Anda di halaman 1dari 23

Askep Gangguan Kebutuhan Eliminasi

BY : Ns. FERMATA SARI, M. Kep

Email : tatatomy27@gmail.com : sarifermata


ANATOMI SISTEM URINARIA
FISIOLOGIS MEKANISME URIN DAN ALVI

Fisiologi Eliminasi Alvi

Defekasi : pengeluaran feses dari anus dan dubur (Buang Air Besar)

Frekuensi BAB sangat individual, bervariasi bervariasi dari beberapa kali per hari
menjadi dua atau tiga kali seminggu

Normal : Spontan atau refleks defekasi tanpa bantuan enema tejadi setidak tidaknya
2 hari sekali dan selesai dalam 30 menit.
Lanjutan...

 Saat gelombang peristaltik memindahkan feses ke dalam sigmoid usus besar dan
rektum, terjadi peningkatan tekanan intraluminal, yang merangsang saraf sensorik di
rektum, dan individu menjadi sadar akan kebutuhan buang air besar.

 Saat sfingter ani bagian dalam mengendur, feses bergerak ke dalam lubang anus.
Setelah individu tersebut duduk di toilet atau pispot, sfingter anus eksternal relaks
secara sukarela.

 Pengeluaran feses dibantu dengan kontraksi otot perut dan diafragma, yang
meningkatkan tekanan perut, dan dengan kontraksi otot levator ani dasar panggul,
yang menggerakkan feses melalui lubang anus.

 Buang air besar normal difasilitasi dengan (a) fleksi paha, yang meningkatkan tekanan
di dalam perut dan (b) posisi duduk, yang meningkat tekanan ke bawah pada rektum.
Lanjutan...

Faktor yang mempengarhi defekasi :


• Tahap perkembangan,
• diet,
• asupan dan keluaran cairan,
• aktivitas,
• Faktor psikologis,
• kebiasaan,
• obat-obatan,
• prosedur diagnostik, anestesi dan pembedahan,
• patologis kondisi, dan
• nyeri juga mempengaruhi buang air besar.
.
Lanjutan...

Masalah Eliminasi Alvi


Lima masalah yang berhubungan dengan buang air besar adalah
 Konstipasi (sembelit)
Frekuensi BAB , 3X seminggu, tinja keras, kering, menggumpal; mengejan atau
nyeri saat buang air besar; sensasi tidak lengkap evakuasi usus (sering
digambarkan sebagai "kepenuhan" atau "tekanan" di rektum); sakit perut,
kram, atau distensi,anoreksia atau mual; atau bagian tinja yang cukup besar
 impaksi feses,
suatu massa atau kumpulan yang mengeras kotoran di lipatan rektum. Hasil
impaksi dari retensi berkepanjangan dan penumpukan kotoran
Lanjutan...

Masalah Eliminasi Alvi


 diare,
BAB dengan konsistensi lembek atau cair lebih dari 3 kali / hari akibat dari
pergerakan cepat isi feses melalui usus besar, sering disertai kram, gerakan
peristalti usus meningkat, mengeluarkan darah, lendir, mual muntah,
kelelahan,kelmahan dan malaise
 inkontinensia fekal
hilangnya kemampuan untuk mengontrol tinja dan pembuangan gas melalui
sfingter anal, gangguan fungsi sfingter ani atau suplai sarafnya, seperti pada
beberapa penyakit neuromuskuler, trauma sumsum tulang belakang, dan
tumor otot
 perut kembung.
Proses Pembentukkan urin

Filtrasi : Reabsorpsi Sekresi

• perpindahan cairan • Perpindahan • Urine akan mengalir


dari glomerulus ke cairandari tubulus menuju tubulus
kapsula bowman renalis menuju kontrortus distal
melalui membran pembuluh darah • Urine sekunder akan
filtrasi yang mengelilingnya melalui pembuluh
• Filtrasi sel darah (kapiler peitubuler) darah kapiler utk
merah, tromboosit • Prses reabrsorpsi melepaskan zat yg
dan protein agar akan terjadi tidak berguna bagi
tidak dikeluarkan penyaringan asama tubuh
oleh ginjal amino, vitamin, • Urin berkumpul di
glukosa, asam asetat, tubulus kolektivus ke
garam organik dan rongga ginjal
air
Proses Pembentukkan urin

Komposisi urine : 90% air dan kandungan


lainnya adala urea,asam urat dan ammonia
yang merupakan sisa dari pembongkaran
protein.
FISIOLOGIS MEKANISME MIKSI

Urine terkumpul dalam kandung kemih (dewasa


regangan 250-450, anak 50-200 ml)

Tekanan rangsangan sensorik

Regangan reseptor ujung saraf dinding


kandung kemih

Mengirim implus ke saraf tulang belakang

Stimulus refleks berkemih. Sacral 2-4

Spinter ani mengendur

MIKSI
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine

1. Tahap Perkembangan
a. Bayi : kebutuhan cairan 15 sd 60 ml kemudian
meningkat 250 ml-500. Frekusensi BAK 20x/
hari. Belum ada kontrol untuk BAK
b. Balita dan Pra sekolah:
18 dan 24 bulan sudah mampu menahan urin dan
bisa respon berkemih.
2,5- 3 tahun berkomunikasi untuk keinginan
berkemih
4-5 tahun sdh bisa mengontrol pada siang hari
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine

c. Usia tua :
• laki laki sering mengalami pembesaran prostat
yang menyebabkan retensi urine
• Wanita menopause mengalami penurunan
estrogen : penurunan tonus perineum, kandung
kemih, vagina, dan jaringan pendukung
;inkontenensia stress, urgensi dan ISK
• Peningkatan gangguan neuromuskuler
• Gangguan kognitif
• Akses kamar mandi
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine

2. Psikososial
• Kecemasan : ketegangan otot perut dan perineum dan sfingter
uretra eksternal; kesulitan berkemih
• Kebiasaan : suara suara untuk memanggil keinginan berkemih
3. Asupan cairan dan makanan
Output dan intake harus seimbang
• Alkohol dan kafein akan meningkatkan keluaran cairan karena
menghambat produksi ADH
• Natrium: retensi cairan karena air tertahan untuk
mempertahankan kosnsentrasi elektrolit normal
• Makanan : mengubah warna atau bau urin : buah bit(urin merah)
atau makanan mengandung karoten (urine lebih kuning),
asparagus (bau menyengat)
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine

4. Pengobatan
• Obat obatan yang mempengaruhi sistem saraf saraf otonom; retensi urin. Contoh
:
 Antikolinergik/antispasmotik
 Antihistamin ( misalnya: pseudoefedrin, diphenhydramine)
 Antihipertensi
 Anti parkison
 opioid : morfin
 Anti depresan, anti psikotik
• Diuretik ( klorotiazid dan furosemid) : meningkatkan pembentukkan urin dan
elektroli dengan mencegah reabsorpsi
• air dan elektrolit dari tubulus ginjal
• ke dalam aliran darah.
• obat juga dapat mengubah warna urin (misalnya, amitriptyline dapat mengubah
warna urin biru hijau; rifampisin dapat menyebabkan urine berwarna oranye-
kuning)
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine

5. Tonus Otot dan Aktivitas


Tonus otot kuat : untuk mempertahankan rengangan dan
kontraktilitas otot detrusor sehinggga kandung kemih dapat
terisi dan kosong adekuat.
6. Kondisi Patologis
• Penyakit ginjal : kerusakan nefron mengurangi produksi
urin
• Ganggun jantung dan peredaran darah: gagal jantung, syo
atau hipertensi (mempengaruhi aliran darah ke ginjal)
• Muntah atau demam tinggi
• Batu ginjal
• Benigna Hipertrofi Prostat
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine

7. Prosedur penbedahan dan diagnostik


• Pemeriksaan sistokopi : uretra bengkak
• Pembedahan pada saluran kemih : urine
berdarah
• Anastesi spinal : menurunkan reflek
berkemih akibat baal anastesi
• Pembedahan pada rahim yang
mempengaruhi sistem perkemihan
Produksi Urine Sesuai Usia
Perubahan Produksi Urine

 Polyuria : produksi atau jumla urin lebih dari normal. Polyuria


biasa diikuti polidipsi (haus dan asupan cairan yang berlebihan)
 Oliguria dan anuria
Penurunan output urin
• Oliguria : keluaran urin rendah,biasanya kurang dari 500 mL sehari
atau 30 mL per jamuntuk orang dewasa
• Anuria : Tidak adanya produksi urin.
 Frekuensi dan Nokturia
• Urin Frekuensi : interval buang air kecil sering (> 6kali/hari) .
Penyebab : asupan cairan yang meningkat, ISK, Stres,dan
kehamilan
• Nokturia : sering buang air kecil pada saat malam hari (4x pada
malam hari). Penyebab: gagal jantung dan Hipertropy Prostat
Perubahan Produksi Urine

 Urgensi : merasakan keinginan kuat dan toba


tiba untuk mengosongkan kandung kemih.
Penyebab : stress dan iritasi uretra, pada anak
anak spingter eksternaltidak stabil, dan ISK
 Disuria : Nyeri pada saat buang air kecil.
Penyebab : penyempitan uretra, ISK, dan cedera
pada kandung kemih.
 Urin hesitansy : Penundaan dan kesulitandalam
memulai berkemih) dikaitkan dengan disuria
Perubahan Produksi Urine

 enuresis : Enuresis nokturnal, yaitu buang air


kecil secara tidak sengaja saat tidur pada anak
di atas usia 5 tahun, dan enuresis siang hari
(kadang-kadang disebut sebagai enuresis yang
rumit)
 Inkontenensia urin : hilangnya kontrol kandung
kemih, buaang air kecil yang tidak dapat
dikontrol.
 Inkontenensia Urin Stres: urine mendadak dan
tidak dapat dikendalikan karena aktivitas yang
meningkatkan tekanan intra abdomen
Perubahan Produksi Urine

 Inkontenensia urin urgensi : keluarnya urin tidak


terkendali sesaat setelah keinginan yang kuat untuk
berkemih (kebelet)
 Inkontenensia campuran (Inkontenensia urin stres
dan Inkontenensia urin urgensi )
 Inkontenensia overflow: khilangan urin yng tidak
terkendali akibat overdistensi kandung kemih
 Retensi urin : pengosongan kandung kemih terganggu
atau tidak lengap. Sensai penuh pada kandung kemih,
disuria/anuri, distensi kandung kemih.
Masalah Keperawatan Pada Gangguan Eliminasi Alvi dan Urin

 Gangguan Eliminasi urin


 Inkontenensia Fekal
 Inkontenensia urin berlanjut
 Inkontenensia urin berlebih
 Inkontenensia urin fungsional
 Inkontenensia urin refleks
 Inkontenensia urin urgensi
 Inkontenensia stres
 Kesiapan peningkatan eliminasi urin
 Konstipasi
 Retensio urin
 Resiko Inkontenensia urin urgensi
 Risio konstipasi

Anda mungkin juga menyukai