Anda di halaman 1dari 2

Konsep Ketuhanan dalam Agama Islam

Ketuhanan sebagai unsur dalam beragama, merupakan faktor yang paling penting dalam
agama, yang sangat menentukan apakah agama yang dianut orang tersebut benar atau salah. Bagi
orang-orang yang tidak mengerti keberadaan Tuhan, berarti dia tidak beragama dan menafikkan
keberadaan Tuhan; seperti halnya gerakan komunis yang pernah muncul di Indonesia dan
bertentangan dengan pancasila.
Secara maknawi, Tuhan adalah sesuatu yang disembah, diagungkan, dicintai, ditakuti, dan
diharapkan. Sebagai bagian dari kecintaan, manusia memberikan persembahan kepada Tuhannya.
Khususnya dalam agama Islam, Tuhan juga mampu untuk memberikan ketenangan kepada umatnya,
seperti dituliskan dalam surat Ar-Rad ayat 28.

ُ‫وا َو َت ْط َمئِنُّ قُلُو ُبهُم ِبذ ِْك ِر ٱهَّلل ِ ۗ أَاَل ِبذ ِْك ِر ٱهَّلل ِ َت ْط َمئِنُّ ْٱلقُلُوب‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫ٱلَّذ‬

Terjemah Arti: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram.

Sejak dahulu, manusia melakukan pencarian terhadap keberadaan sosok Tuhan. Menurut
teori evolusionisme, terdapat 5 teori bentuk keagamaan yang telah berkembang mengikuti peradaban
manusia, yaitu:
 Dinamisme, yaitu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan
 Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh leluhur yang memiliki kekuatan
 Politeisme, yaitu kepercayaan terhadap para dewa
 Henoteisme, yaitu kepercayaan terhadap para dewa, yang memiliki tingkatan (hierarki)
masing-masing
 Monoteisme, yaitu kepercayaan terhadap satu Tuhan yang sifatnya universal

Dari semua bentuk agama tersebut, muncul pertanyaan: Tuhan yang mengadakan manusia, atau
manusia yang mengada-adakan Tuhan? Pertanyaan ini mematahkan beberapa bentuk agama yang
tidak mengikuti akal sehat, seperti: Tuhan yang tidak pernah mengakui bahwa diri-Nya adalah Tuhan
(Dinamisme, Animisme), ataupun agama yang memiliki Tuhan yang tidak cocok dipertuhankan.
Khususnya, agama-agama ardhi yang Tuhannya diada-adakan oleh manusia. Selain itu, Al-Qur’an
juga telah menyindir umat manusia yang mengaku tidak memiliki Tuhan, namun sebenarnya ia
sedang menuhankan hawa nafsunya, yaitu dalam surat Al-Furqan ayat 43.
‫ه َٰوى ُه أَ َفأ َ ْنتَ َت ُكونُ عَ لَ ْي ِه َوكِياًل‬  ‫َن ا َّت َخ َذ إِ ٰل َه ُه ۥ‬
ِ ‫أَرَ َءيْتَ م‬
“Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai
tuhannya. Apakah engkau akan menjadi pelindungnya?” (QS. Al Furqãn[25]: Ayat 43).

Dalam agama islam, Allah adalah Tuhan yang Maha Esa. Selain itu, Allah juga tidak terbatas
dengan waktu, tempat, bentuk, tidak sama dengan apapun, serta dihiasi dengan sifat-sifat yang
sempurna dan bebas dari sifat yang tercela. Sebagai makhluk, kita dilarang untuk berpikir tentang
Dzat Allah, karena ketidakmampuan / keterbatasan kita untuk menggambarkan sosok Allah hanya
dengan pikiran kita.
Konsep ketuhanan dalam Islam dituliskan dengan jelas dalam surat Al-Ikhlas. Surat Al-Ikhlas
menjawab semua problematika dalam konsep ketuhanan dalam Islam. Untuk meningkatkan
keimanan kita, kita juga bisa merenungkan: Apa yang terjadi jika Tuhan itu ada 2, 3 atau lebih?
Apabila Tuhan terbatas waktu dan tempat? Apabila Tuhan itu berbentuk benda, manusia, ataupun
hewan? Sesungguhnya, renungan tersebut telah dijawab oleh Allah dengan surat Al-Mukminun ayat
91, surat Al-Anbiya ayat 22, dan Al-Isra ayat 111,

Anda mungkin juga menyukai