Defekasi : pengeluaran feses dari anus dan dubur (Buang Air Besar)
Frekuensi BAB sangat individual, bervariasi bervariasi dari beberapa kali per hari
menjadi dua atau tiga kali seminggu
Normal : Spontan atau refleks defekasi tanpa bantuan enema tejadi setidak tidaknya
2 hari sekali dan selesai dalam 30 menit.
Lanjutan...
Saat gelombang peristaltik memindahkan feses ke dalam sigmoid usus besar dan
rektum, terjadi peningkatan tekanan intraluminal, yang merangsang saraf sensorik di
rektum, dan individu menjadi sadar akan kebutuhan buang air besar.
Saat sfingter ani bagian dalam mengendur, feses bergerak ke dalam lubang anus.
Setelah individu tersebut duduk di toilet atau pispot, sfingter anus eksternal relaks
secara sukarela.
Pengeluaran feses dibantu dengan kontraksi otot perut dan diafragma, yang
meningkatkan tekanan perut, dan dengan kontraksi otot levator ani dasar panggul,
yang menggerakkan feses melalui lubang anus.
Buang air besar normal difasilitasi dengan (a) fleksi paha, yang meningkatkan tekanan
di dalam perut dan (b) posisi duduk, yang meningkat tekanan ke bawah pada rektum.
Lanjutan...
MIKSI
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine
1. Tahap Perkembangan
a. Bayi : kebutuhan cairan 15 sd 60 ml kemudian
meningkat 250 ml-500. Frekusensi BAK 20x/
hari. Belum ada kontrol untuk BAK
b. Balita dan Pra sekolah:
18 dan 24 bulan sudah mampu menahan urin dan
bisa respon berkemih.
2,5- 3 tahun berkomunikasi untuk keinginan
berkemih
4-5 tahun sdh bisa mengontrol pada siang hari
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine
c. Usia tua :
• laki laki sering mengalami pembesaran prostat
yang menyebabkan retensi urine
• Wanita menopause mengalami penurunan
estrogen : penurunan tonus perineum, kandung
kemih, vagina, dan jaringan pendukung
;inkontenensia stress, urgensi dan ISK
• Peningkatan gangguan neuromuskuler
• Gangguan kognitif
• Akses kamar mandi
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine
2. Psikososial
• Kecemasan : ketegangan otot perut dan perineum dan sfingter
uretra eksternal; kesulitan berkemih
• Kebiasaan : suara suara untuk memanggil keinginan berkemih
3. Asupan cairan dan makanan
Output dan intake harus seimbang
• Alkohol dan kafein akan meningkatkan keluaran cairan karena
menghambat produksi ADH
• Natrium: retensi cairan karena air tertahan untuk
mempertahankan kosnsentrasi elektrolit normal
• Makanan : mengubah warna atau bau urin : buah bit(urin merah)
atau makanan mengandung karoten (urine lebih kuning),
asparagus (bau menyengat)
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine
4. Pengobatan
• Obat obatan yang mempengaruhi sistem saraf saraf otonom; retensi urin. Contoh
:
Antikolinergik/antispasmotik
Antihistamin ( misalnya: pseudoefedrin, diphenhydramine)
Antihipertensi
Anti parkison
opioid : morfin
Anti depresan, anti psikotik
• Diuretik ( klorotiazid dan furosemid) : meningkatkan pembentukkan urin dan
elektroli dengan mencegah reabsorpsi
• air dan elektrolit dari tubulus ginjal
• ke dalam aliran darah.
• obat juga dapat mengubah warna urin (misalnya, amitriptyline dapat mengubah
warna urin biru hijau; rifampisin dapat menyebabkan urine berwarna oranye-
kuning)
Faktor faktor yang mempengaruhi Volume urine