Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

Ibu Hamil Normal

Disusun Oleh :

ELMA APRILIANA

PO.62.20.1.19.406

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

REGULER V

2021
1. KONSEP DASAR

A. Pengertian

Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa
bantuan alat-alat medis serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan yang sudah cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit

B. Patofisiologi

Patofisiologi dari kehamilan postterm belum jelas diketahui tetapi diduga


berhubungan dengan adanya peningkatan hormon corticotropin releasing
hormone (CRH).

Peningkatan Hormon Corticotropin-Releasing Hormone (CRH) :

Pada saat hamil, plasenta akan memproduksi hormon corticotropin-releasing


hormone (CRH) yang terkait dengan lama durasi kehamilan.  Peningkatan sintesis
CRH terjadi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan dan mencapai puncak pada
saat persalinan. Pada wanita dengan persalinan preterm, hormon CRH meningkat
lebih cepat daripada wanita dengan persalinan aterm, sementara pada wanita dengan
persalinan postterm, terjadi perlambatan peningkatan hormon CRH.

Berdasarkan uraian di atas, persalinan postterm terjadi karena perubahan


mekanisme regulasi CRH sehingga berpengaruh pada durasi kehamilan. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor keturunan akibat dari gen polimorfisme pada CRH atau
adanya perubahan pada fenotip ibu dengan obesitas yang mengubah sinyal hormonal
pada kelahiran. Walau demikian, mekanisme peningkatan hormon CRH ini
menyebabkan kehamilan postterm sendiri masih belum diketahui.

C. Tanda dan Gejala


Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke pintu bawah
panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang persalinan,
lightening menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan bagian presentasi pada
struktur di area pelvis minor. Hal-hal yang spesifik berikut yang dialami ibu: ibu jadi
sering berkemih, karena kandug kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk
ekspansi berkurang, perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh,
yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu
perlu dikeluarkan, kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi
pada syaraf yang menjalar melalui foramen ischiadikum mayor dan menuju ke
tungkai (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013)

Kontraksi Braxton-Hicks. Pada stadium akhir kehamilan otot uterus bersiap untuk
persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan relaksasi pada interval tertentu.
Kontraksi Braxton-Hicks biasanya tidak nyeri kontraksi tersebut juga disebut
persalinan palsu. Kontraksi persalinan palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen.
Kontraksi persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan intensitasnya
tidak bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu. Persalinan palsu dapat
mengganggu kontraksi tersebut datang dan pergi, dan perubahan posisi atau aktivitas
dapat meredakan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Pada persalinan sejati kontraksi
uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara teratur, semakin kuat dari
waktu ke waktu, dan memulai kerja persalinan yang sebenarnya. Kontraksi tersebut
terjadi jarak sekita 20 sampai 30 menit, hingga pada jarak 2 sampai 3 menit.
Kontraksi persalinan sejatinya biasanya berlangsung 30 detik pada awalnya dan
durasinya meningkat seiring kemajuan persalinan.

Kontraksi Braxton-Hicks. Pada stadium akhir kehamilan otot uterus bersiap untuk
persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan relaksasi pada interval tertentu.
Kontraksi Braxton-Hicks biasanya tidak nyeri kontraksi tersebut juga disebut
persalinan palsu. Kontraksi persalinan palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen.
Kontraksi persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan intensitasnya
tidak bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu. Persalinan palsu dapat
mengganggu kontraksi tersebut datang dan pergi, dan perubahan posisi atau aktivitas
dapat meredakan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Pada persalinan sejati kontraksi
uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara teratur, semakin kuat dari
waktu ke waktu, dan memulai kerja persalinan yang sebenarnya. Kontraksi tersebut
terjadi jarak sekita 20 sampai 30 menit, hingga pada jarak 2 sampai 3 menit.
Kontraksi persalinan sejatinya biasanya berlangsung 30 detik pada awalnya dan
durasinya meningkat seiring kemajuan persalinan

Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan
persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80% wanita yang
mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami
persalinan spontan mereka dalam waktu 24 jam.

Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina) dengan his
permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan
pembukaaan, lendir yang terdapat dikanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh pecah,
yang menjadi pendarahan sedikit (Ai Nurasiah & dkk, 2012).Sumbatan mukus yang
menyekat serviks selama kehamilan tepat sebelum persalinan, serviks membuka
secara perlahan dan sumbatan tersebut lepas. Pada saat bersamaan beberapa kapiler
serviks rupture membuat mukus yanglengket menjadi warna merah muda. Proses ini
disebutshow atau bloody show dan mengindikasikan bahwa persalinan akan segara
terjadi.

Lonjakan energi, banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih 24 sampai
48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan minggu merasa letih
secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan
diri mereka bertenaga penuh. Para wanita merasa enerjik melakukan sbelum
kedatangan bayi, selama beberapa jam sehingga mereka semangat melakukan
berbagai aktifitas yang sebelumnya tidak mampu mereka lakukan, akibatnya mereka
memasuki masa persalinan dalam keadaan letih

D. Pemeriksaan Penunjang

 USG Kehamilan

USG kehamilan sebenarnya adalah jenis pemeriksaan yang disarankan untuk rutin
dilakukan selama hamil. Pemeriksaan ini nyatanya bisa membantu melihat
pertumbuhan janin serta mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan. 

2.USG Doppler
Mendeteksi kemungkinan gawat janin juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG
Doppler. Jenis USG ini bisa membantu mengetahui ada atau tidak gangguan di aliran
darah dan jantung janin. 

3.Cardiotocography

Cardiotocography (CTG) dilakukan untuk melihat detak jantung janin secara


berkelanjutan. Pemeriksaan ini juga bisa memantau detak jantung janin terhadap
pergerakan janin dan kontraksi rahim. 

Baca juga: Perlunya Belajar Melatih Napas sebelum Persalinan

4.Kadar Air Ketuban 

Pemeriksaan air ketuban juga bisa dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
gangguan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui volume air ketuban dan melihat
kemungkinan ditemukan mekonium atau tinja janin pada air ketuban.

5.Pemeriksaan pH

Gawat janin yang terjadi karena kekurangan asupan oksigen bisa menyebabkan pH
darah janin menjadi lebih asam. Maka dari itu, dokter mungkin akan melakukan
pemeriksaan penunjang berupa pengambilan sampel darah bayi untuk memeriksa pH. 

E. Penatalaksanaan Medis

Melakukan Pengawasan Janin sebelum Kelahiran/Antenatal Surveillance

Wanita dengan usia kehamilan di atas 41 minggu harus melakukan pengawasan janin
sebelum kelahiran. Saat antenatal surveillance, dilakukan pemeriksaan nonstress
testing menggunakan cardiotocography dan ultrasonografi untuk
menentukan biophysical profile.

Biophysical profile merupakan skor yang ditentukan berdasarkan parameter


ultrasonografi dan cardiotocography. Parameter yang dinilai mencakup volume cairan
amnion, tonus, gerakan fetus, pernapasan fetus, dan reaktivitas fetus. Pada kehamilan
postterm dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan biophysical profile 2 kali dalam
seminggu setelah usia gestasi di atas 41 minggu.[4,12]

Keputusan Terapi

Keputusan terapi pada kehamilan postterm didasarkan pada hasil biophysical profile.


Jika hasil skornya rendah, maka pertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan
atau operasi sectio caesarea.

Pada kondisi di mana hasil biophysical profile janin baik, keputusan terapi selanjutnya


perlu juga mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam, perkiraan berat janin,
riwayat kehamilan sebelumnya, dan preferensi pasien. Dokter juga perlu menjelaskan
risiko dari masing-masing pilihan terapi untuk membantu pasien menentukan
preferensi terapinya.

F. Terapi Obat dengan implikasi Keperawatannya

Terapi Konservatif atau Induksi Persalinan

Terapi konservatif dahulu lebih disarankan karena adanya risiko peningkatan tingkat
sectio caesarea jika induksi persalinan gagal. Walau demikian, bukti ilmiah yang ada
justru menunjukkan bahwa induksi persalinan tidak meningkatkan risiko persalinan
sectio caesarea. Sebaliknya, justru ketika dilakukan terapi konservatif, risiko sectio
caesarea akan meningkat.

Berdasarkan hasil bukti ilmiah ini, The Royal College of Obstetricians and


Gynaecologists (RCOG)/National Institute for Health and Care Excellence (NICE)
merekomendasikan induksi persalinan dilakukan secara rutin pada kehamilan
postterm usia gestasi 41+0 hingga 42+0 minggu untuk mencegah risiko terjadinya
kehamilan postterm. Induksi persalinan selambatnya dilakukan pada usia 42 6/7
minggu.

Jika induksi persalinan dilakukan, dokter harus melakukan pemantauan janin


intrapartum untuk melihat adanya intoleransi janin terhadap persalinan. Jika terdapat
kecurigaan akan adanya intoleransi ini, sebaiknya hentikan persalinan dan lakukan
sectio caesarea.
Sectio Caesarea

Sectio caesarea segera diindikasikan pada kehamilan postterm dengan


oligohidramnion, gawat janin, atau skor biophysical profile 0. Sectio caesarea juga
diindikasikan jika terjadi kegagalan induksi atau intoleransi janin terhadap persalinan.

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan terhadap masalah nyeri persalinan meliputi pengkajian


khusus masalah nyeri persalinan, pengkajian fisik secara umum berhubungan dengan
nyeri persalinan dan pengkajian secara kontini ,data latar belakang termasuk skala
nyeri dan evaluasi situsi sehari-hari. a. Riwayat Kesehatan Sekarang: Ibu mengeluh
nyeri pada abdomen, semakin lama semakin kuat b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Keluarga mengatakan ibu tidak memiliki riwayat masalah kesehatan dimasa lampau c.
keadaan Umum: Klien tampak lemah, meringis kesakitan, klien menahan nyeri
dibagian abdomen.

B. Analisa Data

Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan mengenai


nyeri peralinan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.

C. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasanyaman berhubungan dengan nyeri persalinan

2. Nyeri akut yang berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan.

3. Risiko terjadinya hemoragia yang berhubungan dengan atonia uteri atau trauma

D. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN

Gangguan rasanyaman Tujuan dan kriteria Hasil Tujuan Setelah 1. Untuk menambah penget
berhubungan dengan nyeri dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mengetahui nyeri yang diala
persalinan klien lebih merasa nyaman dari sebelumnya
2. Mengurangi nyeri yang
Kriteria Hasil:
klien
- Kebutuhan rasa nyaman klien terpenuhi
3. Menghindari abdomen
- Klien mengatakan merasa nyaman langsung dengan benda asin

Tindakan : 4. Untuk menetukan tera


digunakan
1. Jelaskan fisiologis nyeri persalinan
normal pada ibu 5. Untuk menhilangkan
mengurangi rasa tidak nya
2. Usap abdomen ibu
dialami klien.

3. Tutupi abdomen ibu dengan selimut

4. Berikan analgetik sesuai resep dokter

5. Berikan dorongan untuk melakukan


teknik relaksasi yang dipelajari pada
periode prenatal

Tujian Kriteria Hasil

TujuanNyeri berkurang Kriteria Hasil : 1. mengetahui keadaan umu


Nyeri akut yang Rasa nyaman terpenuhi.
2. mengetahui keadaan j
berhubungan dengan
Rencana Tindakan : kontraksi ibu
kontraksi uterus selama
1 .Monitor tanda-tanda vital
persalinan.
3. mengurangi nyeri
2. Monitor DJJ dan His memudahkan kemajuan pers

3. Ajarkan teknik relaksasi 4. memberikan rasa nyaman

4. Atur posisi klien 5. menilai keadaan nyeri

5. Awasi respon emosional pasien terhadap 6. mendukung persalinan n


proses nyeri Dengan memberikan pos
nyaman dapat mengurangi
6. Awasi tanda-tanda persalinan lengkap
klien

7. Beri posisi yang nyaman pada klien

Tujuan Setelah dilakukan tindakan


keperawatan diharapkan mencegah
hemoragia dapat dihindari 1. Untuk mengetahui tanda-
Risiko terjadinya
klien
hemoragia yang
Kriteria Hasil: - Mencegah hemoragia -
berhubungan dengan
Menghindari bahaya yang mungkin muncul 2. Dapat membantu men
atonia uteri atau trauma
selama masa persalinan. darah dan bekuan
menumpuk,sehingga uteru
berkontraksi kembali

Rencana Tindakan :
3. Pembalut yang
1. Kaji tanda-tanda vital
keseluruhannya mengandun
100ml darah, kehilangan
2. Massase lembut secara intermiten fundus
darah dalam 15
uteri
dipertimbangkan sebagai al
3. Kaji jumlah darah yang keluar yang hebat
terdapat pada pembalut.
4. Untuk mengetahui kelai
4. Observasi warna kulit apakah ibu terjadi pada klien
mengalami sianosis
DAFTAR PUSTAKA

Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka


Baru

Widatiningsih, S dan Dewi, C.H.T (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Trans Medika.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai