Anda di halaman 1dari 2

Pendahuluan

“Atas berkat Rahmat Allah yang maha kuasa” sebuah kalimat yang tertera dalam UUD 1945
yang menjadi pedoman kehidupn berbangsaan zaman sekarang. Terteranya kalimat tersebut
merupakan sebuah pembuktian bahwa umat Islam pada kala itu ikut ambil ambil dalam
mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Diantara founding father yang memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia terdapat pula tokoh-tokoh yang memiliki pemikiran berlandaskan Islam.
Sebut saja Natsir dan Agus Salim.

Selain itu, para ulama dan santri juga ikut ambil peran dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Santri-santri tersebut banyaka bergabung di Laskar-laska pembela Kemerdekaan
terutama Laskar Hisbulla dan Fi sabilillah

Pembahasan

Pesantren berkaitan dengan proses Islamisasi yang dilakukan dengan cara menghormti dan
mengakomodasi tradisi masyarakat dan institusi pendidikan dan keagamaan sebelumnya, yaitu
padepokan dengan mengubahnya secara perlahan. Namun versi lain menyebutkan bahwa
pesantren memiliki hubungan historis dengan Timur Tengah. Informasi berasal dari mereka yang
melakukan ibadah haji di Makkah dan Madinah.(Buku Sejarah Pendidikan).

Dari sejarah abad ke-19 telah ditunjukkan bagaimana rakyat pedesaan dapat dimobilisasikan di
bawah pimpinan kharismatik elite religious itu dan melancarkan gerakan-gerakan petani yang
lebih dikenal sebagai pemberontakan-pemberontakan. Kalau pada umumnya komunitas-
komunitas pedesaan banyak sedikitnya terisolasi dan mengalami segmentasi, para ulama lewat
kelembagaan yang sama telah mempunyai jaringan social sehingga mampu mengadakan
integrase regional. (Sartono Jilid 2)

Dalam perkembangan sejarah abad ke-19 diketahui umum bahwa telah terjadi revivalisme Islam
yang terwujud pada pertumbuhan pesantren di pedesaan, pendirian tarekat-tarekat, jumlah orang
naik haji meningkat terus dan lain sebagainya. Dalam pada itu, menonjollah kepemimpinan para
ulama, kyai, haji dalam kehidupan beragama. Disamping itu peranan elite religious itu dalam
berbagai pergolakan atau gerakan petani sangat besar. (sartono 2). Dalam konteks agama
tradisional, agama Islam terbukti dapat berfungsi sebagai lambing pemersatu dan sekaligus

[Type here]
sebagai idiologi politik sehingga menimbulkan kekuatan politik luar biasa seperti yang
diwijudkan dalam gerakan Sabilillah, Perang Jihad dan sebagainya. (sartono 2)

Ketika kedatangan bangsa Barat (Portugis dan Spanyol) yang berusaha untuk menyebarkan
agama Kristen di Indonesia, pada saat itu pula agama Islam telah digunakan oleh raja-raja yang
kerajaannya terletak di tepi pantai Indonesia untuk menyatukan diri melawan imperilaisme
Portugis. Bandar-bandar yang telah menganut agama Islam menyatukan diri dalam suatu font
Islam di bawah pimpinan Demak. Rasa persatuan di kalangan umat Islam mulai terpupuk. Rasa
persatuan ini yang terpupuk sampai saat lahirnya pergerakan itu sangat penting artinya bagi
nasionalisme Indonesia.Pada waktu penyebaran agama trsebut pengaruh ulama-ulama Islam
sangat besar. Di Zaman VOC ulama sangat keras melawan Belanda dan pada saat penyebaran itu
telah merata, pemerintah Belanda bertindak keras karena pengaruh Islam itu dirasa amat
menghawatirkan. Bagi bangsa Indonesia, pengaruh agama Islam yang besar itu telah
memberikan perasaan dan menciptakan apa yang dinamakan pranasionalisme Indonesia.
(Sej.Perjuangan hlm 24-25).

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai