Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AINUN ZARIYAH

NIM/ABSEN : 200731638081/06

PRODI : Pendidikan Sejarah A

Perjalanan Awal serta Perkembangan Kolonialisasi dan Kondisi Suku


Aborigin saat Dijajah

Pendahuluan

Australia merupakan sebuah negara dengan luas kurang lebih 76.000.000 km2
memiliki ibu kota bernama Canberra dan menggunakan mata uang Dollar Autralia. Negara
tersebut terletak diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, sedangkan disebelah
selatannya terletak Antartika dan sebelah barat lautnya terletak Asia Tenggara, serta Australia
dapat dikatakan terletak menyendiri dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Sistem
pemerintahan Australia sendiri dipimpin oleh seorang Perdana Menteri, dan termasuk dalam
monarkhi parlementer-demokratis federal dalam lingkup Persemakmuran di Pasifik.

Pembahasan

a. Perjalanan Awal Kolonialisasi di Benua Australia

Pelayaran yang dilakukan Spanyol memulai ekspedisinya melalui Samudera Atlantik


dan Samudera Pasifik menuju timur juga membuka jalan bagi penemuan Benua Australia.
Orang Spanyol dalam pelayarannya telah mendekati Australia yaitu Luis de Torres. Pada
tanggal 21 Desember 1605 ikut dalam ekspedisi Pedro Fernandes De Quiros orang yang
mendapat tugas dari Raja Philip III untuk melakukan kolonialisasi dan mencari daratan
selatan. Torres merupakan wakil dalam ekspedisi tersebut. Namun dalam perjalanan terjadi
pemberontakan yang dilakukan oleh anak buah kapal Quiros sehingga mereka harus kembali.

Pada tahun 1606 Willem Jansz dari Belanda menemukan pantai Australia, kemudian
seorang tokoh Belanda juga bernama Abel Janszoon Tasman menemukan Pulau Tasmania
(1642), pantai tenggara dan timur Australia (1642), New Zealand (1642), Kepulauan Fiji
(1643). Tasman menyebut Australia sebagai Nieuw Nederland, kemudian diubah oleh VOC
menjadi Nieuw Holland dan terkenal dengan sebutan New Holland. Seorang petualang
Inggris bernama William Dampier tiba di Australia pada tahun 1688, namun keadaan tanah
yang gersang serta penduduknya yang primitif tidak menarik perhatian orang Inggris untuk
menjelajah. Dampier juga menulis buku tentang Australia dengan judul buku “Voyage Round
the World”. Pada bulan Oktober 1796 James Cook berhasil mencapai New Zealand, Cook
melakukan penyelidikan terhadap penduduk asli kemudian ia berlayar mengelilingi North
Island dan South Island selama enam bulan dan ia berhasil meyakinkan dirinya bahwa New
Zealand bukanlah bagian dari daratan luas sebagaimana diduga sebelumnya. Barulah pada 20
April 1770 Kapten James Cook serta angkatan laut kerajaan Inggris berlayar ke arah barat
dari Selandia Baru. Mereka berlayar dengan tujuan mencari benua selatan yang melegenda.
Dengan sebuah kapal yang bernama Endeavour, Cook bersama dengan 90 orang awak kapal
berlayar dari Tahiti. Mereka berlayar mengelilingi kepulauan Selandia Baru. Dalam beberapa
dekade kemudian, datanglah para pemukim bebas yang tertarik ke Australia, namun adanya
penemuan emas pada tahun 1850-anlah yang secara permanen mengubah koloni ini.

b. Perkembangan Kolonialisasi di Australia

Koloni-koloni Inggris di Australia yang pertama adalah New South Wales ini tidak
terlepas dari adanya Revolusi Industri yang mendotong perubahan besar di bidang ekonomi
dan sosial yang melahirkan ekses-ekses yang sulit untuk diatasi dan menambah runyamnya
kondisi masyarakat waktu itu. Jumlah penghuni koloni di Inggris di Australia dari tahun ke
tahun makin banyak bertambah, hal tersebut disebabkan meningkatnya deportasi para
tahanan serta masuknya orang-orang bebas yang bermigrasi ke Australia (free immigrants)
hal tersebut terjadi dalam kurun waktu antara tahun 1850.

Menjelang akhir abad ke-18, setelah orang Eropa mengetahui lebih banyak lagi
tentang Selandia Baru, wilayah ini perlahan-lahan dibuka. Pada mulanya, panenan raya di
laut selatan telah memikat para pemburu ikan paus dan anjing laut di Australia, Amerika,
Inggris, dan Perancis. Dikarenakan persaingan dagang yang ketat mengancam ekosistem
hewan. Berbagai pemukiman narapidana didirikan di Hobart, Tasmania, di Teluk Moreton,
yang kini menjadi Brisbane. Pemukim merdeka lalu berdatangan dalam kelompok kecil dan
banyak diantara narapidana yang telah dibebaskan tetap tinggal di Australia. Berbagai
pemukiman lain perlahan-lahan berdir di Perth, di tepi Sungai Swan, di Adelaide, dan di
Melbourne (Samuel, 2003:142)

Pada tahun 1813 tiga orang penjelajah (Baxland, Wentworth, Lawsen) menemukan
jalan ke arah barat yang melintasi Blue Montains dan mendapatkan daerah-daerah padang
rumput yang terbentang luas ke arah barat. Terdorong oleh hasil-hasil penjelajahan,
penyelidikan, dan berakhirnya Penal Setloment (tempat pembuangan para koloni Inggris),
maka petani dan peternak mulai meninggalkan New South Wales dan pergi menduduki
wilayah baru seperti Hobart di Tasmania (1835), Adelaide di South Australia (1836),
Brisbane di Queensland (1824), Melbourne di Victoria (1835). Karena banyaknya imigran
bebas yang masuk ke New South Wales juga mendorong gurbernur koloni itu untuk
memprakarsai suatu gagasan mengirimkan narapidana yang paling buruk ke tempat jauh dari
Sudney, yaitu kota Tasmania. Gagasan ini rupanya berkembang terus, dan atas dasar inilah
pada tahun 1855 Tasmania melaksanakan pemrintahannya sendiri dan secara resmi
mengubah namanya Van Diemen’s Land menjadi Tasmania.

Queenlands yang merupakan bagian dari New South Wales menjaid berdiri sendiri
karena merasa kecewa, salah satunya kekurangan tenaga kerja. Dibandingkan dengan koloni-
koloni di Australia, Australia Barat menjadi koloni terakhir yang melakukan pemerintahan
sendiri. Australia Barat disebut dengan koloni suatu kongsi, maka austealia disebut koloni
suatu teori karena pembentukannya didasarkan pada suatu teori yang dikemukakan oleh
Wakefield. Pada awal berdirinya koloni ini terdapat dualisme kekuasaan yang membawa
bebagai permasalahan. Namun sejak tahun 1853 Australia Selatan mulai mempersiapkan
pemerintahan sendiri namun berjalan efektif pada tahun 1856. Victoria di bawah
pemerintahan New South Wales menyebabkan antara Victoria dan New South Wales semoat
terjadi intercolonial jealousy. Hal tersebut menyebabkan kerugian dua belah pihak, terutama
di bidang ekonomi. Pada tahun 1850 Victoria dipisahkan dari New South Wales dan sejak
tahun 1851 menetapkan pemerintahan sendiri.

c. Kondisi Suku Aborigin saat Dijajah

Ketika Inggris mendarat di Australia pada tahun 1788, suku Aborogin berjumlah
sekitar 140.000 orang, dan sekarang berjumlah 40.000 orang. Pertemuan antara suku
Aborigin dengan para pendatang merupakan pertemua yang tidak seimbang. Penduduk asli
terdesak dan jumlah mereka mengalami penurunan yang sangat drastis, karena sebagian
penduduk mati terbunuh serta sebagian lain terkena wabah penyakit yang dibawa oleh para
pendatang. Rasisme terhadap kaum Aborigin semakin meningkat dan terus menerus ada
sepanjang sejarah. Pada 26 Januari 1788, datanglah 11 kapal Inggris yang membawa 1.500
penumpang dengan jumlah setengahnya adalah narapidana, mereka mendarat di Pelabuhan
Sydney. Mereka terus melakukan pemindahan narapidana hingga pada tahun 1868 dan
tercatat sebanyak 160.000 narapidana yang diangkut ke Australia. Kehidupan narapidana di
tempat ini sangatlah berat, narapidana wanita menjadi sasaran eksploitasi seksual. Serta
hukuman yang mereka dapat juga berat seperti hukuman cambuk, dan hukuman gantung. Hal
tersebut juga berdampak kepada suku Aborigin, mereka digusur saat akan mendirikan
pemukiman baru, mereka juga dilarang melakukan kehidupan tradisional, serta kematian
yang selalu menjadi momok dikarenakan banyaknya penyakit baru yang tidak dikenal dibawa
oleh para penjelajah Eropa

Ketika bangsa Inggris mendarat di Australia mereka menganggap bahwa benua


Australia cocok menjadi hak milik kerajaan Inggris. Kapten James Cook mengemukakan hal
tersebut tanpa memperhatikan kehadiran kaum Aborigin. Sehingga dari awal Inggris telah
menyatakan pada negara-negara lain bahwa Australia merupakan hal milik kerajaan Inggris.
Kaum Aborigin dibuat bingung dengan kedatanga kapal-kapal yang singgah di Australia dan
tidak menyambung kedatangan tersebut. Bagi suku Aborigin pertemuan dengan kapal Kapten
Philip adalah suatu pengalaman yang asing, suatu pengalaman yang sama sekali baru, yang
berawal dari suatu kecurigaan dan kemudian berubah menjadi konfrontasi fisik. Kaum
Aborigin pada saat itu dianggap sebagai “barang antik” dari Benua Australia. Sikap
menganggap kaum Aborigin “setengah manusia” ini merupakan bibit rasisme yang kemudian
menyebar di masyarakat. Bangsa Inggris memandang rendah kaum Aborigin yang berkulit
hitam bermata cekung, tidak berpakaian, serta menggunakan bahasa yang aneh. Para
pendatang juga tidak berusaha untuk mengatahui adat istiadat, organisasi, kepercayaan suku
Aborigin. Kaum kulit putih telah merampas tanah mereka dan menempatkan suku Aborigin
yang berkulit hitam pada lapisan paling bawah dalam struktur masyarakat. Sikap bangsa
Inggris yang keji terhadap suku Aborigin adalah untuk tidak mencampuradukkan antara suku
Aborigin dengan bangsa Inggris, bangsa Inggris mengatakan bahwa suku Aborigin sebagai
penduduk yang terbelakang dalam kebudayaan barat yang mereka bawa dari Eropa.

Kesimpulan

Pelayaran yang dilakukan Spanyol memulai ekspedisinya melalui Samudera Atlantik


dan Samudera Pasifik menuju timur juga membuka jalan bagi penemuan Benua Australia.
Pada tahun 1606 Willem Jansz dari Belanda menemukan pantai Australia, kemudian seorang
tokoh Belanda juga bernama Abel Janszoon Tasman menemukan Pulau TasmaniaKoloni-
koloni Inggris di Australia yang pertama adalah New South Wales ini tidak terlepas dari
adanya Revolusi Industri yang mendorong perubahan besar di bidang ekonomi. Menjelang
akhir abad ke-18, setelah orang Eropa mengetahui lebih banyak lagi tentang Selandia Baru,
wilayah ini perlahan-lahan dibuka. Pada mulanya, panenan raya di laut selatan telah memikat
para pemburu ikan paus dan anjing laut di Australia, Amerika, Inggris, dan Perancis.
Dikarenakan persaingan dagang yang ketat mengancam ekosistem hewan. Berbagai
pemukiman narapidana didirikan di Hobart, Tasmania, di Teluk Moreton, yang kini menjadi
Brisbane. Pada tahun 1813 tiga orang penjelajah (Baxland, Wentworth, Lawsen) menemukan
jalan ke arah barat yang melintasi Blue Montains dan mendapatkan daerah-daerah padang
rumput yang terbentang luas ke arah barat. Terdorong oleh hasil-hasil penjelajahan,
penyelidikan, dan berakhirnya Penal Setloment (tempat pembuangan para koloni Inggris),
maka petani dan peternak mulai meninggalkan New South Wales dan pergi menduduki
wilayah baru seperti Hobart di Tasmania (1835), Adelaide di South Australia (1836),
Brisbane di Queensland (1824), Melbourne di Victoria (1835). Queenlands yang merupakan
bagian dari New South Wales menjaid berdiri sendiri karena merasa kecewa, salah satunya
kekurangan tenaga kerja. Dibandingkan dengan koloni-koloni di Australia, Australia Barat
menjadi koloni terakhir yang melakukan pemerintahan sendiri. Australia Barat disebut
dengan koloni suatu kongsi, maka austealia disebut koloni suatu teori karena
pembentukannya didasarkan pada suatu teori yang dikemukakan oleh Wakefield. Ketika
Inggris mendarat di Australia pada tahun 1788, suku Aborogin berjumlah sekitar 140.000
orang, dan sekarang berjumlah 40.000 orang. Pertemuan antara suku Aborigin dengan para
pendatang merupakan pertemua yang tidak seimbang. Penduduk asli terdesak dan jumlah
mereka mengalami penurunan yang sangat drastis, karena sebagian penduduk mati terbunuh
serta sebagian lain terkena wabah penyakit yang dibawa oleh para pendatang. Rasisme
terhadap kaum Aborigin semakin meningkat dan terus menerus ada sepanjang sejarah
Daftar Pustaka

Kaswati A. 2019.Peranan Orang Portugis dan Spanyol dan Pengaruhnya


terhadap Penemuan Benua Australia 1770. Pendidikan Sejarah
IKIP PGRI Wates.

Sumatie.2015. Sejarah Australia. Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas PGRI Palangkaraya.

Utari D.R.1999. Kolonisasi Bangsa Inggris di Australia dan Akibatnya Bagi


Kelangsungan Hidup Suku Aborigin. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai