Anda di halaman 1dari 6

Pengertian interaksi social

Di dalam Bonner (Santoso, 2010) dijelaskan bahwa interaksi social merupakan suatu
hubungan antar dua individu atau lebih, dimana tingkah laku dari salah satu individu dapat
memberikan pengaruh terhadap tingkah laku bagi individu lainnya. Interaksi sosial juga dapat
diartikan sebagai suatu hubungan antara satu individu dengan individu lainnya yang bersifat
dinamis dan saling memberikan timbal balik. Dari pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa
pada hakikatnya interaksi social merupakan suatu hal yang penting bagi individu, terutama
bagi yang sedang berada pada masa remaja, dimana sedang mengalami fase perkembangan
menuju fase kedewasaan. Hal ini dikarenakan bahwa tanpa adanya interaksi antara satu
individu dengan individu lainnya, maka hubungan timbal balik diantara remaja juga tidak
dapat terjadi yang mana hubungan timbal balik tersebut sangatlah penting bagi individu untuk
dapat bertukar informasi, yang mana informasi tersebut nantinya mampu menjadi bahan
belajar bagi individu, sehingga individu lebih mampu mengembangkan aspek kecerdasan
akal(kognisi) dan kecerdasan emosional(afeksi) pada dirinya, terutama bagi para remaja yang
sedang berada dalam fase perkembangan yang lebih lanjut. Dari pemahaman tersebut, dapat
diketahui bahwa interaksi sosial bagi para remaja sangatlah penting untuk diperhatikan agar
mereka mampu berkembang ke arah yang lebih positif.

Pengertian Public Spaeking


Istilah public speaking berawal dari para ahli retorika, yang mengartikan sama yaitu
seni (keahlian) berbicara atau berpidato, yang sudah berkembang sejak abad sebelum masehi.
Dari uraian ini dapat diambil kesimpulan bahwa public speaking adalah berbicara didepan
umum bagaimana berbicara mencapaikan pesan atau gagasan yang ingin diketahui audiens
(Helena,2008).
Kebanyakan orang hal yang paling ditakuti dalam kehidupan adalah ketika harus
bicara atau berkomunikasi di depan banyak orang, baik untuk acara sosial, seminar, kuliah,
presentasi, pidato, bahkan dalam acara interaktif bertanya pada saat pelajaran sekolah.
Dimana sebagian besar hadirin adalah orang yang telah dikenal dengan baik. Berbicara di
depan public adalah sesuatu yang sangat menegangkan dan menakutkan (Musa, 2012).
Dalam kegiatan public speaking sering pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana supaya
bisa percaya diri didepan audiens. Pertanyaan ini sama saja dengan pertanyaan bagaimana
cara menghidupkan kendaraan. Public speaking atau berbicara didepan umum kuncinya
adalah percaya diri. Aristoteles yang hidup sebelum masehi, menulis retorika (kepandaian
berbicara) yang menyatakan bahwa terdapat tiga poin utama sebagai dasar dalam berbicara
adalah, topic yang dibicarakan, siapa yang diajak bicara, dan menyusun menurut urutan awal,
tengah, dan akhir. Kalimat-kalimat ini tersebut tanpa arah tujuan, pembicaraan mereka akan
melantur kemana-mana, karena mereka tidak mengikuti pembicaraan yang memiliki dasar
seperti harapan aristoteles. Fungsi dasar ini, akan mampu membantu pengendalian
pembicaraan, yang dapat membantu bagaimana menekankan poin-poin yang penting dalam
pembicaraan. Dasar-dasar ini akan mudah diterapkan setiap akan berbicara di depan umum,
dan secara otomatis dasar-dasar itu tidak akan terpisah satu sama lain. Penyusunan kalimat
demi kalimat yang akan disampaikan harus tersusunberdasarkan urutan penyampaian antara
lain yaitu:
 Bagian awal: pada bagian ini berfungsi untuk menarik minat audiens, dan
memperkenalkan topic yang akan dibicarakan. Tujuannya supaya pendengar tertarik
untuk mendengar pembicaraan lebih lanjut.
 Bagian Tengah: berfungsi untuk menyajikan, topic yang dibicarakan, secara lebih
mendalam lagi. Di bagian inilah, semua informasi dituangkan untuk mendukung
topic. Tujuannya supaya pendengar makin berminat untuk mendengarkan
pembicaraan sampai selesai.
 Bagian Akhir: berfungsi untuk merangkum topic yang sedang dibicarakan, kedalam
fakta-fakta yang menguatkan. Tujuannya: supaya audiens terkesan pada bagian
penutup ini, ada hasilnya, ada kelanjutannya.

Manfaat Publik S

Pelatihan public speaking menjadi salah satu wadah yang dapat menjadi pendukung
untuk mahasiswa mengembangkan dirinya. Setelah melakukan pelatihan ini, banyak anggota
yang memperoleh manfaat untuk dirinya dari segi kecakapan dalam melakukan public
speaking. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya prestasi anggota setelah dilakukan penilaian
oleh kepala bidang masing-masing sesi untuk menilai kemampuan anggota.

- Keterampilan public speaking adalah kebutuhan bagi manusia. Seperti pendapat


(Rakhmawati2014) public speaking adalah kebutuhan dari setiap manusia, siapapun dan
apapun jabatan atau posisinya. Kegiatan pelatihan pada dasarnya dilaksanakan untuk
menghasilkan perubahan tingkah laku dari orang-orang yang mengikuti pelatihan.
Perubahan tingkah laku yang dimaksud di sini adalah dapat berupa bertambahnya
pengetahuan, keahlian atau keterampilan, serta perubahan sikap. Beberapa manfaat public
speaking bagi manusia adalah untuk menambah keahlian dalam hal komunikasi sehingga
memperlancar proses sampainya informasi dari komunikator kepada komunikan atau
komunikasi, sebagai sarana untuk pengembangan diri yang dapat menambah pengetahuan
seperti jiwa kepemimpinan, serta memberikan perubahan sikap dan perilaku dalam
menumbuhkan rasa percaya diri.Berdasarkan uraian tersebut maka jelaslah bahwa salah
satu menfaat dari pelatihan public speaking terletak pada aspek komunikasi. Yudarwati
(2010), menyatakan komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambanglambang yang bermakna bagi
kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk
merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu.
- Percaya diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada
dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang
dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya.
Pelatiahan public speaking membentuk anggota untuk dapat memiliki rasa percaya diri
melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh pelatih setiap minggu. Hal ini sejalan
dengan pendapatnya Mufidah (2012), bahwa rasa percaya diri tidak muncul begitu saja
pada diri seseorang, ada proses tertentu di dalam pribadinya sehingga terjadilah
pembentukan rasa percaya diri.Berdasarkan uraian tersebut maka jelaslah bahwa salah
satu menfaat dari pelatihan public speaking terletak pada aspek rasa percaya diri. Percaya
diri yang dilatih dalam pelatihan ini adalah dimana peserta mampu dan yakin berbicara di
depan khalayak banyak dalam menyampaikan informasi tanpa ada rasa takut salah,
percaya dengan apa yang di sampaikan dan apa yang akan dilakukan, tanpa adanya rasa
keraguan.

Sosiodrama merupakan kegiatan pendramaan yang berkaitan erat dengan


permasalahan sosial. Permasalahan sosial yaitu segala bentuk permasalahan yang berkaitan
dengan hubungan sosial individu yang salah satunya yaitu kemampuan menyesuaikan diri.
Sosiodrama adalah suatu teknik mengajar yang dapat dilakukan guru dengan memberikan
kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat sosial. Sukardi (2008: 65) mengemukakan bahwa
sosiodrama merupakan kegiatan bimbingan kelompok yang berfugsi untuk keperluan terapi
bagi masalah konflik-konflik sosial. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa teknik sosiodrama
merupakan bagian dari teknik bimbingan kelompok yang difokuskan untuk menangani
masalah sosial yang dialami oleh individu. Permasalahan sosial yang dimaksud yaitu
permasalahan yang berhubungan dengan perilaku hubungan sosial individu termasuk
ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ahli lain, Tohirin ( 2007:
293) berpendapat bahwa sosiodrama merupakan suatu cara untuk membantu memecahkan
masalah siswa melalui drama. Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sosiodrama dapat
membantu siswa dalam memecahkan masalah khususnya permasalahan sosial. Pendapat
tersebut, senada dengan yang dikemukakan oleh Kellerman (2007: 15) dikatakan,
“Sociodrama is an experiential group-as-a-whole procedure for social exploration and
intergroup conflict transformation”. Makna pernyataan tersebut yaitu sosiodrama merupakan
keseluruhan prosedur pengalaman kelompok untuk mengeksplorasi permasalahan sosial dan
transformasi konflik antarkelompok. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa fokus masalah
yang dibahas dalam pelaksanaan sosiodrama yaitu untuk memecahkan permasalahan sosial.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat diketahui bahwa sosiodrama merupakan salah satu
teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok yang berisikan kegiatan memainkan sebuah
peranan dan diperankan oleh siswa untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi
individu. Sosiodrama merupakan salah satu teknik bimbingan kelompok yang dilaksanakan
dengan memainkan peran untuk mengatasi masalah sosial. Seperti halnya teknik-teknik lain
yang memiliki tujuan tertentu, sosiodrama juga memiliki tujuan yang akan dicapai dalam
pelaksanaannya. Sosiodrama bertujuan untuk membantu individu dalam memecahkan
permasalahan yang berkaitan dengan masalah sosial seperti bullying. Kellerman (2007: 17)
menyatakan, “…the expressed goal of sociodrama is to explore social events and community
patterns that transcend particular individuals”. Dimaknai bahwa tujuan diselenggarakannya
sosiodrama adalah untuk mengeksplorasi kegiatan sosial dan pola komunitas yang melibatkan
individu-individu tertentu. Kegiatan sosial adalah segala bentuk aktivitas sosial dalam
kaitannya dengan berhubungan sosial dengan orang lain sehingga dengan sosiodrama akan
diperoleh pemahaman tentang berbagai macam permasalahan sosial beserta cara
mengatasinya.

Teknik Layanan Pemberian Informasi

A. Pengertian Teknik Pemberian Informasi


Teknik pemberian informasi merupakan salah satu bagian dari beberapa teknik yang ada
pada layanan Bimbingan Kelompok dimana informasi penting yang diberikan secara
tidak langsung bersifat instruktif dan persuasif. Teknik pemberian informasi juga dapat
diartikan sebagai metode ceramah yang mana hal ini dikarenakan bahwa pada teknik ini
dilakukan dihadapan banyak orang, dan membutuhkan suatu informasi terkait tujuan
acara dan seringkali di lakukan di dalam suatu tempat yang telah disepakati sebelumnya.

Seorang tokoh, Jogiyanto, menjelaskan bahwa pengertian dari informasi itu sendiri
merupakan hasil dari pengolahan data dari seorang komunikator(pembicara) kedalam
suatu bentuk data yang lebih berguna dan mudah dipahami bagi individu yang menjadi
komunikan(pendengar) untuk menggambarkan suatu kejadian yang bersifat fakta
maupun opini.
Dengan adanya layanan pemberian informasi sesuai dengan penjelasan diatas
sebelumnya, diharapkan akan mampu menyediakan dan memahamkan nilai-nilai
pembelajaran baru yang dibutuhkan oleh audience sehingga mampu memberikan
manfaat di dalam pengarahan hidup yang lebih baik.
Terdapat beberapa teknik di dalam pelaksanaan layanan pemberian informasi, yakni :
a. Teknik ceramah, diskusi, serta tanya jawab yang mana dilakukan di depan
sekelompok masa dengan jumlah yang banyak, dengan urutan pemberian informasi
terlebih dahulu, lalu di selingi oleh sesi diskusi dan tanya jawab pada waktu tertentu.
b. Penggunaan berbagai media cetak sebagai sarana pendukung layanan pemberian
informasi, seperti : gambar, papan pembimbing, proyektor, rekaman, video, dll.
c. Pemberian informasi melalui layanan bimbingan kelompok yang dilakukan hanya
oleh sekelompok individu(jumlah tidak terlalu banyak) pada ruangan serta waktu
yang telah disepakati sebelumnya oleh Konselor sebagai fasilitator dinamika
kelompok yang akan dijalankan.

B. Fungsi dan Tujuan dari layanan pemberian informasi


Teknik layanan informasi memiliki fungsi dan tujuan untuk dapat memberikan
pengetahuan serta pemahaman terkait suatu informasi yang dibutuhkan oleh audience
beserta nilai-nilai yang dikandung didalamnya, sehingga dengan demikian audience
akan mampu memenuhi kebutuhan pemecahan masalah perkembangan dirinya
dengan memanfaatkan informasi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikian diharapkan individu akan mampu mengaktualisasikan dirinya
kearah perkembangan yang lebih baik secara mandiri dalam jangka waktu yang lama.
Seorang tokoh, Wingkel, berpendapat bahwa teknik pemberian informasi
memiliki tujuan untuk membekali individu dengan pengetahuan, wawasan, serta fakta
yang dapat dimanfaatkan individu untuk merencanakan dan memilih keputusannya
dengan baik, serta mampu menyelesaikan masalahnya secara mandiri.

C. Pelaksanaan Teknik Pemberian Informasi


Terdapat beberapa langkah-langkah di dalam pelaksanaan teknik pemberian
informasi, yakni :
a. Tahap Perencanaan
Merumuskan tujuan yang akan di capai dari berlangsungnya kegiatan layanan,
menentukan dan mengolah bahan materi yang akan diberikan dalam
berlangsungnya layanan, menyiapkan media yang berisi contoh materi sebagai
penjelas informasi yang akan diberikan, menentukan responden konseli yang akan
diberikan perlakuan, mempersiapkan pemimpin kelompok sebagai coordinator
berlangsungnya kegiatan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan mencakup kegiatan pengkoordinasian berlangsungnya
kegiatan sehingga mampu berjalan sesuai dengan tahapan dan tujuan yang ingin di
capai.
c. Tahap Terakhir
Tahapan terakhir bisa disebut sebagai tahap evaluasi dikarenakan pada tahap ini
kegiatan yang dilakukan berupa penilaian mengenai pencapaian kegiatan dengan
memberikan pertanyaan kepada para audience apakah layanan yang telah
dilakukan sudah mamapu mencapai tujuan layanan maupun sesuai dengan
kebutuhan yang diharapkan audience, serta melakukan penentuan apakah akan
dilakukannya kegiatan layanan yang sama kembali lebih lanjut ataupun tidak.

D. Kelebihan dari Teknik Pemberian Informasi


a. Dapat membberikan layanan bagi banyak orang
b. Menggunakan waktu secara efisien
c. Tidak membutuhkan banyak bahan dan peralatan pendukung
d. Mudah untuk dilaksanakan
e. Mudah untuk diberikan serta dipahami oleh audience

Anda mungkin juga menyukai