TUBERKULOSIS”
Diajukan Sebagai Syarat Dalam Meraih Sarjana Terapan Kesehaan (S. Tr. Kes) Pada
Program Studi Diploma Empat (D-IV) Teknologi Laboratorium Medis Fakultas
Teknologi Kesehatan Universitas Mega Rezky Makassar
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................4
D. MANFAAT PENELITIAN............................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................5
A. TUBERKULOSIS PARU...............................................................................5
B. MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS....................................................15
Gambar 1 : mycobacterium tuberculosis................................................................15
C. C-REAKTIVE PROTEIN (CRP).................................................................19
D. KERANGKA TEORI...................................................................................21
E. KERANGKA KONSEP..................................................................................21
F. DEFINISI OPERASIONAL............................................................................22
BAB III......................................................................................................................23
METODE PENELITIAN..........................................................................................23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................23
C. Populasi dan Sampel.....................................................................................23
D. Kriteria Penelitian.........................................................................................24
E. Alat dan Bahan................................................................................................25
F. Alur Kerja Penelitian.......................................................................................25
G. Alur Penelitian..............................................................................................26
H. Teknik Pengumpulan Data............................................................................27
I. Analisa Data....................................................................................................27
J. Etika Penelitian................................................................................................27
i
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................28
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempengaruhi organ paru-paru namun dapat juga mempengaruhi organ lain selain
paru-paru. Penyakit ini dapat menular melalui udara dari orang yang teridentifikasi ke
Menurut data dari WHO dalam Global Report Tuberculosis tahun 2020, secara
WHO di Asia Tenggara (44%), Afrika (25%), dan Pasifik Barat (18%), dengan
persentase lebih kecil di Mediterania Timur (8,2%), Amerika (2,9%), dan Eropa
(2,5%). Delapan negara menyumbang dua pertiga dari total global : India (26%),
Indonesia (8,5%), Cina (8,4%), Filipina (6,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,4%),
Bangladesh (3,6%), dan Afrika Selatan (3,6%). 22 negara lain dalam daftar 30
negara dengan beban TB tinggi WHO menyumbang 21% dari total global. Angka
kejadian TB di tingkat nasional bervariasi dari kurang dari 5 hingga lebih dari 500
kasus baru dan kambuh per 100.000 penduduk per tahun. Pada tahun 2019, 54 negara
memiliki insidensi TB yang rendah (<10 kasus 100.000 penduduk per tahun).
Sebagian besar di wilayah WHO di Amerika dan Eropa, ditambah beberapa negara di
1
2
Mediterania Timur dan Wilayah Pasifik Barat. Negara-negara ini berada pada posisi
satu diantara penyakit infeksi dan menduduki tempat ketiga sebagai penyebab
kematian pada semua umur setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit infeksi
saluran napas akut. Pasien TB di Indonesia terutama berusia 15-5 tahun, merupakan
kelompok usia produktif. Menurut perkiraan WHO pada tahun 1999, jumlah kasus
TB baru di Indonesia 583.000 orang per tahun dan menyebabkan kematian sekitar
bahwa jumlah penderita TB Paru di Sulawesi Selatan tahun 2019 sebanyak 19.071
kasus, dengan rincian laki-laki sebanyak 11.226 orang dan perempuan sebanyak
7.845 orang. Jumlah BTA+ Ssebesar 11.476 orang (60.17%) yang terdaftar dan
diobati, dengan kesembuhan pada tahun 2019 berjalan sebanyak 5.366 orang
(46.75%)
bengkok dengan ujung bulat dan lebar bervariasi dari 0,3-0,6µm dan panjang 1-4
µm, tahan asam, tidak berspora dan tidak berkapsul. Mycrobacterium tuberculosis
3
complex merupakan bakteri obligat aerob yang artinya ridak dapat tumbuh tanpa
oksigen, dengan sifat pertumbuhan yang sangat lambat dengan waktu pembelahan
14-18 jam, wallaupun sudah dalam kondisi yang optimal untuk pertumbuhannya.
Mycrobaterium tuberculosis complex memiliki sifat biokimia yaitu uji niacin positif,
uji reduksi nitrat positif, uji katalase positif, uji urease positif, tidak menghidrolisis
pertama kali oleh Tillet dan Francis pada tahun 1930. Alasa dinamkan C-Reactive
Streptococcus pneumonia. Kadarnya akan meningkat 100x dalam kurun waktu 24-
28 jam setelah terjadi luka pada jaringan. 11 tahun kemudian, Mac Leod don Avery
memperkenalkan istilah “fase akut” pada penderita infeksi akut untuk menunjukkan
sifat dari CRP. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk menentukan sejauh mana
pada penderita tuberkulosis dengan BTA positif adalah sebesar 36 mg/L. sedangkan
rata-rata kadar CRP pada penderita TBC dengan BTA negatif adalah sebesar 0,9
mg/L. Hasil korealsi bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kadar CRP dengan
penderita tuberkulosis.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
aktif
2. Tujuan Khusus
tuberkulosis aktif
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
paru
2. Manfaat Praktisi
A. TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
telah lama dikenal dan sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
diberbagai negara di dunia. Menurut World Health Organitation (WHO) tahun 2016,
ada sekitar 8,6 juta orang jatuh sakit dengan TB Paru dan 1,3 juta meninggal akibat
TB Paru. Lebih dari 95% kematian akibat TB Paru di negara berpenghasilan rendah
Tuberkulosis dianggap sebagai salah satu penyakit tertua sejalan dengan tuanya
dengan menemukan bakteri tahan asam. Tahun 1964 ditemukan sekitar 31 mumi
orang mesir yang berumur sekitar tahunn 3700-1000 SM oleh Morse dan kawan-
kawan yang menunjukkan bukti adanya penyakit ini,yaitu bentuk tulang belakang
kifosis. Bukti terpenting adalah ditemukannya bakteri tahan asam pada tulang
belakang (vertebrata lumbal) mumi anak laki-laki berumur 8 tahun, hidup kira-kira
700 tahun SM dan menunjukkan adanya penyakit Pott. (Arif Muttaqin, 2012)
5
6
Fracastoro yang lahir tahun 1478 telah memperkirakan bahwa penularan penyakit
ini pada manusia terjadi melalui partikel hidup yang terdapat diudara.Hipotesis
fracastoro ini telah dikemukakan jauh sebelum ditemukan bakteri TB (yang dikenal
bakteri tahan asam oleh Robert Koch pada April 1882). Penemuan ini merupakan
awal dari kemajuan penelitian di bidang TB baik secara teoritis,klinis dan terapi.
utama penyakit TB adalah oleh bakteri yang terdapat dalam droplet yang dikeluarkan
M.tuberculosis, M.afri canum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai
seperti penemuan kasus/diagnosis yang tidak baku, paduan obat yang tidak baku,
Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK), serta daerah risiko tinggi seperti
f. Besarnya masalah kesehatan lain yang bisa berpengaruh terhadap risiko terjadinya
TB secara signifikan seperti HIV, gizi buruk, diabetes mellitus, merokok, serta
dan pendapatan per kapita, kondisi sanitasi, papan, sandang dan pangan yang
tahun 1990. Angk a prevalensi TB yang pada tahun 1990 sebesar > 900 per
100.000 penduduk, pada tahun 2015 menjadi 647 per 100.000 penduduk. Dari
semua indikator MDG’s untuk TB di Indonesia saat ini baru target penurunan
angka insidens yang sudah tercapai. Untuk itu perlu upaya yang lebih besar dan
terintegrasi supaya Indonesia bisa mencapai target SDG’s pada tahun 2030 yang
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
dilaksanakan di banyak negara sejak tahun 1995. Menurut laporan WHO tahun 2015,
ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus
diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta kematian karena TB dimana 480.000
kasus adalah perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV
positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah perempuan) dan
480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta
kasus TB baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan
2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk)
dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000
kasus TB dengan HIV positif (25 per 100.000 penduduk). Angka Notifikasi Kasus
(Case Notification Rate/CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129 per
9
diperkirakan sebesar 6,2%. Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700 kasus
yang berasal dari 1,9% kasus TB-RO dari kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO
Ketika seorang klien TB paru batuk, bersin atau berbicara, maka secara tak
sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai atau tempat lainnya.Akibat
terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi
terbang ke udara.Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu
dengan istilah air-borne infection. Bakteri yang terisap akan melewati pertahanan
mukosilier saluran pernapasan dan masuk hingga alveoli. Pada titik lokasi dimana
tuberkulosis dan fokus ini disebut fokus primer atau lesi primer atau fokus
ghon.Reaksi juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang beersama dengan focus
primer disebut sebagai kompleks primer. Dalam waktu 3-6 minggu, inang yang baru
terkena infeksi akan menjadi sensitive terhadap protein yang dibuat bakteri
tuberculosis dan bereaksi positif terhadap tes tuberkulin atau tes Mantoux.
10
a. Percabangan bronkus
Penyebaran infeksi lewat percabangan bronkus dapat mengenai area paru atau
saluran pencernaan.
Penyebaran lewat saluran limfe menyebabkan adanya regional limfa denopati atau
c. Aliran darah
Aliran vena pulmonalis yang melewati lesi paru dapat membawa atau mengangkut
material yang mengandung bakteri tubekulosis dan bakteri ini dapat mencapai
berbagai organ melalui aliran darah yaitu tulang,ginjal, kelenjar adrenal,otak, dan
meningen.
Jika pertahanan tubuh (inang) kuat maka, infeksi primer tidak berkembang lebih
jaun dan bakteri tuberculosis tidak dapat berkembang biak lebih lanjut dan
menjadi dorman atau tidur. Ketika suatu saat kondisi inang melemah akibat sakit
lama/keras atau memakai obat yang melemahkan daya tahan tubuh terlalu lama,
maka bakteri tuberculosis yang dorman dapat aktif kembali.Inilah yang disebut
dapat diakibatkan oleh bakteri tuberculosis yang baru masuk kedalam tubuh
(infeksi baru), bukan bakteri dorman yang aktif kembali. Biasanya organ paru
tempat timbulnya infeksi pasca primer terutama berada di daerah apeks paru.
5. Gejala Klinis
a. Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari
satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan
gejala TB yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu
atau lebih.
b. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB,
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang
seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung.
faktor risiko, seperti : kontak erat dengan pasien TB, tinggal di daerah padat
12
penduduk, wilayah kumuh, daerah pengungsian, dan orang yang bekerja dengan
2016)
Milier TB dianggap sebagai TB paru karena adanya lesi pada jaringan paru.
Pasien yang menderita TB paru dan sekaligus juga menderita TB ekstra paru,
misalnya: pleura, kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput
otak dan tulang. Limfadenitis TB dirongga dada (hilus dan atau mediastinum)
atau efusi pleura tanpa terdapat gambaran radiologis yang mendukung TB pada
1) Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari
28 dosis).
13
2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya pernah menelan
OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis). Pasien ini selanjutnya
adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan
(baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi). Pasien yang diobati
kembali setelah gagal adalah pasien TB yang pernah diobati dan dinyatakan
gagal pada pengobatan terakhir. Pasien yang diobati kembali setelah putus
berobat (lost to follow-up) adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan
lost to follow up. (Klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai pengobatan pasien
setelah putus berobat /default). Lain-lain adalah pasien TB yang pernah diobati
c. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat Pengelompokan pasien disini
berdasarkan hasil uji kepekaan contoh uji Mycobacterium tuberculosisterhadap OAT dan
dapat berupa:
satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
14
bersamaan.
Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan, dengan atau tanpa diikuti
4) Extensive drug resistan (TB XDR): adalah TB MDR yang sekaligus juga
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan
Rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi
(konvensional).
dengan:
a) Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART, atau
d. Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui: adalah pasien TB tanpa ada bukti
pemeriksaan selanjutnya dapat diperoleh hasil tes HIV pasien, pasien harus
(Permenkes, 2016)
B. MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
1. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
Ordo : Actinomycetales
Subordo : Corynebacterineae
Keluarga : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium ()
2. Morfologi
16
µm, bentuknya beragam,tidak berspora dan tidak bersimpai. Pada biakan, terlihat
bentuknya bervariasi mulai dari bentuk kokoid sampai berupa filament. Beberapa
strain tertentu berbeda dalam pertumbuhannya, yaitu berbentuk batang dan tersusun
Dinding selnya mengandung lipid sampai 60% dari berat seluruhnya , sehingga
sangat sukar diwarnai dan perlu cara khusus agar terjadi penetrasi zat warna. Ada
beberapa teknik pewarnaan tahan asam untuk mewarnai bakteri ini. Salah satu jenis
pewarnaan tersebut bakteri akan tampak berwarna merah dengan latar belakang biru.
Pada pewarnaan berfluoresensi dengan warna kuning oranye. (Arif Muttaqin, 2012)
Kandungan lipid yang tinggi pada dinding sel menyebabkan bakteri ini sangat
makanan juga sukar mengadakan penetrasi melalui dinding selnya sehingga untuk
pertumbuhannya perlu waktu yang cukup lama. Tuberculin positif dapat ditransfer
oleh sel monosit dari seseorang dengan tuberculin positif kepada seorang dengan
keadaan aktif kecuali hasil tes positif pada anak-anak. Tes ini menunjukkan
17
reaktivitas sebulan setelah infeksi dan akan menetap sampai beberapa tahun. (Arif
Muttaqin, 2012)
3. Sifat-sifat Pertumbuhan
(obligat aerob obligat).Energi diperoleh dari hasil oksidasi senyawa karbon sderhana.
Karbon dioksida dapat merangsang pertumbuhan dengan suhu pertumbuhan 30- 40°
C dan suhu optimum 37-38°C. Bakteri akan mati dengan pemanasan pada suhu 60°C
selama 15-20 menit. Pada suhu 30° C atau atau 40-45° C, bakteri sukar tumbuh atau
karena sifat hidrofobik pada permukaan selnya.Bakteri ini tahan terhadap asam, alkali
dan zat warna lainnya.Bakteri pada sputum kering yang melekat pada debu dapat
tahan hidup selama 8-10 hari. Proses pasteurisasi dan penggunaan fenol 5% selama
24 jam dapat membunuh bakteri ini. Pengggunaan eter dapat menghilangkan sifat
4. Reaksi Tuberkulin
bakteri TB dan Mycrobacterium lain yang sangat erat hubungannya dengan reaksi
a. Old Tuberculin (OT), diperoleh dari biakan bakteri the dalam medium gliserol
yang berumur enam minggu dan dipekatkan menjadi 1:10 volume dan disterilkan.
pembiakan.
18
sudah dimurnikan secara kimiawi sehingga hanya terdiri atas tuberculin protein
saja. PPD lebih murni dan lebih baik daripada OT karena komposisi dan
2012)
5. Struktur Antigen
mencair lagi dan menjadi kavitas lagi.Kavitas dapat menjadi bersih dan menyembuh
(open healed cavity). Kavitas dapat menyembuh dengan membungkus diri, akhirnya
6. Patogenesis
droplet dan sampai di alveolus dimana terdapat makrofag dan dendritik sel. Proses
proinflamatori seperti IL-12 dan IL-18. Proses inflamasi ini memicu datangnya
dalamnya. Sebagai hasilnya, akan terbentuk sentral nekrosis kaseosa yang dikelilingi
oleh makrofag aktif, sel T, dan sel imun lainnya. Jika respon imun tubuh buruk, maka
sistem limfatik dan sirkulasi menuju ke organ – organ lain, termasuk mata.
dimakan oleh sel T sebelum dapat bermultiplikasi dan menyebar. Setelah sampai di
klinis, namun dapat juga memasuki fase dorman selama bertahun – tahun dan bisa
1. Pengertian CRP
C-Reaktive Protein adalah suatu protein fase akut yang terdapat dalam
sirkulasi orang sehat dalam jumlah kecil = 1ng / L. Sebagai akut fase protein
konsentrasinya dapat meningkat 100x atau lebih pada cedera jaringan, infeksi atau
inflamasi. CRP diproduksi oleh sel hepatosit hati sebagai respon terhadap sitokin IL-
1, IL-6 dan TNF.CRP pertama kali di diskripsikan oleh William Tilled dan Thomas
2. Fungsi CRP
CRP yang diproduksi di hati merupakan suatu glycoprotein fase akut yang
konsentrasi akan meningkat pada cedera jaringan, infeksi atau inflamasi. Waktu
berperan sebagai molekul pengawas terhadap molekul “self’ yang telah berubah dan
peran CRP dapat disebutkan: inisiasi, proses opsonisasi dan fagositosis, mengaktifkan
komplemen, makrofag, neutrofil dan monosit. CRP berperan berperan penting pada
3. Indikasi
21
penyakit yang bersangkutan dengan proses peradangan dan nekrosis jaringan, juga
D. KERANGKA TEORI
Mycobacterium Infeksi
tuberculosis Tuberkulosis
Gejala klinis TB :
1. Batuk berdahak selama 2
minggu atau lebih
2. Sesak nafas
3. Nafsu makan menurun
4. Berkeringat di malam haari
E. KERANGKA KONSEP
Analisis Pengolahan
Pasien TB Serum Pasien Kadar CRP Hasil Analisis
22
Keterangan :
: variable dependen
: variable independen
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Tuberkulosis Paru (TB Paru) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
dan sampai di alveolus dimana terdapat makrofag dan dendritik sel. Proses
proinflamatori seperti IL-12 dan IL-18. Proses inflamasi ini memicu datangnya
3. CRP yang diproduksi di hati merupakan suatu glycoprotein fase akut yang
A. Desain Penelitian
sectional studi adalah penelitian pada beberapa populasi yang diamati pada
waktu yang sama untuk menganalisis kadar C-Reaktive Protein pada penderita
tuberkulosis.
2. Waktu
2021
penelitian yang akan dilakukan, yaitu sampel darah dari pasien yang
23
24
Makassar.
2. Sampel
rumus Lemeshsow :
Za2 . p . q
n=
d2
Dimana :
q = 1 – p = 1 – 0,02 = 0,98
n=30,11
sampel. Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 sampel darah pasien
D. Kriteria Penelitian
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
Adapun alat yang digunakan pada penelitian yaitu, cup sampel, sentrifuge,
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu serum darah,
2. Pemeriksaan Sampel
terpisah dengan sel-sel darah (serum dibagian atas dan sel-sel darah
26
masukkan ke dalam cup sampel yang sudah diberi label. Kemudian, data
tersebut di input pada alat Cobas C311 Analyzer lalu pilih parameter
yang tersedia pada alat sesuai dengan nomor sampel atau nomor rak yang
tertera pada monitor. Kemudian tekan tombol start, hasil analisis akan
G. Alur Penelitian
A. Disiapkan Alat
dan Bahan
Sampel disentrifus selama 15 menit
Pelamonia, Makassar.
I. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yaitu
J. Etika Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan sampel dari manusia sebagai subjek sehingga
1. Anonimity
2. Confidentiality
Biak, P., Baliasa, I. W., Pingkan, W., Kaunang, J., & Ralph, B. H. (2020). Journal of.
1, 63–69.
Kedokteran, F., Indonesia, U. M., & Tilled, W. (2021). C-REAKTIVE PROTEIN Budi
Darmanta Sembiring. 11(April), 35–39.
Nurmawan, Aini & Ustiawaty, J. 2020. “Hubungan Antara Kadar Laju Endap Darah
(LED) Dengan Kadar C-Reactive Protein (CRP) Pada Penderita Tuberkulosis
(TBC) di Wilayah Kerja Puskesmas Alas Barat.” Politeknik Medica Farma
Husada, Mataram
Setiawa, H. Nugraha, J. 2016. “Analisis Kadar IFN-ƴ dan IL-10 pada PBMC
Penderita Tuberkulosis Aktif, Laten dan Orang Sehat, Setelah di Stimulasi
Dengan Antigen ESAT-6.” Universitas Airlangga
28
29