DESIGN SISTEM
PENDINGIN KAPAL &
DUCTING ‘ Nga-Ci-Se 050’
ISO 7547
Section I
PERENCANAAN SISTEM PENDINGIN PADA KAPAL
“NGA-CI-SE 050”
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
DISKRIPSI PERENCANAAN SITEM PENDINGIN
I. Diskripsi
Pada perencanaan sistem pendingin ada kapal harus mengikuti aturan-aturan
yang berlaku misalnya dalam perncanaannya harus mengikuti aturan dari ISO salah
saatunya. Pada perencanaan kali ini mengikuti atruan ISO 7547 menegenai ” SHIPS
AND MARINE TECHNOLOGY- AIR CONDITIONING AND VENTILATION OF
ACCOMODATION SPACES-DESIGN CONDITIONONG AND BASIS OF
CALCULATION”. Sistem pendingin merupakan salah satu sistem yang bekerja
dikapal. Sistem ini dirancang untuk kenyamanan dan kesehatan operator kapal dan
juga untuk supply kebutuhan udara dikamar mesin. Sistem ini dibuat dengan berbagai
pertimbangan antara lain: Jumlah manusia yang ada di kapal, panas yang dikeluarkan
oleh berbagai sistem permesinan yang lainnya, Bagian kapal yang terkena secara
langsung sinar matahari, asesibilitas untuk keperluan maintenant dan repairment.
Pemilihan AC Central yang digunakan sebagai mesin pendingin harus mampu
memenuhi kebutuhan dalam kondisi apapun. Karena kerusakan suatu sistem dikapal
akan mempengaruhi kerja sistem yang lainnya. Selain pertimbangan kebutuhan hal
yang penting lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah jenis refrigerant yang
digunakan mengingat saat ini isu lingkungan merupakan isu yang sangat penting untuk
dipertimbangkan. Pembatasan penggunaan freon sebagai salah satu refrigrant karena
menyebabkan kerusakan ozon akan membatasi kebebasan designer untuk memilih
jenis refrigerant yang ada.
Ducting sebagai saluran yang menghubungkan antara AC central dengan
berbagai ruangan yang ada dikapal juga harus diperhatikan assesibilitas dan juga
rancangan menjamin bahwa aliran fluida refrigerant lancar sampai pada ruangan -
ruangan.
1. Transmision Load
Beban transmisi adalah aliran kalor sensibel yang melalui ruangan yang
tergantung temperatur diferensial yang melewati permukaan-permukaan ruangan
Rugi Kalor Transmisi
Dihitung dengan rumus :
Q = U x A x ∆T
Contoh :
Corridor
35 0 k
Dimana ;
K = konduktivitas thermal dari materiall (W/moK)
X = tebal material (m)
fo = koefesien konveksi sisi luar (W/m2K)
f1 = koefesien konveksi sisi dalam (W/m2K)
Nilai dari ∆T = ( T1-T2 )
Missal T1 = 350
T2 = 350
∆T = 35-35
= 00
2. Solar Load
Ini adalah aliran kalor sensible yang melewati batas ruangan yang terbuka
langsung terkena sinar matahari. Beban ini ditambahkan pada beban transmisi, tapi
dihitung dengan satu langkah.
ø = Σ Av K ∆Tr + Σ Ag Gs
Dimana :
Ø = Power ( watts)
Av = Luasan yang terkena radiasi cahaya
3. Lighting Load
Beban pencahayaan adalah kalor sensible yang ditimbulkan oleh pencahayaan
di dalam ruangan.
Rugi Kalor Pencahayaan
Ketika instalasi sistem pencahayaan diketahui, rugi kalor haruslah dihitung
sesuai dengan aturan pencahayaan ruangan normal yang diterapkan untuk seluruh
pencahayaan “overhead” dan “cornice” yang dikontrol dengan switch pada tembok
dan ruangan kontrol. Sebagai contoh lampu meja di kantor. Rumus untuk menghitung
rugi ini adalah:
Jika desain desain instalasi lampu diketahui maka beban yang digunakan adalah
sebagai berikut :
H = IW + FW x BF x 3.41
Dimana
H = beban pencahayaan (Btuh)
IW = daya bola lampu pijar
FW = daya bola lampu neon
BF = factor ballast 1.25
3.14 = factor konversi (Btuh per watt)
Referensi : Diktat Pengaturan Udara dan Sistem pendingin ( Alam B. &Made Ariana)
hal. VI.4
Ketika instalasi pencahayaan tidak diketahui, beban pencahayaan dihitung
menggunakan rumus:
H = A x LC
Dalam ruangan tanpa lampu harian, beban panas dari lampu dikalkulasikan sebagai
rata-rata lampu.
4. Equipment Load
Beban peralatan adalah kalor sensible dan laten yang ditimbulkan oleh
peralatan yang terdapat di dalam ruangan.
Ruangan yang dikenakan beban ruangan antara lain galley, pantry, laundry,
radio room, wheelhouse, resistor house, deck machinery compartment, dan ruangan-
ruangan khusus seperti computer room atau engine control room.
Semua rugi peralatan yang diasumsikan harus dihitung ulang saat data rugi kalor yang
actual diketahui. Yaitu dengan menggunakan rumus:
qs = qsd x UF x HF dan
ql = qld X UF
dimana :
qs = beban kalor sensible peralatan (Btuh)
ql = beban kalor laten peralatan (Btuh)
qsd = rugi kalor sensible dari perealatan (Btuh)
qld = rugi kalor laten dari peralatan (Btuh)
UP = “use” faktor (lihat table 3.5)
HF = “hood” factor (gunakan nilai 0.5 untuk beban kalor sensible dimana
sebuah “exhaust hood” ditempatkan di atasperalatan. Untuk beban
kalor laten bernilai nol (0). Untuk “exhaust hood” pada beban kalor
laten yang tidak diletakkan di atas peralatan bernilai 1.0)
5. Beban Personel
Beban personil adalah kalor sensible dan laten yang ditimbulkan oleh
penghuni ruangan.
Rugi Kalor Personil
Bisa dihitung dengan rumus:
qs = HDs x P da
ql = HDl x P
Dimana :
qs = rugi kalor sensible (Btuh)
ql = rugi kalor laten (Btuh)
HDs = factor rugi kalor sensible (Btuh-lihat table 3.5)
HDl = factor rugi kalor laten (Btuh-lihat table 3.5)
P = jumlah penghuni ruangan
Mess Attendants&Working
All Others
Room D.B of Spaces
Sensible Laten Sensible Laten
75 360 440 300 300
76 345 455 290 310
77 330 470 275 325
78 315 485 265 335
79 300 500 250 350
80 285 515 240 360
81 270 530 230 370
82 255 545 215 385
83 240 560 205 355
84 225 575 190 410
85 210 590 180 420
Note :
Data beserta Spesifikasi Terlampir
Spesifikasi AC.
Section II
PERENCANAAN SISTEM DUCTING
“NGA-CI-SE 050”
BAB I
PERHITUNGAN
Dimana:
∆Pf : kerugian tekanan karena adanya tahanan gesek.
∆Pd : kerugian tekanan karena adanya tahanan aliran lokal.
∆Pv : kerugian tekanan karena adanya perubahan kecepatan aliran.
l γ
∆Pf = λ × × ×V 2
De 2 g
Dimana:
λ = koefisien gesek dari pipa ( asumsi menggunakan bahan besi tempa
dengan kekasaran absolut ε = 0.25)maka kekasaran relatifnya adalah
ε/d = 0.25/350
=0.0007
Vd
Re =
v
6 × 0.5
=
15 × 10 − 6
= 333333.33
1
ε 10 6 3
λ = 0.00551 + 20000 +
d Re
λ = 0.03
l = panjang pipa ( m )
untuk saluran yang dihitung adalah panjang saluran udara yang utama (ducting
utama) yaitu = 20.5 m ( saluran pipa utama terpanjang)
De = diameter ekuivalen pipa ( m )
4 × luaspenampang
De =
perimeter
Untuk penampang persegi maka
4 × ab
De =
2(a + b)
γ
∆Pd = ξ × ×V 2
2g
1.2
∆Pd = 1.2 × × 62
2 x9.8
= 2.8 kg/m2
2g
P=
2g
6 / 9 * 7.5 2
P=
2 * 9.8
P = 1.9 kg/m2
Untuk penurunan saluran udara pada saluran 900 cm2 menjadi 500 cm2
9 / 5v1 − v1
2 2
P=
2g
4 / 5 * 7.5 2
P=
2 * 9. 8
P = 2.29 kg/m2
9.80665
Untuk nilai penurunan tekanan total yaitu:
Philang = 0.035 + 3.4 + 2.8 + 1.9 + 2.29
= 10.4 kg/m2
= 101.9892 Pa
Dari spec AC yang dipilih yang tekanan maka statisnya adalah 196 Pa maka AC ini
masih memenuhi.
Note :
GAMBAR RU TERLAPIR.