping sifat-sifat bentuk dan
tampungan daerah dari aliran sungai. Waktu tempuh pada gilirannya tergantung pada
kecepatan aliran rata-rata, akan tetapi dapat diperkirakan secara kasar sebanding
dengan jaraknya terhadap titik yang ditinjau dari titik aliran keluar. Khususnya, waktu
tempuh dari titik terjauh dari daerah aliran sungai sampai dengan titik aliran keluar
disebut sebagai waktu konsentrasi. Ini adalah suatu peubah yang sangat berarti dan
ini sangat jelas bahwa hanya badai yang mempunyai juju lebih besar dari waktu
konsentrasinya yang akan mampu menghasilkan limpasan daerah aliran sungai. Hal
ini sama jelasnya bahwa hanya badai seperti ini yang akan menghasilkan banjir besar.
Apresiasi yang lebih baik terhadap bentuk hidrograf dapat diperoleh dengan cara
menggambarkan isokron (garis-garis yang menghubungkan titik yang mempunyai
waktu tempuh yang sama) dan menggambar diagram waktu-luas yang menunjukkan
pertambahan luas yang mulai memberikan sumbangannya pada limpasan dengan
selang waktunya. Permukaan yang diaspal,seperti perkotaan menghasilkan limpasan
yang lebih besar. Jika daerah aliran sungai terletak pada daerah pengunungan ia akan
menerimah resipitasi lebih besar dan dengan sendirinya memberikan limpasan yang
lebih besar. Jika terletak didaerah bayangan hujan, ia akan menerimas resitipasi yang
lebih sedikit dan dengan dejan, ia akan menerima resitipasi sedikit dan dengan
demikian limpahannya juga akan lebih sedikit serupa dengan hal tersebut, daerah
aliran sunga yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi menerima resitipasi yang
lebih besar dan memperoleh limpasan yang lebih besar.
Sifat-sifat Tampungan.