Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

EJAAN DAN TANDA BACA

NAMA KELOMPOK :
1. (A1119009), NIMAS SUTRA KENARI
2. (A1119008), NADIRAH FEBRIANI ROSALIA
3. (A1119009), PUTU PEGY SUCIARI
4. (A1119013), NI NYOMAN SUMANTARI
5. (A1119016), NI LUH PUTU SENI RAHAYU

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


STIKES BINA USADA BALI
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas berkatnya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul EJAAN DAN TANDA BACA tepat waktu.

Makalah EJAAN DAN TANDA BACA disusun guna memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 4

Latar Belakang ………………………………………………………………. 4

Rumusan Masalah ……………………………..……………………………. 4

Tujuan ……………………………………………..………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN ………………………….………………………… 6

Pengertian Ejaan ……………………………………………...…………….. 6

Fungsi Ejaan ……………………………………….………………….…….. 6

Pemakaian Huruf ………………………………………………………..… .. 6

Penulisan Kata ………………………………………………………………. 1

Pemakaian Tanda Baca ……………………………………………………… 1

BAB III PENUTUP ………………………………………………………..... 25

Simpulan …………………………………………………………………….. 25

Saran ………………………………………………………………………… 25

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...... 26

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan sebagai
alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut,
bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan
penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan
media tersebut secara baik dan benar.

Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.


Penyampaian pesan, perasaan, ataupun ide hanaya akan efektif jika menggunakan bahasa.
Salah satu penyampaian pesan, perasaan ataupun ide itu dilakukan dengan menulisnya.
Terkadang bahasa yang diungkapkan dalam bentuk tulisan menjadi tidak efektif yang
penyebabnya antara lain kesalahan ejaan ataupun tanda baca.

Tanda baca dan ejaan menjadi penting karena penggunaan yang tidak sesuai akan
mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan penulisan
huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.

Sedangkan tanda baca itu sendiri dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi mudah untuk
dipahami, sehingga pesan yang diungkapkan dapat dipahami sama.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari ejaan ?

1.2.2 Apakah fungsi ejaan ?

1.2.3 bagaimana pemakaian sebuah huruf ?

1.2.4 Bagaimana cara penulisan huruf ?

1.2.5 bagaimana pemakaian tanda baca ?

4
1.3 Tujuan Pembahasan

Mengetahui dan memahami tentang pengertian, fungsi-fungsi dan cara penggunaan


ejaan dan tanda baca yang ada di dalam bahasa Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia IV Daring (2016), ejaan adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi (kata, kalimat, dsb.) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta
penggunaan tanda baca. Ejaan merupakan suatu aspek yang penting dalam penggunaan
bahasa Indonesia yang benar.

2.2 Fungsi Ejaan


Ejaan merupakan aspek penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar. fungsi
dari ejaan antara lain :
1. Landasan pembakuan tata bahasa
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia

2.3 Pemakaian Huruf


A. Huruf Abjad
Abjad yang diapakai dalam ejaan bahasa Indonesia dipakai terdiri atas 26 huruf, berikut :

Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Non kapital
A a A a
B b Be bé
C c Ce cé
D d De dé
E e E é
F f Ef éf
G g Ge gé
H h Ha ha
I i I i
J j Je jé
K k Ka ka
L l el él
M m em ém
N n en én
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er ér

6
S s es És
T t te Té
U u u U
V v ve Vé
W w we Wé
X x eks Éks
Y y ye Yé
Z z zet Zét

B. Huruf Vokal
huruf yang melambangkan vocal dalam bahasa Indonesia terdiri dari 5 huruf, yaitu a, e, i,
o, dan u

Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf
Posisi Posisi
Vokal Posisi Tengah
Awal Akhir
a api padi Lusa
e enak petak Sore
  ember pendek  
  emak kena Tipe
i itu simpan Murni
o oleh kota Radio
u ulang bumi Ibu

Keterangan:
 Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat digunakan jika
ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e]. Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ]. Misalnya:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə]. Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.

7
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Konsona Posisi Posisi Posisi
n Awal Tengah Akhir
b bahasa sebut adab
c cakap kaca  
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q qariah iqra  
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t Tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x xenon    
y yakin payung  
z zeni lazim juz
Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf x pada
posisi awal kata diucapkan [s].

D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan
huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
E. Gabungan Huruf Konsonan
F. Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
G. Huruf Kapital

8
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,


termasuk julukan. Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sarti

CATATAN

- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama
jenis atau satuan ukuran. Misalnya:
ikan mujair
mesin diese
- Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas. Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:
Islam : Alquran
Kristen : Alkitab
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang. Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin

9
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan. Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat. Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
CATATAN
- Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan

8. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar
atau hari raya.. Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hariLebaran hari Natal
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
10
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama
majalah
dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang
tidak terletak pada posisi awal. Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan. Misalnya:
S.H. : sarjana hukum
S.K.M. : sarjana kesehatan masyarakat

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain
yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?

H. HURUF MIRING
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan

11
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d. Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing. Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.\

I. HURUF TEBAL
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagianbagian karangan, seperti judul
buku, bab, atau subbab.

2.4 Penulisan Kata


A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.

B. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan

12
CATATAN
 Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau -wi, ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi

2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Misalnya:


adibusana infrastruktur proaktif
aerodinamika inkonvensional purnawirawan
antarkota kontraindikasi saptakrida

C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-anak biri-biri
buku-buku cumi-cumi
hati-hati kupu-kupu

D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah. Misalnya:
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
simpang empat meja tulis
mata acara cendera mata
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru
13
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan
atau akhiran. Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawah
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. Misalnya:
Acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
E. Pemenggalan Kata
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai
berikut.
1. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di
antara kedua huruf vocal itu. Misalnya:
bu-ah
ma-in
2. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. Misalnya:
pan-dai
au-la
3. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan(termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf
konsonan itu.
Misalnya:
ba-pak
la-wan
de-ngan
ke-nyang
mu-ta-khir
mu-sya-wa-rah

14
4. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Misalnya:
Ap-ril
cap-lok
makh-luk
man-di
sang-gup
som-bong
swas-ta
5. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing
melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan
yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya:
ul-tra
in-fra
ben-trok

F. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
Misalnya: Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari

G. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:
Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
H. Singkatan dan Akronim
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik
pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
H. Hamid Haji Hamid.

15
2. a. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis
dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya:
PT perseroan terbatas
MAN madrasah aliah negeri
SD sekolah dasar
KTP kartu tanda penduduk
SIM surat izin mengemudi
NIP nomor induk pegawai
3. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
hlm. Halaman
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagai

I. Angka dan Bilangan


Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang
bilangan atau nomor.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
C (100), D (500), M (1.000), _V (5.000), _M (1.000.000)

J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya


Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku,
-mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
Rumah itu telah kujual.

16
Majalah ini boleh kaubaca.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Rumahnya sedang diperbaiki.

K. Kata Sandang si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik.

2.5 Pemakaian Tanda Baca

Dalam pemakaian tanda baca mencakup hal-hal sebagai berikut:

A. Tanda titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya:
Nenekku tinggal di Jawa Tengah.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ihtisar atau daftar.
Misalnya:
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang Masalah
2.2 Rumusan Masalah
2.3 Tujuan Penulisan

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan
waktu. Misalnya:
Tsunami di Mentawai terjadi pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010 pukul 22.10
WIB.

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit dan detik yang menunjukan
jangka waktu. Misalnya
Aku menunggu di stasiun kereta api selama 1 jam

17
5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya:
Waridah, Ernawati. 2008. EYD Seputar Kebahasa Indonesiaan. Bandung:
KawanPustaka.

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya:
Desa ini berpenduduk 25.300 orang.

7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak
menunjukan jumlah. Misalnya:
Kakakku lahir pada tahun 1987 di Pringsewu.

8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan,ilustrasi,tabel, dan sebagainya. Misalnya:
Acara Kunjungan Presiden SBY

9. Tanda titik tidak dipakai di belakang nama pengirim dan tanggal surat,serta nama dan
alamat penerima surat. Misalnya:
Jalan Ahmad Yani 64 Pringsewu (tanpa titik) 2 November 2010 (tanpa titik)

B. Tanda koma (,)

1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian. Misalnya:


a. Adik membeli tas, buku, pensil, dan penghapus untuk keperluan sekolah.
2. Dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara dengan kalimat setara berikutnya
yang didahului dengan kata hubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan.
Misanya:
a. Saya ingin pergi, tetapi dia tidak kunjung datang.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika anak
itu mendahulai induk kalimatnya. Misalnya:
a. Kalau hari ini hujan, dia tidak akan pergi.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika
anak kalimat mengiringi induk kalimat. Misalnya:
a. Dia tidak akan pergi kalau hari hujan.

18
5. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Misalnya:
a. Kendaraan di jalan semakin padat. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari dari bagian laindalam kalimat.
Misalnya:
a. Kata Ayah,”Nenek akan datang.”
7. Dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya. Misalnya:
a. Ibu Dra. Lisdwiana Kurniati, M.P.d. adalah dosen Mata Kuliah Penyuluhan
Bahasa Indonesia.
8. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
a. Semua Mahasiswa STKIP Muhammadiyah, baik laki-laki maupun perempuan,
harus mematuhi peraturan kampus.
9. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dari kata lain yang terdapat
dalam kalimat. Misalnya:
a. Aduh, Kartu Peserta Ujianku tertinggal di rumah!
10. Dipakai diantara nama dan alamat,bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta
nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan. Misalnya:
a. Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Ketua Jurusan Bahasa dan Seni, STKIP
Muhammadiyah, Jalan Makam, Pringsewu.
11. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka. Misalnya:
a. Alisjahbana, Sutan Takdir.1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.Djakarta:PT
Pustaka Rakyat.
12. Dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya:
a. W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang(Yogyakarta;
UP Indonesia, 19670,hlm.4.
13. Dipakai di muka anka persepuluhan atau diantara rupiahyang dinyatakan dengan
angka. Misalnya:
a. Kedalaman sungai itu hanya 12,5 m.
14. Dipakai untuk menghindari salah salah bacadi belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat. Misalnya:
a. Atas bantuan Fara, Intan mengucapkan terima kasih.

19
15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsungdari bagian lain yang
mengiringinya jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau seru. Misalnya:
a. Ke mana Saudara akan pergi?” Tanya Anto.
C. Tanda titik koma (;)

1. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya:
Malam semakin larut;tugas kuliah belum selesai juga.
2. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan yang setara di dalam
kalimat majemuk. Misalnya:
Saya mengerjakan tugas kuliah; kakak asyik menonton televisi.

D. Tanda titik dua (: )

1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti pemberian.


Ibu memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,dan lemari.
2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Acara akan di laksanakan pada:
Hari :
Tempat :
Waktu :
3. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Amir : “ Baik, Bu,” (mengangkat kompor dan masuk)
4. Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam kitab
suci,diantara judul dan anak judul suatu karangan,serta nama kota dan penerbit buku.
Misalnya:
Guru agama Islam membacakan surat Al Imron:156

E. Tanda hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsure-unsur kata ulang. Misalnya :


Ani memakai baju kemerah-merahan.

20
2. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau
ungkapan dan penghilang bagian kelompok kata. Misalnya :
Sesama teman harus memiliki rasa kesetiakawanan-sosial.

3. Dipakai untuk merangkaikan se dengan kata berikutnya, ke dengan angka, angka


dengan an. Misalnya :
Pada tanggal 17 Agustus se-Indonesia merayakan kemerdekaan.
4. Untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan unsure bahasa asing. Misalnya :
Taufik Hidayat unggul dalam pertandingan bulu tangkis setelah men-smash lawannya.
5. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris,
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada juga ca-
ra yang baru.
6. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian
kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya:
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.
7. Menyambung huruf kata yang di eja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya:
p-a-n-i-t-i-a

F. Tanda pisah (– )

1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar
bangun kalimat. Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
2. Dipakai diantara dua bilangan,tanggal atau tempat dengan arti’ sampai ke’ atau ‘sama
dengan’. Misalnya:
Pertandingan sepak bola itu berlangsung dari tanggal 2–8 November 2010.

G. Tanda ellipsis (…)

1. Dipakai dalam kalimat terputus-putus. Misalnya:


Kalau begitu… ya,kita harus semangat.
2. Menunjukan ahwa dalam suatu kalimatada bagian yang di hilangkan. Misalnya:

21
Sebab-sebab kemerosotan… akan diteliti lebih lanjut.

H. Tanda Tanya (?)

1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.


 Kapan kamu akan pulang?
 Dipakai di dalam tanda kurunguntuk menyatakan bagian kalimatyang kurang dapat
dibuktikan kebenaranya.
 Uangnya sebanyak 20 juta rupiah(?) hilang.

I. Tanda seru (!)


Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan. Misalnya :
Alangkah seramnnya peristiwa itu!
J. Tanda kurung ( (…) )
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK ( Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan

K. Tanda kurung siku ( […] )


1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang
ditulis orang lain.
Misalnya: Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan
secara khidmat.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya: Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35─38]) perlu dibentangkan di sini.

L. Tanda petik (”…”)


1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain. Misalnya:
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

22
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya:
Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus. Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

M. Tanda petik tunggal (‘…’)


1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan
lain. Misalnya:
Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan. Misalnya:
tergugat ‘yang digugat’

N. Tanda garis miring ( / )


1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap. Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat daratatau lewat laut’
3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang
ditulis orang lain. Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
O. Tanda penyingkat atau apostrop ( )
Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun dalam konteks tertentu. Misalnya:
Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Mereka sudah datang, ‘kan? (‘kan = bukan)
Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)

23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. EYD (Ejaan yang
Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur
penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf
capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai dari
ejaan Van Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang disempurnakan. Bahkan
terdapat ejaan yang dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia, yakni ejaan
Melindo.Namun, karena faktor-faktor tertentu ejaan tersebut tidak dapat diresmikan.

24
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari ,Pemakaian Huruf, Penulisan
Huruf, Penulisan Kata, Penulisan Unsur Serapan, Pemakaian Tanda Baca

3.2 Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar.Karena bagaimanapun bahasa memiliki peran penting
dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini. Dengan
mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran, pemahaman, dan
penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan
yang disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Kami akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik
dan saran pembahasan pada makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
 Desi Zulvina. 2014. Ejaan Dan Tanda Baca. Makalah
 Alwi, Hasan. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

25

Anda mungkin juga menyukai