B.krisis Gabungan
B.krisis Gabungan
Di dalam Bonner (Santoso, 2010) dijelaskan bahwa interaksi social merupakan suatu
hubungan antar dua individu atau lebih, dimana tingkah laku dari salah satu individu dapat
memberikan pengaruh terhadap tingkah laku bagi individu lainnya. Interaksi sosial juga dapat
diartikan sebagai suatu hubungan antara satu individu dengan individu lainnya yang bersifat
dinamis dan saling memberikan timbal balik. Dari pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa
pada hakikatnya interaksi social merupakan suatu hal yang penting bagi individu, terutama
bagi yang sedang berada pada masa remaja, dimana sedang mengalami fase perkembangan
menuju fase kedewasaan. Hal ini dikarenakan bahwa tanpa adanya interaksi antara satu
individu dengan individu lainnya, maka hubungan timbal balik diantara remaja juga tidak
dapat terjadi yang mana hubungan timbal balik tersebut sangatlah penting bagi individu untuk
dapat bertukar informasi, yang mana informasi tersebut nantinya mampu menjadi bahan
belajar bagi individu, sehingga individu lebih mampu mengembangkan aspek kecerdasan
akal(kognisi) dan kecerdasan emosional(afeksi) pada dirinya, terutama bagi para remaja yang
sedang berada dalam fase perkembangan yang lebih lanjut. Dari pemahaman tersebut, dapat
diketahui bahwa interaksi sosial bagi para remaja sangatlah penting untuk diperhatikan agar
mereka mampu berkembang ke arah yang lebih positif.
Manfaat Publik S
Pelatihan public speaking menjadi salah satu wadah yang dapat menjadi pendukung
untuk mahasiswa mengembangkan dirinya. Setelah melakukan pelatihan ini, banyak anggota
yang memperoleh manfaat untuk dirinya dari segi kecakapan dalam melakukan public
speaking. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya prestasi anggota setelah dilakukan penilaian
oleh kepala bidang masing-masing sesi untuk menilai kemampuan anggota.
Seorang tokoh, Jogiyanto, menjelaskan bahwa pengertian dari informasi itu sendiri
merupakan hasil dari pengolahan data dari seorang komunikator(pembicara) kedalam
suatu bentuk data yang lebih berguna dan mudah dipahami bagi individu yang menjadi
komunikan(pendengar) untuk menggambarkan suatu kejadian yang bersifat fakta
maupun opini.
Dengan adanya layanan pemberian informasi sesuai dengan penjelasan diatas
sebelumnya, diharapkan akan mampu menyediakan dan memahamkan nilai-nilai
pembelajaran baru yang dibutuhkan oleh audience sehingga mampu memberikan
manfaat di dalam pengarahan hidup yang lebih baik.
Terdapat beberapa teknik di dalam pelaksanaan layanan pemberian informasi, yakni :
a. Teknik ceramah, diskusi, serta tanya jawab yang mana dilakukan di depan
sekelompok masa dengan jumlah yang banyak, dengan urutan pemberian informasi
terlebih dahulu, lalu di selingi oleh sesi diskusi dan tanya jawab pada waktu tertentu.
b. Penggunaan berbagai media cetak sebagai sarana pendukung layanan pemberian
informasi, seperti : gambar, papan pembimbing, proyektor, rekaman, video, dll.
c. Pemberian informasi melalui layanan bimbingan kelompok yang dilakukan hanya
oleh sekelompok individu(jumlah tidak terlalu banyak) pada ruangan serta waktu
yang telah disepakati sebelumnya oleh Konselor sebagai fasilitator dinamika
kelompok yang akan dijalankan.