Anda di halaman 1dari 6

NAMA : VALDA AILSA FADHILAH

NIM : 1211912012

KUIS PERPAJAKAN 2 - 001

1. PPh atau Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan dari penghasilan wajib pajak
yang diperoleh dari penghasilan dalam negeri maupun penghasilan luar negeri baik itu
wajib pajak orang pribadi maupun wajib pajak badan atau yang biasa disebut dengan
Pengusaha Kena Pajak(PKP).
2. PPN atau Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang menambah nilai beli suatu
barang atau jasa, yang hanya bisa dikenakan kepada Barang Kena Pajak (BKP) dan juga
Jasa Kena Pajak (JKP). Setelah dipungut nilai PPN tersebut harus dilakukan penyetoran
dan pelaporan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP).
3. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan atau biasa dikenal sebagai KUP merupakan
peraturan yang mengatur bagaimana tata cara perpajakan yang berlaku di Indonesia,
semua peraturan pajak di Indonesia diatur didalam KUP itu sendiri. Bagaimana seseorang
sebelum menjadi Wajib Pajak sampai orang itu menjadi Wajib Pajak semua diatur
didalam KUP.
4. Pajak Penjualan atas Barang Mewah atau biasa disebut dengan PPnBM adalah pajak yang
akan dikenakan kepada barang yang tergolong atau dikategorikan mewah, baik itu
pembelian barang dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk tarif PPnBM sendiri
ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) sampai dengan tarif yang tertinggi yaitu 200%
(dua ratus persen). Objek PPnBM sebagai berikut :
 Objek PPnBM digunakan hanya untuk konsumsi masyarakat tertentu
 Barang yang dikenakan PPnBM merupakan barang yang dimiliki oleh orang-
orang yang berpenghasilan tinggi.
 Barang – barang tersebut meliputi properti, mobil mewah, senjata api, dan alat
elektronik.

Contoh perhitungan PPnBM :

PT. Golf Indonesia mengimpor barang kena pajak yaitu mobil golf dengan nilai impor
sebesar Rp120.000.000,-. Atas pembelian mobil golf tersebut PT. Golf Indonesia
dikenakan PPN sebesar 10% dan untuk tarif PPnBM mobil golf dikenakan 50%. Berapa
total yang harus dibayarkan oleh PT. Golf Indonesia?

= DPP : Rp120.000.000,-

PPN : 10%

: RP120.000.000,- x 10% : Rp12.000.000,-

PPnBM : 50%

: Rp120.000.000,- x 50% : Rp60.000.000,-

Dari perhitungan diatas PT. Golf Indonesia harus membayar sebesar Rp192.000.000,-

5. - PBB atau Pajak Bumi dan Bangunan merupakan pajak yang dikenakan terhadap
keadaan suatu objek bumi,tanah, dan bangunan dengan besarnya pajak yang berbeda-
beda.
- PBB-PP atau kepanjangannya adalah Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah pajak
bumi dan bangunan yang hanya berlaku di wilayah perkotaan maupun perdesaan, tarif
PBB-PP sendiri diatur oleh daerah masing-masing jadi tarif pajak di setiap daerah pasti
berbeda-beda.
6. Objek Pajak adalah penghasilan atau tambahan apapun tidak hanya uang tetapi bisa juga
suatu barang yang menambah kekayaan wajib pajak yang berasal dari dalam negeri
maupun luar negeri.
7. Subjek pajak merupakan orang maupun badan yang melakukan kegiatan usahanya dan
memiliki harta kekayaan yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri juga
bertempat tinggal di Indonesia wajib melaksanakan kewajiban perpajakannya.
8. Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang membayar pajak, memotong pajak,
maupun memungut pajak dan memenuhi persyaratan menjadi Wajib Pajak, wajib
melaksanakan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan aturan perpajakan yang berlaku
di Indonesia.
9. Tahun pajak dimana perhitungan jangka waktu selama 1 tahun kalender, tidak harus
mengikuti tahun kalender seperti mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember.
Sedangkan tahun pajak tidak sama dengan kalender harus sama selama 12 (dua belas)
bulan.
10. Masa pajak adalah masa pelaporan bagi wajib pajak untuk melapor,menghitung, maupun
membayar pajaknya paling lama adalah 3 (tiga) bulan kalender.
11. NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan nomor pokok yang diberkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada Wajib Pajak untuk memenuhi kewajibannya
dalam hal perpajakan, tetapi harus memenuhi syarat objektif dan subjektif untuk memiliki
NPWP tersebut.
12. Nomor Transaksi Penerimaan Negara atau biasa dikenal NTPN adalah nomor yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk pembayaran pajak yang biasanya terdiri
antara nomor dan juga angka, di setiap transaksi maka nomor NTPN tersebut pasti
berbeda-beda.
13. Warga Negara Indonesia (WNI) atau orang pribadi yang menjadi Subjek Pajak Dalam
Negeri dengan syarat bertempat tinggal di Indonesia dalam hal ini orang pribadi tersebut
harus tinggal dalam jangka waktu paling sedikit 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam waktu 12 (dua belas) bulan dan wajib memiliki dokumen pendukung untuk
membuktikan bahwa benar sebagai Warga Negara Indonesia. Warga Negara Indonesia
(WNI) yang menjadi Subjek Pajak Luar Negeri merupakan orang pribadi yang bekerja di
luar negeri lebih dari 183(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan akan menjadi Subjek Pajak Luar Negeri atau biasa dikenal dengan SPLN.
Tetapi dengan syarat menerima atau memperoleh penghasilan bukan dari Indonesia dan
juga dibuktikan dengan dokumen-dokumen terkait seperti Green Card.
14. Warga Negara Asing (WNA) apabila warga Negara asing tinggal di Negara Indonesia
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam 12 (dua belas) bulan, wajib menjadi
subjek pajak dalam negeri dan harus menjalankan kewajiban perpajakannya di Indonesia.
Tetapi setelah WNA tidak tinggal lagi di Indonesia selama lebih dari 183 (seratus delapan
puluh tiga) hari selama 12 (dua belas) bulan maka WNA tersebut dianggap sebagai
subjek pajak luar negeri.
15. Surat keterangan WNI (Warga Negara Indonesia) untuk menjadi SPLN:
 Green card yang didapatkan dari Negara tinggal
 Kartu identitas
 Kartu pelajar
 Surat pengesahan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara tersebut
16. P3B atau biasa dikenal dengan tax treaty merupakan persetujuan penghindaran pajak
berganda yang biasanya dikenakan kepada WPLN (Wajib Pajak Luar Negeri) yang
melakukan perjanjian dengan Indonesia agar tidak terjadinya pembayaran pajak
berganda. Tarif PPh pasal 26 ini dikenakan tarif yang berbeda-beda tergantung dari
perjanjian yang telah ditetapkan, tetapi jika Negara lain tidak memiliki perjanjian dengan
Negara Indonesia ini maka akan dikenakan tarif sebesar 20% (dua puluh persen). Tarif
pajak ini dikenakan kepada WPLN yang menerima dividen, bunga, sewa, maupun hadiah
yang berasal dari Indonesia. Contoh perhitungannya:
John merupakan warga Negara asing yang mendapatkan hadiah uang tunai senilai
Rp200.000.000,- dari lomba yang diikutinya melalui internet. Maka hadiah John tersebut
harus dikenakan PPh Pasal 26 karena John mendapatkan penghasilan dari Indonesia, akan
tetapi Negara John tidak memiliki perjanjian tax treaty dengan Negara Indonesia maka
perhitungan PPh Pasal 26 John sebagai berikut:

Tarif untuk hadiah sebesar 25% (dua puluh lima persen)


Tarif PPh Pasal 26 sebesar 20% (dua puluh persen)
PPh Pasal 26 : 25% x 20% x Rp200.000.000,- = Rp10.000.000,-
17. Pemberi kerja adalah seseorang atau badan dimana mempekerjakan tenaga kerja atau
orang dengan imbalan berupa upah atau barang lainnya dimana harus disertai dengan
perjanjian yang disetujui kedua belah pihak.
18. Dividen adalah bagian keuntungan atau laba yang diterima oleh para pemegang saham.
19. Laba setelah pajak merupakan hasil laba yang diterima yang sudah dikurangi dari pajak
itu sendiri. Contoh perhitungannya:
Laporan keuangan PT. Anugrah Jaya per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:
HPP Rp180.000.000,-
Penjualan Rp570.000.000,-
Retur penjualan Rp80.000.000,-
Beban usaha Rp70.000.000,-
Pajak Rp13.000.000,-
Laba bersih setelah pajak yang diterima PT. Anugrah Jaya adalah
:- Penjualan bersih
= penjualan – retur penjualan
= Rp570.000.000 – Rp80.000.000
= Rp490.000.000
- Laba kotor
= penjualan bersih - HPP
= Rp490.000.000 – Rp180.000.000
= Rp310.000.000
- Laba usaha
= laba kotor – beban usaha
=Rp310.000.000 – Rp70.000.000
= Rp240.000.000
- Laba bersih
= laba usaha – laba/rugi diluar usaha
= Rp240.000.000 – Rp0,0
=Rp240.000.000

- Laba bersih setelah pajak


= laba bersih- pajak
= Rp240.000.000 – Rp13.000.000
= Rp227.000.000

Jadi laba bersih setelah pajak yang diterima PT. Anugrah Jaya sebesar Rp227.000.000,-

20. Laba ditahan merupakan penambahan laba setelah pajak yang tidak akan dibagikan oleh
para pemegang saham dikarenakan laba tersebut nantinya akan dipakai oleh perusahaan
untuk kepentingan perusahaan itu sendiri.
21. BPKH atau kepanjangannya Badan Pengelola Keuangan Haji merupakan lembaga yang
mengatur keuangan haji dengan ketentuan peraturan yang berlaku di Negara Indonesia.
22. BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) adalah besarnya dana yang wajib dibayarkan
oleh warga Negara sebelum keberangkatan ibadah haji.
23. BPIH Khusus sama seperti BPIH sebelumnya ialah besarnya dana yang harus dibayarkan
oleh warga Negara sebelum keberangkatan ibadah haji khusus.
24. Klaster perpajakan
- Perubahan pasal dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
- Perumahan pasal dalam UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN Barang dan Jasa
dan juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah
- Perubahan pasal dalam UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (KUP)
25. Tujuan diterbitkannya UU No. 11/2020 tentang kerja:
- Memperkuat ekonomi Negara Indonesia dengan cara mendukung investasi
- Memperbarui aturan perpajakan yang berlaku
- Disesuaikannya tarif pajak yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai