Anda di halaman 1dari 70

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

JUDUL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS


MATERI BARISAN ARITMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PROBLEM SOLVING BERBANTUAN LEMBAR KERJA
SISWA (LKS) PADA SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 1 CILILIN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Ketua : Fani Yulianti (NIM 17510179)


Anggota : 1. Sipa (NIM 17510124)
2. Tri Hilda Astuti (NIM 17510069)

S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN SAINS


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
CIMAHI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


BAB 1 ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Judul ................................................................................................................... 1
B. Latar Belakang ................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7
F. Hipotesis Tindakan............................................................................................. 8
G. Definisi Oprasional ............................................................................................ 9
BAB II ......................................................................................................................... 11
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 11
A. Barisan Aritmatika ........................................................................................... 11
B. Pemahaman Konsep Matematis ....................................................................... 14
C. Pendekatan Problem Solving ........................................................................... 16
D. Lembar Kerja Siswa (LKS).............................................................................. 20
BAB III ....................................................................................................................... 22
METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................. 22
A. Setting Penelitian ................................................................................................. 22
B. Subjek penelitian.................................................................................................. 23
C. Sumber Data ........................................................................................................ 23
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .................................................................... 24
E. Validasi Data........................................................................................................ 25
F. Analisis Data ........................................................................................................ 25
G. Indikator Kinerja .................................................................................................. 26

i
ii

H. Prosedur Tindakan ............................................................................................... 27


BAB IV………………………………………………………………………………31

BAB V………………………………………………………………….……………36

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 35


LAMPIRAN..……………………………………………………………..................40
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Judul

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Materi Barisan

Aritmatika dengan Menggunakan Pendekatan Problem Solving Berbantuan

Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Siswa Kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin

B. Latar Belakang

Sekarang sistem pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum 2013, salah

satu tujuan dikembangkannya kurikulum 2013 yaitu untuk meningkatkan

kemampuan berfikir siswa. Berfikir merupakan salah satu bagian yang menjadi

perhatian dalam aktivitas belajar, dimana hal tersebut menuntut siswa untuk aktif

dalam setiap proses pembelajaran terutama dalam mempelajari ilmu matematika

(Firdaus, As’ari, & Qohar, 2016).

Matematika menjadi ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam

pendidikan sebab dapat melatih keaktifan dan kemandirian siswa, sehingga

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk bangsa dan negara,

matematika juga sebagai penyedia jasa layanan untuk pengembangan ilmu-ilmu

yang lain. Oleh sebab itu, menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dalam

(Atsnan & Gazali, 2018) menyatakan bahwa pendidikan matematika harus

1
2

disampaikan sejak dini dengan tujuan agar siswa mampu berfikir kritis, logis,

sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam memecahkan masalah. . Berdasarkan

data yang peroleh dari Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah

(Dapodikdasmen, 2020) tahun 2020/2021 semester ganjil bahwa jumlah anak

yang terdaftar pada SMP di kecamatan Cililin berjumlah 4303 siswa, dimana

berdasarkan kurikulum 2013 semua siswa yang berada dikelas VIII wajib

mempelajari materi barisan aritmatika. Materi barisan aritmatika merupakan salah

satu materi yang membutuhkan cara penyelesaian beragam sehingga diperlukan

kemampuan pemahaman yang tinggi dalam memecahkan masalah tersebut.

Menurut (Marion, Zulkardi, & Somakim, 2015) bahwa menyelesaikan masalah

barisan aritmatika dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan

keterampilan pemahaman siswa. Mempelajari barisan aritmatika dapat

mengeksplorasi kemampuan berpikir peserta didik. Maka dari itu perlunya mata

pelajaran barisan aritmatika sebagai pembelajaran yang melatih kemampuan

pemahaman siswa.

Namun dalam praktik dilapangan mempelajari materi barisan aritmatika

masih dianggap sulit oleh sebagian siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh (Juliant & Noviartati, 2016) kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal barisan aritmatika dapat terlihat dari kesalahan dalam menuliskan apa yang

diketahui, kesalahan mengurutkan, mengelompokkan dan menyajikan data

sebesar 16,67 %, kesalahan dalam menggunakan/menerapkan aturan,kesalahan

sifat-sifat dalam menyelesaikan soal sebesar 30,56 % , kesalahan dalam membuat


3

kalimat (memodelkan penyelesaian soal) sebesar 5,56 % dan kesalahan dalam

menarik kesimpulan sebesar 2,78 %.

Berdasarkan hasil wawancara bersama salah satu guru matematika kelas VIII-G

di SMP Negeri 1 cililin mengatakan bahwa materi yang dianggap sulit oleh siswa

adalah materi pola bilangan salah satunya yaitu barisan aritmatika, dilihat dari

rata-rata nilai hasil ulangan siswa 71 dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yaitu 73 menunjukkan bahwa siswa sulit menemukan pola dari suatu barisan

bilangan, juga kesulitan dalam menentukan beda dan rasio. Sedangkan

Berdasarkan hasil wawancara bersama salah satu siswa kelas VIII-G di SMP

Negeri 1 cililin mengatakan bahwa siswa sulit memahami konsep materi barisan

aritmatika. Sehingga pemahaman yang tidak mantap akan mengakibatkan siswa

mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal. Faktor penyebab rendahnya

pemahaman konsep siswa diantaranya berasal dari guru karena kurang

bervariasinya strategi pembelajaran yang digunakan sehingga kurang menarik

perhatian siswa untuk tetap fokus pada proses pembelajaran yang berlangsung

(Sundari & Murtiyasa, 2016).

Sehingga dalam hal ini guru harus melakukan perbaikan dalam sistem

pembelajaran di kelas agar dapat menciptakan situasi belajar yang efektif dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa materi barisan

aritmatika melalui pendekatan pembelajaran yang tepat agar siswa dapat aktif,

kritis, dan kreatif dalam proses pembelajaran.


4

Pemilihan pendekatan pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses

belajar mengajar. Melalui pendekatan pembelajaran yang tepat, maka tujuan

dari pembelajaran akan tersampaikan kepada siswa. Pendekatan yang

dianggap sesuai untuk menstimulus kemampuan pemahaman siswa dalam

mempelajari materi barisan aritmatika yaitu pendekatan problem solving.

Pernyataan (Wilson, 1993) mengenai pentingnya pemahaman matematika di

dalam National Council of Teachers Mathematics (NCTM) yang

menyebutkan bahwa ”Problem solving has a special importance in study of

mathematics. A primary goal of mathematics teaching and learning is

development the ability to solve a wide variety of complex mathematics

problems”. Sehingga pembelajaran matematika bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan menyelesaikan suatu permasalahan. (Jonassen,

2010) menegaskan bahwa seharusnya fokus utama dalam pembelajaran

adalah belajar menyelesaikan masalah. Langkah-langkah menyelesaikan suatu

permasalahan telah tertuang dalam pendekatan pembelajaran problem solving,

maka diharapkan pendekatan ini dapat membuat siswa lebih kritis, aktif,

kreatif, dan logis dalam memahami suatu persoalan barisan aritmatika.

Implementasi pembelajaran menggunakan pendekatan problem solving itu

berpusat pada siswa (student center) sehingga dapat dilakukan melalui

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dipandu oleh guru agar dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Lembar Kerja Siswa (LKS)


5

merupakan salah satu alat bantu pembelajaran (Hamdani, 2011). Secara umum

LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana

pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran. LKS sangat berperan pada

rekonstruksi pengetahuan siswa ketika siswa terlibat diskusi. LKS dapat

menuntun siswa dalam memahami materi pembelajaran barisan aritmatika,

sehingga siswa dapat menguasai materi pembelajaran barisan aritmatika dan

memiliki kemampuan pemahaman matematis yang lebih baik

(Kusumaningsih, Sutrisno, & Hidayah, 2019).

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan suatu penelitian tindakan

kelas yang mengkaji tentang “Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Materi Barisan Aritmatika dengan Menggunakan Pendekatan Problem

Solving Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada Siswa Kelas VIII-G

SMP Negeri 1 Cililin”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana skenario dan implementasi pembelajaran menggunakan pendekatan

problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis materi barisan aritmatika pada

siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin?


6

2. Bagaimana respon guru dan siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin

terhadap pembelajaran barisan aritmatika menggunakan pendekatan

pembelajaran problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS) ?

3. Kesulitan-kesulitan apa yang dialami siswa SMP kelas VIII-G SMP Negeri 1

Cililin dalam memahami konsep materi barisan artimatika berbantuan lembar

kerja siswa (LKS) ?

4. Kendala-kendala yang dihadapi guru kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin pada

saat melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan problem solving

berbantuan lembar kerja siswa (LKS)?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menelaah:

1. Mengetahui skenario dan implementasi pembelajaran menggunakan

pendekatan problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS) dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis materi barisan

aritmatika pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin

2. Mengetahui respon guru dan siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin

terhadap pembelajaran barisan aritmatika menggunakan pendekatan

pembelajaran problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS)

3. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas VIII-G SMP Negeri

1 Cililin dalam memahami materi barisan aritmatika berbantuan lembar kerja

siswa (LKS).
7

4. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru kelas VIII-G SMP Negeri 1

Cililin pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan

problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS) materi barisan

aritmatika.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan :

1. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dalam

meningkatkan mutu pendidikan di sekolah SMP Negeri 1 Cililin , membantu

memperbaiki hubungan interaksi dan komunikasi guru dengan siswa kelas

VIIIG dalam proses pembelajaran barisan aritmatika, juga untuk meningkatkan

keterampilan mengajar materi barisan aritmatika di sekolah SMP Negeri 1

Cililin kelas VIII dengan menggunakan pendekatan problem solving

berbantuan lembar kerja siswa (LKS) sehingga tujuan pembelajarannya dapat

tercapai.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan daya fikir

konseptual siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 cililin dalam mempelajari materi

barisan aritmatika sehingga dapat mengembangkan pengetahuannya, melatih

keterampilan berfikir tingkat tinggi Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa

dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bentuk soal barisan aritmatika

yang ada pada lembar kerja siswa (LKS), dan memudahkan siswa dalam
8

mempelajari konsep materi selanjutnya karena telah menguasai materi

prasyaratnya.

F. Hipotesis Tindakan

1. Melalui skenario dan implementasi pembelajaran menggunakan pendekatan

problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematis materi barisan aritmatika pada

siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin

2. Melalui respon guru dan siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin terhadap

pembelajaran barisan aritmatika menggunakan pendekatan pembelajaran

problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat memperbaiki

kemampuan pemahaman siswa.

3. Melalui pembelajaran problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS)

dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa kelas VIII di SMP

Negeri 1 Cililin dalam mempelajari materi barisan aritmatika.

4. Melalui kendala-kendala yang di hadapi guru kelas VIII di SMP Negeri 1

Cililin dalam menyampaikan materi barisan aritmatika menggunakan

pendekatan problem solving berbantuan lembar kerja siswa (LKS) dapat

meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.


9

G. Definisi Oprasional

1. Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih

yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan, indikator yang diambil

untuk soal pada materi barisan aritmatika ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan suku ke n barisan aritmatika

b. Menerapkan aturan barisan aritmatika dalam menyelesaikan berbagai

permasalahan nyata

2. Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran

matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu

dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya,

menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

Adapun indikator pemahaman konsep menurut kurikulum 2006, yaitu:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep

2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya)

3) Memberikan contoh dan non-contoh dari konsep

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu

7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah


10

3. Pendekatan Problem Solving adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan

mendorong peserta didik untuk mencari atau memecahkan suatu

masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran, dengan

langkah-langkahsebagai berikut:

a. Memahami Masalah (understand the problem)

b. Membuat Rencana Pemecahan Masalah ( make a plan )

c. Melaksanakan Rencana ( carry out our plan )

d. Memeriksa kembali jawaban ( look back at the completed solution)

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja

siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif

maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam

bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Barisan Aritmatika

a. Definisi Barisan Aritmatika

Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih

yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan

Perhatikan barisan bilangan 6, 9, 12, 15, 18, ...

Barisan bilangan di atas memiliki aturan atau pola tertentu dalam

pembentukannya, di mana suku-suku pada barisan tersebut (kecuali suku

pertama), dapat diperoleh dari suku sebelumnya dengan cara berikut:

Skema di atas menunjukkan bahwa aturan pembentukan barisan bilangan

tersebut adalah “ditambah 3”. Dengan demikian, suku-suku berikutnya pada

barisan tersebut adalah 18+3 = 21, 21+3 = 24, 24+3 = 27 , dan seterusnya.

Pada barisan bilangan, tiap-tiap bilangan yang terdapat pada barisan ini disebut

suku dan dapat dinyatakan dengan Un (unsur suku ke- n), misalnya U1 adalah

suku ke-1, U2 adalah suku ke-2, U10 adalah suku ke-10, dan seterusnya.

Dengan demikian, pada barisan bilangan 6, 9, 12, 15, 18, ... , suku-sukunya

dapat dinyatakan sebagai berikut.

11
12

 Suku ke-1 = 6, ditulis U1 = 6

 Suku ke-2 = 9, ditulis U9 = 9

 Suku ke-3 = 12, ditulis U3 = 12 , dan seterusnya.

Selanjutnya, mari kita periksa beda atau selisih antarsuku yang berurutan pada

barisan bilangan 6, 9, 12, 15, 18, ... !

U1 = 6, U2 = 9, U3 = 12, U4 = 15, dan U5= 18

U2 - U1 = 9-6 = 3

U3 – U2 = 12-9 = 3

U4 – U3 = 15-12 = 3

U5 – U4 = 18-15 = 3

Sehingga bisa disimpulkan barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang

mempunyai beda yang selalu sama (tetap) atau (Un – Un-1 ) selalu sama.

Pada barisan aritmatika U1, U2, U3, U4, .... , Un-1, Un

Berlaku b = U2 - U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = .... = Un – Un-1, dengan b adalah beda

dan n adalah bilangan asli.

Perhatikan uraian berikut :


13

Perhatikanlah, skema berpola di atas menunjukkan U2 - U1 = U3 – U2 = U4 –

U3 = U5 – U4 = 4 merupakan beda pada barisan bilangan tersebut.

Hubungan antara Un terhadap U1 dan b pada barisan tersebut, dimana b = 4 ,

dapat dinyatakan dalam betuk berikut:

Uraian di atas menunjukkan bahwa koefisien b pada skema di atas selalu

berkurang 1 dari bilangan urutan suku, sehingga kita dapat menyatakan

hubungan Un terhadap U1 dan b dengan cara yang sederhana, misalnya U100 =


14

U1 + 99 dimana 99 diperoleh dari 100-1. Berdasarkan uraian tersebut, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

Rumus suku ke-n pada barisan aritmatika dengan suku pertama = U1 dan beda

= b adalah:

= ( )

b. Indikator Pencapaian Kompetensi pada materi Barisan Aritmatika

Dalam penelitian ini saya memakai Indikator Pencapaian Kompetensi untuk

butir soal tes sebagai berikut :

1) Menentukan suku ke n barisan aritmatika

2) Menerapkan aturan barisan aritmatika dalam menyelesaikan berbagai

permasalahan nyata

B. Pemahaman Konsep Matematis

a. Pengertian pemahaman konsep

Pemahaman diartikan dari kata understanding (Sumarmo, 1987).

Derajat pemahaman ditentukan oleh tingkat keterkaitan suatu gagasan,

prosedur atau fakta matematika dipahami secara menyeluruh jika hal-hal

tersebut membentuk jaringan dengan keterkaitan yang tinggi. Dan konsep

diartikan sebagai ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan

sekumpulan objek (Depdiknas, 2003). Pemahaman konsep merupakan salah

satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai


15

dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep

matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2003). Sedangkan menurut

Skemp dan Pollatsek dalam (Sumarmo, 1987) terdapat dua jenis pemahaman

konsep, yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman rasional. Pemahaman

instrumental dapat diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling

terpisah dan hanya rumus yang dihafal dalam melakukan perhitungan

sederhana, sedangkan pemahaman rasional termuat satu skema atau strukstur

yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Suatu ide,

fakta, atau prosedur matematika dapat dipahami sepenuhnya jika dikaitkan

dengan jaringan dari sejumlah kekuatan koneksi.

b. Pentingnya pemahaman konsep matematis

Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep

merupakan bagian yang sangat penting. Pemahaman konsep matematik

merupakan landasan penting untuk berpikir dalam menyelesaikan

permasalahan matematika maupun permasalahan sehari-hari. Menurut

(Schoenfeld, 1992) berpikir secara matematik berarti (1) mengembangkan

suatu pandangan matematik, menilai proses dari matematisasi dan abstraksi,

dan memiliki kesenangan untuk menerapkannya, (2) mengembangkan

kompetensi, dan menggunakannya dalam pemahaman matematik.

Implikasinya adalah bagaimana seharusnya guru merancang pembelajaran


16

dengan baik, pembelajaran dengan karakteristik yang bagaimana sehingga

mampu membantu siswa membangun pemahamannya secara bermakna.

c. Indikator pemahaman konsep

Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006 dalam (Nila,

2008), yaitu:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep

2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan

konsepnya).

3) Memberikan contoh dan non-contoh dari konsep

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu

7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah

C. Pendekatan Problem Solving

a. Pengertian Pendekatan Problem Solving

Problem solving berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata

yaitu problem dan solving. Mengartikan problem sebagai soal atau

persoalan, sedangkan solving berasal solve yang artinya memecahkan

(Echols, 1990). Dari kedua kata di atas dapat disimpulkan bahwa problem

solving diartikan sebagai memecahkan masalah atau pemecahan masalah.


17

(Polya, 1981) menyatakan bahwa “Solving a problem means finding wau

out a difficulty” (pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar

dari suatu kesulitan). Sedangkan menurut (Jacobsen, Eggen, & Kauchak,

2009) mendefinisikan bahwa pendekatan problem solving sebagai salah

satu pendekatan yang menuntut guru untuk membantu siswa dalam belajar

memecahkan masalah melalui pengalaman pembelajaran hands on.

b. Langkah-langkah Pendekatan Problem Solving

1) (Polya, 1973) menyatakan langkah-langkah problem solving, yaitu: (a)

understand the problem, (b) make a plan, (c) carry out our plan, dan

(d) look back at the completed solution.

2) Hayes dalam (Nasution, 2019) menyatakan langkah-langkah problem

solving , yaitu: (a) identifying the problem (mengidentifikasi masalah),

(b) representation of the problem (representasi masalah), (c) planning

the solution (merencanakan penyelesaian), (d) execute the plan

(merealisasi rencana), (e) evaluate the plan (mengevaluasi rencana),

dan (f) evaluate the solution (mengevaluasi penyelesaian).

3) (Ruseffendi, 1980) memberikan lima langkah problem solving , yaitu:

(a) merumuskan permasalahan dengan jelas, (b) menyatakan kembali

persoalannya dalam bentuk yang dapat diselesaikan, (c) menyusun

hipotesis (sementara) dan strategi pemecahannya, (d) melaksanakan


18

prosedur pemecahan, dan (e) melakukan evaluasi terhadap

penyelesaian.

4) Eggen dan Kauchak (1996: 50) memberikan lima langkah dalam

problem solving yaitu: (a) identifikasi masalah, (b) merumuskan

masalah, (c) pemilihan strategi, (d) pelaksanaan strategi, dan (e)

evaluasi hasil.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang langkah-langkah

Pendekatan Problem Solving di atas, maka dalam penelitian ini saya

memilih langkah pembelajaran (Polya, 1973) sebagai acuan pembelajaran

dalam mempelajari materi barisan aritmatika,yaitu sebagai berikut :

1) Memahami masalah (understand the problem)

Pada tahap ini masalah harus diyakini benar, dengan cara

dibaca berulang-ulang, dan dapat ditanyakan sendiri beberapa hal,

seperti apa yang diketahui, apa yang tidak diketahui, bagaimana

hubungan antara yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, dan

lain-lain, untuk meyakinkan diri, bahwa masalah sudah dipahami

dengan baik.

2) Membuat rencana pemecahan masalah (make a plan)

Mencari hubungan antara informasi yang diberikan dengan

yang tidak diketahui, dan memungkinkan untuk dihitung variabel yang

tidak diketahui tersebut. Sangat berguna untuk membuat pertanyaan,


19

bagaimana hal yang diketahui akan saling dihubungkan untuk

mendapatkan hal yang tidak diketahui.

3) Melaksanakan rencana (carry out our plan)

Dalam melaksanakan rencana harus diperiksa terlebih dahulu

setiap langkah yang ada pada langkah kedua dan menuliskannya

secara detail untuk memastikan bahwa tiap langkah sudah benar.

4) Memeriksa kembali jawaban (look back at the completed solution)

Pada langkah ini, setiap jawaban ditinjau kembali, apakah

sudah diyakini kebenarannya, dan ditinjau ulang apakah solusi yang

digunakan dievaluasi terhadap kelemahan-kelemahannya.

c. Tujuan pendekatan problem solving

Tujuan dari pendekatan problem solving menurut (Hudoyo, 2003) yaitu :

1) Siswa terampil dalam menganalisis informasi dari suatu persoalan

2) Meningkatkan intelektual siswa

3) Siswa belajar bagaimana proses penemuan

d. Kelebihan dan Kekurangan pendekatan problem solving

Kelebihan pembelajaran problem solving menurut Sukoriyanto dalam

(Anwar & Asriani, 2013) yaitu:

1) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa


20

2) Siswa semakin terampil mencari berbagai jalan keluar dari

permasalahan yang dihadapi

3) Dapat memudahkan siswa dalam menganalisis suatu permasalahan

4) Dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam mempelajari ilmu

matematika

Sedangkan kelemahan pembelajaran problem solving yaitu :

1) Memerlukan waktu yang cukup banyak

2) Dalam diskusi kelompok siswa yang pandai akan mendominasi sedang

siswa yang kurang pandai menjadi pasif sebagai pendengar saja

D. Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut (Purbasari, Kahfi, & Yunus, 2013) penggunaan media dalam

proses pembelajaran bertujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung

secara tepat guna dan berdaya guna sehingga mutu pendidikan dapat

ditingkatkan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah

Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut (Hamdani, 2011) Lembar Kerja Siswa

(LKS) merupakan salah satu alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS

merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung

pelaksanaan Rencana Pembelajaran. LKS sangat berperan pada rekonstruksi

pengetahuan siswa ketika siswa terlibat diskusi. LKS dapat menuntun siswa
21

dalam memahami materi pembelajaran, sehingga siswa menguasai materi

pembelajaran dan memiliki komunikasi matematis yang baik.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan September 2020 dengan

agenda menyusun proposal penelitian tindakan kelas kemudian

dilanjutkan dengan membuat instrumen penelitian. Setelah selesai

membuat instrumen penelitian tindakan kelas peneliti mulai

mengumpulkan data penelitian tindakan kelas pada bulan Oktober minggu

pertama dan kedua yang terdiri dari siklus 1 dan siklus 2, setelah

pengumpulan data penelitian tindakan kelas peneliti kemudian

menganalisis data dilanjutkan dengan diskusi bersama teman sejawat

untuk membahas analisis data pada bulan Oktober minggu ke 2, kemudian

dilanjutkan dengan menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas

(PTK) di bulan Oktober minggu ketiga . Jadi peneliti mengadakan

penelitian dari persiapan awal menyusun proposal penelitian tindakan

kelas (PTK) hingga menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas

(PTK), dilakukan mulai dari bulan September sampai dengan bulan

Oktober tahun 2020.

2. Tempat Penelitian

22
23

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cililin, lokasi penelitian

merupakan sekolah negeri yang terletak depan jalan raya pasar Cililin,

wilayah kecamatan Cililin, kabupaten Bandung Barat.

B. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII-G SMP Negeri di

Cililin yang berjumlah 18 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa

perempuan.

C. Sumber Data

Peneliti mengambil sumber data dari hasil kemampuan konsep pemahaman

siswa kelas VIII-G dengan kondisi awal yang masih rendah yaitu nilainya 71

dibawah KKM 73 dan hasil kemampuan pemahaman konsep matematis pada

siklus I dan siklus II.

Banyaknya data penelitian mengambil dari 1) data kondisi awal yang meliputi

proses pembelajaran dan hasil kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa kelas VIII-G, 2) data siklus I yang meliputi proses pembelajaran yaitu

aktivitas siswa dalam belajar dan hasil evaluasi siklus I, dan 3) data siklus II

juga diambil dari hasil proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa dalam belajar

dan evaluasi siklus II.


24

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Data penelitian diambil atau dikumpulkan oleh peneliti bersumber dari a)

hasil wawancara bersama guru dan siswa kelas VIII-G di SMP Negeri 1

Cililin, b) hasil tes kompetensi dasar pengertian barisan aritmatika dan

cara menyatakan barisan aritmatika sebagai kondisi awal siswa untuk

penelitian, c) hasil pengamatan kemampuan konsep matematis siswa oleh

teman sejawat pada proses pembelajaran materi Barisan Aritmatika di

kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin tahun pelajaran 2021/2022 dilakukan

dengan lembar pengamatan kemampuan konsep matematis siswa, dan d)

cara pengambilan data hasil kemampuan pemahaman konsep matematis

siswa dilakukan dengan menggunakan tes pada setiap akhir siklus.

2. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah:

1) daftar nilai tes hasil kompetensi dasar pengertian barisan aritmatika dan

cara menyatakan barisan aritmatika sebagai kondisi awal siswa untuk

penelitian, b) kemampuan pemahaman konsep matematis dengan

menggunakan lembar pengamatan kemampuan pemahaman, dan c) hasil

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan butir soal

tes yang dilakukan setiap akhir siklus.


25

E. Validasi Data

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Soal yang berupa

perintah dan skor penilaian dikonsultasikan dengan rekan sejawat terhadap

soal tersebut, soal dan penilaian dapat atau layak digunakan sebagai instrumen

penelitian. Adapun soal dan skor penilaian meliputi: 1) untuk data tentang

instrumen atau butir soal hasil kemampuan pemahaman konsep melalui kisi-

kisi. Kisi-kisi dibuat supaya soal yang dikeluarkan tidak mengelompok

melainkan menyebar atau rata dan soal yang dikeluarkan sesuai dengan

kurikulum.

F. Analisis Data

1. Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian diperoleh dengan mengadakan tes. Tes

dilakukan dengan menggunakan soal yang dibuat oleh peneliti. Tes

dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes pada siklus I dan tes pada siklus II.

Hasil tes dari siklus I dianalisis untuk mengetahui perbandingan

kemampuan pemahaman konsep matematis awal dengan kondisi hasil

kemampuan pemahaman konsep matematis siklus I. Dari analisis tersebut

kemudian dibuat refleksi untuk mengetahui kelemahan siswa dalam

menyelesaikan tugas. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada,

kemudian diadakan perbaikan untuk menghadapi tes siklus II. Hasil pada
26

siklus II dianalisis dan direfleksi, dari analisis dan refleksi tersebut dapat

diketahui kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Kualitatif

Teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan lembar

pengamatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang

dilakukan oleh peneliti/pengamat. Observasi pemahaman konsep

matematis siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman

konsep matematis pada siswa yang menggunakan lembar pengamatan

kemampuan pemahaman.

Persentasi kemampuan pemahaman (skor perolehan : skor maksimal ) x

100%, siswa dikatakan memahami konsep bila persentasi pemahaman

siswa lebih dari 50%.

G. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dalam

meningkatkan hasil kemampuan pemahaman konsep matematis materi

Barisan Aritmatika menggunakan pendekatan Problem Solving berbantuan

Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas VIII-G SMP Negeri 1 Cililin semester I

tahun 2020 adalah :

1. Rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang rendah

menjadi naik yaitu lebih dari atau sama dengan 50%.


27

2. Hasil kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dikatakan tuntas,

bila hasil pemahaman konsep rata-rata siswa dari rendah dalam satu kelas

naik menjadi hasil rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis

satu kelas lebih dari 73.

H. Prosedur Tindakan

Sebelum melakukan tindakan kelas, diadakan refleksi awal dengan cara

mengobservasi hasil ulangan harian siswa kelas VIII-G tahun pelajaran

2020/2021, materi pelajaran Barisan Aritmatika pada kompetensi dasar

pengertian barisan aritmatika dan cara menyatakan barisan aritmatika.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus melalui

tahapan-tahapan: perencanaan, implementasi tindakan, observasi/pengamatan,

refleksi.

Siklus I

Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus pertama

diuraikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan dalam siklus I meliputi :

1) Mengobservasi hasil ulangan harian pelajaran matematika kelas VIII-

G SMP Negeri 1 Cililin tahun 2020/2021

2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa


28

3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran materi kompetensi dasar

membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan

konfigurasi objek dengan menggunakan pendekatan Problem Solving

berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS).

4) Membuat kuis

5) Membuat lembar pengamatan untuk siswa

6) Membuat soal-soal tes untuk melihat hasil tindakan pada siklus I

7) Berdiskusi dengan guru matematika yang lain atau teman sejawat.

b. Implementasi tindakan

Awal pelaksanaan tindakan adalah membentuk kelompok kecil yang

terdiri dari 4-5 siswa secara acak. Pada pertemuan pertama guru

memberikan materi menentukan suku ke n barisan aritmatika. Setiap

kelompok diberikan LKS yang berisi soal untuk didiskusikan bersama

kelompoknya dengan bimbingan guru seperlunya. Selanjutnya diakhir

pembelajaran siswa diberikan kuis.

Pada pertemuan kedua diberikan materi menghitung jumlah n suku

pertama barisan aritmatika. Setiap kelompok diberikan LKS yang berisi

soal untuk didiskusikan bersama kelompoknya dengan bimbingan guru

seperlunya. Selanjutnya diakhir pembelajaran siswa diberika kuis.

Pada pertemuan ketiga dilakukan tes siklus I untuk mengetahui tingkat

keberhasilan belajar siswa selama siklus I.

c. Pengamatan (Observasi)
29

Saat pelaksanaan implementasi tindakan kelas, diobservasi oleh seorang

pengamat yaitu seorang guru matematika. Pengamat mengisi lembar

pengamatan untuk siswa yang berisi semua kegiatan siswa dalam setiap

pertemuannya dan memberikan penilaian setiap poin penilaiannya.

d. Refleksi dan Analisa

Semua hasil dari implementasi tindakan kelas dan hasil pengamatan oleh

observer dikumpulkan, dianalisis, dan dievaluasi untuk didiskusikan

antara peneliti dan pengamat tentang kelebihan dan kelemahan tindakan

pada siklus I sebagai bahan refleksi perbaikan awal siklus II.

Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu diadakan perbaikan pada siklus II

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Identifikasi masalah dari refleksi siklus I

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran materi penerapan

aturan barisan aritmatika dalam menyelesaikan berbagai

permasalahan nyata dengan menggunakan pendekatan problem

solving berbantuan LKS.

3) Membuat kuis

4) Membuat lembar pengamatan untuk siswa


30

5) Membuat soal tes untuk melihat hasil tindakan pada siklus II

b. Implementasi Tindakan

Kelompok kerja yang dibentuk pada siklus II berbeda dengan

kelompok pada siklus I. Setiap kelompok harus ada seseorang yang

memiliki kompetensi sedang sampai tinggi. Pertemuan keempat

membahas penerapan aturan barisan aritmatika dalam menyelesaikan

berbagai permasalahan nyata, dilanjutkan dengan memberikan kuis.

Pada pertemuan selanjutnya membahas pemecahan masalah barisan

aritmatika dalam permasalahan nyata yang ada pada LKS, dilanjutkan

dengan memberikan kuis.

Pertemuan berikutnya dilakukan tes kedua untuk mengetahui tingkat

keberhasilan belajar pada siklus II.

c. Pengamatan

Seperti pada siklus I, pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ini juga

diamati oleh seorang pengamat dengan mengisi lembar pengamatan

yang sudah direncanakan.

d. Refleksi dan Analisa

Hasil pengamatan dan implementasi tindakan didiskusikan sekali lagi

bersama antara peneliti dan pengamat.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

a) Perencanaan

Dalam hal ini yang dilakukan adalah membuat perencanaan, seperti rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), lembar observasi siswa,
lembar observasi guru, dan menentukan sekolah tempat penelitian. Penelitian yang
dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang terdiri dari 2 pertemuan membahas mengenai
“Barisan Aritmatika”. Pembelajaran ini menggunakan pendekatan problem solving.
Lembar observasi yang dibuat di tujukan untuk mengobservasi kegiatan guru
saat proses pembelajaran dan kegiatan siswa. Indikator pembelajaran pada kedua
siklus ini antara lain: (1) Menentukan suku ke-n barisan aritmatika (2) Menerapkan
aturan barisan aritmatika dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
Persiapan lainnya mematangkan konsep dan pemahaman mengenai pelaksanaan
pendekatan problem solving dan materi yang akan diajarkan.
b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus 1 di pertemuan pertama dilakukan

oleh saudari Fani Yulianti sebagai guru model, dengan observer Tri Hilda Astuti dan

Sipa. Kelas yang menjadi sampel penelitian yaitu kelas VIII-G di SMP Negeri 1

Cililin yang berjumlah orang siswa. Dan pertemuan kedua dilakukan oleh Fani

Yulianti sebagai guru model, dengan observer Tri Hilda Astuti dan Sipa selaku

mahasiswa pendidikan matematika.

c) Penyajian Siklus Pertama

Pelaksanaan PTK siklus 1 dilakukan pada hari Kamis, 01 Oktober 2020 dari

pukul 15.30 sampai dengan 17.00 WIB. Materi yang akan dipelajari yaitu mengenai

pembelajaran barisan aritmatika menggunakan pendekatan problem solving. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan perkenalan tim penelitian, salam dan berdoa,

31
32

pemberian motivasi dan semangat kepada siswa, setelah itu pemberian LKS untuk

dikerjakan siswa secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan.

Pembelajaran awal siswa, menyikmak dan memperhatikan dengan baik

materi barisan aritmatika yang sudah di jabarkan pada LKS. Guru terlihat lebih aktif

dalam membantu siswa untuk lebih memahami materi barisan aritmatika yang akan

di bahas pada LKS. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dengan

kelomponya. Dalam mengerjakan LKS, ada beberapa siswa yang tidak ikut

berdiskusi dan mengerjakan LKS

Saat kegiatan belajar kelompok guru membimbing serta mengajarkan siswa

untuk memahami dan menyelesaikan persoalan dengan baik dan menjawab

pertanyaan yang siswa ajukan. Setelah selesai mengerjakn LKS, guru memberikan

penjelasan dari pertanyaan yang banyak di ajukan siswa mengenai kesulitan dalam

proses mengerjakan LKS dan materi barisan aritmatika yang sulit dipahami. Jam

pelajaran sudah habis maka siklus 1 selesai, guru menutup pembelajaran dengan

berdoa dan mengucapkan terimakasih serta memberikan semangat kepada siswa

untuk terus belajar.

Pada siklus 1 ini, setelah memeriksa seluruh jawaban siswa didapat nilai

yang masih kurang atau belum sesuai dengan nilai KKM yang sudah ditentukan.

Sehingga, peneliti memutuskan untuk dilakukan siklus 2 dengan harapan siswa sudah

lebih paham dan mampu mengerjakan persoalan mengenai barisan aritmatika.

d) Penyajian Siklus Kedua


33

Penyajian siklus kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Oktober 2020

dengan materi “menyelesaikan persoalan barisan aritmatika”. Pembelajaran

daring dibuka dibuka dengan salam dan do’a, kemudian mengecek kehadiran

siswa. Siswa merespon dengan baik dan antusias. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat dari belajar materi barisan

aritmatika,tidak lupa juga guru memberikan motivasi untuk siswa agar

semangat belajar walaupun masih dalam situasi belajar daring.

Untuk memulai mempelajaran siswa diberikan modul terlebih dahulu

untuk dipelajari, dan apabila ada yang tidak di mengerti boleh ditanyakan di

grup kelompok masing-masing karena guru sudah join dengan grup kelompok

masing2 siswa. Kemudian siswa mengerjakan LKS per langkah-langkahnya

yang dipandu oleh guru. Siswa memperhatikan perintah dari guru dalam

mengerjakan LKS, jika ada yang tidak di mengerti siswa diwajibkan untuk

bertanya dan berdiskusi di grup kelompok masing-masing, namun ada

beberapa kelompok yang tidak menanggapi.

Pembelajaran daring pada siklus 2 terlihat lebih efektif ketika guru

masuk ke grup masing-masing kelompok, karena terlihat antusias belajar tiap

kelompoknya. Namun karena waktu yang disediakan 1,5 jam tidak cukup

bagia anak-anak dalam mengerjakan LKS, sehingga ada sebagian kelompok

yang telat dalam mengumpulkan tugasnya.


34

Dilihat dari cara mengerjakan permasalahan sudah ada peningkatan

dibandingkan dengan siklus pertama. Pembelajaran di tutup dengan do’a dan

salam.

e) Kendala Pelaksanaan Penelitian

Adapun kendala yang dialami saat pelaksanaan PTK yaitu:

1. Sebagian siswa masih ada yang kesulitan dalam memahami konsep materi

barisan aritmatika.

2. Siswa kebingungan dalam menentukan menentukan rumus suku ke-n

suatu barisan aritmatika

3. Sebagian siswa ada yang tidak merespon

4. Kendala signal dan jaringan yang kurang memadai

f) Nilai Hasil Belajar Siswa

Nilai hasil belajar siswa diambil dari hasil pengerjaan LKS dan nilai

keaktifan bertanya dan diskusi. Untuk nilai LKS siklus 2 ada perbaikan

dibandingkan siklus 1.
35
BAB V

KESIMPULAN

A. Simpulan

Kemampuan pemahaman konsep matematis siswa perlu ditingkatkan,

karena dengan siswa memiliki kemampuan pemahaman konsep matematis

akan memudahkan siswa dalam memecahkan permasalahan matematika pada

umumnya. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa pada materi barisan aritmatika dilihat

dari pretes dan postes ada perubahan yang lebih baik dari kemampuan awal

sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas. Siswa perlahan mulai bisa

menentukan rumus suku ke-n barisan aritmatika yang ada pada permasalaha.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan kendala yang dialami oleh peneliti dan

siswa, maka peneliti menyarankan bagi guru matematika, diharapkan dapat

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Solving khususnya dalam kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa, dan bagi rekan-rekan

yang berminat untuk melakukan penelitian yang relavan dengan penelitian ini

yaitu tentukan jadwal sesuai dengan kalender akademik, dan materi

pembelajaran yang akan menjadi objek peneliti disesuaikan dengan silambus,

36
37

sehingga bisa dimudahkan oleh pihak yang terkait dalam permasalahan

perijinan dan membantu guru menyampaikan materi yang relavan. Sehingga

dari pihak siswa, sekolah dan peneliti mampu bekerja sama menyelesaikan

permasalahan yang siswa hadapi dan mampu memunculkan solusi guna

menuju perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, B., & Asriani. (2013). Penerapan Pembelajaran Problem Solving untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika pada Materi SPLDV.
Jurnal Pendidikan Matematika, 4(2), 224–239.
Atsnan, M. F., & Gazali, R. Y. (2018). Pendekatan problem-solving pada
pembelajaran matematika. Jurnal Mercumatika : Jurnal Penelitian Matematika
Dan Pendidikan Matematika, 3(1), 63–70. https://doi.org/10.26486/jm.v3i1.651
Dapodikdasmen. (2020). Data pokok pendidikan dasar dan menengah di
http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/pd/1/020000 (di akses 7 September).
Depdiknas. (2003). Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.
Echols, J. M. (1990). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta. Gramedia.
Firdaus, As’ari, A. R., & Qohar, A. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Siswa SMA Melalui Pembelajaran Open Ended Pada Materi
Spldv. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 1(2), 227–
236.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hudoyo, H. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Jacobsen, D. A., Eggen, P., & Kauchak, D. (2009). Methods for teaching (metode-
metode pengajaran): Meningkatkan belajar siswa tk-sma. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Jonassen, D. H. (2010). Designing for Problem Solving. Missouri: University of
Missouri.
Juliant, A., & Noviartati, K. (2016). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Pada Materi Pola Bilangan Ditinjau dari Kemampuan Matematika Siswa.
Jurnal Riset Pendidikan, Vol. 2, No(2), 113.
Kusumaningsih, W., Sutrisno, & Hidayah, F. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran
SAVI dan REACT Berbantuan LKS terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SMP Beberapa model pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan alamiah untuk menyelaraskan suasana belajar yang baru dengan
cara memperluas peng. Journal of Medives : Journal of Mathematics Education
IKIP Veteran Semarang, 3(2), 197–206.

38
39

Marion, Zulkardi, & Somakim. (2015). Desain Pembelajaran Pola Bilangan


Menggunakan Model Jaring Laba-Laba Di Smp. Desain Pembelajaran Pola
Bilangan Menggunakan Model Jaring Laba-Laba Di Smp, 45(1).
https://doi.org/10.21831/jk.v45i1.7185
Nasution, M. (2019). Konsep Standar Proses Dalam Pembelajaran Matematika. 6(1),
120–138.
Nila, K. (2008). Pemahaman konsep matematik dalam pembelajaran matematika.
Prosiding SeminarNasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta, 229–235.
Polya, G. (1973). How to Solve It. New Jersey: Pricenton University Press.
Polya, G. (1981). Mathematical Discovery. h. 1. New York: John Wiley & Sons. New
York: John Wiley & Sons.
Purbasari, R. J., Kahfi, M. S., & Yunus, M. (2013). Pengembangan Aplikasi Android
sebagai Media Pembelajaran Matematika pada Materi Dimensi Tiga untuk Siswa
SMA Kelas X. Jurnal Online Universitas Negeri Malang, 1(4), 1–10.
Ruseffendi, E. T. (1980). Pengajaran Matematika Modern (Seri Kelim). Bandung:
Tarsito.
Schoenfeld, A. H. (1992). Learning to Think Mathematically: Problem Solving,
Metacognition and Sense of Mathematics. New York: Macmillan.
Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa
SMA Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses
Belajar Mengajar. Tidak diterbitkan.
Sundari, S., & Murtiyasa, B. (2016). Pengaruh Creative Problem Solving dan
Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap Pemahaman Konsep Siswa. 1–
10. Surakarta.
Wilson. (1993). Mathematical Problem Solving. New York: Macmilan Publishing
Company.
LAMPIRAN
LAMPIRAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 1 Cililin Kompetensi Dasar : 3.1 dan 4.1


Mata Pelajaran : Matematika Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Kelas/Semester : VIII / Ganjil Pertemuan ke- : 3 (Tiga)
Materi : Barisan Aritmatika

A. KOMPETENSI INTI
3. Memahami pengetahuan (faktual,konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.1 Membuat generalisasi dari pola pada 4.1 Menyelesaikan masalah yang
barisan bilangan dan barisan berkaitan dengan pola pada
konfigurasi objek barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.1.1 Menentukan suku ke n barisan 4.1.1 Menerapkan aturan barisan
aritmetika aritmatika dalam
menyelesaikan berbagai
permasalahan nyata.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan pembelajaran daring diharapkan peserta didik dapat :
1. Menentukan rumus suku ke-n dari suatu barisan aritmatika
2. Menentukan suku ke-n dari suatu barisan aritmatika

40
41

D. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Scientific learning dan Problem Solving
Model pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
E. MEDIA/ALAT DAN SUMBER BELAJAR
Media/alat : Papan tulis, spidol, penghapus, laptop, dan
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Sumber Belajar : Buku matematika kelas VIII Semester 1
Kementerian dan Kebudayaan Republik
Indonesia 2017, internet, pengalaman siswa dan
guru

F. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


NO. KEGIATAN Waktu
1. KEGIATAN PENDAHULUAN 15
Guru : menit
 Orientasi
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
memanjatkan syukur kepada tuhan YME dan berdo’a
untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran
 Apersepsi
 Menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa
mengenai pengertian barisan aritmatika dengan bertanya
kepada siswa
 Mengaitkan materi barisan aritmatika yang akan
dipelajari dengan pengalaman siswa pada materi
sebelumnya.
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan
pelajaran yang akan dilaksanakan
 Motivasi
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari
materi barisan aritmatika dalam kegiatan sehari-hari
 Diharapkan setelah mempelajari konsep barisan
aritmatika ini, siswa dapat menentukan rumus suku
ke-n suatu barisan aritmatika dan dapat menentukan
suku ke-n suatu barisan aritmatika
 Menyampaikan tujuan pembelajaran materi barisan
aritmatika pada pertemuan yang sedang berlangsung
 Pemberian Acuan
42

 Memberikan materi konsep barisan aritmatika yang


akan dibahas pada pertemuan saat itu
 Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi
dasar, indikator dan KKM dalam mempelajari materi
barisan aritmatika pada pertemuan yang sedang
berlangsung
 Pembagian kelompok belajar 4-5 orang secara
heterogen dan pembagian LKS
 Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
2. KEGIATAN INTI 60
Sintak model Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran menit

Stimulation Kegiatan Literasi


(stimulasi/pemberian Siswa diberi motivasi atau
rangsangan) rangsangan untuk
memusatkan perhatiannya
pada topik materi menentukan
rumus suku ke-n suatu barisan
aritmatika dan menentukan
suku ke-n suatu barisan
aritmatika yang ada pada
lembar kerja siswa dengan
cara:

 Melihat (Lembar Kerja


Siswa)
Siswa melihat lembar
kerja siswa (LKS)
permasalahan 1 dan 2
yang diberikan guru
 Mengamati
Siswa mencermati soal
permasalahan 1 dalam
menentukan rumus suku
ke-n suatu barisan
aritmatika
 Membaca
43

Kegiatan literasi siswa


membaca persoalan
penentuan rumus suku ke-
n barisan aritmatika yang
ada pada permasalahan 1

Problem Statement Critical Thinking (Berfikir


(Pertanyaan/identifikasi maslah) Kritis)
 siswa mengidentifikasi
permasalahan mengenai
penentuan rumus suku ke-
n suatu barisan aritmetika
yang ada pada
permasalahan 1
 Memahami Masalah
Siswa dapat menentukan
informasi apa saja yang
terdapat pada
permasalahan 1 dalam
menentukan rumus suku
ke-n suatu barisan
aritmatika di kegiatan 1
 Bertanya
Siswa bertanya mengenai
permasalahan menentukan
rumus suku ke-n barisan
yang belum dimengertinya
pada kegiatan 1
Data Collection (pengumpulan Kegiatan Literasi
data)  Membaca
Siswa melakukan kegiatan
literasi sebagai referensi
dalam menentukan rumus
suku ke-n suatu barisan
44

aritmetika
 Mengumpulkan Informasi
Siswa mengumpulkan
informasi dari buku paket
dan internet yang telah di
dapat mengenai cara
menentukan suku pertama
dan beda suatu barisan
aritmatika pada kegiatan 2
 Tanya jawab
Siswa bertanya mengenai
informasi tambahan yang
belum di mengerti yang
telah didapatnya untuk
mengerjakan
permasalahan 1 pada LKS
kegiatan 2 supaya dapat
meningkatkan kreativitas
dan rasa ingin tahunya
Collaboration (kerja sama)
dan Critical Thinking (berfikir
kritis)
Siswa dengan kelompoknya
berdiskusi mengenai hasil
pengamatan yang telah
diperoleh pada kegiatan 2
dengan cara :
 Merencanakan masalah
Siswa berdiskusi untuk
menentukan beda setiap
suku ke-n barisan
aritmatika permasalahan 1
pada kegiatan 2
Data Processing (Pengolahan Collaboration (kerja sama)
Data) dan Critical Thinking (berfikir
kritis)
Siswa bersama kelompoknya
45

berdiskusi mengolah data


hasil pengamatan kegiatan 2
dengan cara :
 Mengolah informasi
Dari kegiatan yang telah
dilakukan sebelumnya,
siswa dapat menggunakan
informasi yang
didapatmya untuk
menentukan rumus suku
ke-n suatu barisan
aritmatika pada kegiatan 3
 Menyelesaikan masalah
Siswa dapat menentukan
rumus suku ke-n suatu
barisan aritmatika dari
permasalahan 1 di
kegiatan 3 sesuai dengan
data yang diperoleh pada
kegiatan sebelumnya.
Verrification (pembuktian) Collaboration (kerja sama)
dan Critical Thinking (berfikir
kritis)
Siswa memeriksa kembali
solusi dari permasalahan 1
untuk menyelesaikan
permasalahan 2 di kegiatan 4
 Memeriksa kembali
jawaban dari suatu
permasalahan
Siswa memeriksa kembali
solusi permasalahan 1
dengan cara
menyelesaikan
permasalahan 2 di
kegiatan 4 dalam
menentukan suku ke-n
46

suatu barisan aritmatika


menggunakan rumus suku
ke-n yang telah didapatnya
pada solusi permasalahan
1
Generalization (menarik Communication
kesimpulan) (berkomunikasi)
 Setiap perwakilan
kelompok
mempersentasikan hasil
diskusinya yang ada pada
Lembar Kerja Siswa
(LKS) didepan kelas
 Kelompok lain
mengemukakan pendapat
atas persentasi temannya
dan ditanggapi oleh
kelompok yang
mempersentasikan
Creativity (kreativitas)
 Siswa dan guru
menyimpulkan hasil dari
persentasi menentukan
rumus suku ke-n suatu
barisan aritmatika dan
menentukan suku ke-n
suatu barisan aritmatika
 Siswa bertanya mengenai
materi menentukan rumus
suku ke-n suatu barisan
aritmatika dan suku ke-n
suatu barisan aritmatika
yang belum dipahami atau
guru memberikan
beberapa pertanyaan
kepada siswa berkaitan
dengan materi tersebut
47

3. KEGIATAN PENUTUP 15
Guru : menit
 Evaluasi/review pembelajaran
 Memberikan kuis
 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi barisan
aritmatika
 Menggagendakan materi yang harus dipelajari pada
pertemuan berikutnya diluar jam sekolah atau di rumah
 Melakukan penutupan pembelajaran, dengan memanjatkan
syukur kepada Tuhan YME dan berdo’a untuk mengakhiri
pembelajaran

G. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


Penilaian Sikap Spiritual : Teknik Observasi dengan bentuk instrumen lembar
observasi yang memuat aspek berdo’a sebelum dan
setelah selesai pembelajaran
Penilaian Sikap social : Teknik Observasi dengan bentuk instrumen lembar
observasi yang memuat aspek percaya diri, disiplin,
kerjasama, kreatif dan tanggung jawab
Penilaian Pengetahuan : Teknik Tes Tertulis dengan bentuk instrumen soal
sebanyak 4 soal
Penilaian Keterampilan : Teknik unjuk kerja dengan bentuk instrumen lembar
penilaian kemampuan bertanya dan menjawab,
kemampuan dalam kreatifitas dan kerapihan catatan.

Bandung Barat, 15 September 2020


Mengetahui
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

H. Juhaendi, S.Pd., M.Pd. Fani Yulianti


NIP. 196111101981111001
48

LAMPIRAN PENILAIAN
BARISAN ARITMATIKA
A. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Penilaian : Uraian
c. Kisi – Kisi Penilaian :
Kompetensi Inti : 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (factual,
konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Kompetensi Dasar: 3. 1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan
dan barisan konfigurasi objek

Bentuk
No Materi Indikator Soal No Soal
Soal
Barisan Menentukan rumus suku ke-n
1. Uraian 1
Aritmatika suatu barisan aritmatika
Barisan Menentukan suku ke-n suatu
2. Uraian 2
Aritmatika barisan aritmatika

d. Instrumen
LATIHAN SOAL

1. Diketahui barisan aritmatika U1, U2, U3, U4, U5, U6, ..., ...
Jika a adalah suku pertama dan b adalah beda pada setiap suku-nya , maka
tentukanlah rumus mencari suku ke-n suatu barisan aritmatika tersebut !
2. Diketahui suatu barisan aritmatika berikut ini :
1, 3, 5, 7, 9, 11, ...., .... , tentukanlah suku ke-8 barisan tersebut !

e. Pedoman Penskoran
No
Kunci Jawaban Skor
Soal
1. Diketahui : 60

Barisan aritmatika U1, U2, U3, U4, U5, U6, ..., ...
49

No
Kunci Jawaban Skor
Soal
Suku pertama : U1 = a

Beda setiap suku = b

Ditanyakan :

Rumus suku ke-n suatu barisan aritmatika

Jawaban :

U1 =a

U2 = U1 + b =a+b

U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b

U4 = U3 + b = (a + 2 b) + b = a + 3b

U5 = U4 + b = (a + 3b ) + b = a + 4b

U6 = U5 + b = (a + 4b ) + b = a + 5b

Un = Un-1 + b = (a +( n – 2 ) b ) + b = a + nb – 2

b + b = a + nb – b = a + (n-1) b

Jadi rumus mencari suku ke-n suatu barisan aritmatika

adalah Un = a + (n-1) b

2. Diketahui : 40
Barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, 9, 11, ...., .... ,
U1 = a = 1
b = U2 –U3 = 3 – 1 = 2
Ditanyakan :
U8 ?
Jawaban :
Un = a + (n-1) b
50

No
Kunci Jawaban Skor
Soal
U8 = 1 + (8-1) 2
U8 = 1 + (7) 2
U8 = 1 + 14
U8 = 15
Jadi suku ke-8 adalah 15
Perhitungan nilai akhir (NA) menggunakan rumus :

B. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penilaian : Proyek.
b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Proyek.
c. Kisi-kisi
Teknik
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1 Menyelesaikan Menerapkan aturan Menggunakan Proyek
masalah yang barisan aritmatika strategi yang
berkaitan dengan dalam sesuai dan
pola pada barisan menyelesaikan beragam
bilangan dan berbagai
barisan konfigurasi permasalahan
objek nyata

Teknik
No Jenis Keterampilan
Penilaian
1 Melakukan pengamatan terhadap benda/kejadian/ sesuatu di Proyek
sekitarmu yang memuat barisan aritmatika, kemudian
membuat laporan sesuai dengan hasil pengamatan yang telah
di lakukan

d. Instrumen:

INSTRUMEN PENILAIAN KETRAMPILAN


Petunjuk:
1. Lakukan pengamatan terhadap benda/kejadian/ sesuatu di sekitarmu yang
memuat barisan aritmatika
51

2. Siapkan lembaran atau format untuk mencatat hasil pengamatanmu. Terhadap


setiap benda/kejadian/sesuatu yang kalian amati, kumpulkan data tentang: (1)
contoh barisan aritmatika dalam kehidupan nyata (2) suku ke-n barisan
aritmatika dalam kehidupan nyata
3. Buatlah laporan secara tertulis tentang kegiatan yang dilakukan sejak
perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang diperoleh.
4. Laporan mencakup komponen: (a) tujuan kegiatan (b) persiapan (c)
pelaksanaan, (d) hasil yang diper-oleh, (e) kesan dan pesan terhadap tugas.
5. Laporan memuat Penyajian data yang diperoleh,

e. Rubrik Penilaian
Skor Kriteria
• Menunjukkan keakuratan yang tinggi dalam pengamatan
kejadian/benda;
4 • Kejelasan atau keterangan jawaban sangat lengkap;
• Penggunaan strategi benar dan tepat;
• Kerapian penyajian sangat baik.
• Menunjukkan keakuratan yang tinggi dalam pengamatan
kejadian/benda;
3 • Kejelasan atau keterangan jawaban cukup lengkap;
• Penggunaan strategi benar dan tepat;
• Kerapian penyajian cukup baik.
• Menunjukkan keakuratan yang sedang dalam pengamatan
kejadian/benda;
2 • Kejelasan atau keterangan jawaban kurang lengkap;
• Penggunaan strategi kurang tepat;
• Kerapian penyajian cukup baik.
• Menunjukkan keakuratan yang kurang dalam pengamatan
kejadian/benda;
1 • Kejelasan atau keterangan jawaban kurang lengkap;
• Penggunaan strategi tidak benar dan kurang tepat;
• Kerapian penyajian kurang baik.
0 Tidak melakukan tugas proyek

TABEL PENILAIAN PROJEK MATEMATIKA

No Nama Peserta Kriteria Jumlah Skor


=
Didik

Keakuratan
Pengukuran

Kejelasan atau
keterangan
jawaban lengkap
Penggunaan
strategi benar dan
Perhitungan nilai akhir (NA) menggunakan rumus :

tepat

Kerapian
52
53

LAMPIRAN LKS SIKLUS I

Sekolah : SMP Negeri 1 Cililin

Tanggal : 1 Oktober 2020 LEMBARLAMPIRAN


KERJA LKS
SISWA
Kelas : VIII-G

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan 4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bilangan dan barisan konfigurasi objek pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.1.1 Menentukan suku ke n barisan aritmatika 4.1.1 Menerapkan aturan barisan aritmatika
dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan nyata.

Kelompok ...
Anggota :
Tujuan Pembelajaran :
1. 1. Siswa dapat menentukan rumus suku ke-n dari
suatu barisan aritmatika
2. 2. Siswa dapat menentukan suku ke-n dari suatu barisan
aritmatika
3.

4.

MATERI BARISAN ARITMATIKA


Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih yang tetap antara dua suku barisan yang berurutan.

Perhatikan barisan bilangan 6, 10, 14, 18, 22, ...

Barisan bilangan di atas memiliki aturan atau pola tertentu dalam pembentukannya, di mana suku-suku pada barisan tersebut (kecuali
suku pertama), dapat diperoleh dari suku sebelumnya dengan cara berikut:

 Suku pertama (U1)= a = 6


 Suku ke-2 (U2)= 10
 Suku ke-3 (U3) = 14
 Suku ke-4 (U4) = 18
 Suku ke-5 (U5) = 22
54

Permasalahan
1. Diketahui barisan aritmatika U1, U2, U3, U4, U5, U6, ..., ...
Jika a adalah suku pertama dan b adalah beda pada setiap suku-nya , maka
tentukanlah rumus mencari suku ke-n suatu barisan aritmatika tersebut !
2. Diketahui suatu barisan aritmatika berikut ini :
1, 3, 5, 7, 9, 11, ...., .... , tentukanlah suku ke-8 barisan tersebut !

Kegiatan 1

Tuliskan informasi yang terdapat pada Permasalahan 1 di atas?

Jawaban :

 Diketahui
a. U1 = U1 d. ............
b. ............ e. U5 = U5
c. ............ f. .............

Bedanya adalah ....

 Ditanyakan
.......................................................................................................................

Kegiatan 2

Periksalah beda antarsuku pada permasalahan 1 di atas !

Jawaban :

U1= a , maka beda tiap sukunya adalah berikut ini

a. U2-U1 = (a+b) - a = b , sehingga bedanya adalah b


b. ........ = ............ - ............ = b , sehingga bedanya adalah .....
c. U4-U3 = ............... - ............ = ..... , sehingga bedanya adalah .....
d. ......... = ............... - ............ = ...... , sehingga bedanya adalah b
e. ......... = .............. - ........... = ...... , sehingga bedanya adalah .....
55

Kegiatan 3

Menentukan rumus suku ke-n suatu barisan aritmatika pada permasalahan 1 !

Jawaban :
U1 =a

U2 = U1 + b =a+b

U3 = U2 + ..... = (a + b) + b = a + 2 .....

U.... = U3 + ..... = (a + ... b) + .... = ..... + 3 ....

U.... = U....+ .....= (.... + ....) + .... = a + 4b

U6 = U....+ .....= (.... + ....) + .... = .... + .......

Un = U..... + b = (a +(... - ...) b ) + b = a + nb – 2 .....+ .... = .... + nb - ..... = ..... + (n-1).....

Kegiatan 4

Untuk menyelesaikan permasalahan 2 dalam menentukan suku ke-8 barisan

aritmatika, coba kalian gunakan rumus mencari suku ke-n suatu barisan aritmatika

yang telah di temukan pada kegiatan 3 !

Jawaban :
Rumus mencari suku ke-n suatu barisan aritmatika
Un = ..... + (n-1).....

Dari permasalahan 2 diketahui bahwa :

U1 = a = ...... , dan b = ......

Maka U8 di dapat sebagai berikut :

U8 = a + (.... - ....) b = ....... + ..... b = ..........


56

Kegiatan 5

Dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, buatlah kesimpulan cara menentukan
suku ke-n suatu barisan aritmatika !

Jawaban :
57

LAMPIRAN LKS SIKLUS II

Sekolah : SMP Negeri 1 Cililin

Tanggal : 10 Oktober 2020


LEMBAR KERJA SISWA
Kelas : VIII-G

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan


3.2 Membuat generalisasi dari pola pada barisan 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
bilangan dan barisan konfigurasi objek pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek
IPK Pengetahuan IPK Keterampilan
3.2.1 Menentukan suku ke n barisan aritmatika 4.2.1 Menerapkan aturan barisan aritmatika
dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan nyata.

Kelompok ...
Anggota : Tujuan Pembelajaran :
3. Siswa dapat menentukan suku ke-n dari suatu barisan
1. aritmatika

4. Siswa dapat menentukan rumus suku ke-n dari


2. suatu barisan aritmatika

3.

MATERI BARISAN

Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang mempunyai beda atau selisih yang tetap antara

dua suku barisan yang berurutan

Perhatikan barisan bilangan 6, 9, 12, 15, 18, ...

Barisan bilangan di atas memiliki aturan atau pola tertentu dalam pembentukannya, di mana

suku-suku pada barisan tersebut (kecuali suku pertama), dapat diperoleh dari suku sebelumnya

dengan cara berikut:


58

Skema di atas menunjukkan bahwa aturan pembentukan barisan bilangan tersebut adalah
“ditambah 3”. Dengan demikian, suku-suku berikutnya pada barisan tersebut adalah 18+3
= 21, 21+3 = 24, 24+3 = 27 , dan seterusnya. Pada barisan bilangan, tiap-tiap bilangan yang
terdapat pada barisan ini disebut suku dan dapat dinyatakan dengan Un (unsur suku ke- n),
misalnya U1 adalah suku ke-1, U2 adalah suku ke-2, U10 adalah suku ke-10, dan seterusnya.
Dengan demikian, pada barisan bilangan 6, 9, 12, 15, 18, ... , suku-sukunya dapat
dinyatakan sebagai berikut.
 Suku ke-1 = 6, ditulis U1 = 6
 Suku ke-2 = 9, ditulis U9 = 9
 Suku ke-3 = 12, ditulis U3 = 12 , dan seterusnya.
Selanjutnya, mari kita periksa beda atau selisih antarsuku yang berurutan pada barisan
bilangan 6, 9, 12, 15, 18, ... !
U1 = 6, U2 = 9, U3 = 12, U4 = 15, dan U5= 18
U2 - U1 = 9-6 = 3
U3 – U2 = 12-9 = 3
U4 – U3 = 15-12 = 3
U5 – U4 = 18-15 = 3
Sehingga bisa disimpulkan barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang mempunyai
beda yang selalu sama (tetap) atau (Un – Un-1 ) selalu sama.
Rumus suku ke-n pada barisan aritmatika dengan suku pertama = U1 dan beda = b adalah:

𝑈𝑛 = 𝑈 (𝑛 )𝑥𝑏
59

Permasalahan

3. Diketahui suatu barisan aritmatika berikut ini :


2, 6, 10, 14, 18, 22,...
Tentukanlah rumus mencari suku ke-n nya !

Kegiatan 1

Tuliskan informasi yang terdapat pada Permasalahan 1 di atas?

Jawaban :

Kegiatan 2

2. Tentukan suku pertama (U1) dan beda antarsuku yang ada pada barisan aritmatika
permasalahan 1 di atas !
60

Kegiatan 3

Menentukan rumus suku ke-n suatu barisan aritmatika pada permasalahan 1 !

Jawaban :

Kegiatan 4

Carilah suku ke-10 dari barisan aritmatika yang ada pada permasalahan 1 menggunakan
rumus yang telah didapat pada kegiatan 3!

Jawaban :
61

Kegiatan 5

Dari kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, buatlah kesimpulan rumus mencari suku
ke-n dari barisan aritmatika yang ada pada permasalahan 1!

Jawaban :
62

LAMPIRAN ANGKET

Angket mengenai Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa

No Pernyataan Respons

SS S TS STS
1. Saya mampu menyatakan ulang konsep barisan
aritmatika dalam menentukan rumus suku ke-n yang
telah disampaikan oleh guru
2. Saya merasa sulit dalam menyatakan ulang konsep
barisan aritmatika dalam menentukan rumus suku ke-
n
3. Saya merasa tertantang ketika diminta guru
menyatakan ulang konsep barisan aritmatika dalam
menentukan rumus suku ke-n
4. Saya selalu semangat ketika harus
mengumpulkan informasi-informasi sesuai
dengan sifat-sifat dalam menentukan rumus suku
ke-n barisan aritmatika
5. Saya merasa malas saat harus mengumpulkan
informasi-informasi sesuai dengan sifat-sifat
dalam menentukan rumus ke-n barisan
aritmatika
6. Saya dapat dengan mudah memberikan contoh
barisan aritmatika dalam menentukan rumus suku ke-
n
7. Saya merasa ragu ketika menuliskan contoh barisan
aritmatika dalam menentukan rumus suku ke-n
8. Saya dapat menggunakan rumus mencari suku ke-n
63

suatu aritmatika dalam menyelesaikan soal barisan


aritmatika yang beragam
9. Saya merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal
barisan aritmatika yang beragam menggunakan
rumus suku ke-n suatu aritmatika
10. Saya merasa senang dapat mengembangkan rumus
mencari suku ke-n suatu barisan aritmatika dalam
menyelesaikan persoalan barisan aritmatika dengan
menggunakan syarat tertentu
11. Saya kesulitan mengembangkan rumus mencari suku
ke-n suatu barisan aritmatika dalam menyelesaikan
persoalan barisan aritmatika dengan menggunakan
syarat tertentu
12. Saya berusaha menggunakan aturan atau
prosedur yang sudah ditentukan untuk
menentukan rumus suku ke-n barisan aritmatika
dan menentukan jumlah suku ke-n barisan
aritmatika
13. Saya merasa kesulitan jika harus menentukan
rumus suku ke-n barisan aritmatika mengikuti
prosedur yang sudah ditentukan
14. konsep rumus mencari suku ke-n suatu barisan
aritmatika yang saya temukan langsung saya
aplikasikan dalam menentukan suku ke-n
barisan aritmatika
15. Saya kesulitan mengaplikasikan konsep rumus
mencari suku ke-n suatu barisan aritmatika saat
menentukan suku ke-n barisan aritmatika
64

LAMPIRAN NILAI SIKLUS I DAN II


65

LAMPIRAN DOKUMENTASI
66
67

LAMPIRAN HASIL ANGKET SIKLUS 1

LAMPIRAN ANGKET SIKLUS 2

Anda mungkin juga menyukai