Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gina Agniya Fitriana

NIM : 1102621036

Tugas Membuat Resume :

Pancasila dijadikan Alat oleh Rezim Soekarno, Soeharto, dan Jokowi

Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia, yaitu sebagai nilai-nilai yang
mendasari segala bentuk aspek kehidupan bermasyarakat rakyat Indonesia. Pancasila lahir pada
tanggal 1 Juni 1945, resmi ditetapkan sebagai dasar Negara Indonesia dan masih terus digunakan
sampai saat ini. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia adalah visi atau arah dari
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, yaitu terwujudnya kehidupan
yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, kesadaran akan kesatuan, berkerakyatan,
serta menjunjung tinggi nilai keadilan. Namun, sudah banyak sekali perubahan dalam hal
mengartikan makna dari Pancasila itu sendiri. Banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi.

Adapun pada masa Orde lama, yaitu masa rezim Soekarno. Pada masa ini, Pancasila
berupaya untuk dibangun dan dijadikan sebagai keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia
atau bisa juga disebut Pancasila mengalami Ideologisasi. Dikatakan oleh Soekarno bahwa
ideologi Pancasila berangkat dari mitologi yang belum jelas bahwa Pancasila itu dapat
mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan, tetapi Soekarno tetap berani membawa
konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi bangsa Indonesia. Pada saat periode tahun 1950
sampai dengan 1955, penerapan Pancasila ditujukan sebagai ideologi liberal, yang pada
kenyataannya tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan, sistem pemerintahannya yang
liberal lebih menekankan hak-hak individual. Periode ini menimbulkan banyak sekali
pertentangan-pertentangan yang mengancam persatuan dan kesatuan, yang dilakukan oleh RMS,
PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Terbukti bahwa pada masa ini
terjadi kemerosotan moral di masyarakat yang tidak lagi hidup berasaskan nilai-nilai Pancasila,
serta berusaha untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain. Dan akhirnya Pancasila
hanya dijadikan alat oleh Soekarno untuk melanggengkan kekuasaan dengan diangkatnya
presiden dengan masa jabatan seumur hidup.
Pada masa Soeharto, atau pada masa Orde baru. Kegigihan pada masa Orde Baru
menjamin adanya stabilitas politik dalam rangka pembangunan ekonomi yang mempunyai
implikasi tersendiri pada kehidupan partai-partai dan juga peranan lembaga perwakilan rakyat.
Pemerintah Orde Baru optimis untuk mengoreksi penyimpangan politik yang terjadi pada masa
Orde Lama dengan cara memulihkan tertib politik yang didasari oleh Pancasila. Penegasan
bahwa stabilitas politik menjadi prasyarat pembangunan ekonomi secara tidak langsung dapat
berimplikasi pada pengurangan pluralisme kehidupan politik atau pembatasan pada sistem politik
yang demokratis. Pemerintahan pada masa Orde Baru berhasil mempertahankan Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara sekaligus berhasil memberantas paham komunis di Indonesia
pada saat itu. Namun, implementasi yang dilakukan pada masa orde baru ini, sangat
mengecewakan rakyat Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai
dengan asas-asas Pancasila. Pancasila justru dijadikan oleh Soeharto sebagai alat untuk
melanggengkan kekuasaannya. Dalam pemerintahannya, Presiden Soeharto melakukan beberapa
penyimpangan dalam hal penerapan Pancasila, yaitu dengan diterapkannya demokrasi
sentralistik, demokrasi yang berpusat pada pemerintah. Selain itu juga, Presiden Soeharto
memegang kuasa terhadap lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif sehingga peraturan yang
dibuat harus sesuai dengan persetujuannya. Presiden Soeharto juga melumpuhkn aspek-aspek
demokrasi, terutama terhadap pers, karena menurutnya dinilai dapat membahayakan kekuasaan.
Maka dengan itu, Presiden Soeharto membentuk Departemen Penerangan sebagai lembaga
sensor secara besar-besaran agar setiap berita yang dimuat di media tidak ada menjatuhkan
pemerintah. Puncaknya yaitu pada saat terjadinya krisis ekonomi dan moneter di tahun 1997
yang menyebabkan situasi perekonomian Indonesia mengalami penurunan/anjlok sehingga
memicu gerakan besar-besaran upaya untuk menggulingkan rezim Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Soeharto.

Tak dapat dipungkiri, di zaman yang sudah modern ini, tanpa kita sadari Pancasila masih
dijadikan alat politik oleh Pemerintahan Jokowi. Waktu itu, Jokowi menyuarakan komitmennya
dalam menjaga demokrasi di negara ini. Tapi pada kenyataannya, banyak kebijakan serta
tindakan pemerintah yang represif dan anti-demokrasi yang dihasilkan di bawah
kepemimpinannya. Salah satunya adalah keputusan Jokowi untuk mendukung pengesahan revisi
Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (RKUHP) walau ditentang banyak pihak. Sikap para aparat kemanan
dalam mengamankan para demonstran yang menolak revisi UU KPK dan RKUHP juga dipenuhi
oleh tindakan yang represif dan anti-demokrasi. Kebijakan-kebijakan itulah yang muncul pada
era kepemimpinan Jokowi, yang telah mengikis demokrasi di Indonesia. Masa Reformasi yang
seharusnya diharapkan sebagai masa pembaruan memberikan kebebasan bagi rakyat Indonesia.
Rakyat Indonesia diusahakan kembali mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman
berbangsa dan bernegara. Namun, faktanya justru pada masa Reformasi ini bangsa Indonesia
dirasakan semakin jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila. Rakyat Indonesia mengalami pengikisan
moral dan cenderung liberalis karena pengaruh globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai