Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STUDI KASUS

“Pengelola TV Kabel Lokal Riau Dan Kaltim Ditetapkan Tersangka Dugaan


Tindak Pidana Pelanggaran Hak Cipta”

Dosen Pengampu : Friztina Anisa, SE.,MBA

DISUSUN OLEH :
Zulva Arina 19.0101.0125
Rayhan Ramadhani 19.0101.0146
Amadhea Arinta Kusuma Putri 19.0101.0148

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di Indonesia ada macam-macam Hak Kekayaan Intelekrual
semacam pembajakan, pemalsuan, serta penggandaan tanpa ijin dalam
konteks semacam hak cipta serta merk dagang, serta pelanggaran hak
paten jelas merugikan secara signifikan pada bidang ekonomi, paling
utama untuk sang pemilik legal dari hak intelektual tersebut. Hak Cipta
merupakan salah satu jenis dari Hak Kekayaan Intelektual. Pengertian Hak
Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, “Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul
secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Hak Cipta ialah salah satu bagian dari kekayaan intelektual yang
mempunyai ruang lingkup objek dilindungi sangat luas, sebab mencakup
ilmu pengetahuan, seni serta sastra yang di dalamnya mencakup pula
program komputer. Pertumbuhan ekonomi kreatif yang jadi salah satu
andalan Indonesia serta bermacam negeri serta tumbuh pesatnya teknologi
data serta komunikasi mewajibkan terdapatnya pembaruan Undang-
Undang Hak Cipta, mengingat Hak Cipta jadi basis terutama dari ekonomi
kreatif nasional. Dengan Undang- Undang Hak Cipta yang penuhi faktor
pelindungan serta pengembangan ekonomi kreatif ini hingga diharapkan
donasi zona Hak Cipta serta Hak Terpaut untuk perekonomian negeri bisa
lebih maksimal.

B. RUMUSAN MASALAH :
1. Apa yang dimaksud dengan hak cipta?
2. Apa landasan hukum dan isi yang menyangkut tentang hak cipta?
3. Apa isi studi kasus “Pengelola TV Kabel Lokal Riau Dan Kaltim
Ditetapkan Tersangka Dugaan Tindak Pidana Pelanggaran Hak Cipta”
dan bagaimana untuk penyelesaiannya studi kasus tersebut?.

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hak cipta.
2. Untuk mengetahui landasan hukum dan isi yang menyangkut tentang
hak cipta.
3. Untuk mengetahui isi dan penyelesaian dari studi kasus hak cipta
tentang “Pengelola TV Kabel Lokal Riau Dan Kaltim Ditetapkan
Tersangka Dugaan Tindak Pidana Pelanggaran Hak Cipta”.
BAB 2
ISI
1. HAK CIPTA
Pelanggaran hak cipta merupakan pelanggaran hak eksklusif dari
pencipta semacam perbanyak, menjual, serta memamerkan karya tanpa
terdapatnya izin dari pencipta. Hak cipta berperan menghargai sesuatu
karya serta mendesak pencipta karya tersebut buat menciptakan karya
baru. Tujuan dari penerapan hukum hak cipta merupakan melindungi hak
eksklusif, hak moral, serta ekonomi untuk pencipta karya. Berikut
penjelasannya:

a. Hak Eksklusif : hak pembuat karya buat mengendalikan mekanisme


kepemilikan pula distribusi dari karyanya.
b. Hak eksklusif : berarti siapa juga yang mau memakai, menyalin,
perbanyak, serta menjual sesuatu karya cipta wajib memperoleh izin
terlebih dulu dari pembuatnya.
c. Hak moral : berarti meski karya tersebut sudah dibeli, pembeli wajib
senantiasa mencantumkan nama pembuat karya.
d. Hak moral : membuat karya hendak senantiasa lekat dengan siapa
pembuatnya.
e. Hak ekonomi : berarti pembuat karya berhak memperoleh imbalan
ekonomi dari pihak- pihak yang memakai karyanya.

Contoh pelanggaran hak cipta seperti pemakaian serta pengandaan


buat pembelajaran, riset, penyusunan karya ilmiah, laporan, kritik,
tinjauan, ceramah serta pertunjukan sepanjang menyertakan sumber
lengkap dari karya tersebut. Buat pemakaian yang bertabiat memperoleh
keuntungan, wajib didapatkan izin pencipta terlebih dahulu.

2. LANDASAN HUKUM TENTANG HAK CIPTA


a. Hukum hak cipta secara internasional pernah diatur dalam konvensi
Berne, Konvensi Roma, Perjanjian Hak Cipta WIPO, Perjanjian
Pertunjukan dan Fonogram WIPO, dan Fair Access to Science and
Technology Research Act of 2015.
b. Hak cipta di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia no. 28 tahun 2014 tentang hak cipta yang dikeluarkan pada
tanggal 16 oktober 2014.

Isi Hak Cipta dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014


tentang Hak Cipta adalah “hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan
dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”

3. PELANGGARAN KASUS TENTANG HAK CIPTA


A. Kasus tentang “Pengelola TV Kabel Lokal di Riau dan Kaltim
Ditetapkan Tersangka Dugaan Tindak Pidana Pelanggaran Hak
Cipta”
JAKARTA - Setelah dilakukan upaya hukum penyitaan dan
penggeledahan di kantor operasional yang bersangkutan, aparat
penegak hukum dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI)
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia akhirnya
menetapkan status tersangka terhadap HE selaku pengelola salah satu
TV Kabel Lokal (Local Cable Operator) terbesar di wilayah Kota
Pekanbaru dan Kota Dumai, Provinsi Riau dengan inisial HMV dan
DMJ.
Di tempat terpisah, penyidik dari Direktorat Tindak Pidana
Ekonomi Dan Khusus (Ditipideksus) Bareskrim Mabes Polri juga
menetapkan status tersangka terhadap LB selaku pengelola salah satu
TV Kabel Lokal (Local Cable Operator) terbesar di wilayah Kota
Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dengan inisial BKV.
Para pengelola TV Kabel Lokal (Local Cable Operator) tersebut di
atas diduga telah melakukan tindak pidana Pelanggaran Hak Cipta atas
tayangan MOLA Content & Channels, yang dilakukan dengan cara
menayangkan konten MOLA Content & Channels secara ilegal dan
tanpa seizin/kerja sama dengan pihak Mola TV selaku pemegang Hak
Cipta dan/atau Hak Terkait atas tayangan tersebut pada TV Kabel
Lokal (Local Cable Operator) yang dikelolanya. Atas perbuatannya
tersebut, para tersangka kini diancam dengan ancaman pidana
maksimal hingga 10 (sepuluh) tahun penjara dan denda hingga Rp.
4.000.000.000 (empat miliar rupiah) sesuai dengan ketentuan Pasal
118 jo. Pasal 25 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta.

B. Bentuk pelanggaran yang dilakukan dalam kasus tersebut :


Pelanggaran yang terdapat dalam kasus tersebut menyangkut tentang
hak ekonomi lembaga penyiaran sesuai dengan Pasal 25 Undang-
Undang No. 28 Tahun 2014, yang berisi tentang :
1) Lembaga Penyiaran mempunyai hak ekonomi.
2) Hak ekonomi Lembaga Penyiaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi hak melaksanakan sendiri, memberikan izin, atau
melarang pihak lain untuk melakukan:
a) Penyiaran ulang siaran
b) Komunikasi siaran
c) Fiksasi siaran
d) Penggandaan Fiksasi siaran.
3) Setiap Orang dilarang melakukan dengan tujuan komersial atas
Lembaga Penyiaran.
C. Penyelesaian dari kasus “Pengelola TV Kabel Lokal di Riau dan
Kaltim Ditetapkan Tersangka Dugaan Tindak Pidana
Pelanggaran Hak Cipta”
1) Secara hukum :
a) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan/atau
huruf d untuk Penggunaan Secara Komersial, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

b) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 25 ayat (2) huruf d yang dilakukan dengan
maksud Pembajakan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

2) Secara umum :
a) Pihak yang melakukan pelanggaran hukum hak cipta tersebut
tetap harsu diproses secara hukum terlebih dahulu.
b) Konten yang telah ditanyangkan secara ilegal tersebut harus
dihentikan terlebih dahulu sampai proses tindak pidana selesai.
c) Menunggu persetujuan dari pihak pemilik konten untuk langlah
selanjutnya, apakah pemilik konten tersebut memperbolehkan
jika konten tersebut ditayangkan kembali ataukan akan
dihentikan saja.
d) Pihak yang melakukan pelanggaran harus meminta maaf atas
perbuatan menayangkan konten secara ilegal.
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

Pelanggaran hak cipta merupakan pelanggaran hak eksklusif dari pencipta


semacam perbanyak, menjual, serta memamerkan karya tanpa terdapatnya izin
dari pencipta. Hak cipta berperan menghargai sesuatu karya serta mendesak
pencipta karya tersebut buat menciptakan karya baru. Tujuan dari penerapan
hukum hak cipta merupakan melindungi hak eksklusif, hak moral, serta ekonomi
untuk pencipta karya.

Landasan hukum hak cipta dibagi menjadi dua yaitu:

a. Hukum hak cipta secara internasional pernah diatur dalam konvensi


Berne, Konvensi Roma, Perjanjian Hak Cipta WIPO, Perjanjian
Pertunjukan dan Fonogram WIPO, dan Fair Access to Science and
Technology Research Act of 2015.
b. Hak cipta di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia no. 28 tahun 2014 tentang hak cipta yang dikeluarkan pada
tanggal 16 oktober 2014.

Adapun pelanggaran kasus hak cipta di antaranya yaitu:

Kasus tentang “Pengelola TV Kabel Lokal di Riau dan Kaltim Ditetapkan


Tersangka Dugaan Tindak Pidana Pelanggaran Hak Cipta” ,Kemudian aparat
penegak hukum melakukan upaya hukum penyitaan dan penggeledahan di kantor
operasional yang bersangkutan. Kementerian Hukum dan HAM Republik
Indonesia akhirnya menetapkan status tersangka terhadap HE selaku pengelola
salah satu TV Kabel Lokal (Local Cable Operator) terbesar di wilayah Kota
Pekanbaru dan Kota Dumai, Provinsi Riau dengan inisial HMV dan DMJ.

Bentuk pelanggaran yang dilakukan dalam kasus tersebut :


Pelanggaran yang terdapat dalam kasus tersebut menyangkut tentang hak ekonomi
lembaga penyiaran sesuai dengan Pasal 25 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014,
yang berisi tentang :

1) Lembaga Penyiaran mempunyai hak ekonomi.

2) Hak ekonomi Lembaga Penyiaran sebagaimana dimaksud pada ayat

3) Setiap Orang dilarang melakukan dengan tujuan komersial atas Lembaga


Penyiaran.

- Penyelesaian dari kasus “Pengelola TV Kabel Lokal di Riau dan Kaltim


Ditetapkan Tersangka Dugaan Tindak Pidana Pelanggaran Hak Cipta” dengan
hukuman minimal 4 tahun penjara atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

- Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal


25 ayat (2) huruf d yang dilakukan dengan maksud Pembajakan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
DAFTAR PUSTAKA

Utami, Silmi Nurul. 2021. “Hak Cipta: Pengertian, Fungsi, Hukum,


Pendaftaran, dan Pelanggarannya”, Hak Cipta: Pengertian, Fungsi, Hukum,
Pendaftaran, dan Pelanggarannya (kompas.com), diakses pada 28 Mei 2021 pukul
07:34.

Online, Hukum. 2014. “Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014”,


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 - Pusat Data Hukumonline.com - Pusat
Data Hukumonline.com, diakses pada 28 Mei 2021 pukul 07:57.

Poerana, Sigar Aji. 2020. “Tanggungjawab Perusahaan Atas Pelanggaran


Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran”, Tanggung Jawab Perusahaan atas
Pelanggaran Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran - Hukumonline.com, diakses 28
Mei 2021 pukul 08:19.
Hariyanto, puguh. 2021. “Pengelola TV Kabel Lokal Riau Dan Kaltim
Ditetapkan Tersangka Dugaan Tindak Pidana Pelanggaran Hak Cipta”, Pengelola
TV Kabel Lokal di Riau dan Kaltim Ditetapkan Tersangka Dugaan Tindak Pidana
Pelanggaran Hak Cipta (sindonews.com), diakses 28 Mei pukul 08:30.

Anda mungkin juga menyukai