Pendahuluan
A. Dasar Teori
Asam (Acid) adalah senyawa oksida (senyawa yang mengikat oksigen) non
logam didalam air. Sedangkan Basa (Alkali) adalah senyawa oksida logam
didalam air.
Pengertian diatas tak terlepas dari teori-teori para ahli yang digabungkan
menjadi satu pemikiran, teori para ahli tersebut diantaranya
1. Teori Svante Arrhenius
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan mengalami
ionisasi dengan membentuk ion hidrogen (H +) sebagai satu-satunya ion
positif. Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air akan mengalami
ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida (OH -) sebagai satu-satunya
ion negatif.
2. Teori Bronsted-Lowry
Asam adalah zat (spesi) yang dapat memberikan atau melepaskan
proton pada zat lain sehingga disebut dengan donor proton. Basa adalah
zat (Spesi) yang dapat menerima proton dari zat lain, sehingga disebut
dengan akseptor proton.
3. Teori asam-basa Lewis
Asam adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor pasangan
elektron bebas dari spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinasi. Basa
adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan elektron bebas
kepada spesi lain membentuk ikatan kovalen koordinasi.
Arrhenius hanya dapat mengaplikasikan teorinya dalam pelarut air,
Bronsted-Lowry tidak terbatas hanya dalam pelarut air tetapi dapat
mengaplikasikan teorinya dalam pelarut lain, Lowri muncul menjelaskan
teorinya dengan metode pelarut air, pelarut non air dan bahkan tanpa
pelarut.
Teori-teori dari para ahli inilah yang kami pakai dalam mendasari uji
coba asam-basa menggunakan indikator atau suatu zat yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah zat bersifata asam atau basa melaluli
suatu warna.
Kimia
B. Rumusan Masalah
Adapun yang dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa saja bahan yang dipakai dalam percobaan asam basa ?
2. Bagaimana langkah-langkah melakukan uji coba asam basa ?
3. Indikator mana yang paling baik digunakan dalam melakukan percobaan
asam-basa?
4. Bahan uji coba apa saja yang termasuk dalam sifat asam-basa?
5. Apa saja kekurangan dari indikator alami dan buatan?
C. Tujuan Penelitian
1. Membuat indikator asam-basa dari bahan alami
2. Menguji coba larutan dengan kertas lakmus
3. Menambah pengetahuan mengenai benda-benda yang bersifat asam atau
basa
D. Manfaat penelitian
1. Menambah pengetahuan tentang materi asam dan basa
2. Mengetahui bahan apa saja yang termasuk kedalam asam dan basa
BAB II
Isi
Jadi dari tabel diatas dapat disimpulkan Bahwa setiap indikator menghasilkan warna
tertentu dalam larutan asam dan basa. Sedangkan indikator alami atau buatan dapat disebut suatu
zat Dapat disimpulkan bahwa bahan yang memiliki kuning warna kemerahan memiliki
sifat asam, warna ungu menunjukan sifat netral sedangkan bila bahan berubah menjadi
hijau memiliki sifat basa. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Dari hasil percobaan menggunakan indikator buatan yakni kertas lakmus dapat
kita ketahui bahwa Air jeruk dan Air cuka mengubah kertas lakmus biru menjadi
berwarna merah yang berarti keduanya memiliki sifat asam, air kapur sirih dan air sabun
mengubah kertas lakmus merah menjadi berwarna biru yang artinya kedua benda
tersebut bersifat basa sedangkan air gula, air garam dan air suling tidak mengubah
warna pada kertas lakmus merah maupun biru yang artinya mempunyai sifat netral.
D. Menjawab Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil percobaan diatas, ekstrak bahan uji manakah yang paling baik
digunakan sebagai indikator asam basa? Jelaskan jawaban anda berdasarkan
data-data yang ada!
Jawaban :
Laporan Penelitian Uji coba Asam-Basa kelompok 2 i
Kimia
Ekstrak yang paling baik dalam pengujian asam dan basa adalah bunga sepatu
dan terompet karena perbedaan warnanya lebih jelas sehingga dapat dibedakan
sifat asam dan basanya.
2. Sebutkan bahan uji yang termasuk dalam sifat asam-basa!
Jawaban :
1) Asam 2) Basa
Air jeruk Air kapur sirih
Air cuka Air sabun
3. Coba anda sebutkan kelebihan dan kekurangan dari indikator asam-basa alami
dengan yang sintesis!
Jawaban :
Kelebihan indikator asam-basa alami :
Lebih mudah untuk didapatkan
Kekurangan indikator asam-basa alami :
Kurang akurat dalam menentukan larutan asam dan basa daripada
indikator buatan
Bahan-bahan harus diubah menjadi larutan terlebih dahulu sebelum
dicampur dalam larutan
Kelebihan indikator asam-basa sintetis:
Lebih akurat dalam menentukan larutan asam dan basa daripada indikator
alami.
Kekurangan indikator asam-basa sintetis :
Agak sulit didapatkan karena harganya lebih mahal
Hanya dapat dipakai sekali pakai