74-Article Text-256-1-10-20190718
74-Article Text-256-1-10-20190718
Abstrak
Metode adalah seperangkat jalan atau cara yang digunakan pendidik dalam proses
pembelajaran agar peserta didik bisa mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi tertentu.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menggambarkan penggunaan metode dalam pendidikan.
Dintaranya dapat kita temukan dalam Surat Ali Imran ayat 159, Al-Maidah ayat 67, An Nahl
Ayat125, Al-A’raf Ayat 176-177 dan surat ibrahim ayat 24-25. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan kajian literatur kepustakaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji metode pembelajaran atau pendidikan dalam al-Qur’an. Berdasarkan
pembahasan ditemukan metode pendidikan dalam al-Qur’an di antaranya metode Hiwar,
tabligh, Amtsal, Qudwah, Hikmah, Ibrah dan Mau’idzah
Kata Kunci: metode, pendidikan, Al-Qur’an
Abstract
The method is a set of paths or methods used by educators in the learning process so that
students can achieve certain learning goals and competencies. Many verses of the Qur'an
describe the use of methods in education. We can find the point in Surat Ali Imran verse 159,
Al-Maidah verse 67, An Nahl Ayat125, Al-A'raf Verses 176-177 and the letter of ibrahim
verses 24-25. This study uses descriptive qualitative methods with literature review
literature. This study aims to examine learning or education methods in the Qur'an. Based on
the discussion found the methods of education in the Qur'an include the methods of Hiwar,
Tabligh, Amtsal, Qudwah, Wisdom, Ibrah and Mau'idzah.
Keywords: method, education, Al-Qur'an
P
endidikan merupakan secara otodidak.
pembelajaran pengetahuan, Pendidikan Islam adalah suatu
keterampilan, dan kebiasaan sistem pendidikan yang memungkinkan
sekelompok orang yang diturunkan dari seseorang dapat mengarahkan
satu generasi ke generasi berikutnya kehidupannya sesuai dengan cita-cita
melalui pengajaran, pelatihan, atau Islam, sehingga dengan mudah ia dapat
penelitian. Dengan demikian pendidikan membentuk hidupnya sesuai dengan
merupakan kegiatan yang terencana ajaran Islam. Pedididkan islam tersebut
dalam meningkatkan kemampuan yang mengacu pada perkembangan kehidupan
biasanya terjadi di bawah bimbingan manusia masa depan tanpa
(Ramayulis dan Nizar, 2009:209). Dalam belajar yang diinginkan dan perubahan
Bahasa Arab metode dikenal dengan yang dikehendaki pada tingkah laku
istilah thariqah yang berarti langkah- mereka (Omar, 1979:553)
langkah strategis yang harus Abu Ahmadi mendefinisikan
dipersiapkan untuk melakukan suatu bahwa metode adalah suatu
pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa pengetahuan tentang cara-cara
Inggris metode disebut method yang mengajar yang dipergunakan oleh
berarti cara dalam bahasa Indonesia seorang guru atau instruktur (Ahmadi,
(Echol dan Shadily, 1995:379). 2005: 52)
Dari beberapa pendapat di atas
b. Pengertian secara terminologi dapat diartikan bahwa metode adalah
Menurut terminologi (istilah) para seperangkat jalan atau cara yang
ahli memberikan definisi yang beragam digunakan pendidik dalam proses
tentang metode, yaitu: pembelajaran agar peserta didik bisa
Ahmad Tafsir, mendefinisikan mencapai tujuan pembelajaran dan
bahwa metode mengajar adalah cara kompetensi tertentu.
yang paling tepat dan cepat dalam Sementara itu, pendidikan dalam
mengajarkan mata pelajaran (Tafsir. arti umum mencakup segala usaha dan
1994: 184). perbuatan dari generasi tua untuk
Ramayulis mendefinisikan bahwa mengalihkan pengalamannya,
metode mengajar adalah cara yang pengetahuannya, kecakapannya, serta
dipergunakan guru dalam mengadakan keterampilannya kepada generasi muda
hubungan dengan peserta didik pada untuk memungkinkannya melakukan
saat berlangsungnya proses fungsi hidupnya dalam pergaulan
pembelajaran. Dengan demikian metode bersama, dengan sebaik-baiknya.
mengajar merupaka alat untuk Sedangkan pendidikan Islam dalam arti
menciptakan proses pembelajaran sempit, adalah bimbingan yang
(Ramayulis, 2010:3) dilakukan seseorang yang kemudian
Winarno Surakhmad disebut pendidik., terhadap orang lain
mendefinisikan bahwa metode adalah yang kemudian disebut peserta didik.
cara yang di dalam fungsinya merupakan Terlepas dari apa dan siapa yang
alat untuk mencapai tujuan (Surakhmad, membimbing, yang pasti pendidikan
1998:96) diarahkan untuk mengembangkan
Omar Mohammad mendefinisikan manusia dari berbagai aspek dan
bahwa metode mengajar bermakna dimesnsinya, agar ia berkembang secara
segala kegiatan yang terarah yang maksimal. Pendidikan juga adalah usaha
dikerjakan oleh guru dalam rangka membimbing dan membina serta
kemestian-kemestian mata pelajaran bertanggung jawab untuk
yang diajarkannya, ciri-ciri mengembangkan intelektual pribadi
perkembangan muridnya, dan suasana anak didik ke arah kedewasaan dan
alam sekitarnya dan tujuan menolong dapat menerapkannya dalam kehidupan
murid-muridnya untuk mencapai proses sehari-hari.
lemah lembut, menyenagkan untuk anak menasihatinya dengan tutur kata yang
didiknya, tidak membosankan, menjadi baik dan tidak menyudutkan mereka,
tempat untuk berlindung dan tempat karena mereka adalah tanggung jawab
untuk memecahkan masalah. Jangan pendidik dan seorang pendidik haru
sampai menjadi seorang pendidik yang intropeksi diri.
tempramental, cepat marah, kasar, keras Dalam ayat ini juga digambarkan
hati, tidak mempedulikan peserta sifat lemah lembut Rasulullah merupakan
didiknya. Sikap–sikap itu akan membuat teladan bagi umatnya. Pada dasarnya,
peserta didik jenuh dan menjauhi sang setiap orang membutuhkan panutan dan
pendidik dan tujuan dari pendidikan sosok teladan yang mampu
kemungkinan besar tidak dapat dicapai. mengarahkan kepada jalan kebenaran
Dalam pelakasanaan kegiatan dan sekaligus menjadi perumpamaan
pendidikan, seorang guru atau tenaga yang dinamis yang menjelaskan cara
pendidik juga harus melakukan diskusi mengamalkan syari’at Allah. Murid-murid
dengan peserta didiknya, apa yang cenderung meneladani gurunya dan
menjadi kendali mereka dalam pelajaran, menjadikannya sebagai tokoh
apa yang menjadi keinginan mereka identifikasi dalam segala hal, sebab
dalam proses pembelajaran misalnya secara psikologis anak adalah seorang
dalam penggunaan metode atau peniru yang ulung oleh karena itu Allah
pemberian tugas dan lain sebagainya. mengutus nabiNya Muhammad SAW
Jangan sampai pendidik itu menjadai sebagai seorang murabbi (pendidik)
orang yang otoriter tidak menerima agar dijadikan teladan oleh seluruh
masukan dari muridnya, menganggap ia manusia dalam melaksanakan syariat-
paling tahu segalanya. Nya, termasuk di bidang pendidikan.
Ketika menemukan kesalahan dari Dengan keperibadian, sifat,
peserta didik, kekurang mampuan tingkah laku, dan muamalahnya
dalam, menyerap pelajaran, bandel dan terhadap sesama manusia, Rasulullah
sebagainya. Jangan lantas membeci SAW benar-benar merupakan
mereka, memperlakukan mereka dengan interpretasi praktis dalam menghidupkan
kasar dan keras, menghukum mereka hakikat ajaran, adab, dan syariat al-
secara berlebihan atau bahkan Qur’an yang melandasi ruh pendidikan
mengatakan mereka dengan perkataan Islam serta penerapan metode
yang kotor. Karena hal itu tidak akan pendidikan Qurani yang terdapat di
menyelesaikan masalah akan tetapi dalamnya.
justru akan meimbulkan banyak masalah Demikianlah, Rasulullah dalam
bagi pendidik itu sendiri lebih–lebih bagi membina dan mendidik sahabat-sahabat
peserta didik yang masih dalam tahap menggunakan metode contoh langsung
pembelajaran. Maafkanlah semua (qudwah mubasyarah) dalam banyak
kesalahan mereka seraya menesehati kesempatan. Bahkan beliau tidak
mereka dengan lemah lembut, bukan sungkan-sungkan, apabila terdapat
berarti lemah lembut itu tidak tegas, kesalahan dalam peniruan, Nabi
tetapi lemah lembut dalam langsung menegur yang bersangkutan
tetapi dia cenderung kepada dunia dan menjulurkan lidah, saat dihalau maupun
menurutkan hawa nafsunya yang dibiarkan. Ilmu pengetahuan
rendah, maka perumpamaannya seperti membuktikan bahwa anjing tidak
anjing jika kamu menghalaunya memiliki kelenjar keringat di kaki yang
diulurkannya lidahnya dan jika kamu cukup, yang berguna untuk mengatur
membiarkannya dia mengulurkan suhu badan. Karena itulah, untuk
lidahnya (juga). Demikian itulah membantu mengatur suhu badan, anjing
perumpamaan orang-orang yang selalu menjulurkan lidah. Sebab, dengan
mendustakan ayat-ayat Kami. Maka cara membuka mulut yang bisa
ceritakanlah (kepada mereka) kisah- dilakukan dengan menjulurkan lidah,
kisah itu agar mereka berfikir. anjing dapat bernafas lebih banyak dari
Amat buruklah perumpamaan biasanya.
orang-orang yang mendustakan ayat- Selanjutnya Allah SWT berfirman
ayat Kami dan kepada diri mereka bahwa seburuk-buruk perumpamaan
sendirilah mereka berbuat zalim. adalah perumpamaan orang-orang yang
Quraish shihab menafsirkan surat ayat-ayat Kami. Dengan kata lain,
An Nahl 176 sebagai berikut: Jika Kami seburuk-buruk perumpamaan adalah
menghendaki untuk mengangkat perumpamaan mereka yang diserupakan
derajatnya ke golongan orang baik, dengan anjing, karena anjing tidak ada
niscaya Kami lakukan dengan yang dikejarnya selain mencari makanan
memberinya petunjuk untuk dan menyalurkan nafsu syahwat. Barang
mengamalkan ayat-ayat yang Kami siapa yang menyimpang dari jalur ilmu
turunkan. Akan tetapi dia lebih memilih dan jalan petunjuk, lalu
tersungkur di bumi dan tidak mengejar kemauan hawa nafsu dan
mengangkat derajatnya ke langit. Dia berahinya, maka keadaannya mirip
selalu mengikuti hawa nafsunya yang dengan anjing
rendah. Keadaannya yang selalu berada Karena itulah di dalam sebuah hadis
dalam gundah gulana dan sibuk sahih disebutkan bahwa Nabi Saw. telah
mengejar hawa nafsu duniawi, persis bersabda: Tiada pada kami suatu
seperti anjing yang selalu menjulurkan perumpamaan yang lebih buruk daripada
lidah, baik saat dihalau maupun tidak, perumpamaan seseorang yang mencabut
karena begitu kuatnya bernafas. Begitu kembali hibahnya, perumpamaannya
jugalah seorang hamba dunia, selalu sama dengan anjing, yang memakan
tergila-gila dengan kesenangan dan kembali muntahnya. (Abdullah,2002:
hawa nafsu duniawi. Sesungguhnya ini 484:488).
merupakan perumpamaan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat yang Kami Metode Pendidikan dalam Ayat Ini
turunkan. Maka, ceritakanlah, wahai Dari ke dua ayat di atas terlihat
Nabi, kisah ini kepada kaummu, agar metode yang dapat dipakai dalam
mereka berfikir dan beriman." pendidikan yaitu metode perumpamaan
Ayat ini mengutarakan suatu dan metode cerita (kisah)
fenomena bahwa anjing akan selalu
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 2002, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, Jakarta: Penebar Sunnah
Ahmadi, Abu, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia
al-Khinn, Mustafa Said, dkk., 1414 h – 1993, Nahatul Muttaqin Syarh Riyadus
Shalihin Lin Nawawi, Cet. 21, Baerut: Muassasah Ar Risalah, M.
Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam As-Sayuthi, Jalaluddin, 1995, Terjemahan
Tafsir Aljalalain jilid 2, Bandung: Sinar Baru Algensindo
al-Nawawi, Abdurrahman, 1996, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan
Masyarakat, terjemahan Shihabuddin, Cet. 2, Jakarta: Gema Insani Press
Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, 2008, penerjemah Dusi Rosyadi, Nashirul Haq,
Fathurrahman, editor, Ahmad Zubairin, Jakarta: Pustaka Azzam
Al-Maroghi, Ahmad Mustofa, 1987, Tafsir Al-Maroghi, (terjemah), Semarang: Toha
Putra
Arief, Armai, Dr. M.A. 2002, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Pers
Ash-Shiddieqy, Hasbi, 1969, Tafsir Al- Qur’anul Madjid”Annur” juz xv, Jakarta: Bulan
Bintang
Ath-Thobarii, Ja’far Muhmaad ibn Jarir, 1996, Tafsir Ath-Thobari ; Jami’ul BAyan
Ta’wilul Qur’an, Bairut-Libanon: Darul kutubul Ilmiuah.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul, t.t, Al-Lu’lu’ wal Marjan fima Ittafaa ‘Alaihis Syaikhain,
Darul Fikri, Vol. 2
Echol, John M dan Hasan Shadily, 1995, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Hamka, 1980, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas
Ismail, Faisal, 1992, Dakwah Pembangunan; Metodologi Dakwah, Yogyakarta:
Penerbit Prop. DIY
Kementerian Agama RI. 2009, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid 2 Juz 4-5-6. Jakarta:
Kementrian Agama RI.
Kementrian Agama RI, 2010, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Penerbit Lentera
Abadi
Mohammad, Omar, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Muhammad…., 1810, Al Mushaf Al Mufassir Juz XIV, : Asy – Sya’b
Ramayulis dan Nizar, Samsul, 2009, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem
Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta: Kalam mulia.
Ramayulis, 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Ramayulis, 2010, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
Shihab, M. Quraish, 2002, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati
Sudiyono, M, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta
Surakhmad, 1998, Pengantar interaksi Belajar Mengajar, Bandung: Tarsito
Tafsir, Ahmad, 1994, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.