BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata do’a berasal dari bahasa arab yaitu Da’a, yad’u, da’watan yang memiliki
arti, menyeru, memanggil, mengajak, dan memohon. Do’a adalah komunikasi dari si
pendo’a kepada yang maha mengabulkan do’a. Do’a memiliki manfaat sebagai sarana
menghadapkan diri kepada Allah. Do’a adalah sarana menyampaikan permohonan
kepada Allah yang memberikan nikmat yang tidak ada habis-habisnya. Di dalam do’a
ada pengakuan si pendo’a terhadap ke mahakuasaan Nya. Di dalam do’a juga
tercermin bukti ketundukan kepada Nya sekaligus pengakuan atas kelemahan dan
ketidakberdayaan si pendo’a di hadapan Nya. Hakikat do’a telah dijelaskan dalam
kitab “Sya’nud Du’a”, yang mengandung tiga hal. Pertama, mengesakan,
mengagungkan, dan memuji Allah. Kedua, meminta ampun kepada Allah dan
memohon apa saja yang dapat mendekatkan diri kepada Nya. Ketiga, meminta kepada
Allah hal-hal yang bersifat keduniawian.1
Do’a (meminta kepada Allah) dapat memiliki kemungkinan dua yaitu, do’a
yang mustajabah dan ghairu mustajabah. Do’a mustajabah adalah do’a yang
dikabulkan oleh Allah, sedangkan do’a ghairu mustajabah adalah do’a yang tidak
dikabulkan oleh Allah. Allah memiliki hak untuk mengabulkan atau tidak
dikabulkannya sebuah do’a. Dalam sebuah hadits disebutkan beberapa manusia yang
dikabulkan do’anya dan waktu-waktu tertentu saat dikabulkannya sebuah do’a.
Manusia terkadang merasa bahwa apa yang diminta tidak pernah dikabulkan Nya,
terkadang ia berputus asa dalam berdo’a karena Allah tidak cepat mengabulkan do’a
yang ia minta. Ada sebagian orang yang tidak membutuhkan Allah, ia tidak berdo’a,
ia tidak merasa membutuhkan-Nya. Padahal, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Taala dibandingkan do’a”.(HR.
Ahmad Bukhori , Tirmidzi dan Nasa’i).2 Hal tersebut menggambarkan bahwa do’a
penting bagi seorang hamba. Walaupun do’a yang ia panjatkan belum tentu
1
SaifulHadi el-Sutha,Do’a-Do’aDahsyatdanMustajabahdalam Al-Quran dan As-Sunnah
(Banten: Shuhuf Media Insani, 2013), hlm. 1.
2
SaifulHadi el-Sutha, Do’a-Do’aDahsyatdanMustajabahdalam Al-Quran dan As-Sunnah
(Banten: Shuhuf Media Insani, 2013), hlm. 2
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
mustajabah.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Mahmud Yunus, Kamus Arab – Indonesia(Jakarta: Hida karya Agung, 1989), hlm. 126.
4
Saiful Hadi el-Sutha, Do’a-Do’a Dahsyat dan Mustajabah dalam Al-Quran dan As-Sunnah
(Banten: Shuhuf Media Insani, 2013), hlm. 4.
5
Saiful Hadi el-Sutha, Do’a-Do’a Dahsyat dan Mustajabah dalam Al-Quran dan As-Sunnah
(Banten: Shuhuf Media Insani, 2013), hlm. 22-37.
4
seperti yang tersebut dalam hadits riwayat Anas bin Malik, Abu Hurairah,
Abu Musa al-Asy’ary, Abdullah bin Umar, dan lain-lain.
4. Bertaubat dan memperbanyak memohon ampun.
Sebelum berdo’a kepada Allah kita di sunnahkan untuk
memperbanyak membaca kalimat istigfar, yaitu memohon ampunan
kepada Allah.
5. Memulai do’a dengan puji-pujian kepada Allah.
Diriwayatkan oleh Fadhalah ibn Ubaid bahwa suatu hari Rasulullah
mendengar seorang berdo’a kepada Allah secara langsung tanpa
mengucapkan shalawat kepada Rasul. Maka beliau pun bersabda “jika
salah seorang dari kalian berdo’a kepada Allah, maka hendaklah ia
memuliai do’anya dengan mengucapkan puji-pujian bagi Allah dan
bershalawat kepada Rasul Nya. Setelah itu mintalah apa saja kepada Allah.
6. Hendaklah berdo’a untuk diri sendiri terlebih dahulu.
Ibrahim an Nakha’i, seorang ulama dan sufi ternama berkata, “jika
engkau berdo’a maka mulailah dengan mendo’akan dirimu sendiri, sebab
engkau tidak tahu do’a mana yang akan dikabulkan oleh Allah.
7. Berdo’a dengan do’a-do’a dari al Qur’an dan as Sunnah.
Dalam berdo’a kepada Allah, hendaklah setiap orang beriman
mengunakan do’a-do’a dari kitabullah dan as Sunnah. Karena do’a-do’a
yang bersumber dari al Qur’an dan as Sunnah itu merupakan do’a-do’a
pilihan Allah untuk para nabi dan wali Nya, dan Allah telah mengajarkan
kepada mereka bagaimana seharusnya mereka berdo’a kepada Nya.
8. Mengulang-ulang do’a.
Imam at Turmudzi berkata, “mengulang-ulang do’a termasuk
faktor yang menyebabkan dikabulkannya do’a oleh Allah. Maka jika
engkau berdo’a ulang-ulanglah do’amu sebanyak tiga kali ataau lebih,
sebagaimana yang biasa diperbuat oleh Rasulullah.
9. Berdo’a di waktu lapang.
Di antara adab dan etika lainnya agar do’a kita di terima oleh Allah
adalah, hendaknya kita berdo’a kepada Allah pada waktu-waktu lapang,
sehingga Allah pun akan mengingat dan mengabulkan do’a kita di waktu-
waktu sulit dan sempit.
10. Membaca amin setelah berdo’a.
5
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Mu'awiyah Al Jumahi ia
adalah orang yang shalih. Telah menceritakan kepada kami shalih Al Muri
dari Hisyam bin Hassan dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah ia
berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Berdoalah
kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa
Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." Abu Isa berkata; hadits ini
adalah hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini. Saya
mendengar Abbas Al 'Anbari berkata; tulislah dari Abdullah bin Mu'awiyah
Al Jumahi bahwa ia adalah orang yang tsiqah”.6
َالزبَ ْي ِر عَنْ َجابِ ٍر أَنَّهُ قَا َل َوقَ ْد قَا َل أَبُو ه َُر ْي َرة
ُّ سى بْنُ دَا ُو َد َقا َل أَ ْخبَ َرنَا ابْنُ لَ ِهي َعةَ عَنْ أَبِي َ َح َّدثَنَا ُمو
ُيب لَه
َ ستُ ِج ْ سا َعةٌ اَل يُ َوافِقُ َها َع ْب ٌد ُم
ْ سلِ ٌم إِاَّل ا َ سلَّ َم َيقُو ُل ِفي َي ْو ِم ا ْل ُج ُم َع ِة
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو
َ س ِمعْتُ النَّبِ َّي
َ
“Telah menceritakan kepada kami Musa bin Dawud telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Abu Az Zubair dari Jabir Bahwasanya ia
berkata; Abu Hurairah berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Pada hari jum'at ada satu waktu, yang tidaklah seorang
muslim mendapatinya kecuali Allah pasti akan mengabulkan doanya”.7
َان يُ ْفت َُح لَ ُه َما
ِ سا َعت َ ي أَنَّهُ قَا َل
ِّ اع ِدِ س
َّ س ْع ٍد ال َ س ْه ِل ْب ِنَ ْو َح َّدثَنِي عَنْ َمالِك عَنْ أَبِي َحا ِز ِم ْب ِن ِدينَا ٍر عَن
سبِي ِل اللَّه
َ صفُّ فِي َّ صاَل ِة َوال َّ ض َرةُ النِّدَا ِء لِل ٍ س َما ِء َوقَ َّل د
ْ َاع تُ َر ُّد َعلَ ْي ِه َد ْع َوتُهُ َح ُ أَ ْب َو
َّ اب ال
“Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Abu Hazm bin Dinar dari
Sahal bin Sa'ad As Sa'idi dia berkata, "Ada dua waktu yang di dalamnya
dibukakan pintu-pintu langit, dan sedikit orang yang tertolak doanya; saat
adzan dan saat berperang di jalan Allah”.8
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َ ِ سو َل هَّللا ُ و َح َّدثَنِي عَنْ َمالِك عَنْ ِزيَا ِد ْب ِن أَبِي ِزيَا ٍد عَنْ طَ ْل َحةَ ْب ِن ُعبَ ْي ِد هَّللا ِ ْب ِن َك ِري ٍز أَنَّ َر
ض ُل َما قُ ْلتُ أَنَا َوالنَّبِيُّونَ ِمنْ قَ ْبلِي اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ َو ْح َدهُ اَل َ ض ُل ال ُّدعَا ِء ُدعَا ُء يَ ْو ِم َع َرفَةَ َوأَ ْف
َ سلَّ َم قَا َل أَ ْف
َ َو
ُش ِريكَ لَه
َ
“Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Ziyad bin Abu Ziyad dari
Thalhah bin 'Ubaidullah bin Kariz, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sebaik-baik doa adalah doa pada Hari Arafah. Sebaik-
baik yang pernah aku baca dan juga nabi-nabi sebelumku adalah: 'LAA
6
Buya H.M AlfisChaniago, Indeks Hadits dan Syariah Tematik dan Alfabetis (Bekasi : Alfonso
Pratama, 2008), hlm. 384.
7
Lidwa Hadits, Kitab Ahmad Hadits No 8871.
8
Lidwa Hadits, Kitab Malik Hadits No 140.
7
9
Lidwa Hadits, Kitab Malik Hadits No 449.
10
Lidwa Hadits, Kitab Malik No 1593.
11
Lidwa Hadits, Kitab Ibnu Majah No 2886.
8
12
Lidwa Hadits, Kitab Tirmidzi No. 196.
13
Lidwa Hadits, kitab Ibnu Majah No 1742.
9
“Multazam adalah tempat dikabulkannya do’a. Tidak ada satu pun do’a
seorang hamba di multazam kecuali akan dikabulkan.” (HR. Ahmad
dalam Musnad Imam Ahmad Jilid V, hlm. 347)
2. Sofa dan Marwah
Diriwayatkan dari Jabir dari Abdullah bahwa Rasulullah SAW pergi
menuju Shafa hingga melihat ka’bah, lalu mengucapkan kalimat tauhid,
tahmid, dan takbir, sebanyak tiga kali, kemudian berdo’a sesuai dengan
apa yang beliau kehendaki. (HR. An Nasa’i dalam kitab Manasik al Hajj,
Jilid V, hlm.241).
3. Makam Ibrahim
Dalam kitab Qadhaya al Mar’ah fi al Hajj wa al Umrah, Dr. Ablah
Muhammad al Kahlawi menuliskan bahwa “Di antara keutamaan Maqam
Ibrahim ialah dikabulkannya setiap do’a yang dipanjatkan disana”.18
4. Masjidil Haram
“Shalat di Masjidku lebih utama 1000 kali shalat dibandingkan shalat
di Masjid yang lain, kecuali Masjidil Haram. Dan shalat di Masjidil
Haram lebih utama 10.000 kali lipat dibandingkan shalat di masjid yang
lain”. (HR. Ibnu Majah).
5. Masjid Nabawi19
6. Di kala melihat Ka’bah
7. Di dalam Ka’bah
8. Di sisi sumur zam-zam
9. Di Arafah
10. Di Muzdalifah
11. Di Mina20
18
http://m.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/5-tempat-mustajab-di-mekkah-dan-
madinah.
19
http://ilmuamalan.blogspot.com/2013/03/nama-nama-tempat-yang-mustajabah-
untuk.html?m=1.
20
Syukriadi Sambas dan Tata Sukayat, Quantum Do’a Agar Do’a Tak Terhijab dan Mudah
Dikabulkan Oleh Allah, (Jakarta Selatan : PT Mizan Publika, 2005), hlm 46.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Da’a, yad’u, da’watan yang memiliki arti, menyeru, memanggil,
mengajak, dan memohon. Untuk memohon kepada Allah dibutuhkan etika
dan adab, karena seorang manusia memiliki adab dan etika. Salah satu adab
dalam berdo’a yaitu, menghadap kiblat.
1. Do’a mustajabah adalah do’a yang dikabulkan oleh Allah. “... Tahanlah
tanganmu dari berbuat aniaya terhadap manusia dan takutlah do’a
orang-orang yang teraniaya. Karena do’a orang-orang teraniaya itu
dikabulkan.” Hal tersebut adalah salah satu contoh dari sebuah hadits yang
menjelaskan bahwa do’a tersebut adalah do’a mustajabah. Dan adapun
waktu do’a yang mustajabah yaitu, pada malam hari, pada hari jum’at,
antara adzan dan iqamah, ketika hujan turun, pada bulan ramadhan, pada
hari arafah, dan saat malam lailatul Qadar. Pada waktu tersebut,
insyaAllah do’a yang kita panjatkan akan terkabulkan oleh Allah. Adapun
tempat do’a mustajabah yaitu multazam, sofa dan marwa, makam Ibrahim,
masjidil haram, masjid nabawi, di kala melihat Ka’bah, di dalam Ka’bah,
di sisi sumur zam-zam, di Arafah, di Muzdalifah, dan di Mina. Tempat
tersebut diyakini sebagai tempat mustajabah untuk berdo’a. tidak hanya itu
saja, yang terpenting dalam berdo’a adalah ke-sungguhan dan ke-ikhlas-
an dalam memanjatkan sebuah do’a.
B. Kritikdan Saran.
Penyusun masih menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat
kesalahan-kesalahan. Untuk itu, penyusun menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
anda.
13
DAFTAR PUSTAKA