Anda di halaman 1dari 17

Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

METODE PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN


Abdul Haris Pito

Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan


Email: abdulharispito@gmail.com

Abstrak
Metode adalah seperangkat jalan atau cara yang digunakan pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik bisa mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi tertentu.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menggambarkan penggunaan metode dalam pendidikan.
Dintaranya dapat kita temukan dalam Surat Ali Imran ayat 159, Al-Maidah ayat 67, An Nahl
Ayat125, Al-A’raf Ayat 176-177 dan surat ibrahim ayat 24-25. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan kajian literatur kepustakaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji metode pembelajaran atau pendidikan dalam al-Qur’an. Berdasarkan
pembahasan ditemukan metode pendidikan dalam al-Qur’an di antaranya metode Hiwar,
tabligh, Amtsal, Qudwah, Hikmah, Ibrah dan Mau’idzah
Kata Kunci: metode, pendidikan, Al-Qur’an

Abstract
The method is a set of paths or methods used by educators in the learning process so that
students can achieve certain learning goals and competencies. Many verses of the Qur'an
describe the use of methods in education. We can find the point in Surat Ali Imran verse 159,
Al-Maidah verse 67, An Nahl Ayat125, Al-A'raf Verses 176-177 and the letter of ibrahim
verses 24-25. This study uses descriptive qualitative methods with literature review
literature. This study aims to examine learning or education methods in the Qur'an. Based on
the discussion found the methods of education in the Qur'an include the methods of Hiwar,
Tabligh, Amtsal, Qudwah, Wisdom, Ibrah and Mau'idzah.
Keywords: method, education, Al-Qur'an

PENDAHULUAN orang lain, tetapi juga memungkinkan

P
endidikan merupakan secara otodidak.
pembelajaran pengetahuan, Pendidikan Islam adalah suatu
keterampilan, dan kebiasaan sistem pendidikan yang memungkinkan
sekelompok orang yang diturunkan dari seseorang dapat mengarahkan
satu generasi ke generasi berikutnya kehidupannya sesuai dengan cita-cita
melalui pengajaran, pelatihan, atau Islam, sehingga dengan mudah ia dapat
penelitian. Dengan demikian pendidikan membentuk hidupnya sesuai dengan
merupakan kegiatan yang terencana ajaran Islam. Pedididkan islam tersebut
dalam meningkatkan kemampuan yang mengacu pada perkembangan kehidupan
biasanya terjadi di bawah bimbingan manusia masa depan tanpa

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  113


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

menghilangkan prinsip-prinsip islami yang akan berakibat terbuangnya waktu


yang diamanahkan oleh Allah kepada dan tenaga. Karenanya metode
manusia, sehingga manusia mampu merupakan syarat untuk efisiensi
memenuhi kebutuhan dan tuntutan aktivitas kepandidikan Islam. Hal ini
hidupnya seiring dengan perkembangan berarti metode merupakan hal yang
iptek (Sudiyono, 2009:28) esensial, karena tujuan pendidikan Islam
Pendidikan Islam memiliki akan tercapai secara tepat guna
kejelasan tujuan yang ingin dicapai. manakala metode yang ditempuh benar-
Akan sulit kita bayangkan, jika suatu benar tepat.
kegiatan tanpa memiliki tujuan yang Mengingat pentingnya hal
jelas. Karena pentingnya tujuan tersebut dalam penelitian ini akan
tersebut, banyak kita jumpai kajian dibahas tentang metode pendidikan
kajian yang sungguh-sungguh di yang terkandung dalam beberapa ayat
kalangan para ahli mengenai tujuan dalam kitab suci Al-Qurán.
tersebut. Berbagai buku yang mengkaji Berdasarkan hal di atas maka
masalah pendidikan Islam senantiasa rumusan masalah dalam penelitian ini
berusaha merumuskan tujuan yang baik adalah: Bagaimana penggunaan metode
secara umum maupun secara khusus. pembelajaran yang terdapat dalam al-
Pendidikan Islam secara Qurán?
fungsional merupakan upaya manusia
muslim merekayasa pembentukan al METODE PENELITIAN
insan al kamil melalui penciptaan Kajian dalam penelitian ini
institusi interaksi edukatif yang menggunakan metode deskriptif dengan
kondusif. Dalam posisinya yang studi kepustakaan. Yaitu dengan
demikian, pendidikan islam adalah menyajikan dan menganalisis ayat Al-
model rekayasa individual dan sosial Qur’an beserta tafsirnya kemudian
yang paling efektif untuk menyiapkan ditarik relevansinya ke dalam dunia
dan menciptakan bentuk masyarakat pendidikan dengan “mengekstrak”
ideal ke masa depan (Omar, 1979). penggunaan metode pembelajaran yang
Pendidikan Islam, dalam terkandung dalam ayat tersebut.
pelaksanaannya memerlukan metode
pembelajaran yang tepat untuk
menghantarkan kegiatan pendidikannya HASIL DAN PEMBAHASAN
ke arah tujuan yang dicita-citakan. 1. Metode Pembelajaran
Bagaimanapun baik dan sempurnanya a. Pengertian metode secara etimologi
suatu kurikulum pendidikan Islam, tidak dalam pendidikan
akan berarti apa-apa apabila tidak Kata metode berasal dari bahasa
memiliki metode atau cara yang tepat Yunani. Secara etimologi (bahasa), kata
dalam mentransformasikannya kepada metode berasal dari dari dua suku
peserta didik. Ketidaktepatan dalam perkataan, yaitu metha dan hodos.
penerapan metode secara praktis akan Metha artinya melalui atau melewati dan
menghambat proses belajar mengajar hodos berarti “jalan” atau “cara”

114  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

(Ramayulis dan Nizar, 2009:209). Dalam belajar yang diinginkan dan perubahan
Bahasa Arab metode dikenal dengan yang dikehendaki pada tingkah laku
istilah thariqah yang berarti langkah- mereka (Omar, 1979:553)
langkah strategis yang harus Abu Ahmadi mendefinisikan
dipersiapkan untuk melakukan suatu bahwa metode adalah suatu
pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa pengetahuan tentang cara-cara
Inggris metode disebut method yang mengajar yang dipergunakan oleh
berarti cara dalam bahasa Indonesia seorang guru atau instruktur (Ahmadi,
(Echol dan Shadily, 1995:379). 2005: 52)
Dari beberapa pendapat di atas
b. Pengertian secara terminologi dapat diartikan bahwa metode adalah
Menurut terminologi (istilah) para seperangkat jalan atau cara yang
ahli memberikan definisi yang beragam digunakan pendidik dalam proses
tentang metode, yaitu: pembelajaran agar peserta didik bisa
Ahmad Tafsir, mendefinisikan mencapai tujuan pembelajaran dan
bahwa metode mengajar adalah cara kompetensi tertentu.
yang paling tepat dan cepat dalam Sementara itu, pendidikan dalam
mengajarkan mata pelajaran (Tafsir. arti umum mencakup segala usaha dan
1994: 184). perbuatan dari generasi tua untuk
Ramayulis mendefinisikan bahwa mengalihkan pengalamannya,
metode mengajar adalah cara yang pengetahuannya, kecakapannya, serta
dipergunakan guru dalam mengadakan keterampilannya kepada generasi muda
hubungan dengan peserta didik pada untuk memungkinkannya melakukan
saat berlangsungnya proses fungsi hidupnya dalam pergaulan
pembelajaran. Dengan demikian metode bersama, dengan sebaik-baiknya.
mengajar merupaka alat untuk Sedangkan pendidikan Islam dalam arti
menciptakan proses pembelajaran sempit, adalah bimbingan yang
(Ramayulis, 2010:3) dilakukan seseorang yang kemudian
Winarno Surakhmad disebut pendidik., terhadap orang lain
mendefinisikan bahwa metode adalah yang kemudian disebut peserta didik.
cara yang di dalam fungsinya merupakan Terlepas dari apa dan siapa yang
alat untuk mencapai tujuan (Surakhmad, membimbing, yang pasti pendidikan
1998:96) diarahkan untuk mengembangkan
Omar Mohammad mendefinisikan manusia dari berbagai aspek dan
bahwa metode mengajar bermakna dimesnsinya, agar ia berkembang secara
segala kegiatan yang terarah yang maksimal. Pendidikan juga adalah usaha
dikerjakan oleh guru dalam rangka membimbing dan membina serta
kemestian-kemestian mata pelajaran bertanggung jawab untuk
yang diajarkannya, ciri-ciri mengembangkan intelektual pribadi
perkembangan muridnya, dan suasana anak didik ke arah kedewasaan dan
alam sekitarnya dan tujuan menolong dapat menerapkannya dalam kehidupan
murid-muridnya untuk mencapai proses sehari-hari.

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  115


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

Dengan demikian dapat kita demikian besar kesalah beberapa orang


katakan bahwa metode pendidikan islam yang meninggalkan tugasnya, karena
adalah suatu jalan atau cara untuk loba akan harta itu, namun Rasulullah
mencapai tujuan pendidikan melalui tidaklah terus marah-marah saja.
aktivitas dan usaha manusia untuk Melainkan dengan jiwa besar mereka
meningkatkan kepribadiannya dengan dipimpin (Hamka, 1980:129).
jalan membina potensi-potensi pribadi. Nabi Muhammad selalu
bermusyawarah dengan mereka dalam
2. Ayat-Ayat tentang Metode segala hal, apalagi dalam urusan
Pendidikan peperangan. Oleh karena itu kaum
a. Ali ’Imran [3]: 159 muslimin patuh melaksanakan putusan-
‫ت ََلُ مم ۖ َولَ مو‬ ِ ِ‫فَبِم ا ر مْح ةٍ ِم ن ه‬
َ ‫اَّلل ل نم‬
putusan musyawarah itu karena
َ َ َ َ keputusan itu merupakan keputusan
‫ب ََل نم فَ ضُّ وا‬ َ ‫ت فَظًّا غَ لِ ي‬
ِ ‫ظ ا لم قَ لم‬ َ ‫ُك نم‬
mereka sendiri bersama Nabi. Mereka
tetap berjuang dan berjihad di jalan
ِ
‫ف عَ نم ُه مم‬ ُ ‫ك ۖ فَاعم‬ َ ‫ِم من َح مول‬
Allah dengan tekad yang bulat tanpa
takut akan bahaya dan kesulitan yang
ۖ ِ‫اس تَ غم فِ مر ََلُ مم َو َش ا وِ مر ُه مم ِِف ماْل مَم ر‬
‫َو م‬
mereka hadapi. Mereka bertawakal
sepenuhnya kepada Allah, karena tidak
‫اَّللِ ۚ إِنه‬
‫ت فَ تَ َوكه لم عَ لَ ى ه‬ َ ‫فَإِ ذَ ا عَ َز مم‬ ada yang dapat membela kaum muslimin
selain Allah.
‫ي‬ ِِ ُّ ِ‫اَّللَ ُُي‬
َ ‫ب ا لم ُم تَ َوك ل‬ ‫ه‬ M. Quraish Shihab di dalam
Tafsirnya al-Misbah menyatakan bahwa
Maka disebabkan rahmat dari Allah- ayat ini diberikan Allah kepada Nabi
lah kamu berlaku lemah lembut terhadap Muhammad untuk menuntun dan
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras membimbingnya, sambil menyebutkan
lagi berhati kasar, tentulah mereka sikap lemah lembut Nabi kepada kaum
menjauhkan diri dari sekelilingmu. muslimin, khususnya mereka yang telah
Karena itu maafkanlah mereka, melakukan pelanggaran dan kesalahan
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan dalam perang uhud itu. Beliau
bermusyawaratlah dengan mereka bermusyawarah dengan mereka sebelum
dalam urusan itu. Kemudian apabila memutuskan perang, beliau menerima
kamu telah membulatkan tekad, maka usukan mayoritas mereka, walau beliau
bertawakkallah kepada Allah. kurang berkenan, beliau tidak memaki
Sesungguhnya Allah menyukai orang- dam mempersalahkan para pemanah
orang yang bertawakkal kepada-Nya yang meninggalkan markas mereka,
Prof Hamka Menjelaskan, dalam tetapi hanya menegurnya dengan halus,
ayat ini bertemulah pujian yang tinggi dan lain lain.
dari Allah terhadap Rasul-Nya, karena Adapun kandungan dari QS. Ali
sikapnya yang lemah lembut, tidak lekas ‘Imran ayat 159 adalah sebagai berikut:
marah kepada ummatnya yang tengah Pertama: Para ulama berkata, “Allah
dituntun dan dididiknya. Sudah SWT memerintahkan kepada Nabi-Nya

116  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

dengan perintah-perintah ini secara Kelima: Keriteria orang yang diajak


berangsur-angsur. Artinya, Allah SWT bermusyawarah dalam masalah
memerintahkan kepada beliau untuk kehidupan di masyarakat adalah
memaafkan mereka atas kesalahan memiliki akal, pengalaman dan santun
mereka terhadap beliau. Setelah mereka kepada orang yang mengajak
mendapat maaf, Allah SWT bermusyawarah..
memerintahkan beliau untuk Keenam: Dalam musyawarah pasti
memintakan ampun atas kesalahan ada perbedaan pendapat. Maka, orang
mereka terhadap Allah SWT. Setelah yang bermusyawarah harus
mereka mendapat hal ini, maka mereka memperhatikan perbedaan itu dan
pantas untuk diajak bermusyawarah memperhatikan pendapat yang paling
dalam segala perkara”. dekat dengan kitabullah dan sunnah, jika
Kedua: Ibnu ‘Athiyah berkata, memungkinkan. Apabila Allah SWT telah
“Musyawarah termasuk salah satu kaidah menunjukkan kepada sesuatu yang Dia
syariat dan penetapan hukum-hukum. kehendaki maka hendaklah orang yang
Tidak ada pertentangan tentang hal ini. bermusyawarah menguatkan tekad
Allah SWT memuji orang-orang yang untuk melaksanakannya sambil
beriman karena mereka suka bertawakal kepada-Nya, sebab inilah
bermusyawarah dengan firman Nya akhir ijtihad yang dikehendaki.
“sedang urusan mereka (diputuskan
dengan musyawarat antara mereka” Relevansinya dengan pendidikan
Ketiga: Firman Allah SWT: “Dan Relevansi QS. Ali ‘Imran dengan
bermusyawarahlah dengan mereka pendidikan khususnya bagi seorang
dalam urusan itu”. Menunjukkan pendidik yang mempunyai tanggung
kebolehan ijtihad dalam semua perkara jawab yang besar untuk mendidik,
dan menentukan perkiraan bersama membimbing, membina, mengarahkan
yang didasari dengan wahyu. Sebab, peserta didiknya sesuai dengan fitrah
Allah SWT mengizinkan hal ini kepada yang telah diberikan Allah kepada
Rasul-Nya. Para ulama berbeda pendapat mereka. Tanggung jawab pendidikan ini
tentang makna perintah Allah SWT harus dilaksanakan dengan sebaik-
kepada Nabi-Nya untuk bermusyawarah baiknya, agar tujuan dari pendidikan
dengan para sahabat beliau. yaitu membentuk Insan kamil, menjadi
Keempat: Para ulama berkata, hamba Allah yang selalu taat, tunduk
“Kriteria orang yang layak untuk diajak dan patuh kepada-Nya, dan menjadi
musyawarah dalam masalah hukum manusia yang mempunyai wawasan
adalah memiliki ilmu dan mengamalkan keilmuan yang tinggi sehingga bisa
ajaran agama. Dan kriteria ini jarang menjadi orang yang bahagia di dunia
sekali ada kecuali pada orang yang dan akhirat.
berakal”. Hasan berkata, “Tidaklah Beberapa hal yang hendaknya
sempurna agama seseorang selama diperhatikan oleh seorang pendidik
akalnya belum sempurna” (Qurthubi, dalam melaksankankan kegiatan
2008:625). pembelajaran, adalah harus bersikap

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  117


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

lemah lembut, menyenagkan untuk anak menasihatinya dengan tutur kata yang
didiknya, tidak membosankan, menjadi baik dan tidak menyudutkan mereka,
tempat untuk berlindung dan tempat karena mereka adalah tanggung jawab
untuk memecahkan masalah. Jangan pendidik dan seorang pendidik haru
sampai menjadi seorang pendidik yang intropeksi diri.
tempramental, cepat marah, kasar, keras Dalam ayat ini juga digambarkan
hati, tidak mempedulikan peserta sifat lemah lembut Rasulullah merupakan
didiknya. Sikap–sikap itu akan membuat teladan bagi umatnya. Pada dasarnya,
peserta didik jenuh dan menjauhi sang setiap orang membutuhkan panutan dan
pendidik dan tujuan dari pendidikan sosok teladan yang mampu
kemungkinan besar tidak dapat dicapai. mengarahkan kepada jalan kebenaran
Dalam pelakasanaan kegiatan dan sekaligus menjadi perumpamaan
pendidikan, seorang guru atau tenaga yang dinamis yang menjelaskan cara
pendidik juga harus melakukan diskusi mengamalkan syari’at Allah. Murid-murid
dengan peserta didiknya, apa yang cenderung meneladani gurunya dan
menjadi kendali mereka dalam pelajaran, menjadikannya sebagai tokoh
apa yang menjadi keinginan mereka identifikasi dalam segala hal, sebab
dalam proses pembelajaran misalnya secara psikologis anak adalah seorang
dalam penggunaan metode atau peniru yang ulung oleh karena itu Allah
pemberian tugas dan lain sebagainya. mengutus nabiNya Muhammad SAW
Jangan sampai pendidik itu menjadai sebagai seorang murabbi (pendidik)
orang yang otoriter tidak menerima agar dijadikan teladan oleh seluruh
masukan dari muridnya, menganggap ia manusia dalam melaksanakan syariat-
paling tahu segalanya. Nya, termasuk di bidang pendidikan.
Ketika menemukan kesalahan dari Dengan keperibadian, sifat,
peserta didik, kekurang mampuan tingkah laku, dan muamalahnya
dalam, menyerap pelajaran, bandel dan terhadap sesama manusia, Rasulullah
sebagainya. Jangan lantas membeci SAW benar-benar merupakan
mereka, memperlakukan mereka dengan interpretasi praktis dalam menghidupkan
kasar dan keras, menghukum mereka hakikat ajaran, adab, dan syariat al-
secara berlebihan atau bahkan Qur’an yang melandasi ruh pendidikan
mengatakan mereka dengan perkataan Islam serta penerapan metode
yang kotor. Karena hal itu tidak akan pendidikan Qurani yang terdapat di
menyelesaikan masalah akan tetapi dalamnya.
justru akan meimbulkan banyak masalah Demikianlah, Rasulullah dalam
bagi pendidik itu sendiri lebih–lebih bagi membina dan mendidik sahabat-sahabat
peserta didik yang masih dalam tahap menggunakan metode contoh langsung
pembelajaran. Maafkanlah semua (qudwah mubasyarah) dalam banyak
kesalahan mereka seraya menesehati kesempatan. Bahkan beliau tidak
mereka dengan lemah lembut, bukan sungkan-sungkan, apabila terdapat
berarti lemah lembut itu tidak tegas, kesalahan dalam peniruan, Nabi
tetapi lemah lembut dalam langsung menegur yang bersangkutan

118  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

dan membetulkannya, seperti kasus yang Sedangkan masdarnya tabligh berarti


diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu ajakan atau seruan yang jelas dan
Hurairah ketika seorang masuk masjid gamblang karena masa awal-awal Islam
lalu shalat dua rakaat, namun oleh nabi tabligh tersebut disampaikan secara
orang tersebut disuruh mengulangi sembunyi-sembunyi.
shalatnya sampai tiga kali karena kurang Secara bahasa, Tabligh berasal
sempurna rukunnya. dari kata balagha, yuballighu, tablighan,
yang berarti menyampaikan. Tabigh
b. Al-Ma’idah [5]: 67
ِ adalah kata kerja “transtif”, yang berarti
َ ‫ََي أَيُّ َه ا ال هرسُ و ُل بَ ل مغ مَ ا أُنمزِ َل إِلَيم‬
‫ك‬ membuat seseorang sampai,

‫ك ۖ َوإِ من ََلم تَ مف عَ لم فَ َم ا‬َ ِ‫ِم من َرب‬


menyampaikan, atau melaporkan, dalam
arti menyampaikan sesuatu kepada
‫ك ِم َن‬ َ ‫ص ُم‬ ِ ‫اَّلل ي ع‬
‫ت رِ َس ا لَتَ هُ ۚ َو ه ُ َ م‬َ ‫بَ لهغم‬
orang lain. Dalam bahasa Arab, orang
yang menyampaikan disebut Mubaligh.
ِ ‫س ۗ إِنه ه‬ ِ ‫ال نها‬
َ‫اَّللَ ََل يَ مه د ي ا لم قَ موم‬
Tabligh adalah, “Memberikan
informasi yang benar, pengetahuan yang
ِ
َ ِ‫ا لم َك اف ر‬
‫ين‬ berdasarkan fakta, dan hakikat pasti
yang bisa membantu seseorang untuk
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang
membentuk pendapat yang tepat.
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.
QS Al-Maidah ayat 67 ini
Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
memerintahkan kepada Nabi Muhammad
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak
SAW supaya menyampaikan segala yang
menyampaikan amanat-Nya. Allah
telah diturunkan kepadanya tanpa
memelihara kamu dari (gangguan)
menghiraukan besarnya tantangan yang
manusia. Sesungguhnya Allah tidak
akan dihadapinya. Dalam melaksanakan
memberi petunjuk kepada orang-orang
tugas tabligh ini, beliau menunjukkan
yang kafir
metode langsung, baik berupa contoh,
Ayat ini juga menganjurkan
maupun ajakan.
kepada Nabi Muhammad agar tidak perlu
Rasulullah Saw merupakan
takut menghadapi gangguan dari
teladan terbesar buat umat manusia,
mereka dalam membentangkan rahasia
beliau adalah seorang pendidik, seorang
dan keburukan tingkah laku mereka itu
yang memberi petunjuk kepada manusia
karena Allah menjamin akan memelihara
dengan tingkah lakunya sendiri terlebih
Nabi Muhammad dari gangguan orang-
dahulu sebelum dengan kata-kata yang
orang kafir Quraisy maupun orang-orang
baik.
Yahudi (Kementrian Agama
Islam berpendapat, bahwa suri
RI, 2010:437).
tauladan adalah tehnik pendidikan yang
Dalam ayat tersebut terdapat
paling baik, dan seorang anak harus
kalimat “Balligh” yang artinya
memperoleh teladan dari keluarga dan
“Sampaikanlah”. Balligh berasal dari
orang tuanya agar ia semenjak kecil
kata Al-Balagh atau Al-Bulugh yaitu
sudah menerima norma-norma Islam dan
sampai ke tujuan yang dimaksud baik
berjalan berdasarkan konsepsi yang
berupa tempat, masa atau lainnya.

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  119


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

tinggi itu. Dengan demikian Islam


mendasarkan metodologi pendidikan
‫ِِبَ من ضَ له عَ من َس بِيلِهِ ۖ َو ُه َو‬ ُ‫أَعم لَ م‬
‫ين‬ ِ ِ
َ ‫ِب لم ُم مه تَ د‬ ُ‫أَعم لَ م‬
kepada sesuatu yang akan
mengendalikan jalan kehidupan dalam
masyarakat. Maka bila suatu masyarakat Serulah (manusia) kepada jalan
Islam terbentuk, masyarakat itu akan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
mengisi anak-anaknya dengan norma- yang baik dan bantahlah mereka dengan
norma Islam melalui suri tauladan yang cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
diterapkan dalam masyarakat dan Dialah yang lebih mengetahui tentang
terlaksana didalam keluarga dan oleh siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
orang tua. Dialah yang lebih mengetahui orang-
Dari uraian diatas bahwa dapat orang yang mendapat petunjuk.
dikatakan bahwa pendidikan adalah Dalam tafsir Al-Maroghi dijelaskan
sebagai jalan untuk menyelamatkan bahwa Nabi Muhammad SAW dianjurkan
manusia dalam hal ini anak didik, maka untuk meniru Nabi Ibrahim yang
pendidikan harus dibina dan jalankan memiliki sifat-sifat mulia, yang telah
secara baik, guru yang bertugas sebagai mencapai puncak derajat ketinggian
pemberi ilmu atau sebagai orang yang martabat dalam menyampaikan risalanya
memfasilitasi anak didiknya untuk (Maraghi, 1987:289). Allah berfirman:

َ‫أَن ا تهبِ مع ِم لهة‬


ِ ‫ك‬
mendapatkan wawasan diharuskan
mengajar sesusai dengan norma-norma َ ‫ُثُه أ مَو َح يم نَا إِلَيم‬
ِ ِ
َ‫إ بم َراه يم‬
pendidikan yang ada. Menyampaikan
ilmu pengetahuan secara jelas dan tepat,
Kemudian Kami wahyukan
tidak hanya mentransferkan ilmunya saja
kepadamu (Muhammad): “Ikutilah
tetapi harus diimbangi dengan sikap
agama Ibrahim seorang yang hanif.” dan
atau akhlak yang baik yang sesuai
bukanlah dia termasuk orang-orang
dengan aturan Agama dan adat yang
yang memper-sekutukan Tuhan. Seruan
ada.
disini dengan macam-macam nasihat
Begitupun bagi seorang guru
dan pengajaran yang telah Allah
sebagai penyampai ilmu pengetahuan,
terangkan dalam Al-Qur’an untuk
guru dituntut untuk menyampaikan ilmu
menjadi hujjah terhadap mereka, dan
pengetahuan secara baik kepada anak
debatlah dengan cara yang paling baik
didiknya.
(Ash – Shiddieqy, 1969: 157).
Pada awalnya ayat ini berkaitan
c. Al-Nahl [16]: 125
ِ‫ك ِِب مْلِ مك م ة‬ َ ِ‫يل َرب‬ ِ ِ‫ادعُ إِ ََلٰ َس ب‬
dengan dakwah Rasulullah SAW. Kalimat
َ ‫م‬ yang digunakan adalah fiil amr “ud’u”

‫س نَ ةِ ۖ َو َج ادِ مَلُ مم‬ ِ ِ (asal kata dari da’a-yad’u-da’watan)


َ َ‫َوا لم َم موع ظَة ا مْل‬ yang artinya mengajak, menyeru,
ِ
َ ‫س ُن ۚ إِ هن َربه‬ ‫ِِب له ِِت ه َي أ م‬
memanggil (Ismail, 1992: 199). Adapun
‫ك ُه َو‬ َ ‫َح‬ arah ajakan dan seruan tersebut adalah
kepada jalan Tuhan yaitu agama Islam.

120  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

Metode Pendidikan Dalam Ayat Ini agar tujuan pembelajaran tercapai


Adapun cara yang disebutkan dengan maksimal.
adalah dengan hikmah yaitu dengan Al- Imam Al-Qurtubi menafsirkan Al-
Qur’an (Al-Mahalli dan As- hikmah dengan “kalimat yang lemah
Sayuthi, 1995:733). Makna umum dari lembut”. Nabi diperintahkan untuk
ayat ini bahwa nabi diperintahkan untuk mengajak umat manusia kepada
mengajak kepada umat manusia dengan “dinullah” dan syariatnya dengan lemah
cara-cara yang telah menjadi tuntunan lembut tidak dengan sikap bermusuhan.
Al-Qur’an yaitu dengan metode Al- Hal ini berlaku kepada kaum muslimin
hikmah, Mau’izhah Hasanah, dan seterusnya sebagai pedoman untuk
Mujadalah. Dengan cara ini Rasulullah berdakwah dan seluruh aspek
telah berhasil mengajak umatnya dengan penyampaian termasuk di dalamnya
penuh kesadaran. Ketiga metode ini proses pembelajaran dan pengajaran.
telah mengilhami berbagai metode Proses belajar mengajar dapat
penyebaran Islam maupun dalam konteks berjalan dengan baik dan lancar
pendidikan. Proses serta metode manakala ada interaksi yang kondusif
pembelajaran dan pengajaran yang antara guru dan peserta didik.
berorientasi filsafat lebah (An-Nahl) Komunikasi yang arif dan bijaksana
berarti membangun suatu sistem yang memberikan kesan mendalam kepada
kuat dengan “jaring-jaring” yang para siswa, Guru yang bijaksana akan
menyebar ke segala penjuru. Analogi ini selalu memberikan peluang dan
bisa menyeluruh ke peserta didik, guru, kesempatan kapada siswanya untuk
kepala sekolah, wali murid, komite berkembang.
sekolah dan instasi lain yang terkait. Al-Hikmah dalam tafsir At-
Sehingga menjadi komponen pendidikan Tobari adalah menyampaikan sesuatu
yang utuh, menjadi satu sistem yang yang telah diwahyukan kepada nabi
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang (Ath-Thobarii, 1996: 663).
lain. Hal ini hampir senada dengan
Mustafa Al-Maroghi bahwa Al-Hikmah
1) Metode Al-Hikmah
yaitu perkataan yang kuat disertai
Dalam bahasa Arab Al-hikmah
dengan dalil yang menjelaskan
artinya ilmu, keadilan, falsafah,
kebenaran dan menghilangkan kesalah
kebijaksanaan, dan uraian yang benar.
pahaman (Maroghi, 1992:283).
Al-hikmah berarti mengajak kepada jalan
Demikian pula dalam tafsir Al-Jalalain Al-
Allah dengan cara keadilan dan
hikmah diartikan dengan Al-Qura’nul
kebijaksanaan, selalu menimbang
karim sebagai sesuatu yang diwahyukan
berbagai faktor dalam proses belajar
kepada Nabi Muhammad SAW. An
mengajar, baik faktor subjek, obyek,
Naisaburi menegaskan bahwa yang
sarana, media dan lingkungan
dimaksud Al-hikmah adalah tanda atau
pengajaran. Pertimbangan pemilihan
metode yang mengandung argumentasi
metode dengan memperhatikan audiens
yang kuat (Qoth’i) sehingga bermanfaat
atau peserta didik diperlukan kearifan
bagi keyakinan.

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  121


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

Pelaksanaan realisasi memerlukan berarti “wejangan, pengajaran,


seperangkat metode, metode itu pendidikan, sedangkan hasanah berarti
memerlukan pedoman untuk bertindak baik. Bila dua kata ini digabungkan
merealisasikan tujuan pendidikan. bermakna pengajaran yang baik.
Pedoman itu memang diperlukan karena Mau’izhah adalah uraian yang
pendidik tidak dapat bertindak secara menyentuh hati yang mengantar kepada
alamiah seja agar tindakan pendidikan kebaikan (Quraish Shihab, 2002:
dapat dilakukan lebih efektif dan lebih 775). Ibnu Katsir menafsirkan al-
efisien. Disinilah teladan merupakan mauizhah hasanah sebagai pemberian
salah satu pedoman bertindak peringatan kepada manusia, mencegah
(Tafsir, 1994: 142-143). Guru dan menjauhi larangan sehingga dengan
hendaknya tidak hanya mampu proses ini mereka akan mengingat
memerintahkan atau memberi teori kepada Allah.
kepada siswa, tetapi lebih dari itu ia At-Thobari mengartikan mauizhah
harus mampu menjadi panutan bagi hasanah dengan “Al-ibr al-jamilah” yaitu
siswanya, sehingga siswa dapat perumpamaan yang indah bersal dari
mengikutinya tanpa merasakan adanya kitab Allah sebagai hujjah, argumentasi
unsur paksaan (Armai Arief, dalam proses penyampaian. Pengajaran
M.A. 2002:118-119). yang baik mengandung nilai-nilai
Jelaslah bagi kita bahwa kebermanfaatan bagi kehidupan para
sebenarnya yang dimaksud dengan siswa. Mauizhah hasanah sebagai prinsip
penyampaian wahyu dengan hikmah ini dasar melekat pada setiap guru sehingga
yaitu penyampaian dengan lemah lembut penyampaian kepada para siswa lebih
tetapi juga tegas dengan mengunakan berkesan. Siswa tidak merasa digurui
alasan-dalil dan argumentasi yang kuat walaupun sebenarnya sedang terjadi
sehingga dengan proses ini para peserta penstranferan nilai.
didik memiliki keyakinan dan Al-Imam Jalaludin Asy-Syuyuti
kemantapan dalam menerima materi dan Jalaludin Mahali mengidentikan kata
pelajaran. Materi pembelajaran “Al-Mau’izhah” itu dengan
bermanfaat dan berharga bagi dirinya, kalimat ‫ مواعظه أو القول الرقيق‬artinya
merasa memperoleh ilmu yang berkesan perkataan yang lembut. Pengajaran yang
dan selalu teringat sampai masa yang baik berarti disampaikan melalui
akan datang. Metode ini fleksibel bisa perkataan yang lembut diikuti dengan
digunakan diberbagai kondisi, usia dan perilaku hasanah sehinga kalimat
jenjang pendidikan. Tetapi menurut tersebut bermakna lemah lembut baik
Quraish Shihab metode ini cenderung lagi baik. Melalui metode mau’idzah
kepada orang yang memiliki hasanah dapat memberikan pendidikan
pengetahuan tinggi (cendikiawan) yang menyentuh, meresap dalam
kalbu. Metode ini juga fleksibel dan
2) Metode Mauizhah Hasanah dapat digunakan pada berbagai kondisi,
Mau’izhah hasanah terdiri dari usia dan jenjang pendidikan. Menurut
dua kata “al-Mauizhah dan Hasanah”. Al- Quraish Shihab metode ini cocok kepada
mauizhah dalam tinjauan etimologi

122  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

orang awam, sesuai dengan tingkat Metode mujadalah lebih


pengetahuan mereka. menekankan kepada pemberian dalil,
argumentasi dan alasan yang kuat. Para
3) Metode Mujadalah siswa berusaha untuk menggali potensi
Kata jadilhum (‫ )جادلهم‬berasal dari yang dimilikinya untuk mencari alasan-
kata jidal (‫ )جدال‬yang bermakna diskusi. alasan yang mendasar dan ilmiyah dalam
Kalimat “jadala” ini banyak terdapat setiap argumen diskusinya. Guru hanya
dalam Al-Qur’an. Bahkan ada surat yang bertindak sebagai motivator, stimulator,
bernama “Al-Mujaadilah” (perempuan- fasilitator atau sebagai instruktur.
perempuan yang mengadakan gugatan). Sistem ini lebih cenderung ke “Student
Mujadalah dalam konteks dakwah dan Center” yang menekankan aspek
pendidikan diartikan dengan dialog atau penghargaan terhadap perbedaan
diskusi. Mujadalah berarti menggunakan individu para peserta didik (individual
metode diskusi ilmiah yang baik dengan differencies) bukan “Teacher Center”.
cara lemah lembut serta diiringi dengan Metode ini biasanya digunakan dalam
wajah penuh persahabatan sedangkan diskusi-diskusi ilmiah untuk mencari
hasilnya diserahkan kepada Allah SWT. kebenaran dari beberapa pendapat yang
Metode penyampaian ini berbeda, seperti dalam dunia
dicontohkan oleh Nabi Musa dan Nabi perkuliahan.
Harun ketika berdialog dengan Fir’aun.
Sedangkan hasil akhirnya dikembalikan d. al-A’raf [7]: 176-177
ِٰ ِ ِ
ُ‫َولَ مو ش ئم نَا لَ َرفَ عم نَاهُ ِبَا َولَ ك نهه‬
kepada Allah SWT. Sebab hanya Allah-
lah yang mengetahui orang tersebut
mendapat petunjuk atau tidak.
ۚ ُ‫ض َواتهبَعَ َه َواه‬ ِ ‫َخ لَ َد إِ ََل ماْل مَر‬‫أم‬
Metode diskusi yaitu cara
ِ ِ ِ
‫فَ َم ثَ لُهُ َك َم ثَ ِل ا لم َك لم ب إ من ََتم م لم‬
penyampaian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan kepada siswa
ۚ‫ث‬ ‫ث أ مَو تَ مْتُ مك هُ يَ لم َه م‬‫عَ لَيم هِ يَ لم َه م‬
untuk membicarakan, menganalisa guna
mengumpulkan pendapat, membuat
ِ‫ِ ه‬ ِ
‫ين َك هذ بُوا‬ َ ‫ذَٰ ل‬
kesimpulan atau menyusun berbagai
alternative pemecahan masalah. Dalam َ ‫ك مَ ثَلُ ا لمقَ موم ا ل ذ‬
‫ص لَعَ له ُه مم‬ ِ ُ‫ِِب ََي تِنَا ۚ فَا قم ص‬
kajian metode mengajar disebut metode
hiwar (dialog). Diskusi memberikan َ َ‫ص ا لم قَ ص‬
peluang sebesar-besarnya kepada para
siswa untuk mengeksplor pengetahuan ‫يَ تَ َف هك ُرو َن‬
yang dimilikinya kemudian dipadukan
‫ين َك هذ بُوا‬ ِ‫ه‬
dengan pendapat siswa lain. Satu sisi
َ ‫َس اءَ مَ ثَ اًل ا لمقَ مومُ ا ل ذ‬
‫س ُه مم َك انُوا يَظملِ ُم ون‬
mendewasakan pemikiran, menghormati
ِ ِ
pendapat orang lain, sadar bahwa ada
pandapat di luar pendapatnya dan disisi
َ ُ‫ِب ََي ت نَا َوأَنم ف‬
lain siswa merasa dihargai sebagai Dan kalau Kami menghendaki,
individu yang memiliki potensi, sesungguhnya Kami tinggikan
kemampuan dan bakat bawaannya. (derajat)nya dengan ayat-ayat itu,

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  123


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

tetapi dia cenderung kepada dunia dan menjulurkan lidah, saat dihalau maupun
menurutkan hawa nafsunya yang dibiarkan. Ilmu pengetahuan
rendah, maka perumpamaannya seperti membuktikan bahwa anjing tidak
anjing jika kamu menghalaunya memiliki kelenjar keringat di kaki yang
diulurkannya lidahnya dan jika kamu cukup, yang berguna untuk mengatur
membiarkannya dia mengulurkan suhu badan. Karena itulah, untuk
lidahnya (juga). Demikian itulah membantu mengatur suhu badan, anjing
perumpamaan orang-orang yang selalu menjulurkan lidah. Sebab, dengan
mendustakan ayat-ayat Kami. Maka cara membuka mulut yang bisa
ceritakanlah (kepada mereka) kisah- dilakukan dengan menjulurkan lidah,
kisah itu agar mereka berfikir. anjing dapat bernafas lebih banyak dari
Amat buruklah perumpamaan biasanya.
orang-orang yang mendustakan ayat- Selanjutnya Allah SWT berfirman
ayat Kami dan kepada diri mereka bahwa seburuk-buruk perumpamaan
sendirilah mereka berbuat zalim. adalah perumpamaan orang-orang yang
Quraish shihab menafsirkan surat ayat-ayat Kami. Dengan kata lain,
An Nahl 176 sebagai berikut: Jika Kami seburuk-buruk perumpamaan adalah
menghendaki untuk mengangkat perumpamaan mereka yang diserupakan
derajatnya ke golongan orang baik, dengan anjing, karena anjing tidak ada
niscaya Kami lakukan dengan yang dikejarnya selain mencari makanan
memberinya petunjuk untuk dan menyalurkan nafsu syahwat. Barang
mengamalkan ayat-ayat yang Kami siapa yang menyimpang dari jalur ilmu
turunkan. Akan tetapi dia lebih memilih dan jalan petunjuk, lalu
tersungkur di bumi dan tidak mengejar kemauan hawa nafsu dan
mengangkat derajatnya ke langit. Dia berahinya, maka keadaannya mirip
selalu mengikuti hawa nafsunya yang dengan anjing
rendah. Keadaannya yang selalu berada Karena itulah di dalam sebuah hadis
dalam gundah gulana dan sibuk sahih disebutkan bahwa Nabi Saw. telah
mengejar hawa nafsu duniawi, persis bersabda: Tiada pada kami suatu
seperti anjing yang selalu menjulurkan perumpamaan yang lebih buruk daripada
lidah, baik saat dihalau maupun tidak, perumpamaan seseorang yang mencabut
karena begitu kuatnya bernafas. Begitu kembali hibahnya, perumpamaannya
jugalah seorang hamba dunia, selalu sama dengan anjing, yang memakan
tergila-gila dengan kesenangan dan kembali muntahnya. (Abdullah,2002:
hawa nafsu duniawi. Sesungguhnya ini 484:488).
merupakan perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat yang Kami Metode Pendidikan dalam Ayat Ini
turunkan. Maka, ceritakanlah, wahai Dari ke dua ayat di atas terlihat
Nabi, kisah ini kepada kaummu, agar metode yang dapat dipakai dalam
mereka berfikir dan beriman." pendidikan yaitu metode perumpamaan
Ayat ini mengutarakan suatu dan metode cerita (kisah)
fenomena bahwa anjing akan selalu

124  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

1) Metode Perumpamaan anjing yang terengah-engah sambil


Adapun pengertian dari metode menjulurkan lidahnya sepanjang
perumpamaan adalah penuturan secara hidupnya. Hal ini sama seperti seseorang
lisan oleh guru terhadap peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan tetapi
yang cara penyampainnya menggunakan ia terjerumus karena mengikuti hawa
perumpamaan. Seorang pendidik nafsunya. Ia tidak dapat mengendalikan
mengumpamakan seekor anjing yang hawa nafsunya dengan ilmu yang ia
terus menjulurkan lidahnya. Dalam hal miliki. Seharusnya pengetahuan tersebut
ini seorang pendidik mengajari anak yang membentengi dirinya dari
didiknya untuk senantiasa bersyukur atas perbuatan buruk, tetapi ternyata baik ia
semua nikmat yang telah diberikan Allah sudah memiliki hiasan dunia ataupun
kepada kita. Jangan merasa kekurangan, belum, ia terus menerus mengejar dan
seperti seekor anjing baik itu ketika ia berusaha mendapatkan dan menambah
lapar, haus, berlari, maupun kenyang, ia hiasan duniawi itu karena yang demikian
terus menjulurkan lidahnya. telah menjadi sifat bawaannya seperti
Kelebihan metode ini diantaranya keadaan anjing tersebut.
yaitu: Mempermudah siswa memahami
apa yang disampaikan pendidik, dan e. Ibrahim [14]: 24-25
‫اَّللُ مَ ثَ اًل‬
‫ب ه‬ َ ‫ف ضَ َر‬ َ ‫أَ ََلم تَ َر َك يم‬
Perumpamaan dapat merangsang kesan
terhadap makna yang tersirat dalam
ٍ ِ
‫ج َرةٍ طَيِبَ ة أ م‬
‫َص لُ َه ا‬ َ ‫ش‬ َ ‫َك ل َم ةا طَيِبَ ةا َك‬
perumpamaan tersebut (Sudiyono,
2009:285-286).
ِ‫س م اء‬
2) Metode cerita (kisah) َ ‫ت َوفَ مرعُ َه ا ِِف ال ه‬ ٌ ِ‫ََث ب‬
ۗ ‫ي ِبِِ ذم ِن َر ِِبَا‬ ٍ ‫تُ مؤِِت أُ ُك لَ َه ا ُك له ِح‬
Dalam hal ini, seorang pendidik
mengajarkan kepada muridnya dengan
cara menceritakan kisah tentang
seseorang yang tidak pernah merasa ِ ‫ال لِل ن‬
‫هاس‬ َ َ‫اَّللُ ماْل مَم ث‬
‫ب ه‬ ُ ِ‫ض ر‬‫َويَ م‬
puas dengan apa yang telah di milikinya.
Seperti Qorun yang tamak akan harta ‫لَعَ له ُه مم يَ تَ َذ هك ُرو َن‬
yang dimilikinya, sehingga dengan
ketamakannya itu, Allah Tidakkah kamu perhatikan
menengglamkannya bersama hartanya bagaimana Allah telah membuat
tersebut. perumpamaan kalimat yang baik seperti
Dengan demikian, kedua ayat pohon yang baik, akarnya teguh dan
diatas memberikan perempumaan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon
tentang siapapun yang sedemikian itu memberikan buahnya pada setiap
dalam pengetahuannya sampai-sampai musim dengan seizin Tuhannya. Allah
pengetahuan itu melekat pada dirinya, membuat perumpamaan-perumpamaan
seperti melekatnya kulit pada daging. itu untuk manusia supaya mereka selalu
Namun ia menguliti dirinya sendiri ingat.
dengan melepaskan tuntutan Ayat ini mengajak siapapun yang
pengetahuannya. Ia diibaratkan seekor dapat melihat yakni merenung dan

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  125


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

memperhatikan, dengan menyatakan: jorok, yang dapat menimbulkan rasa jijik


“Tidakkah kamu melihat, yakni bagi yang mendengarnya.
memerhatikan, bagaimana Allah telah Dalam ayat ini digambarkan
membuat perumpamaan kalimat yang bahwa pohon yang baik itu selalu
baik? Kalimat itu seperti pohon yang memberikan buahnya kepada setiap
baik, akarnya teguh menghujam manusia. Begitu juga halnya dengan
kebawah sehingga tidak dapat manusia, ia juga harus bermanfaat bagi
dirobohkan oleh angin dan orang lain. Setiap orang yang
cabangnya tinggi (menjulang) ke memperoleh ilmu pengetahuan dari
langit yakni keatas. seorang guru haruslah bersyukur kepada
Pohon itu memberikan buahnya Allah karena pada hakekatnya ilmu
pada Setiap waktu, yakni musim, pengetahuan yang telah di perolehnya
dengan seizin Tuhannya sehingga tidak melalui seseorang adalah karunia dan
ada satu kekuatan yang dapat rahmat dari Allah SWT. (Kementerian
menghalangi pertumbuhan dan hasilnya Agama RI, 2010:144-145)
yang memuaskan. Demikianlah Allah
membuat perumpamaan- Metode Pendidikan Dalam Ayat Ini
perumpamaan, yakni memberi contoh
Garis besar yang dapat ditarik
dan permisalan untuk manusia supaya
dari penjelasan Q.S. Ibrahim ayat 24-25,
dengan demikian makna-makna abstrak
dalam ruang lingkup pendidikan
dapat ditangkap melalui hal-hal konkret
menggunakan 2 metode, yaitu:
sehingga mereka selalu ingat (Quraish
1) Metode perumpamaan
Shihab, 2002:365).
Dalam dunia pendidikan,
Perumpamaan yang disebutkan
membuat perumpamaan akan membantu
dalam ayat ini ialah perumpamaan
memahamkan dan mengingatkan
mengenai kata-kata ucapan yang baik,
peserta didik terhadap makna perkataan,
misalnya kata-kata yang mengandung
karena hati lebih mudah di lunakkan
ajaran tauhid, atau kata-kata lain yang
dengan perumpamaan-perumpamaan.
mengajak manusia kepada kebajikan dan
Dengan perumpamaan, sesuatu yang
mencegah mereka dari kemungkaran.
rasional bisa disesuaikan dengan sesuatu
Kata-kata semacam itu diumpamakan
yang indrawi. Maka, tercapailah
sebagai pohon yang baik, akarnya teguh
pengetahuan yang sempurna tentang
menghunjam ke bumi.
sesuatu yang diumpamakan.
Agama Islam mengajarkan kepada
2) Metode kontemplasi
umatnya agar membiasakan diri
Dalam ayat ini memberikan
menggunakan ucapan yang baik, yang
gambaran kepada kita untuk merenungi
berfaedah bagi dirinya, dan bermanfaat
dan mentafakuri ciptaan Allah SWT agar
bagi orang lain. Ucapan seseorang
dapat diambil hikmah dan pelajarannya.
menunjukkan watak dan kepribadian
Dengan metode kontemplasi, pendidik
serta adab dan sopan santunnya.
dapat mengambil hikmah dan pelajaran
Sebaliknya, setiap muslim harus
dari kandungan ayat-ayat Allah yang
menjauhi ucapan dan kata-kata yang
memiliki kandungan-kandungan makna

126  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

yang tersirat, sehingga dapat dalam menyajikan materi tabligh kepada


menyampaikannya kepada peserta didik. audiennya.
Metode pendidikan yang baik c. Metode Amtsal (perumpamaan)
dalam kegiatan belajar mengajar harus: Di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah
1) Menggunakan perumpamaan yang banyak seklai kita temukan pendidikan
baik-baik saja agar mendapatkan contoh dalam bentuk amtsal (perumpamaan)
yang baik sehingga peserta didik dapat dalam mendidik umat.
menirunya. 2) Menggunakan kata-kata d. Metode Qudwah (Keteladanan)
yang baik dan benar agar peserta didik Rasulullah SAW dalam membina dan
mampu menyerap manfaat darinya. 3) mendidik sahabat-sahabatnya
tidak diperbolehkan menggunakan kata- menggunakan metode qudwah
kata buruk yang dapat mempengaruhi mubasyarah (contoh langsung) dalam
perilaku siswa. 4) senantiasa banyak kesempatan. Bahkan tidak
menggunakan Al-Qur’an dan Hadits sungkan-sungkan, apabila terdapat
sebagai acuan dalam kegiatan belajar kesalahan dalam peniruan, beliau
mengajar. langsung menegur yang bersangkutan
dan membetulkannya.
PENUTUP e. Metode Hikmah, Ibrah dan
Mau’idzah
1. Simpulan
Metode ibrah adalah suatu langkah
Al-Qur’an dan Al-Sunnah menjadi pendidikan yang dilakukan dengan
rujukan dan sumber ilmu pengetahuan mengambil pelajaran dari kisah orang-
modern, memuat tata nilai dan pokok- orang dahulu, kejadian di alam sekitar,
pokok ajaran. Sebagai kitab yang tegak dan hancurnya suatu bangsa,
bersumber dari wahyu dan diyakini binasanya suatu kaum, dan seterusnya.
lengkap, keduanya memuat berbagai Sedangkan mau’idzah, secara
macam metode pendidikan dan harfiah berarti tadzkirah, yaitu nasehat.
pengajaran yang dapat menjadi teladan Metode mau’idzah ini dapat dilakukan
bagi dunia pendidikan modern. melalui ceramah, khutbah, dan
Dari beberapa ayat yang telah dilakukan dengan penuh kekhusukan,
dibahas di atas dapat kita simpulkan keheningan, menyentuh kalbu, dan pada
beberapa metode pendidikan yang dapat umumnya diperankan oleh orang yang
diterapkan yaitu: alim dan berpengetahuan. Metode ini
a. Metode Hiwar pernah diterapkan Nabi SAW dihadapan
Hiwar ialah percakapan silih berganti para sahabatnya.
antara dua pihak atau lebih melalui
tanya jawab mengenai suatu topik 2. Rekomendasi
mengarah kepada suatu tujuan.
Pada bagian akhir dari tulisan ini,
b. Metode Tabligh
penulis ingin menyarankan kepada para
Metode Tabligh dimaknai dengan
guru, dosen dan widyaiswara agar
cara yang sistematis teratur dan terukur
semakin memahami dan
yang digunakan oleh para mubaligh

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  127


 Andragogi Jurnal Diklat Teknis

mengaplikasikan metode pendidikan yang telah ditunjukklan dalam al-Qurán.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 2002, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, Jakarta: Penebar Sunnah
Ahmadi, Abu, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia
al-Khinn, Mustafa Said, dkk., 1414 h – 1993, Nahatul Muttaqin Syarh Riyadus
Shalihin Lin Nawawi, Cet. 21, Baerut: Muassasah Ar Risalah, M.
Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam As-Sayuthi, Jalaluddin, 1995, Terjemahan
Tafsir Aljalalain jilid 2, Bandung: Sinar Baru Algensindo
al-Nawawi, Abdurrahman, 1996, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat, terjemahan Shihabuddin, Cet. 2, Jakarta: Gema Insani Press
Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, 2008, penerjemah Dusi Rosyadi, Nashirul Haq,
Fathurrahman, editor, Ahmad Zubairin, Jakarta: Pustaka Azzam
Al-Maroghi, Ahmad Mustofa, 1987, Tafsir Al-Maroghi, (terjemah), Semarang: Toha
Putra
Arief, Armai, Dr. M.A. 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Pers
Ash-Shiddieqy, Hasbi, 1969, Tafsir Al- Qur’anul Madjid”Annur” juz xv, Jakarta: Bulan
Bintang
Ath-Thobarii, Ja’far Muhmaad ibn Jarir, 1996, Tafsir Ath-Thobari ; Jami’ul BAyan
Ta’wilul Qur’an, Bairut-Libanon: Darul kutubul Ilmiuah.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul, t.t, Al-Lu’lu’ wal Marjan fima Ittafaa ‘Alaihis Syaikhain,
Darul Fikri, Vol. 2
Echol, John M dan Hasan Shadily, 1995, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hamka, 1980, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas
Ismail, Faisal, 1992, Dakwah Pembangunan; Metodologi Dakwah, Yogyakarta:
Penerbit Prop. DIY
Kementerian Agama RI. 2009, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 2 Juz 4-5-6. Jakarta:
Kementrian Agama RI.
Kementrian Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Penerbit Lentera
Abadi
Mohammad, Omar, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Muhammad…., 1810, Al Mushaf Al Mufassir Juz XIV, : Asy – Sya’b

128  Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019


Andragogi Jurnal Diklat Teknis 

Ramayulis dan Nizar, Samsul, 2009, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem
Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta: Kalam mulia.
Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Ramayulis, 2010, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
Shihab, M. Quraish, 2002, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati
Sudiyono, M, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta
Surakhmad, 1998, Pengantar interaksi Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito
Tafsir, Ahmad, 1994, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Volume: VII No. 1 Januari – Juni 2019  129

Anda mungkin juga menyukai