Anda di halaman 1dari 13

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................

Irfan Syuhada

IDENTIFIKASI BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA


WONOSOBO BETINA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN
KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

Irfan Syuhada*, Denie Heriyadi, Andiana Sarwestri


Universitas Padjadjaran
*Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2014
e-mail : irfansyuhada@ymail.com

ABSTRAK

Domba Wonosobo merupakan hasil persilangan Domba Texel dengan Domba


Ekor Gemuk dan/ Domba Ekor Tipis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina pada
kelompok peternak di Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Penelitian
identifikasi bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina telah
dilakukan di Kelompok Peternak Domba Wonosobo Desa Surenggede Kecamatan
Kejajar Kabupaten Wonosobo selama dua minggu, yaitu pada Tanggal 14 – 21 Juni
2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik
pengambilan sampel secara purposive sampling. Data diperoleh dari 34 ekor Domba
Wonosobo betina umur 1 – 2 tahun, dengan mengukur beberapa ukuran-ukuran tubuh,
kemudian dianalisis secara deskriptif analitik. Rataan bobot badan dan ukuran-ukuran
tubuh Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun adalah bobot badan 60,64±9,07 kg,
panjang badan 61,89±3,36 cm, tinggi pundak 63,14±3,36 cm, dalam dada 30,47±4,36
cm, lebar dada 22,10±2,86 cm, lingkar dada 93,65±6,97 cm, lingkar pinggang
97,61±7,95 cm, lebar pinggang 21,94±2,53 cm, dan lebar panggul 16,93±1,67 cm.

Kata kunci : Domba Wonosobo Betina, Bobot Badan, Ukuran-ukuran Tubuh


Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

IDENTIFICATION OF WONOSOBO EWES BODY WEIGHT AND


MEASUREMENTS IN A GROUP OF WONOSOBO SHEEP FARMERS OF
KEJAJAR SUB-DISTRICT WONOSOBO REGENCY

Irfan Syuhada*, Denie Heriyadi, Andiana Sarwestri


Padjadjaran University

*Alumnus Faculty of Animal Husbandry Padjadjaran University 2014


e-mail : irfansyuhada@ymail.com

ABSTRACT

Wonosobo sheeps were crossbreed from texel sheep with fat tailed sheep and/
thin tailed sheep. The purpose of this study was to determine the body weight and
measurements of the wonosobo ewes in the group of farmers of kejajar sub-district in
Wonosobo regency. The study of identification Wonosobo ewes body weight and
measurements was conducted in a group of wonosobo sheep farmers of Surengede
village, Kejajar sub-district, Wonosobo regency for two weeks in June 14 – 21, 2013.
Research method was used a survey method with sample-taking method by using
purposive sampling. The data was received from 34 wonosobo ewes that are around 1
– 2 years old, by measuring several body measurements and then descriptive
analyzing. The average of body weight was 60.64±9.07 kg. Furthermore, the average
of body measurements were 61.89±3.36 cm of body length, 63.14±3.36 cm of wither
height, 30.47±4.36 cm of chest depth, 22.10±2.86 cm of chest width, 93.65±6.97 cm
of chest girth, 97.61±7.95 cm of waist girth, 21.94±2.53 cm of waist width, and
16.93±1.67 cm of velvic width.

Key words : Ewes of Wonosobo, Body Weight , Body Measurements


Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

PENDAHULUAN

Domba Wonosobo merupakan domba hasil persilangan antara Domba Texel


dengan Domba Ekor Tipis dan/ Domba Ekor Gemuk. Ciri-ciri tubuhnya berbulu
keriting halus dengan warna putih hampir menutupi seluruh tubuh kecuali kaki dan
muka. Bobot badan Domba Wonosobo betina dapat mencapai 82 kg. Keberadaan
Domba Wonosobo saat ini tersebar di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya,
berkembangbiak dengan baik di daerah yang bersuhu dingin seperti di Kecamatan
Kejajar dan Kecamatan Kalikajar.
Populasi Domba Wonosobo mencapai 9.080 ekor yang tersebar di 10
Kecamatan (Muryanto, dkk 2011). Populasi tersebut harus ditingkatkan kembali agar
kelestarian Domba Wonosobo tetap terjaga. Penjualan tak terbatas serta perkawinan
yang tidak terarah merupakan beberapa kendala yang memungkinkan terjadinya
penurunan produktivitas domba, sehingga perlu adanya upaya dari pemerintah
setempat untuk melestarikan Domba Wonosobo dengan pembinaan serta arahan lewat
penyuluhan kepada peternak Domba Wonososbo.
Karakteristik seekor domba merupakan suatu gambaran dari domba itu sendiri,
dengan demikian tiap individu domba dapat dibedakan dengan yang lainnya. Untuk
mendapatkan gambaran sifat kuantitatif Domba Wonosobo betina perlu adanya
penimbangan dan pengukuran ukuran-ukuran tubuh.
Bobot badan, panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, lebar dada, dalam
dada, lingkar pinggang, lebar pinggang, dan lebar panggul (Heriyadi, 2012)
merupakan sebagian yang dapat dijadikan sebagai penciri karakteristik seekor domba
atau bentuk ciri khas domba tersebut, sehingga penulis merasa tertarik untuk
mengidentifikasi tentang bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo
betina sebagai acuan dasar dalam menentukan standar Domba Wonosobo betina.
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

BAHAN DAN METODE


Bahan
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Domba Wonosobo betina di
Kelompok Peternak Desa Surengede Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo
berumur 1-2 tahun. Penentuan umur mengacu pada kondisi pertumbuhan gigi domba.

Tabel 1. Kondisi Pertumbuhan Gigi pada Domba


No Kondisi Gigi Seri Kondisi Umur Domba/kambing
1 Central (S) Telah ada 0 – 1 minggu
2 Intermediate (I) Telah ada 1 – 2 minggu
3 Lateral (L) Telah ada 2 – 3 minggu
4 Corner (C) Telah ada 3 – 4 minggu
5 S, I, L, dan C Lengkap 1 tahun
6 Central (S) Permanen (1 pasang) 1 – 1,5 tahun
7 Intermediate (I) Permanen (2 pasang) 1,5 – 2,5 tahun
8 Lateral (L) Permanen (3 pasang) 5 – 3 tahun
9 Corner (C) Permanen (4 pasang) 3 – 4 tahun
Sumber :Heriyadi (2011)

Alat
Alat yang digunakan yaitu timbangan dengan kapasitas 200 kg, pita ukur, dan
tongkat ukur. Penelitian ini dilakukan di kelompok peternak Desa Surengede
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah pada Tanggal 14 – 21 Juni
2013.

Variabel yang diamati yaitu pengukuran sifat-sifat kuantitatif menurut Heriyadi


(2012) di antaranya :

1. Panjang Badan (PB). 6. Lebar Panggul (LePa).


2. Tinggi Pundak (TP). 7. Dalam Dada (DD).
3. Lingkar Dada (LiD). 8. Lebar Dada (LeD).
4. Lebar Pinggang (LePi). 9. Bobot badan (BB).
5. Lingkar Pinggang (LiPi).
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

LePi
PB

DD
LePa
LiD

LeD
LiPi

TP

Gambar 5. Cara Pengukuran Ukuran-ukuran Tubuh Domba yang


Digunakan.
Analisis data yang digunakan adalah analisis data statistika deskriptif
(Sudjana, 2005), meliputi:
1. Rata-rata (Mean)
Rata-rata (Mean) yaitu untuk mengetahui penyebaran titik pusat dari data.
∑ 𝒙𝒊
̅=
𝒙
𝒏
Keterangan : n = Banyaknya sampel
𝑥𝑖 = Bilangan dari suatu peubah
2. Ragam (S2)
Ragam adalah ukuran penyebaran data yang menyatakan derajat kuadrat
derajat data, maka satuannya kuadrat.
∑𝒏 ̅)𝟐
𝒊−𝟏(𝒙𝒊 −𝒙
𝒔𝟐 = 𝒏−𝟏

Keterangan : n = Banyaknya sampel


Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

𝑥𝑖 = Bilangan dari suatu peubah


3. Simpangan baku (S)
Simpangan baku merupakan derajat penyebaran data dari rata-ratanya,
dihitung dengan cara mengakarkan ragam, oleh karena itu lambangnya ±.
̅)𝟐
∑ (𝒙𝒊−𝒙
𝐒= √
𝒏−𝟏

Keterangan : n = Banyaknya sampel


𝑥𝑖 = Bilangan dari suatu peubah
4. Standar eror (Se)
Besarnya penyimpangan rata-rata sampel terhadap populasi.
s s
x  t ( 2 ,n 1)    x  t ( n 1, 2 )
n n

Keterangan : x = Rata-rata sampel


t ( 2,n 1) = Nilai t (dari tabel t-student)

s = Standar deviasi sampel


n = Banyaknya sampel
5. Koefisien variasi
Koefisien variasi adalah kovarian yang menyatakan keragaman suatu data
dari sampel dalam populasi yang dinytakan secara relatif (%) tanpa
memperhitungkan satuan. Menurut Nasution (1970) yang disitir dalam
Sastrosupadi (2007) koefisien variasi berkisar antara 15 – 20 %.
𝐒
𝐊𝐯 = ̅
𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝐗

Keterangan : s= Simpangan baku


𝑥̅ = Rata-rata
6. Nilai minimum
Nilai minimum yaitu untuk mengetahui nilai data terkecil dari suatu populasi
atau sampel.
7. Nilai maksimum
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

Nilai maksimum yaitu untuk mengetahui nilai data terbesar dari suatu
populasi atau sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bobot badan Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun

Bobot badan adalah penentu komposisi tubuh domba. Komposisi tubuh Domba
Wonosobo betina ditentukan dengan melakukan penimbangan. Hasil penimbangan
didapatkan bobot badan Domba Wonosobo betina pada umur 1-2 tahun yaitu 60,64 kg.

Tabel 2. Bobot Badan Domba Wonosobo Betina di Kelompok Peternak


Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo
No Nilai Bobot Badan
1 Rata-rata (kg) 60,64
2 Standar Eror 3,16
3 Nilai Maksimum (kg) 77,00
4 Nilai Minimum (kg) 47,50
5 Koefisien Variasi (%) 14,96
Keterangan : Hasil Penelitian (2013)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata bobot badan Domba Wonosobo


betina lebih besar dari Domba Ekor Gemuk betina umur 18 bulan yaitu 27,33±2,08 kg
(Mallewa , 2007), Domba Ekor Tipis betina umur satu tahun yaitu 24,09±2,88 kg
(Tirtosiwi, 2011), tetapi lebih kecil dari Domba Texel betina yaitu 75 kg (Schillewaert,
2013), 74,5 kg (Laymaster dan Jenkins, 1993), dan bobot badan Domba Wonosobo
betina dewasa yaitu 70 kg (Muryanto, dkk 2011). Variasi aneka jenis pakan yang
diberikan serta kualitas hijauan, manajemen perkandangan seperti kebersihan dan
kandang yang tidak sesuai standar kemungkinan dapat mempengaruhi bobot badan.
Heriyadi (2013) menyatakan bahwa manajemen pemeliharaan dapat berdampak pada
ADG (average daiy gain) dan bobot badan pada saat dewasa.
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

Ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun


Ukuran tubuh merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan
karakteristik domba, selain itu ukuran tubuh dapat dijadikan sebagai penaksiran bobot
badan. Penentu karakteristik Domba Wonosobo betina umur 1-2 tahun dapat dilihat
pada Tabel 3.

Tabel 3. Deskripsi Ukuran-ukuran Tubuh Domba Wonosobo Betina.


Peubah Rata-rata Standar Eror Maks Min Koefisien Variasi
...................................cm................................ ........%.........
Panjang Badan 61,89 1,52 69,0 53,7 7,07
Tinggi Pundak 63,14 1,17 70,0 52,6 5,33
Lingkar Dada 93,65 2,43 109,0 78,0 7,45
Dalam Dada 30,47 1,52 40,5 16,5 14,32
Lebar Dada 22,10 0,99 28,0 17,2 12,95
Lebar Panggul 16,93 0,58 21,3 14,3 9,87
Lebar Pinggang 21,94 0,88 25,8 17,0 11,54
Lingkar pinggang 97,61 2,77 115,0 79,5 8,15
Keterangan : Hasil Penelitian (2013)

Pengukuran panjang badan pada domba di lapangan, yaitu mengukur tulang


Processus spinosus pada Vertebrae thoracalis tertinggi sampai benjolan tulang tapis
(tulang duduk/Os Ischmus) (Heriyadi, 2012). Panjang badan merupakan salah satu
bagian yang paling penting dalam memberikan kontribusi yang tinggi terhadap
performa ternak. Dwiyanto (1984) menyatakan bahwa semakin besar dan semakin
panjang tubuh akan menyebabkan bobot badan meningkat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata panjang badan Domba
Wonosobo betina yaitu 61,89±1,52 cm, lebih besar dari Domba Ekor Gemuk betina
yaitu 55.33±3.21 cm (Malewa, 2007), Domba Ekor Tipis betina yaitu 60,42±4,09 cm
(Tirtosiwi, 2011) dan Domba Wonosobo betina hasil penelitian sebelumnya yaitu 60
cm (Muryanto, dkk 2011), Domba Texel betina yaitu 80 cm (Schillewaert, 2013).
Mallewa (2007) menyatakan perbedaan panjang badan dapat disebabkan oleh
perbedaan kecepatan pertumbuhan pada masing-masing ternak sesuai potensi
genetiknya.
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

Tinggi pundak merupakan jarak tertinggi pundak sampai tanah. Rata-rata tinggi
pundak Domba Wonosobo betina yaitu 63,14±1,17 cm. Tinggi pundak Domba
Wonosobo betina hasil penelitian mendekati dengan tinggi pundak menurut Muryanto
dkk (2011) yaitu sebesar 65 cm dan lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor
Gemuk betina yaitu sebesar 58,33±3,21 cm (Malewa, 2007) dibandingkan Domba
Ekor Tipis betina berdasarkan penelitian Tirtosiwi (2011) yaitu 59,70±4,10 cm serta
lebih kecil dibandingkan Domba Texel betina yaitu 70 cm (Schillewaert, 2013).
Berdasarkan Tabel 3 Domba Wonosobo betina memiliki ukuran tinggi pundak
lebih besar dibandingkan panjang badan, artinya dapat dikatakan bahwa tinggi Domba
Wonosobo betina tidak berbeda jauh dengan panjangnya. Nurfaridah dkk (2013)
menyatakan untuk domba tipe pedaging tidak diharapakan ukuran tubuhnya tinggi,
karena bagian kaki depan dan belakang tidak termasuk penilaian karkas.
Lingkar dada (LiD) adalah ukuran lingkaran rongga dada Os scapula. Lingkar
dada dapat dikatakan salah satu penciri bobot tubuh pada ruminansia, karena lingkar
dada menggambarkan tubuh ternak berbentuk silinder, sehingga dengan mengukur
lingkar dada dapat mewakili volume tubuh domba yang diukur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lingkar dada (LiD) Domba
Wonosobo betina adalah 93,65±2,43 cm. Dibandingkan dengan Domba Ekor Gemuk
betina hasil penelitian Malewa (2007) yaitu 73,33±4.04 cm, Domba Ekor Tipis hasil
penelitian Tirtosiwi (2011) yaitu 70,23±3,43 cm, Domba Wonosobo betina menurut
Muryanto dkk (2011) yaitu 85 cm, dan Domba Texel betina hasil penelitian Janssens
(2004) yaitu 93,5±6,5 cm, Domba Wonosobo betina hasil penelitian ini memiliki
lingkar dada yang cukup besar dibandingkan Domba Ekor Gemuk betina, Domba Ekor
Tipis betina, Domba Wonosobo betina hasil penelitian sebelumnya dan Domba Texel
betina.
Dalam Dada (DD) merupakan jarak tertinggi pundak sampai tulang dada. Tabel
3 menunjukkan rata-rata dalam dada Domba Wonosobo betina adalah 30,47±1,52 cm.
Dibandingkan dalam dada Domba Ekor Gemuk betina sebesar 26,17±1,44 cm
(Malewa, 2007), dalam dada Domba Ekor Tipis betina yaitu 25,22±2,85 cm (Tirtosiwi,
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

2011), dan Domba Texel yaitu 37 cm (Schillewaert, 2013), dapat dikatakan bahwa
dalam dada Domba Wonosobo betina hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan
Domba Ekor Gemuk betina dan Domba Ekor Tipis betina, namun lebih kecil
dibandingkan Domba Texel betina.
Lebar Dada (LeD) adalah pengukuran jarak antara tonjolan Os scapula kiri dan
kanan. Tabel 3 menunjukkan bahwa lebar dada Domba Wonosobo betina Lebar Dada
22,10±0,99 cm. Lebar dada Domba Ekor Gemuk betina umur 18 bulan berdasarkan
penelitian Malewa (2007) yaitu 14,07±0,95 cm, lebar dada berdasarkan penelitian
Tirtosiwi (2011) yaitu 14,69±1,15 cm, dapat dikatakan lebar dada Domba Wonosobo
betina hasil penelitian lebih besar dibandingkan Domba Ekor Gemuk betina dan
Domba Ekor Tipis betina.
Ukuran tubuh bagian belakang Domba Wonosobo betina yang diteliti meliputi
lebar panggul yaitu jarak tonjolan tulang panggul (Tuber ischii) kiri dan kanan, lebar
pinggang merupakan jarak antara tonjolan tulang pinggang (Tuber coxae) kiri dan
kanan dan Lingkar pinggang diukur melingkar pada bagian pinggul (Heryadi, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan lebar panggul Domba Wonosobo betina memiliki
rata-rata lebar panggul 16,93±0,58 cm. Rataan lingkar pinggang Domba Wonosobo
betina yang tersaji pada Tabel 3 adalah 97,61±2,77 cm,. Lebar pinggang memiliki rata-
rata 21,94±0,88 cm. Dibandingkan lebar pinggang Domba Texel betina Janssens
(2004) yaitu 17,7±1,5 cm, lebar pinggang Domba Wonosobo lebih besar dari Domba
Texel betina.
Ukuran tubuh bagian belakang tersebut berguna untuk proses melahirkan.
Selain itu seperti pinggul penting bagi domba pedaging, karena otot daging yang
paling banyak menempel pada tulang paha atas (Os femur) (Nurfaridah, dkk 2013).
Bobot badan dan beberapa ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina
umur 1-2 tahun yang diteliti, menunjukkan bahwa Domba Wonosobo berada di antara
Domba Texel dan Domba lokal, tetapi sebagian beberapa ukuran tubuh tidak berbeda
jauh dengan Domba Wonosobo betina dewasa hasil penelitian sebelumnya dan Domba
Texel betina. Besarnya bobot badan Domba Wonosobo kemungkinan didapat dari
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

tetuanya yaitu Domba Texel yang produktivitasnya bagus, hal itu sejalan dengan
Sumoprastowo (1987) bahwa Domba Texel merupakan domba penghasil daging yang
sangat baik. Secara teknis dengan menyilangkan Domba Lokal Wonosobo dengan
Domba Texel berarti menggabungkan beberapa sifat yang semula terdapat pada dua
bangsa yang berbeda kedalam satu bangsa (Hardjosubroto, 1994).
Sifat-sifat tertentu pada suatu bangsa ternak mempunyai keragaman khusus,
sehingga pengetahuan tentang hal ini sangat berharga untuk merencanakan atau
mengevaluasi percobaan (Warwick, dkk 1990). Nasution (1970) menyatakan apabila
koefisien variasi kurang dari 15 % maka dapat dinyatakan seragam dan apabila lebih
dari 15% dapat dinyatakan tidak seragam. Koefisien variasi bobot badan dan ukuran-
ukuran tubuh Domba Wonosobo betina umur 15 bulan pada kelompok peternak
menunjukkan mulai dari 5,33 – 14,96 %.

SIMPULAN
Domba Wonosobo betina umur 1 – 2 tahun tergolong domba yang cukup besar,
hal tersebut dilihat dari rataan bobot badannya sebesar 60,64±3,16 kg, panjang badan
61,89±1,52 cm, tinggi pundak 63,14±1,17 cm, dalam dada 30,47±1,52 cm, lebar dada
22,10±0,99 cm, lingkar dada 93,65±2,43 cm, lingkar pinggang 97,61±2,77 cm, lebar
pinggang 21,94±0,88 cm, dan lebar panggul 16,93±0,58 cm.

SARAN
Pemeliharaan Domba Wonosobo sebaiknya lebih diperhatikan kembali dari segi
perkawinan agar tetap terjaga kemurniannya. Data yang diperoleh dapat dijadikan
sebagai rumusan standardisasi sifat-sifat kuantitatif Domba Wonosobo betina, selain
itu perlu dilakukan lebih lanjut mengetahui informasi parameter yang lainnya guna
melengkapi data yang kurang.
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah


memberikan ilmu dan membimbing selama penulisan, serta kepada semua pihak yang
telah membantu selama penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyanto. 1982. Pengamatan Fenotip Domba Priangan serta Hubungan antara


Beberapa Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan. Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Heriyadi, D. 2012. Modul I Produksi Domba dan Kambing. Laboratorium Produksi


Ternak Potong Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

_________. 2013. Karakterisasi Kambing Kosta Betina di Kabupaten Pandeglang


Provinsi Banten. Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 5. Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.

Janssens, S. 2004. Genetic Parameters in Meat Sheep. Dissertationes De Agricultura.


Doctoraats proefschrift Nr. 613 aan de Faculteit Landbouwkundigeen
Toegepaste Biologische Wetenschappen van de K.U.Leuven. Proefschrift
voorgedragen tot het behalen van de graad van Doctor in de Toegepaste
Biologische Wetenschappen. Katholieke Universiteit Leuven Faculteit
Landbouwkundige en Toegepaste Biologische Wetenschappen. Hal 128.

Malewa. A. DG. 2007. Karakteristik Fenotip dan Jarak Genetik Domba Donggala di
Tiga Lokasi di Sulawesi Tengah. Program Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Hal 58, 68, 71, 73.

Mulliadi, D. 1996. Sifat Fenotipik Domba Priangan di Kabupaten Pandeglang dan


Garut. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Muryanto. Pramono. D. Widiyanto. A. Mahargono. dan Saraswati. P. 2011. DOMBOS


(Domba Wonosobo). Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo.

Nurfaridah, A, Saptaria, Setiyawan, S, Bandiati, S.K.P, Nurachma, S, Rahmat, D.


2013. Identifikasi Cumulative Index pada Berbagai Bangsa Domba
(Padjadjaran, Garut dan Komposit). Seminar Nasional Peternakan
Berkelanjutan 5. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung.
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada

Schillewaert, F. 2013. Rassencommisie Texel Kleine Herkauwers Vlaanderen Vzw;


Opleidingsdag Stamboekkeurders Texel. Uitkerksestraat 4, 48420 Wenduine.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Penerbit Tarsito. Bandung. Hal 66, 72,
93, 101, 168.

Sumoprastowo. R. M. 1987. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara Karya


Aksara. Jakarta. Hal 18.

Tirtosiwi, B. U. 2011. Ukuran dan Bentuk serta Pendugaan Bobot Badan Domba
Garut, Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk. Departemen Ilmu Produksi
dan Teknologi Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 20.

Warwick. E. J., Astuti. J. M., Hardjosubroto. W. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta. Hal 75

Anda mungkin juga menyukai