Anda di halaman 1dari 16

ALIRAN MELALUI UNGGUN DIAM DAN TERFLUIDISASI MENGGUNAKAN UDARA

SEBAGAI FLUIDA

I. TUJUAN PERCOBAAN
- Menentukan penurunan tekanan (h) pada unggun diam dan terfluidaisasi
- Membuktikan persamaan CARMAN-KONZENY
- Mengamati kelakuan fluidaisasi

II. DASAR TEORI


Untuk menentukan penurunan tekanan (h) pada unggun diam (fluid) dapat
digunakan persamaan CARMAN-KONZENY sebagai berikut :
( )
= 150
( ) ( )

Dimana :

Dp = Ukuran partikel ( micron )

L = Tinggi balotini dalam kolom ( m )

µw = Viskositas air ( Ns )

Vw= Viskositas Kinematik air ( Ns )

Density air ( )

Density partikel ( )

Porositas Bed =
( )( )

Re = Bilangan reynold rata-rata yang dihitung berdasarkan kecepatan superfisial


(dp.Vsm. ) dan tak berdimensi.

Bila laju alir ( Q diukur dalam L/s ) dan Vsm ( kecepatan superfisial rata –rata
dalam p/s), maka :
Vsm =

Dimana :

A = Luas penampang unggun

Karena penurunan tekanan diukur dalam mmH2O, maka :

Maka persamaan dari CARMAN-KONZENY akan menjadi :

()() ()( )
h =[ +

Penurunan tekanan pada fluidaisasi dapat diperkirakan dengan menggunakan


persamaan

( )( )

Sehingga didapat :

h=
( )( )

Nilai µw dan Vm diukur dari data 1

Fluidaisasi adalah proses yang sama dengan pencairan dimana bahan butiran
dikonversi dari solid state seperti statis ke keadaan cairan seperti dinamis. Proses ini
terjadi ketika sebuah fluida ( cairan atau gas ) dilewatkan keatas melalui bahan
gambar.

Sebagai aplikasi dengan apa yang dinamakan fluidisasi ini, kita tinjau suatu
bejana dalam air dimana ditempatkan sejumlah partikel padat berbentuk bola, melalui
unggun padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari bawah keatas.
Pada laju alir yang cukup rendah partikel padat dan diam. Keadaan yang demikian
disebut sebagai unggun diam atau “ fixed bed’’. Kalau laju alir gas dinaikkan, maka
akan sampai pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi didalam
aliran gas yang melaluinya.

Pada kondisi partikel yang bergerak ini, sifat unggun akan menyerupai sifat-sifat
suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya ada kecendrungan untuk mengalir,
mempunyai sifat hidrostatik. Keadaan demikian disebut “fluidized bed”.

Ketika aliran gas diperkenalkan melalui bagian bawah unggun berisi partikel
padat, gas akan bergerak keatas melalui bagian ruang-ruang kosong diantara partikel.
Pada kecepatan gas rendah, hambatan aero dinamika pada setiap partikel juga rendah,
dan dengan demikian unggun tetap dalam keadaan tetap. Meningkatkan kecepatan,
kekuatan tarik aerodinamika akan mulai untuk melawan gaya gravitasi, menyebabkan
unggun untuk memperluas volume sebagai partikel dalam rendah dari satu sama lain.
Selanjutnya meningkatkan kecepatan, maka akan mencapai nilai kritis dimana
kekuatan tarik keatas persis akan sama dengan gaya gravitasi kebawah, menyebabkan
partikel menjadi tersuspensi dalam fluida. Pada nilai kritis, unggun gas selanjutnya
meningkat, kepadatan bulk unggun akan terus menurun, dan fluida yang menjadi
lebih.

Faktor – faktor fluidaisasi :

1. Kecepatan minimum fluidisasi


Yang dimaksud kecepatan minimum fluidaisasi (umf), adalah kecepatan
superficial fluida minimum dimana fluida mulai terjadi.

2. Karakteristik unggun terfluidakan


Karakter unggun terfluidakan biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik
antara penurunan tekanan dan kecepatan superficial fluida.

Evaluasi parameter – parameter didalam peristiwa fluidaisasi :

1. Densitas partikel
Penentuan densitas partikel untuk zat padat yang masih dan tidak
menyerap air atau zat cair lainnya, bisa dilakukan dengan memakai piknometer.
Sedangkan untuk partikel berpori, cara diatas akan menimbulkan kesalahan yang
cukup besar karena air atau cairan akan memasuki pori-pori didalam partikel,
sehingga yang diukur bukan lagi densitas partikel ( berikut pori-porinya ) seperti
yang diperlakukan dalam persamaan dimuka, tetapi densitas partikel bahan
padatnya ( tidak termasuk pori-pori didalamnya). Untuk partikel-partikel yang
demikian ada cara lain yang bisa digunakan, yaitu dengan metode yang
diturunkan ergun.

2. Bentuk partikel
Dalam persamaan yang telah diturunkan, partikel padatnya dianggap
sebagai butiran yang berbentuk bola dengan diameter rata-rata dp. Untuk partikel
bentuk lain, harus ada koreksi yang menyatakan bentuk partikel sebenarnya.

3. Diameter partikel
Diameter partikel biasanya diukur berdasarkan analisa ayakan ( ukuran
mesh ).

4. Porositas unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong didalam unggun yang secara
matematika bisa ditulis.

Granulasi unggun yang terfluidisasikan adalah pembesaran ukuran umum


di industry. Dimana bubuk halus dalah diaglomerasi menggunakan peningkat cair
untuk memberikan butiran yang lebih besar.
Distribusi ukuran butiran selama granulasi adalah salah satu karakteristik
untuk dan evaluasi proses. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk desain proses
pengendalian metode yang bertujuan untuk mengevaluasi distribusi ukuran pada
real time. Beberapa dari gambar analisis dan NIR instrumentasi memiliki tangan
ini masalah di baru tahun 1-3. Namun, yang isu dengan yang handal data
pengamatan serta probe kontaminasi masih perlu untuk diatasi.
Jenis- jenis Fluidisasi :

1. Fluidisasi partikulat

Adalah salah satu proses fluidisasi dimana partikel-partikel bergerak menjauh


satu sama lain dengan gerakannya bertambah hebat dengan bertambahnya
kecepatan. Tetapi, densitas hamparan rata-rata pada suhu kecepatan tertentu
adalah sama disegala arah hamparan. Cari dari proses ini adalah adanya ekspansi
hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan yang cukup tinggi.
Seiring dengan bertambahnya kecepatan fluida dan penurunan tekanan, maka
unggun akan terekspansi dan pergerakan partikel semakin cepat. Jalan bebas rata-
rata suatu partikel diantara tumbukan – tumbukan dengan partikel lainnya yang
bertambah besar dengan meningkatkan kecepatan fluidisasi. Akibatnya porositas
unggun akan meningkat.

2. Fluidisasi agrerat / fluidisasi gelembung

Hamparan zat padat yang terfluidisasi dalam udara biasanya menunjukkan


peristiwa yang dikenal dengan fluidisasi agrerat atau gelembung. Fluidisasi ini
terjadi jika kecepatan gas diatas kecepatan fluidisasi minimum. Pada kondisi ini
terjadi unggun akan mengalami bubbling dan rongga-rongga seperti gelembung
uap akan membangkitkan sirkulasi partikel unggun.

Dalam Fluidisasi gelembung pengembangan volume hamparan terutama di


sebabkan oleh volume yang dipakai oleh gelembung gas karena fasa rapat pada
umumnya tidak berekspansi dengan peningkatan aliran, akan tetapi jika kecepatan
ditambah maka hamparan akan mengembang secara seragam sehingga akhirnya
gelembung mulai terbentuk. Dan jika kecepatan ditingkatkan lagi sampai
melewati titik gelembung, hamparan itu sama akan berangsur-angsur mengempis
kembali tetapi akan mengembang lagi.

3. Fluidisasi Kontinu

Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka semua
partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluidisasi hingga memberikan
suatu fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam
pengangkutan zat padat dari suatu titik ketitik lain dalam pabrik.

Keuntungan dari Fluidisasi :

1. Sifatnya dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi menggunakan


padatan dapat bersifat kontinyu.
2. Terangkatnya butiran sampai mengapung, ini membuat luas permukaan
kontak sangat besar sehingga operasi menjadi sangat efektif.
3. Peristiwa fluidisasi dapat digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor
cracking, katalis padat dalam butiran dapat diregenerasi secara kontinyu
dengan mengalirkan katalis dari reaktor keunit aktivasi katalis.
4. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas antara dua unggun fluidisasi yang besar dalam
reaktor.

Kerugian dari Fluidisasi :

1. Selama operasi partikel-partikel padat mengalami pengikisan sehingga


karakteristik fluidisasi dapat berubah dari waktu ke waktu.
2. Butiran halus akan terbawa aliran hingga mengakibatkan hilangnya
sejumlah tertentu padatan.
3. Adanya erosi terhadap bejana dalam sistem pendingin.
4. Terjadinya gelombang dan penorakan didalam unggun sering kali tidak dapat
dihindari sehingga kontak antara fluida dan partikel tidak seragam.

III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

 Neraca Analitik
 Jangka Sorong
 Regulator
 Corong Plastik
 Gelas Piala 500 ml
 Peralatan Fluidisasi
 Balotini Kasar 1 kg
 Balotini Halus 1 kg

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Mengisi kolom pengatur ukuran udara


2. Menutup kran pengatur ukuran
3. Memeriksa apakah pembacaan manometer udara pada posisi nol (0) bila tidak
atur hingga posisi tersebut
4. Menjalankan pompa udara dan atur aliran udara pada kenaikan 1 L/min
5. Mencatat unggun, pembacaan manometer dan jenis unggun
6. Mentabulasikan pada tabel dibawah ini
7. Mengulangi percobaan memakai balotini halus
8. Menentukan density partikel dengan menimbang sejumlah volume balotini

V. DATA PENGAMATAN

1. Laju alir 2 L/min (Tanpa Pemanas)


Penurunan
No. Waktu (menit) Tinggi Unggun (cm) Tekanan Jenis Unggun
(mm )
1 1 14 84,1 Terfluidisasi
2 2 16 84,1 Terfluidisasi
3 3 15 84,2 Terfluidisasi
2. Laju alir 3 L/min (Dengan Pemanas)
Penurunan
No. Waktu (menit) Tinggi Unggun (cm) Tekanan Jenis Unggun
(mm )
1 1 17 84,0 Terfluidisasi
2 2 19 83,8 Terfluidisasi
3 3 18 84,0 Terfluidisasi
VI. PERHITUNGAN

Diketahui : Densitas Udara ( ) : 0,98 kg/

Viskositas Udara ( ) : 0,98 kg/

Ukuran Partikel ( ) : 0,17 mm

Densitas Partikel ( ) : 2500 kg/

Diameter Partikel (A) : 15,6 cm

Massa Partikel (m) : 4,214 kg

1) Menghitung Diameter Kolom

Diketahui : k = 48,5 cm

Ditanya :d=…?

Jawab :k=d

d = = = 15,4459 cm = 0,1545 m

2) Menghitung Massa Partikel

Diketahui : = 2500 kg/

V=

= 3,14 ( ) 9 cm

= 1685,56 c = 1,6856

Ditanya : m partikel … ?

m=V

= 2500 kg/ 1,6856

= 4,214 kg
3) Mencari Porositas Bed

Diketahui : m = 4,214 kg

= 2500 kg/

V=

= 3,14 ( ) 28 cm

= 5243,96 c 5,244

=
= = 0,3214

4) Mencari Penurunan Tekanan Pada Unggun Terfluidisasi

 Tanpa Pemanas (waktu 2 menit)


Pada aliran 2 L/min, L = 16 cm = 0,16 m

h=
(1 - ) ( - ) mm

= (1 – 0,3214) ( 2500 – 0,98 ) mm

= (0,6786) (2499,02 ) mm

= 106,36 mm

 Dengan Pemanas (waktu 2 menit)

Pada aliran 3 L/min, L = 19 cm = 0,19 m

h=
(1 - ) ( - ) mm

= (1 – 0,3214) ( 2500 – 0,98 ) mm

= (0,6786) (2499,02 ) mm
= 128,88 mm

5) Menghitung % Kesalahan

 Tanpa Pemanas (Waktu 2 menit)

Pada laju alir 2 L/min

% Kesalahan = 100%

= 100%

= 20,93%

 Dengan pemanas (waktu 2 menit)


- Pada laju alir 3 L/min
% kesalahan =

=
= 34,98%

6) Bandingkan titik percobaan fluidisasi yang diperkirakan dan titik fluidisasi yang
sebenarnya. Berikan alasan yang sesuai untuk perbedaan antara kedua titik tersebut.

a. Tanpa pemanas (waktu 2 menit)

b. Dengan pemanas (waktu 2 menit)


 Perbedaan titik tersebut karena adanya butiran padatan yang melewati batas
maksimum dari tinggi ukuran karena kecepatan rata-rata butiran padatan yang
terfluidisasi lebih besar daripada kecepatan fluidisasi minimum.

7) Gambarkan kurva penurunan tekanan percobaan dari perhitungan V5 laju alir percobaan

a. Tanpa pemanas (waktu 2 menit)

b. Dengan pemanas (waktu 2 menit)


8) Bandingkan harga titik fluidisasi yang didapat secara aktual dan titik fluidisasi yang dapat
dari kurva!

 Titik fluidisasi aktual yang didapat secara praktik sama-sama berbanding lurus dengan
laju alir namun titik yang didapat berbeda nilainya. Pada titik fluidisasi secara aktual
mengalami peningkatan sedangkan titik pada penurunan tekanan mengalami
penurunan yang di mana seharusnya meningkat.
VII. ANALISA PERCOBAAN

Pada percobaan kali ini dilakukan fluidisasi, fluidisasi adalah metode pengontakan
butiran butiran padat dengan fluida baik cair maupun gas. Semakin tinggi laju aliran udara
yang diberikan terhadap butiran butiran padatan di dalam bet maka pergerakan butiran
butiran padatan tersebut semakin cepat dan unggun yang dihasilkan juga semakin tinggi

Aspek utama yang ditinjau dalam percobaan ini ialah mengetahui pressure drop
atau penurunan tekanan didalam unggun padatan yang terfluidisasi. Hal ini mempunyai arti
yang cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan besar energi yang
diperlukan juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi
berlangsung penentuan besarnya hilang pekan di dalam unggun terbagi menjadi dua yaitu
unggun diam dan unggun terfluidisasi.

Pada laju alir yang cukup rendah butiran padatan akan tetap diam karena gas hanya
mengalir melalui ruangan antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel
tersebut. Keadaan tersebut disebut unggun diam atau fixed bed sedangkan yang ter
fluidisasi adalah pada laju alir yang cukup tinggi di mana butiran padat akan bergerak
karena gas mengalir melalui ruang antar partikel dan menyebabkan perubahan susunan
partikel tersebut.

Percobaan divariasikan dengan menggunakan pemanas dan tanpa pemanas selama


3 menit pada tiap laju alirnya. Sehingga diperoleh penurunan tekanan pada laju alir 2
(tanpa pemanas) sehingga berurutan 84,1 mmH2O, 84,1 mmH2O, dan 84,2 mmH2O pada
laju alir 3 (dengan pemanas) secara berurutan 84,0 mmH2O, 83,8 mmH2O, dan 84,0
mmH2O. Sedangkan tinggi unggun (cm) tanpa pemanas secara berturut adalah 14, 16, dan
15 cm dan tinggi unggun (cm) dengan pemanas secara berurut 17, 19, dan 18 cm.

Pada percobaan ini didapatkan persen kesalahan yang lumayan besar, hal ini dapat
dianalisa bahwa kesalahan hasil yang didapat dimungkinkan karena tekanan yang masuk
tidak stabil. Hal ini dibuktikan dengan tidak konstannya bola apung di dalam penentu
jumlah aliran masuk, sehingga aliran yang masuk masih belum stabil. Besarnya persen
kesalahan yang didapatkan yaitu 20,93% dan 34, 98%.
VIII. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

 Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan seperti
fluida karena dialiri fluida.
 Semakin besar laju aliran udara yang diberikan maka akan semakin besar pula
penurunan tekanannya.
 Terjadi fertilisasi diakibatkan adanya laju aliran yang besar.
 Didapatkan penurunan tekanan pada unggun terfluidisasi, sebesar:
- Tanpa pemanas (2 l/min) waktu 2 menit = 106,36 mmH2O
% kesalahan = 20,93%
- Dengan pemanas (3 l/min) waktu 2 menit = 128,88 mmH2O
% kesalahan = 34,98%
DAFTAR PUSTAKA

Kasie.2021. “Penuntun Praktikum Satuan Operasi”. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya

Ainun,nyayu.2012. “Laporan tetap SO fluidisasi”. https://dokumen tips/documents/Laporan-


Tetap-SO-Fluidisasi.html. Diakses pada 10 Juni 2021

Gafar.2015. “Laporan Praktikum Satuan Operasi UDT”. https://pdf slide.net/Laporan-Praktikum-


Satuan-Operasi-UDT. Diakses pada 10 Juni 2021
GAMBAR ALAT

Seperangkat Alat Fluidisasi

Anda mungkin juga menyukai