Anda di halaman 1dari 2

ANALISA JURNAL

JUDUL : Resiko Stroke Berulang Dan Hubungannya Dengan Pengetahuan


Dan Sikap Keluarga

INSTITUSI : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran

RINGKASAN JURNAL:

Resiko Stroke Berulang Dan Hubungannya Dengan Pengetahuan Dan Sikap


Keluarga
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan
sikap keluarga tentang perawatan di rumah pasien stroke dengan kejadian stroke
berulang. Hasil penelitian didapat yaitu sebagian besar responden memiliki
pengetahuan cukup dengan memiliki sikap yang tidak mendukung.
LATAR BELAKANG
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan
fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian
otak secara tiba-tiba, dan merupakan keadaan yang timbul karena
gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya
kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita
kelumpuhan atau kematian (Brunner & Suddarth, 2002). Stroke
merupakan masalah neurologik primer yang ada di dunia. Sedangkan
Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penderita stroke
terbesar di Asia. Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga
yang mematikan setelah jantung dan kanker. Rendahnya kesadaran akan
faktor risiko stroke, kurang dikenalinya gejala stroke, belum optimalnya
pelayanan stroke dan ketaatan terhadap program terapi untuk
pencegahan stroke ulang yang rendah merupakan permasalahan yang
muncul pada pelayanan stroke di Indonesia. Keempat hal tersebut
berkontribusi terhadap peningkatan kejadian stroke baru, tingginya
angka kematian akibat stroke, dan tingginya kejadian stroke ulang di
Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2008). Dalam
menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam
memodifikasi gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang
tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan yang dapat
memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki seseorang
untuk terjadinya stroke ataupun stroke berulang. Serangan stroke ulang
masih sangat mungkin terjadi dalam kurun waktu 6 bulan pasca
serangan stroke yang pertama. Seorang yang menderita stroke umumnya
akan kehilangan sebagian atau seluruh fungsi tubuh tertentu. Suplai
darah yang sempat terhenti inilah yang menyebabkan tubuh tidak lagi
berfungsi dengan baik. Sehingga pasien stroke sangat bergantung pada
orang-orang disekitarnya, khususnya keluarga yang merupakan orang
terdekat mereka. Keluarga merupakan komponen penting dalam proses
pemulihan seorang pasien karena keluargalah yang paling mengetahui
kondisi kesehatan pasien dan menjadi bagian penting dalam proses
pemulihan (Videbeck, 2001). Keluarga sangat berperan dalam fase
pemulihan ini, sehingga sejak awal perawatan keluarga diharapkan
terlibat dalam penanganan penderita (Mulyatsih,
2008). Pengambilan keputusan untuk tindakan kesehatan pada pasien
stroke bergantung dari sikap dan pengetahuan keluarga pasien stroke
sendiri.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah
dengan kejadian stroke berulang

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk hubungan pengetahuan dan sikap
keluarga tentang perawatan di rumah dengan kejadian serangan ulang/rawat ulang
pasien stroke.
MANFAAT PENELITIAN
1. Mengetahui sejauh mana hubungan pengetahuan dan sikap keluarga
tentang perawatan pasien stroke di rumah
HASIL
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Perawatan di Rumah
dengan Kejadian Serangan Ulang/ Rawat Ulang Pasien Stroke

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dan sikap keluarga tentang perawatan di rumah dengan
kejadian serangan ulang atau rawat ulang pasien stroke. Dalam penelitian ini,
didapatkan hasil bahwa sebagian besar dari responden yang merupakan keluarga
KESIMPULAN
Krisis hiperglikemik yaitu ketoasidosis diabetikum (KAD) atau status
hiperosmolar hiperglikemia (SHH), dan asidosis laktat maupun hipoglikemia serta
uremik ensefalopati merupakan komplikasi pada penderita diabetes mellitus (DM)
yang mengancam jiwa. Penegakkan diagnosis yang akurat dan tatalaksana yang
spesifik mutlak dibutuhkan pada kondisi kegawat daruratan ini

Anda mungkin juga menyukai