Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN BULAN KE -2

KONSULTAN PERORANGAN
FIELD STAFF

(Laporan Bulan Mei)


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Kegiatan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat Periode Mei di Desa Triwacu-Wacu Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara
Tahun Anggaran 2021. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda
tercinta Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan Syafa’atnya di akhirat nanti.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai bahan pertanggung jawaban pada
kegiatan pemberdayaan tanah masyarakat melalui program Penanganan Akses Reforma
Agraria Kabupaten Buton Utara tahun anggaran 2021. Penyusunan laporan ini berdasarkan
kegiatan yang telah di lakukan selama periode Mei mulai dari Pembentukan Tim Penanganan
Akses Reforma Agraria, dilanjutakan dengan penentuan lokasi kegiatan oleh Tim pelaksana
harian, pemetaan sosial dan rencana kerja periode Juni di Desa Triwacu-Wacu Kecamatan
Kulisusu Kabupaten Buton Utara Tahun Anggaran 2021.
Selain itu kami juga sadar bahwa dalam laporan ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik
dan saran untuk kemudian dapat kami revisi pada laporan yang selanjutnya, sebab kami
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Semoga laporan ini dapat memenuhi kebutuhan dan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan. Demikian atas kerjasama dari semua pihak kami ucapkan terimakasih.

Buranga, 1 Juni 2021

Konsultan Perorangan
Kantor Badan Pertanahan
Kabupaten Buton Utara

La Sabirin

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Maksud dan Tujuan................................................................... 2

1.3 Waktu Pelaksanaan.................................................................... 3

BAB II KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

2.1 Pembentukan Organisasi............................................................ 4

2.2 Penetapan Lokasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat........... 4

2.3 Pemetaan Sosial......................................................................... 5

2.4 Gambaran Umum Wilayah Desa Triwacu-Wacu....................... 5

BAB III REALISASI DAN RENCANA KEGIATAN


3.1 Realisasi Kegiatan...................................................................... 6

3.2 Rencana Kegiatan....................................................................... 7

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................ 8
4.2 Saran........................................................................................... 8
LAMPIRAN KEGIATAN BULAN MEI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan pembangunan dalam rangka peningkatan kesejahteraan manusia


mengharuskan dilakukannya pengaturan tentang pengelolaan tanah dengan cara yang
sebaik-baiknya agar berbagai kepentingan dan kebutuhan akan tanah dapat
diselenggarakan secara serasi, selaras, seimbang dan setepat-tepatnya. Dengan usaha
yang terus-menerus dan terprogram, pembangunan di bidang pertanahan diharapkan
dapat mewujudkan kondisi pemanfaatan dan pemilikan tanah yang dapat mendatangkan
kesejahteraan dan ketentraman serta keamanan warga masyarakat, bangsa dan negara.
Sesuai dengan konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) yang
memberikan landasan bahwa “bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk rakyat”.
Dalam rangka mewujudkan kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan
dalam UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
dan Tap MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumberdaya Alam, maka Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional sebagai lembaga pemerintah yang mengemban tugas di bidang
pertanahan mencanangkan agenda nasional yaitu melaksanakan Reforma Agraria yang
meliputi asset reform dan acsess reform. Pelaksanaan Reforma Agraria tersebut sejalan
dengan Program Pro Rakyat sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor
10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat
sebagai bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) yang merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi
negara maju dan termasuk 10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun 2025 dengan
pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Legalisasi aset atau disebut juga kegiatan sertipikasi hak atas tanah masyarakat
yang merupakan salah satu kegiatan asset reform telah dilakukan jajaran Badan
Pertanahan Nasional hingga saat ini di seluruh wilayah Indonesia. Sertipikasi hak atas
tanah bukan semata-mata untuk mengupayakan penataan administrasi bidang pertanahan
dalam wewenang negara untuk mengatur hubungan hukum antara orang dengan tanah,
tetapi diupayakan pula agar tanah menjadi sumber kesejahteraan bagi rakyat Indonesia
dan pemilik tanah bisa hidup mandiri dan berkelanjutan.
Seiring dengan semangat organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

1
Nasional, paradigma kebijakan di bidang pertanahan tidak lagi terkonsentrasi kepada
legalisasi aset dan penataan administrasi bidang pertanahan semata, namun juga
berorientasi pada kemakmuran dan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui akses
reform yang berprinsip pada “keadilan, kemakmuran, penanganan sengketa,
kemandirian dan keberlanjutan”.
Saat ini Badan Pertanahan Nasional belum melaksanakan secara sistematis dan
menyeluruh kegiatan-kegiatan akses reform dalam rangka mewujudkan tanah sebagai
sumber kesejahteraan bagi rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU No.5
Tahun 1960 (UUPA) dan Tap MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumberdaya Alam. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan
akses reform melalui Program Pembedayaan Masyarakat Pasca Legalisasi Aset secara
komprehensif.
Reforma Agraria merupakan upaya penataan kembali struktur penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui penataan
aset dan disertai penataan akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018. Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Kantor Pertanahan Kabupaten Buton
Utara merupakan salah satu komponen BPN yang berkewajiban menyukseskan Program
Pemberdayaan Tanah Masyarakat Pasca Legalisasi Asset, agar masyarakat Kabupaten
Buton Utara khususnya masyarakat Desa Triwacu-Wacu, Kecamatan Kulisusu dapat
merasakan peningkatan Akses dari penguatan Hak Atas Tanah yang Mereka miliki
sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. Kantor Pertanahan Kabupaten
Buton Utara bekerjasama dengan Instansi/SKPD terkait dalam menyelenggarakan
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pasca Legalisasi Asset sehingga program yang
disusun dapat ditindak lanjuti lebih lanjut dan masyarakat dapat menikmati hasil dari
program pemberdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pasca Legalisasi Aset adalah
wujud peran aktif Kantor Pertanahan dalam menyukseskan Program
Pemberdayaan Masyarakat Pasca Legalisasi Asset.
1.2.2 Tujuan
a. Agar Masyarakat Desa Triwacu-Wacu dapat mendapat Akses ke sumber-
sumber ekonomi melalui Sertipikat Hak Atas Tanah, sehingga taraf hidup
masyarakat menjadi lebih baik.
b. Agar manfaat dari Sertipikasi Hak Atas Tanah dinikmati secara berkelanjutan.

2
1.3 Waktu Pelaksanaan

APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER


NO TAHAPAN I II III I I II III IV I II III IV I I III IV I II III IV I I III IV I I III IV
V I I I
1 Rapat Pembentukan Tim & Koordinasi  
  Pembentukan Tim Penangan Akses Reforma Agraria                                                        
  Rapat Tim & Koordinasi                                                        
2 Pemetaan Sosial  
  Penyusunan Kuisioner                                                        
  Survei Instansi                                                        
  Survei Di Desa TRiwacu-Wacu                                                        
  Input Data Dan Analisis                                                        
  Pemetaan Area Potensi                                                        
3 Penyuluhan dalam Rangka Pengembangan Program  
  Penyuluhan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat                                                        
  Aset & Akses Reform                                                        
  Permodalan                                                        
  Kebijakan di bidang UMKM, Pertanian, Perkebunan & Perikanan                                                        
4 Penyusunan Model  
  Focus Group Discusion (FGD)                                                        
  Analisis Model Dan Kesimpulan                                                        
5 Pendampingan Penanganan Akses  
  Pendampingan Usaha Dan Diversifikasi                                                        
  Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna                                                        
  Penguatan Basis Data Dan Informasi Komoditas                                                        
  Fasilitasi Akses Permodalan dan Pemasaran Offtaker                                                        
  Penyediaan Infrastruktur Pendukung                                                        
6 Evaluasi dan Pelaporan  
  Evaluasi                                                        
  Penyusunan Laporan                                                        

3
4
BAB II
KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

2.1 Pembentukan Organisasi

Pembentukan Satuan Tugas Penataan Akses Pemberdayaan Hak Atas Tanah


Masyarakat ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten Buton Utara Nomor : 59/SK-74.10.NT.01.01/IV/2021, tanggal 15 April
tentang Pembentukan Tim Penanganan Akses reforma Agraria melalui Kegiatan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Kabupaten Buton Utara Tahun 2021. Satgas
Penataan Akses Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat dalam kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melakukan inventarisasi dan identifikasi
potensi yang dapat dikembangkan menjadi sebuah model pemberdayaan bagi para
penerima sertipikat hak atas tanah, melakukan pendampingan, fasilitasi, bimbingan teknis
kepada para penerima sertipikat hak atas tanah yang telah diseleksi dalam rangka akses
permodalan, usaha, produksi dan pemasaran, melakukan monitoring, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat dan
menghimpun, menyusun dan membentuk data base pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
hak atas tanah masyarakat by name by address serta menyampaikan laporannya kepada
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara.

2.2 Penetapan Lokasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat

Kabupaten Buton Utara seluas 1.923,03 km yang terletak di bagian utara Pulau
Buton dan luas wilayah perairan sekitar 2.500 km. Kabupaten Buton Utara terdiri dari 6
(enam) kecamatan, Bonegunu merupakan kecamatan yang memiliki wilayah yang paling
luas dibanding kecamatan lainnya, yaitu seluas 491,44 km atau 25,56 persen dari seluruh
luas Kabupaten Buton Utara. Selanjutnya disusul Kecamatan Kulisusu Barat seluas
370,47 km atau 19,26 persen, Kecamatan Kulisusu Utara seluas 339,64 km atau 17,66
persen. Kecamatan Kambowa seluas 303,64 km atau 15,78 persen. Selanjutnya dua
kecamatan lainnya memiliki wilayah yang lebih kecil yaitu Kecamatan Wakorumba
seluas 245,26 km atau 12,75 persen dan yang terakhir adalah Kecamatan Kulisusu seluas
172,78 km atau 8,89 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Buton Utara.
Permukaan wilayah terdiri dari gunung, bukit, lembah dan laut. Diantara jenis
permukaan tersebut merupakan daerah potensial untuk pengembangan sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan. Berdasarkan hasil rapat dan pengamatan bersama seluruh Tim
satgas penataan akses diketahui bahwa Desa yang berpotensi untuk dilaksanakan
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pasca Legalisasi Aset adalah Desa Triwacu-Wacu.
Penetapan Lokasi Kegiatan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Buton Utara Nomor : 60/SK-74.10.NT.01.01/IV/2021, tanggal 15

5
April tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agrarian
Kabupaten Buton Utara Tahun 2021. Lokasi Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Kabupaten Buton Utara Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
Desa : Triwacu-Wacu
Kecamatan : Kulisusu
Kabupaten : Buton Utara

2.3 Pemetaan Sosial

Pemetaan sosial adalah pengumpulan informasi sosial, ekonomi dan pendidikan


pada Desa yang telah ditetapkan sebagai lokasi kegiatan pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat. Pemetaan sosial menghasilkan data inventarisasi dan identifikasi warga
masyarakat yang telah menjadi pelaku usaha atau mempunyai potensi menjadi pelaku
usaha baru untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menentukan
model pemberdayaan hak atas tanah masyarakat sehingga dapat dikembangkan guna
mensejahterakan masyarakat di lokasi yang dimaksud atau prioritas terhadap pelaksanaan
kegiatan legalisasi aset/pensertipikatan hak atas tanah masyarakat.

2.4 Gambaran Umum Wilayah Desa Triwacu-Wacu

Desa Triwacu-wacu memiliki luas kurang lebih 10% dari total luas wilyah
Kecamatan Kulisusu secara keseluruhan dan terletak ± 20 km dari pusat pemerintahan
Kabupaten Buton Utara. Sarana infrastruktur seperti jalan dari Desa Menuju Ibukota
Kabupaten bisa di akses dengan kendaraan umum. Desa Triwacu-wacu secara
adaminitratif memiliki luas wilayah 23,75 km2 dengan tingkat kepadatan 22 jiwa/km,
serta jumlah penduduk sebanyak 146 kepala keluarga yang terdiri dari laki-laki 268 jiwa
dan perempuan 270 jiwa. Total jumlah Penduduk desa Triwacu-wacu sebanyak 538 jiwa.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, mayoritas penduduknya
berprofesi di sektor pertanian yakni petani padi sawah sebanyak 180 orang dengan
memanfaatkan lahan–lahan garapan yang tersedia di dalam wilayah administrasi Desa.
Sedangkan potensi sumberdaya perikanan yang sangat menjanjikan yakni budidaya udang
jenis Vaname melalui pemanfaatan budidaya air payau. Selain itu, masyarakatnya
berprofesi sebagai buruh bangunan, wiraswasta dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Potensi
bidang perkebunan meliputi tanaman kelapa, jambu mete dan lain sebagainya.
Diharapkan semua potensi tersebut dapat dikelolah dengan optimal melalui kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat Pasca legalitas asset. Namun yang menjadi kendala dari
potensi yang ada adalah kurang tersedianya bibit yang baik dan unggul, fasilitas
perawatan dan pemasaran hasil pertanian dan perikanan. Oleh karena itu sangat
diperlukan peran fasilitasi akses dan pemasaran offtaker.

6
BAB III
REALISASI DAN RENCANA KEGIATAN

3.1 Realisasi Kegiatan


Tabel 1. Realisasi Pekerjaan
APRIL MEI
N
TAHAPAN I I III IV I I III IV
O
I I
1 Rapat Pembentukan Tim & Koordinasi  
  Pembentukan Tim Penangan Akses Reforma Agraria                
  Rapat Tim & Koordinasi                
2 Pemetaan Sosial  
  Penyusunan Kuisioner                
  Survei Instansi                
  Survei Lapanagn (Desa Triwacu-Wacu)                

Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Kabupaten Buton Utara di


Desa Triwacu-Wacu diawali dengan pembentukan tim satgas penataan akses yang berasal
dari unsur Kantor Pertanahan Kabupaten Buton Utara, Perbankan dan Dinas terkait serta
Kepala Desa Triwacu-Wacu. Selanjutnya dilakukan rapat tim dalam rangka koordinasi
terkait rencana kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat di Desa Triwacu-
wacu. Pemetaan Sosial dimulai dari penyusunan kuisioner yang akan digunakan dalam
kegiatan survey dilapangan (responden). Sebelum melakukan survey di lokasi kegiatan,
terlebih dahulu dilakukan kegiatan survey instansi dalam rangka mendapatkan informasi
terkait kondisi sosial, ekonomi dan pendidikan masyarakat Desa Triwacu-wacu
Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara.

7
3.2 Rencana Kegiatan

Tabel 2. Rencana Kegiatan


APRIL MEI JUNI
NO TAHAPAN I I III IV I I III IV I I III IV
I I I
1 Rapat Pembentukan Tim & Koordinasi  
  Pembentukan Tim Penangan Akses Reforma Agraria                        
  Rapat Tim & Koordinasi                        
2 Pemetaan Sosial  
  Penyusunan Kuisioner                        
  Survei Instansi                        
  Survei Lapanagn (Desa Triwacu-Wacu)                        
  Input Data Dan Analisis                        
  Pemetaan Area Potensi                        
3 Penyuluhan Dalam Rangka Pengembangan Program  
  Penyuluhan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat                        
  Aset & Akses Reform                        
  Permodalan                        
  Kebijakan Di Bidang Perdesaan & Perikanan                        
4 penyusunan model  
  Focus Group Discusion (FGD)                        
  Analisis Model Dan Kesimpulan                        
5 Pendampingan Penanganan Akses  
  Pendampingan Usaha Dan Diversifikasi                        
  Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna                        
  Penguatan Basis Data Dan Informasi Komoditas                        
  Fasilitasi Akses Permodalan Dan Pemasaran Offtaker                        
  Penyediaan Infrastruktur Pendukung                        

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Desa Triwacu-Wacu memiliki potensi sumberdaya alam terutama pertanian dan


hasil laut yang melimpah oleh karena itu perlu perhatian serius dari Pemerintah Daerah
maupun Instansi terkait dalam mengembangkan potensi tersebut, sehingga potensi yang
telah ada dapat dirasakan oleh masyarakat secara merata dan maksimal. Diharapkan
dengan adanya kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat dapat meningkatkan
potensi kesejahteraan masyarakat melalui asset yang mereka miliki, salah satunya adalah
asset pertanahan yang telah dikuasai masyarakat.

4.2 Saran

Diharapkan para pemangku kepentingan dapat memberikan akses yang seluas-


luasnya bagi pelaku usaha khususnya masyarakat Desa Triwacu-Wacu dalam
mengembangkan potensi usahanya serta mendapatkan bantuan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan bagi masyarakat.

9
Lampiran Kegiatan Bulan Mei

Pintu masuk Desa Triwacu-Wacu, Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara, Jalan Poros
Ereke-Maligano.

Kegiatan masyarakat dibidang Pertanian, Perkebunan dan Perikanan

10
Kegiatan Survei Lapangan di Desa Triwacu-Wacu.

Rapat Kerja Field Staff Bersama Jajaran Bidang Penataan Dan Pemberdayaan Kanwil Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara, Zoom Hari Jum’at tanggal 7 Mei 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai