Irfan Syuhada
ABSTRAK
ABSTRACT
Wonosobo sheeps were crossbreed from texel sheep with fat tailed sheep and/
thin tailed sheep. The purpose of this study was to determine the body weight and
measurements of the wonosobo ewes in the group of farmers of kejajar sub-district in
Wonosobo regency. The study of identification Wonosobo ewes body weight and
measurements was conducted in a group of wonosobo sheep farmers of Surengede
village, Kejajar sub-district, Wonosobo regency for two weeks in June 14 – 21, 2013.
Research method was used a survey method with sample-taking method by using
purposive sampling. The data was received from 34 wonosobo ewes that are around 1
– 2 years old, by measuring several body measurements and then descriptive
analyzing. The average of body weight was 60.64±9.07 kg. Furthermore, the average
of body measurements were 61.89±3.36 cm of body length, 63.14±3.36 cm of wither
height, 30.47±4.36 cm of chest depth, 22.10±2.86 cm of chest width, 93.65±6.97 cm
of chest girth, 97.61±7.95 cm of waist girth, 21.94±2.53 cm of waist width, and
16.93±1.67 cm of velvic width.
PENDAHULUAN
Alat
Alat yang digunakan yaitu timbangan dengan kapasitas 200 kg, pita ukur, dan
tongkat ukur. Penelitian ini dilakukan di kelompok peternak Desa Surengede
Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah pada Tanggal 14 – 21 Juni
2013.
LePi
PB
DD
LePa
LiD
LeD
LiPi
TP
Nilai maksimum yaitu untuk mengetahui nilai data terbesar dari suatu
populasi atau sampel.
Bobot badan adalah penentu komposisi tubuh domba. Komposisi tubuh Domba
Wonosobo betina ditentukan dengan melakukan penimbangan. Hasil penimbangan
didapatkan bobot badan Domba Wonosobo betina pada umur 1-2 tahun yaitu 60,64 kg.
Tinggi pundak merupakan jarak tertinggi pundak sampai tanah. Rata-rata tinggi
pundak Domba Wonosobo betina yaitu 63,14±1,17 cm. Tinggi pundak Domba
Wonosobo betina hasil penelitian mendekati dengan tinggi pundak menurut Muryanto
dkk (2011) yaitu sebesar 65 cm dan lebih tinggi dibandingkan dengan Domba Ekor
Gemuk betina yaitu sebesar 58,33±3,21 cm (Malewa, 2007) dibandingkan Domba
Ekor Tipis betina berdasarkan penelitian Tirtosiwi (2011) yaitu 59,70±4,10 cm serta
lebih kecil dibandingkan Domba Texel betina yaitu 70 cm (Schillewaert, 2013).
Berdasarkan Tabel 3 Domba Wonosobo betina memiliki ukuran tinggi pundak
lebih besar dibandingkan panjang badan, artinya dapat dikatakan bahwa tinggi Domba
Wonosobo betina tidak berbeda jauh dengan panjangnya. Nurfaridah dkk (2013)
menyatakan untuk domba tipe pedaging tidak diharapakan ukuran tubuhnya tinggi,
karena bagian kaki depan dan belakang tidak termasuk penilaian karkas.
Lingkar dada (LiD) adalah ukuran lingkaran rongga dada Os scapula. Lingkar
dada dapat dikatakan salah satu penciri bobot tubuh pada ruminansia, karena lingkar
dada menggambarkan tubuh ternak berbentuk silinder, sehingga dengan mengukur
lingkar dada dapat mewakili volume tubuh domba yang diukur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata lingkar dada (LiD) Domba
Wonosobo betina adalah 93,65±2,43 cm. Dibandingkan dengan Domba Ekor Gemuk
betina hasil penelitian Malewa (2007) yaitu 73,33±4.04 cm, Domba Ekor Tipis hasil
penelitian Tirtosiwi (2011) yaitu 70,23±3,43 cm, Domba Wonosobo betina menurut
Muryanto dkk (2011) yaitu 85 cm, dan Domba Texel betina hasil penelitian Janssens
(2004) yaitu 93,5±6,5 cm, Domba Wonosobo betina hasil penelitian ini memiliki
lingkar dada yang cukup besar dibandingkan Domba Ekor Gemuk betina, Domba Ekor
Tipis betina, Domba Wonosobo betina hasil penelitian sebelumnya dan Domba Texel
betina.
Dalam Dada (DD) merupakan jarak tertinggi pundak sampai tulang dada. Tabel
3 menunjukkan rata-rata dalam dada Domba Wonosobo betina adalah 30,47±1,52 cm.
Dibandingkan dalam dada Domba Ekor Gemuk betina sebesar 26,17±1,44 cm
(Malewa, 2007), dalam dada Domba Ekor Tipis betina yaitu 25,22±2,85 cm (Tirtosiwi,
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada
2011), dan Domba Texel yaitu 37 cm (Schillewaert, 2013), dapat dikatakan bahwa
dalam dada Domba Wonosobo betina hasil penelitian ini lebih besar dibandingkan
Domba Ekor Gemuk betina dan Domba Ekor Tipis betina, namun lebih kecil
dibandingkan Domba Texel betina.
Lebar Dada (LeD) adalah pengukuran jarak antara tonjolan Os scapula kiri dan
kanan. Tabel 3 menunjukkan bahwa lebar dada Domba Wonosobo betina Lebar Dada
22,10±0,99 cm. Lebar dada Domba Ekor Gemuk betina umur 18 bulan berdasarkan
penelitian Malewa (2007) yaitu 14,07±0,95 cm, lebar dada berdasarkan penelitian
Tirtosiwi (2011) yaitu 14,69±1,15 cm, dapat dikatakan lebar dada Domba Wonosobo
betina hasil penelitian lebih besar dibandingkan Domba Ekor Gemuk betina dan
Domba Ekor Tipis betina.
Ukuran tubuh bagian belakang Domba Wonosobo betina yang diteliti meliputi
lebar panggul yaitu jarak tonjolan tulang panggul (Tuber ischii) kiri dan kanan, lebar
pinggang merupakan jarak antara tonjolan tulang pinggang (Tuber coxae) kiri dan
kanan dan Lingkar pinggang diukur melingkar pada bagian pinggul (Heryadi, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan lebar panggul Domba Wonosobo betina memiliki
rata-rata lebar panggul 16,93±0,58 cm. Rataan lingkar pinggang Domba Wonosobo
betina yang tersaji pada Tabel 3 adalah 97,61±2,77 cm,. Lebar pinggang memiliki rata-
rata 21,94±0,88 cm. Dibandingkan lebar pinggang Domba Texel betina Janssens
(2004) yaitu 17,7±1,5 cm, lebar pinggang Domba Wonosobo lebih besar dari Domba
Texel betina.
Ukuran tubuh bagian belakang tersebut berguna untuk proses melahirkan.
Selain itu seperti pinggul penting bagi domba pedaging, karena otot daging yang
paling banyak menempel pada tulang paha atas (Os femur) (Nurfaridah, dkk 2013).
Bobot badan dan beberapa ukuran-ukuran tubuh Domba Wonosobo betina
umur 1-2 tahun yang diteliti, menunjukkan bahwa Domba Wonosobo berada di antara
Domba Texel dan Domba lokal, tetapi sebagian beberapa ukuran tubuh tidak berbeda
jauh dengan Domba Wonosobo betina dewasa hasil penelitian sebelumnya dan Domba
Texel betina. Besarnya bobot badan Domba Wonosobo kemungkinan didapat dari
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada
tetuanya yaitu Domba Texel yang produktivitasnya bagus, hal itu sejalan dengan
Sumoprastowo (1987) bahwa Domba Texel merupakan domba penghasil daging yang
sangat baik. Secara teknis dengan menyilangkan Domba Lokal Wonosobo dengan
Domba Texel berarti menggabungkan beberapa sifat yang semula terdapat pada dua
bangsa yang berbeda kedalam satu bangsa (Hardjosubroto, 1994).
Sifat-sifat tertentu pada suatu bangsa ternak mempunyai keragaman khusus,
sehingga pengetahuan tentang hal ini sangat berharga untuk merencanakan atau
mengevaluasi percobaan (Warwick, dkk 1990). Nasution (1970) menyatakan apabila
koefisien variasi kurang dari 15 % maka dapat dinyatakan seragam dan apabila lebih
dari 15% dapat dinyatakan tidak seragam. Koefisien variasi bobot badan dan ukuran-
ukuran tubuh Domba Wonosobo betina umur 15 bulan pada kelompok peternak
menunjukkan mulai dari 5,33 – 14,96 %.
SIMPULAN
Domba Wonosobo betina umur 1 – 2 tahun tergolong domba yang cukup besar,
hal tersebut dilihat dari rataan bobot badannya sebesar 60,64±3,16 kg, panjang badan
61,89±1,52 cm, tinggi pundak 63,14±1,17 cm, dalam dada 30,47±1,52 cm, lebar dada
22,10±0,99 cm, lingkar dada 93,65±2,43 cm, lingkar pinggang 97,61±2,77 cm, lebar
pinggang 21,94±0,88 cm, dan lebar panggul 16,93±0,58 cm.
SARAN
Pemeliharaan Domba Wonosobo sebaiknya lebih diperhatikan kembali dari segi
perkawinan agar tetap terjaga kemurniannya. Data yang diperoleh dapat dijadikan
sebagai rumusan standardisasi sifat-sifat kuantitatif Domba Wonosobo betina, selain
itu perlu dilakukan lebih lanjut mengetahui informasi parameter yang lainnya guna
melengkapi data yang kurang.
Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh...............................................Irfan Syuhada
DAFTAR PUSTAKA
Malewa. A. DG. 2007. Karakteristik Fenotip dan Jarak Genetik Domba Donggala di
Tiga Lokasi di Sulawesi Tengah. Program Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Hal 58, 68, 71, 73.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Penerbit Tarsito. Bandung. Hal 66, 72,
93, 101, 168.
Tirtosiwi, B. U. 2011. Ukuran dan Bentuk serta Pendugaan Bobot Badan Domba
Garut, Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk. Departemen Ilmu Produksi
dan Teknologi Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 20.