Oleh
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
1
PERNYATAAN
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “ Pelanggran
Hukum Persaingan Usaha Dalam Keterlambatan Laporan Pengambilalihan Saham Oleh Kospin Jasa
Atas Saham PT. Asuransi Tafakul Ulum” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan
yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada instusi mana pun, dan
bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai
dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan
dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar.
Yang menyatakan,
i
PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah berjudul “Pelanggran Hukum Persaingan Usaha Dalam Keterlambatan Laporan
Pengambilalihan Saham Oleh Kospin Jasa Atas Saham PT. Asuransi Tafakul Ulum ” karya Andhita
Dwi Ramadhani” telah diuji dan disahkan pada:
hari, tanggal :
Mengesahkan
ii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pelanggran Hukum
Persaingan Usaha Dalam Keterlambatan Laporan Pengambilalihan Saham Oleh Kospin Jasa Atas
Saham PT. Asuransi Tafakul Ulum”. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas syarat akhir pada Matakuliah Bahasa Indonesia Kelas 05.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dra. A. Erna Rochiyati S., M.Hum., selaku Dosen Pengampu Matakuliah Bahasa Indonesia;
2. Ibunda Astutik dan Ayahnda Hadi Suparto yang penulis cintai yang telah memberikan
dorongan dan doanya demi terselesaikannya karya tulis ilmiah ini;
3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
karya tulis ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii
PRAKATA................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian........................................................................................ 5
Koperasi...................................................................................................... 7
Tipe Penelitian............................................................................................ 12
BAB VI PEMBAHASAN........................................................................................14
Pertimbangan hukum Majelis Komisi dalam memutus adanya pelanggaran dalam pengambil
alihan saham oleh Kospin JASA atas Saham PT. Asuransi Tafakul
Umum ...................................................................................................................... 14
Akibat hukum atas putusan pelanggaran dalam pengambilalihan saham oleh Kospin JASA
atas Saham PT. Asuransi Tafakul Umum..................................................................17
iv
BAB V PENUTUP………..……………………………………………………… 19
DAFTAR PUSTAKA............…………………………………………………...... 21
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
signifikan. Pengumpulan dana pada crowdfunding menggunakan paltform website pada
jejaring internet sehingga dapat lebih mudah pengaksesannya.
Crowdfunding dengan prinsip syariah telah muncul di Singapura dalam bentuk Ethics Pte
yang sudah berdiri sejak Maret 2014. Ethics Pte telah berhasil mengumpulkan dana 2,5 juta dolar
Singapura (Rp 24,2 miliar) untuk membiayai pembelian rumah baru terjangkau di Indonesia.
Dalam konteks tersebut, maka dana yang terkumpul dari crowdfunding harus bebas riba
karena akan digunakan untuk mengembangkan produk-produk perbankan syariah. Selanjutnya,
dalamimplementasinya,perlu penggunaan mekanisme crowdfunding yang sesuai aturan dan
syariat Islam agar terbebas dari unsur maghrib (maysir, gharar, riba). Kesesuaian dengan syariat
sebagaimana dimaksud di atas, merupakan perlindungan khusus syariah bagi nasabah perbankan
syariah. Artinya, ialah berupa terjaminnya penerapan prinsipprinsip syariah baik dari
produkproduk yang ditawarkan maupun dalam pelaksanaannya. 8 Untuk menilai sejauh mana
kesesuaian aturan dan syariat Islam dalam konsep crowdfunding-syariah, maka perlu ada analisis
lebih mendalam mengenai konsep tersebut dilihat dari perspektif shariah compliance (kepatuhan
syariah).
Persaingan Usaha merupakan hal-hal yang baik apabila dilakuakan sesuai dengan
cara-cara yang benar dan sehat menurut peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Dalam perekeonomian persaingan usaha merupakan tanda bahwa terdapat kebebasan
yang luas kepada semua pelaku usaha suapaya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan
bisnis yang dijalankan menurut aturan-aturan bisnis yang sudah diatur dan tidak
betentangan dengan peraturan dan ketetuan-ketentuan hukum yang berlaku.
Timbul suatu permasalahan ketika aktivitas usaha yang dilakukan pelaku usaha
justru menimbulkan kerugian pada pihak-pihak yang lain, baik pelaku usaha yang
merupakan pesaingnya maupun konsumen. Sehingga hal in harus dicegah dan diantisipasi
karena dapat menciptakan suatu persaiangan usaha yang tidak sehat. Untuk itu
dibutuhkan suatu aturan dan ketentuan yang dapat mengontrol dari setiap kegiatan dan
aktivitas usaha dari pelaku usaha supaya tidak merugikan para pelaku usaha lainnya.
Dengan itulah dibentuk suatu peraturan perudang-undangan yang membatasi kegiatan
yang tidak diperbolehkan oleh para pelaku usaha untuk menciptakan suatu persaingan
usaha yang sehat yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
2
Salah satu tindakan yang dapat menimbulkan terjadinya praktik monopoli yaitu
yang merupakan ppraktik persaiangan usaha yang tidak sehat yaitu pengambilalihan
saham (Akuisisi) Perusahaan sehingga dilarang dalam UU No. 5 Tahun 1999 tetang
Larangan Praktik Monopoli dan persaiangan usaha Tidak Sehat( UU Anti Monopoli ).
Pengambilalihan saham perusahaan (akuisisi) meupakan bentuk tindakan yang dilakukan
oleh pelaku usaha untuk mengambilalih saham pada perusahaan lain baik sebagian saham
atau seluruhnya yang menyebabkan berubahnya pengendalian terhadap perusahaan
terebut. Pengambilalihan saham perusahaan (akuisisi) juga merupakan suatu strategi yang
dilakuakan oleh pelaku usaha untuk memperluas ruang lingkup aktivitas usaha dari
pelaku usaha yang telah melakukan akuisisi. Pelaku usaha yang melakukan
pengambilalihan saham (akuisisi) merupakan pilihan yang diambil untuk keuntungan
perusahaannya seperti pelaku usaha yang ingin memperlebar jaringan dalam kegiatan
usahanya. Pengambilan alihan saham juga merupakan salah satu cara bagi pelaku usaha
dala mempuas pangsa pasar untuk mendapatkan pendapatan yanglebih tinggi dalam kurun
waktu yang singkat.
3
penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib dilaporkan kepada Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) paling lambat 30 (tiga puluh hari) setelah dilakukan
pengambilalihan saham. Sehingga dengan adanya ketentuan tersebut maka diharapkan
dapat mengurangi dan tidak ada tindakan praktik pengambilalihan saham (akuisisi) yang
dapat menyebabkan praktik monopoli.
Tetapi tidak demikian halnya yang terlaksana dalam kegiatan persaiangan usaha,
tidak sepenuhnya amanah yang tedapat pada pasal 29 UU Anti Monopoli dapat
terealisasi. Karena dalam perkembangannya masih ditemukan para pelaku usaha yang
lalai dalam menunaikan kewibannya yaitu untuk melakukan pemberitahuan kepada
KPPU bahwa telah dilakukan pengambilalihan saham. Salah satunya yaitu pada kasus
keterlambatan laporan pemberitahuan pengambilalihan saham oleh Koperasi Simpan
Pinjam JASA atas saham PT. Asuransi Tafakul Umum. Bahwa Terlapor pengambilalihan
sebesar 47,5 Miliyar rupiah dan nilai penjualannya setelah pengambilanalihan saham
sebesar Rp. 6.775.657.899.357. Nilai aset tersebut telah melebihi ketentuan dalam pasal 5
PP no. 57 tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 2.500.000.000.000,00 sehingga Kospin JASA
harus melaporkan Pengambilalihan sahamny atas PT Asuransi Tafakul Umum kepada
KPPU sesuai dengan pasal 29 UU Anti Monopoli yaitu paling lambat 30 hari terhitung
sejak dilakukannya pengambilalihan saham. Fakta bahwa masih ditemukan pelaku usaha
yang belum menyadaari pentingnya untuk melakukan pelaporan terkait pemberitahuan
pengambil alihan saham, seperti pada pelanggaran yang dilakukan oleh Kospin JASA.
Tak lain tujuan dari pemberitahuan pengambilan saham yaitu untuk mencegah supaya
pengambilalihan saham tidak terindikasi pada praktik monopoli yang meupakan
persaiangan usaha tidak sehat.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut di atas, maka dapat ditarik beberapa
rumusan masalah sebagai berikut
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
Perseroan Terbatas (PT) merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi
satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan
cara membeli saham perusahaan.
Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan hukum perusahaan yang paling tinggi
diminati dan paling banyak digunakan oleh para pengusaha. Terdapat dasar hukum
Perseroan Terbatas (PT) yaitu pada Undang-Undang No. . 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas yang didalamnya mencantumkan tentang definisi Perseroan Terbatas
(PT) bahwa “Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan
perjanjian yang melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.”
Dari Pengertian di atas dapat kita kemukaan hal-hal penting sebagai berikut :
7
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 04 Tahun 2012 juga
mendefinisikan pengertian koperasi yaitu bahwa koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sebagaimana pengertian tersebut sehingga
disimpulkan pengertian koperasi yaitu suatu badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum Koperasi yang dalam menjalankan kegiatan dan aktivitas
usahanya berdasarkan asas kekeluargaan yang bertujuan mensejahterakan anggota
Koperasi dan masayarakat sehingga dapat meningkatkan perekonomian nasional.
Dasar jenis koperasi Indonesia adalah kebutuhan suatu golongan dalam masyarakat
yang homogen karena kesamaan aktivitas dan ekonominya. Berbagai jenis koperasi lahir
seirama dengan aneka jenis usaha untuk memperbaiki kehidupan. Menurut Anorga dan
Widyawati (2007:192), bahwa secara garis besar jenis koperasi yang dapat dibagi
menjadi 5 (lima) golongan:
8
4. Koperasi Jasa Koperasi Jasa yaitu Koperassi yang kegiatan usahanya dalam
bidang penyediayaan jasa tertentu bagi anggota koperasi maupun bagi
masyarakat umum.
5. Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya terdapat aneka
macam dalam penyediaan kegiatan ekonominya yang sesuai dengan
kepentingan para anggota.
2.3 Hukum Persaingan Usaha
Hukum Persaiangan Usaha menurut Arie Siswanto yaitu instrumen hukum yang
menentukan tentang bagaimana persaingan itu harus dilakukan. Sedangkan Hukum
Persaiangan Usaha menurut Christopher Pass dan Bryan Lowes yang juga disebutkan
Competition Law adalah bagian dari perundang-undangan yang mengatur tentang
monopoli, penggabungan dan pengambilalihan, perjanjian perdagangan yang membatasi
dari praktik anti persaingan. Sehingga secara umum, hukum persaingan usaha dapat
didefinisikan sebagai sekumpulan aturan yang mengatur tentang persaingan usaha
9
2.4 Pengambilalihan Saham
Salah satu bentuk kegiatan yang biasa dilakukan oleh pelaku usaha yang dapat
menimbulkan posisi dominan adalah kegiatan pengambilalihan saham perusahaan atau
yang dikenal dengan istilah akuisisi, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 28 UU Anti
Monopoli. Pasal 28 Ayat (2) UU Anti Monopoli menentukan bahwa pelaku usaha dilarang
melakukan pengambilalihan saham perusahaan lain apabila tindakan tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
10
(acquisition of stock) maupun pengambilalihan aset perusahaan (acquisition of
asset). Maksimalisasi keuntungan diharapkan dapat terjadi karena dengan strategi
bisnis ini pelaku usaha atau kelompok usaha dapat menciptakan efisiensi dan
memperluas pangsa pasar.
Secara sederhana, acquisition atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan dipakai dalam peraturan perundang-undangan dengan istilah
“pengambilalihan” dapat diartikan sebagai “the act or an instance of combining or
uniting” (tindakan atau perbuatan menggabungkan atau menyatukan). Akuisisi juga
bermakna pengambilalihan suatu kepentingan pengendalian perusahaan oleh suatu
perusahaan lain. Dalam dunia hukum dan bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi
adalah setiap perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar
saham dan/atau aset dari perusahaan lain.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif yang memaparkan dan
bertujuan untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang
berlaku, mengenai gejala yuridis yang ada, atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi
dalam masyarakat. Dalam hal ini penellitian dilakukan dengan cara mengkaji dan
menganalisis terhadap putusan KPPU Nomor : 02/KPPU-M/2018, pada peraturan
perundang-undangan, teori-teori hukum dan juga pada literatur-literatur yang terdapat
hubungannya dengan adanya alasan KPPU dalam menetapkan dugaan pelanggaran
hukum pengambilalihan saham pada kasus pengambilalihan saham PT Asuransi
Tafakkul Umum oleh Kospin JASA dan pertimbangan hukum Majelis komisi KPPU
dalam memutus adanya pelanggaran hukum pengambilalihan saham yang dialakukan
oleh Kospin JASA.
12
berhubungan dengan adanya pelanggaran hukum persaingan uasaha pengambilalihan
saham.
Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang mengikatdigunakan sebagai data untuk
penulisan dalam penelitian ini. Adapaun bahan hukum primer dalampenelitian ini antara
lain:
Bahan hukum sekunder dalah data yang dipergunakan dalam menjawab permasalahan
yang ada dalam penelitian ini melalui studi kepustakaan. Bahan hukum sekunder
diperoleh dengan cara studi dokumen, mempelajari permasalahan dari buku-buku,
literatur, makalah dan kamus hukum dan bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan
materi ditambah lagi dengan kegiatan pencarian data menggunakan internet.
Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan tambahan atau
dukungan data yang telah ada pada bahan hukum primer dan bahan sekunder.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam Pasal 29 UU Anti Monopoli ditentukan bahwa pelaku usaha yang melakukan
tindakan pengambilalihan saham yang mengakibatkan nilai aset dan/atau nilai
penjualannya melebihi jumlah tertentu wajib diberitahukan kepada komisi paling lambat
14
30 (tiga puluh) hari kerja sejak dilakukannya tindakan pengambilalihan tersebut.
Berdasarkan rumusan pasal tersebut, dapat dilihat bahwa pelaku usaha yang memiliki
kewajiban.
Pada Kasus degaan pelanggaran persaingan usaha pengambilan saham yang dilakukan
oleh Kospin JASA terhadap saham PT Asuransi Tafakul Umum (ATU) dalam putusan
KPPU Nomor 02/KPPU-M/2018 memenuhi kriteria pemberitahuan yang wajib
dilaporkan kepada KPPU dan kewajiban tersebut harus telah dilaksanakan selambat-
lambatnya terhitung 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal efektif yuridis
pengambilalihan saham sesuai dengan pasal 29 UU Monopoli bahwa pengambilalihan
saham PT ATU oleh Kospin JASA telah berlaku efektif secara yuridis sejak tanggal 8
Januari 2018 berdasar ditandatangani Notaris per tanggal 8 Januari 2018 karena itu,
Kospin JASA harus melakukan pemberitahuan kepada KPPU atas pengambilan saham
PT. ATU selambat-lambatnya pada tanggal 19 Februari 2018. Namun Kospin JASA
Kospin JASA baru melakukan pemberitahuan kepada KPPU pada tanggal 16 Maret
2018. Dengan demikian, Kospin JASA telah melakukan keterlambatan pemberitahuan
pengambil alihan saham selama 19 (sembilan belas) hari.
Pasal 29
(1) Penggabungan atau peleburan badan usaha, atau pengambilalihan saham sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 yang berakibat nilai aset dan atau nilai penjualannya melebihi
jumlah tertentu, wajib diberitahukan kepada Komisi, selambat-lambatnya selama 30 hari
sejak tanggal penggabungan, peleburan atau pengambilalihan tersebut.
(2) Ketentuan tentang penetapan nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata cara
pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Sehingga dalam pasal tersebut menjelaskan bahwa pelaku usaha wajib
memberitahukan dan melaporkan pengambilalihan saham selambat-lambatnya adalah 30
hari kerja sejak pengambilalihan saham tersebut kepada KPPU. Apabila melewati waktu
tersebut secara hukum telah melanggar dan melakukan keterlambatan. Seperti pada pasal
29 Undang- Undang Nomor 5 ayat 2 menjelaskan bahwa dalam Peraturan Pemerintah
15
telah diatur tentang nilai aset dan atau nilai penjualan serta tata cara pemeberitahuan
kepada Komisi. Sebagaimana dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintan No. 57 tahun 2010
yang menyebutkan bahwa :
(1) Penggabungan Badan Usaha, Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham
perusahaan lain yang berakibat nilai aset dan/atau nilai penjualannya melebihi jumlah
tertentu wajib diberitahukan secara tertulis kepada Komisi palinglama 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak tanggal telah berlaku efektif secara yuridis Penggabungan Badan Usaha,
Peleburan Badan Usaha, atau Pengambilalihan saham perusahaan
(2) Jumlah tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. nilai aset sebesar Rp2.500.000.000.000,00 (dua triliun lima ratus miliar rupiah); dan/atau
triliun rupiah).
(4) Nilai aset dan/atau nilai penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dihitung berdasarkan penjumlahan nilai aset dan/atau nilai penjualan dari:
a. Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan, atau Badan
Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang diambilalih;
dan
b. Badan Usaha yang secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau
dikendalikan oleh Badan Usaha hasil Penggabungan, atau Badan Usaha hasil Peleburan,
atau Badan Usaha yang mengambilalih saham perusahaan lain dan Badan Usaha yang
diambilalih.
tanggal 8 Januari 2018, seluruh saham PT ATU sejumlah 50.0000 (lima puluh ribu)
lembar saham dimiliki oleh:
a. Kospin JASA memiliki sebanyak 47.500 (empat puluh tujuh ribu lima ratus) lembar saam
dengan nominal Rp. 47.500.000.000,- (empat puluh tujuh Miliar lima ratus rupiah );
16
b. M Andy Arslan Djunaid memiliki sebanyak 1250 (seribu dua ratus lima puluh) lembar
salahm atau senilai 1.250.000.000 (satu miliyar dua ratus lima puluh juta rupiah); dan
c. Bahroji memiliki sebanyak 1250 (seribu dua ratus lima puluh) lembar salahm atau senilai
1.250.000.000 (satu miliyar dua ratus lima puluh juta rupiah).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kospin JASA memilikisaham 95% pada PT ATU.
Dengan Koperasi Simpan Pinjam JASA atas saham PT. Asuransi Tafakul Umum.
Bahwa Terlapor pengambilalihan sebesar 47,5 Miliyar rupiah dan nilai penjualannya
setelah pengambilanalihan saham sebesar Rp. 6.775.657.899.357. Nilai aset tersebut
telah melebihi ketentuan dalam pasal 5 PP no. 57 tahun 2010 yaitu sebesar Rp.
2.500.000.000.000,00 sehingga Kospin JASA harus melaporkan Pengambilalihan
sahamny atas PT Asuransi Tafakul Umum kepada KPPU sesuai dengan pasal 29 UU
Anti Monopoli yaitu paling lambat 30 hari terhitung sejak dilakukannya
pengambilalihan saham.
4.2 Akibat Hukum Atas Putusan Pelanggaran Dalam Pengambilalihan Saham Oleh
Kospin JASA Atas Saham PT. Asuransi Tafakul Umum.
Akibat hukum merupakan akibat yang diberikan oleh hukum atas suatu
tindakan atau yang dilakukan oleh subjek hukum. Menurut Achmad Ali, akibat
hukum ada 3 macam, yaitu akibat hukum berupa lahirnya, berubahnya atau lenyapnya
suatu kaidah hukum tertentu, akibat hukum berupa lahirnya, berubahnya atau
lenyapnya suatu hubungan hukum tertentu, dan akibat hukum berupa sanksi. Terkait
akibat hukum terhadap tindakan pelaku usaha dalam kasus ini adalah Kospin JASA,
dalam Undang-Undang Anti Monopoli sendiri telah mengatur akibat hukum berupa
sanksi, yaitu sanksi administratif . Sebelum melangkah lebih lanjut mengenai akibat
hukum bagi perusahaan atas tindakan pengambilalihan saham perusahaan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, akan
dijelaskan terlebih dahulu prosedur penilaian pemberitahuan dan hasil penilaian yang
dilakukan KPPU terhadap tindakan pengambilalihan saham perusahaan.
Sesuai dengan Pasal 29 Undang-Undang Anti Monopoli, pelaku usaha yang
telah memenuhi syarat diwajibkan untuk memberitahukan hasil pengambilalihan
sahamya selambat-lambatnya 30 hari kerja sejak tanggal pengambilalihan saham
perusahaan berlaku efektif yuridis. Dalam hal ini, KPPU melakukan penilaian
menyeluruh terhadap perusahaan hasil pengambilalihan yang hasilnya dikeluarkan
selambat-lambatnya 90 hari kerja sejak formulir dan dokumen pemberitahuan
17
lengkap. Hasil penilaian mencakup ada tidaknya dugaan praktik monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat atas hasil pengambilalihan saham yang didasarkan pada
konsentrasi pasar, hambatan masuk pasar, potensi perilaku anti persaingan, efisiensi,
dan kepailitan.
Dalam kasus ini pengambilalihan saham PT ATU oleh Kospin JASA telah
berlaku efektif secara yuridis sejak tanggal 8 Januari 2018 berdasar ditandatangani
Notaris per tanggal 8 Januari 2018 karena itu, Kospin JASA harus melakukan
pemberitahuan kepada KPPU atas pengambilan saham PT. ATU selambat-lambatnya
pada tanggal 19 Februari 2018. Namun Kospin JASA Kospin JASA baru melakukan
pemberitahuan kepada KPPU pada tanggal 16 Maret 2018. Dengan demikian, Kospin
JASA telah melakukan keterlambatan pemberitahuan pengambil alihan saham selama
19 (sembilan belas) hari. Sehingga KospinJASA terbukti secara sah dan meyakinkan
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah
57 Tahun 2010 sehinngga Kospin JASA diajtuhi hukuman denda sebesar Rp.
1.000.000.000 (satu miliar rupiah ) yang harus disetor langsung ke Kas Negara
sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran dibidang persaingan usaha Satuan
Kerja KPPU.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan penulis pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Kospin JASA terhadap saham PT Asuransi Tafakul Umum (ATU) dalam putusan
KPPU Nomor 02/KPPU-M/2018 memenuhi kriteria pemberitahuan yang wajib
dilaporkan kepada KPPU dan kewajiban tersebut harus telah dilaksanakan selambat-
lambatnya terhitung 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal efektif yuridis
pengambilalihan saham sesuai dengan pasal 29 UU Monopoli bahwa
pengambilalihan saham PT ATU oleh Kospin JASA telah berlaku efektif secara
yuridis sejak tanggal 8 Januari 2018 berdasar ditandatangani Notaris per tanggal 8
Januari 2018 karena itu, Kospin JASA harus melakukan pemberitahuan kepada
KPPU atas pengambilan saham PT. ATU selambat-lambatnya pada tanggal 19
Februari 2018. Namun Kospin JASA Kospin JASA baru melakukan pemberitahuan
kepada KPPU pada tanggal 16 Maret 2018. Dengan demikian, Kospin JASA telah
melakukan keterlambatan pemberitahuan pengambil alihan saham selama 19
(sembilan belas) hari.
b. Akibat hukum terhadap tindakan pelaku usaha dalam kasus pengambilalihan saham
oleh Kospin JASA yaitu berupa yaitu sanksi administratif karena telah melanggar
Pasal 29 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 Peraturan Pemerintah
57 Tahun 2010 sehinngga Kospin JASA diajtuhi hukuman denda sebesar Rp.
1.000.000.000 (satu miliar rupiah ).
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan, maka saran penulis
adalah:
19
melakukan pengambil alihan saham untuk menghindari adanya kerugian yang
akan ditimbulkan dari pengambilaihan saham.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja. 2006. Seri Hukum Bisnis:Anti Monopoli. PT
RajaGrafindo Persada: Jakarta.
Amiruddin, H. Zainal Asikin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum. PT. RajaGrafindo
Persada: Jakarta.
Andi Fahmi Lubis et.al. 2009. Hukum Persaingan Usaha:Antara Teks & Konteks. ROV
Creative Media: Jakarta
Abdul R. Saliman. 2011. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus.
Kencana: Jakarta.
Achmad Ali. 2008. Menguak Tabir Hukum. Ghalia Indonesia: Bogor.
21