Diajukan Sebagai Syarat Dalam Meraih Sarjana Terapan Kesehaan (S. Tr. Kes)
Pada Program Studi Diploma Empat (D-IV) Teknologi Laboratorium Medis
Fakultas Teknologi Kesehatan Universitas Mega Rezky Makassar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus,
karena dengan anugerah dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul ”Analisis Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pada
Penderita Tuberkulosis Laten Di Rs Pelamonia”.
Penyusunan skripsi ini di ajukan sebagai salah satu tugas akhir untuk
mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kesehatan pada program studi D-IV
Teknologi Laboratorium Medis Universitas Megarezky Makassar. Dalam
menyusun skripsi penelitian ini, penulis menyadari bukan hanya usaha penulis
semata, namun terdapat ulur tangan dari berbagai pihak.
Limpahan rasa cinta dan hormat panulis persembahkan kepada orang tua
tercinta Kristotaba Hukubun dan Ibu Juliana Teky yang senantiasa mendukung
dalam doa, memberikan kasih sayang, selalu sabar, serta selalu memberikan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Buat Kakak Darbin
Hukubun, Kakak Adhitya Hukubun, Kakak Helena Aktawaora dan Kakak
Natasyha Aktawalora dan juga Adik-adik terkasih terima kasih atas kehangatan,
kepedulian, serta kasih sanyang yang selalu terjalin antara kita.
Selain itu, bantuan dari berbagai pihak yang memberikan motivasi dan
dukungan baik moral dan doa demi suksesnya penyusunan skripsi ini dengan
penuh kesungguhan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Alimuddin, SH, MH., M.Kn selaku Ketua Badan Pembina
Yayasan Pendidikan Islam Megarezky Makassar.
2. Ibu Hj. Suryani, SH., MH selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Megarezky
Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. Dr. Ali Aspar Mappahya, Sp. Pd., Sp. Jp(K) Selaku Rektor
Universitas Megarezky Makassar.
4. Ibu Prof Dr. Asnah Marzuki, M. Si., Apt selaku dekan Fakultas Teknologi
Kesehatan Universitas Megarezky Makassar.
i
5. Ibu Nirmawati Angria, S. Si., M. Kes selaku Ketua Prodi DIV Teknologi
Laboratorium Medik Universitas Megarezky Makassar dan Pembimbing satu
yang telah memberikan saran dan masukkan dalam memperbaiki skripsi ini
6. Ibu Syahruni Hidayatullah S.Si., M. Kes selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan saran dan masukkan dalam memperbaiki skripsi ini.
7. Ibu Nurfitri Arfani, S. Si., M.Si selaku penguji yang telah memberikan saran
dan masukkan dalam menyusun skripsi ini.
8. Bapak/ibu dosen program studi DIV Teknologi Laboratorium Medis yang telah
mendidik dan membimbing selama menjalankan program pendidikan DIV
Teknologi Laboratorium Medis.
9. Rekan-rekan seangkatan DIV TLM 2017 yang tidak dapat disebutkan satu
persatukan, telah banyak memberikan motivasi dan informasi kepada penulis.
10. Teman-teman terkasih dan saudara serumah (Yuan, Fajar, & Hasti) telah
banyak memberikan dukungan doa dan semangatnya.
11. Teman-teman TriosGangs (Welna dan Oji) yang telah memberikan dukungan
semangat kepada penulis.
12. Bangtan Sonyeondan (BTS), Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Park
Jimin, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook, yang telah banyak memotivasi dan
menyemangati penulis lewat karyanya.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
ABSTRAK.............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Tinjauan Umum Tuberkulosis Paru..........................................................6
B. Tinjauan Umum Mycobacterium tuberculosis........................................20
C. Tinjauan Umum CRP..............................................................................25
D. Kerangka Teori........................................................................................28
E. Kerangka Konsep....................................................................................29
F. Definisi Operasional..................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................30
A. Desain Penelitian.....................................................................................30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................30
C. Populasi dan Sampel...............................................................................30
D. Kriteria Penelitian....................................................................................31
E. Alat dan Bahan...........................................................................................31
F. Prosedur Kerja Penelitian...........................................................................32
G. Alur Penelitian.........................................................................................33
H. Teknik Pengumpulan Data......................................................................34
I. Analisa Data...............................................................................................34
J. Etika Penelitian..........................................................................................34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................35
A. Selayang Pandang Lokasi Penelitian.......................................................35
B. Hasil Penelitian........................................................................................36
C. Pembahasan.............................................................................................37
BAB V PENUTUP................................................................................................40
A. Kesimpulan..............................................................................................40
B. Saran........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................43
ABSTRAK
Dortje Louisa Hukubun, 2021. Analisis Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pada
Penderita Tuberkulosis Laten di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar.
Dibimbing oleh Nirmawati Angria dan Syahruni Hidayatullah
A. Latar Belakang
Tuberkulosis atau dikenal dengan istilah TB merupakan suatu penyakit
organ lain selain paru-paru. Penyakit ini dapat menular melalui udara dari
orang yang terinfeksi ke orang lain, salah satunya melalui batuk (Fitria et al.,
2017).
Afrika 25%, dan Pasifik Barat 18%, sedangkan negara dengan persentase
Eropa 2,5%. Delapan negara menyumbang dua pertiga dari total global yaitu
: India sebanyak 26%, Indonesia 8,5%, Cina 8,4%, Filipina 6,0%, Pakistan
5,7%, Nigeria 4,4%, Bangladesh 3,6%, dan Afrika Selatan 3,6% (WHO,
2020)
Setiap tahun terdapat 250.000 kasus TB baru yang dilaporkan di
tempat ketiga sebagai penyebab kematian pada semua umur setelah penyakit
2020)
sebanyak 7.845 orang. Jumlah BTA+ sebesar 11.476 orang (60.17%) yang
penyakit TB itu sendiri. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk, dapat
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
akan bergerak menuju tempat infeksi dan memakan bacilli. Namun, tubercle
gumpalan sel keras dengan sebutan tubercle. Sel ini membantu untuk
infeksi lebih lanjut. Pada beberapa kasus, sel pertahanan dapat merusak
semua tubercle bacilli secara permanen. Pada beberapa kasus, sel pertahanan
tidak mampu untuk merusak semua tubercle bacilli. Tubercle bacilli yang
Sepanjang waktu ini, bakteri tertidur. Pasien tidak menunjukkan gejala dan
protein fase akut seperti CRPdan akan meningkat tajam beberapa saat
CRP adalah anggota dari protein pentraxin dan dikenalkan pertama kali
oleh Tillet dan Francis pada tahun 1930. Alasan dinamakan C-Reactive
kurun waktu 24-28 jam setelah terjadi luka pada jaringan. 11 tahun
kemudian, Mac Leod don Avery memperkenalkan istilah “fase akut” pada
penderita infeksi akut untuk menunjukkan sifat dari CRP . Pemeriksaan ini
Muttaqin, 2012)
dengan BTA positif adalah sebesar 36 mg/L. sedangkan rata-rata kadar CRP
pada penderita TBC dengan BTA negatif adalah sebesar 0,9 mg/L. Hasil
korealsi bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kadar CRP dengan
penderita TB.
Sehingga dari ulasan diatas, mendorong peneliti dalam melakukan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kadar CRP pada pasien tuberkulosis laten ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis kadar CRP pada pasien tuberkulosis laten di Rumah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
tuberkulosis laten
2. Manfaat Praktisi
Membagikan bukti penerapan bahwa pemeriksaan CRP dapat dijadikan
sebagai salah satu pemeriksaan untuk meninjau penyakit tuberkulosis laten
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit yang telah lama dikenal dan sampai saat ini masih merupakan
Organitation (WHO) tahun 2016, ada sekitar 8,6 juta orang jatuh sakit
dengan TB Paru dan 1,3 juta meninggal akibat TB Paru. Lebih dari 95%
(Sukirawati, 2020)
Jerman sekitar tahun 8000 SM membuktikan adanya penyakit ini. Tiga dari
tidak dapat dibuktikan dengan bakteri tahan asam. Tahun 1964 ditemukan
penyakit ini pada manusia terjadi melalui partikel hidup yang terdapat
bakteri TB (yang dikenal bakteri tahan asam oleh Robert Koch pada April
oleh bakteri yang terdapat dalam droplet yang dikeluarkan penderita sewaktu
Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
lain:
prasarana.
lapas/rutan.
f. Belum memadainya tatalaksana TB sesuai dengan standar baik dalam
dan pangan yang tidak memadai yang berakibat pada tingginya risiko
yang pada tahun 1990 sebesar > 900 per 100.000 penduduk, pada tahun
2015 menjadi 647 per 100.000 penduduk. Dari semua indikator MDG’s
yang sudah tercapai. Untuk itu perlu upaya yang lebih besar dan
2016)
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru
dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta
TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000
(TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB baru,
juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000
kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB dengan pengobatan
secara tak sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai atau
tempat lainnya. Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas,
pernapasan dan masuk hingga alveoli. Pada titik lokasi dimana terjadi
tuberkulosis dan fokus ini disebut fokus primer atau lesi primer atau fokus
ghon. Reaksi juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang beersama
dengan fokus primer disebut sebagai kompleks primer. Dalam waktu 3-6
minggu, inang yang baru terkena infeksi akan menjadi sensitif terhadap
protein yang dibuat bakteri tuberkulosis dan bereaksi positif terhadap tes
a. Percabangan bronkus
milier.
c. Aliran darah
Aliran vena pulmonalis yang melewati lesi paru dapat membawa atau
Jika pertahanan tubuh (inang) kuat maka, infeksi primer tidak
biak lebih lanjut dan menjadi dorman atau tidur. Ketika suatu saat kondisi
(infeksi baru), bukan bakteri dorman yang aktif kembali. Biasanya organ
5. Gejala Klinis
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan
HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas,
sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan
dengan faktor risiko, seperti : kontak erat dengan pasien TB, tinggal di
lesi pada jaringan paru. Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus
paru.
terberat.
2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah
menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis). Pasien ini
dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
secara bersamaan.
Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan, dengan atau tanpa
4) Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan
Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
(konvensional).
d. Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV
pasien TB dengan:
a) Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART, atau
e. Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui: adalah pasien TB tanpa ada
7. Tuberkulosis Laten
orang lain. Kondisi ini sering disebut juga dengan TB Laten. Proses LTBI
Kemudian granuloma akan terbentuk. Pada kondisi ini, LTBI telah terjadi.
LTBI dapat dideteksi dengan menggunakan tuberculin skin test (TST) atau
bereaksi terhadap tuberculin, sehingga LTBI tetap dapat dideteksi oleh TST
atau IGRA. Satu minggu setelah infeksi, sistem biasanya mampu untuk
baik segera maupun beberapa tahun kemudian. Cairan tubuh atau jaringan
dari area sumber penyakit harus diambil untuk AFB smear dan kultur.
penyakit TB.
8. Perbedaan TB Laten dan TB Aktif
mampu tumbuh karena adanya kendali dari system imun. Bakteri bersifat
inaktif, namun tetap hidup di dalam tubuh dan nanti dapat menjadi aktif.
maupun tanda terdeteksi pada evaluasi medis, Tuberculin skin test adalah
hasil negatif pada skin test. Hanya 1 dari 10 orang dengan TB laten dan
pada masa hidup mereka. Terapi TB Laten dengan obat anti-TB isoniazid
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Subordo : Corynebacterineae
Keluarga : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
2. Morfologi
mulai dari bentuk kokoid sampai berupa filament. Beberapa strain tertentu
sehingga sangat sukar diwarnai dan perlu cara khusus agar terjadi penetrasi
zat warna. Ada beberapa teknik pewarnaan tahan asam untuk mewarnai
bakteri ini. Salah satu jenis pewarnaan yang lazim digunakan adalah
atau pewarnaan Than Thiam Hok. Pada pewarnaan tersebut bakteri akan
Kandungan lipid yang tinggi pada dinding sel menyebabkan bakteri ini
Tuberculin positif dapat ditransfer oleh sel monosit dari seseorang dengan
kecuali hasil tes positif pada anak-anak. Tes ini menunjukkan reaktivitas
sebulan setelah infeksi dan akan menetap sampai beberapa tahun (Arif
Muttaqin, 2012)