Anda di halaman 1dari 4

Confounding and Validity

Dr. Lika Apriani

 Confounding factor : perancu


 Validity : keakuratan yg sesuai dengan realita
 Objektif dari epidemiology
o Untuk mengidentifikasi etiologi dari suatu penyakit dan faktor resiko yang relevan
o Untuk menentukan sejauh mana penyakit yang ada di komunitas dan menentukan
bebannya terhadap komunitas tsb
o Untuk mempelajari natural history dan prognosis
o Untuk evaluasi tindakan2 pencegahan & pengobatan yang sudah ada dengan
penemuan2 yang baru
 Tujuan (Goal) dari epidemiology
o Penelitian yang ditemukan dapat menggambarkan sesuatu yang terjadi di kehidupan
nyata
 Study validity
o Internal validity : validitas dari sampel penelitian harus menggambarkan sesuatu
yang benar terjadi
o External validity (generalizability) : validitas generalisasi hasil penelitian pada grup
responden lainnya, dengan situasi berbeda atau dengan populasi lainnya

 Dari study plan ke actual study, saat implementasinya bisa terjadi banyak faktor yang dapat
menyebabkan error pada internal dan external validity
o Untuk penelitian observasional (hanya memantau, tidak ada intervensi)
 External validitynya lebih baik
 Internal validitynya lebih rendah
o Untuk penelitian intervensi (dengan implementasi) :
 External validity lebih rendah : harus mencari subjek2 pada masyarakat yang
populasinya sangat bervariasi, sehingga untuk generalisasinya akan lebih
sulit
 Internal validity lebih baik
 Internal validity
o Harus bebas dari systematic error / bias
o Memahami dan mengontrol confounding factor
 Bias : kesalahan sistematis pada saat design, pelaksanaan atau analisis dari suatu studi
sehingga menyebabkan kesalahan pada estimasi dari efek exposure
o Bias seleksi : saat menentukan subjek penelitian & faktor-faktor partisipasi
 Cth : dari 215 target, hanya didapatkan 104 data

 Terjadi pada saat rekrutmen dari partisipan (ireversibel) sehingga harus
dirancang dari sebelumnya

o Bias informasi : saat mengumpulkan informasi


 Bias on abstracting records : seperti menentukan orang yang diare, diare
berapa lama, diare seperti apa, dll
 Bias on interview: memberikan pertanyaan secara berbeda untuk beda grup
 Bias from surrogate interview : interview kerabat yang mungkin tidak akurat
 Recall bias : mengingat Kembali informasi berdasarkan memori yang
mungkin belum tentu akurat
 Reporting bias : subjek sungkan untuk melakukan interview karena stigma
mengenai topik, sensitivitas topik, dll
 Bias terjadi karena studi design yg kurang baik
o Bias tidak dapat diperbaiki ketika studi sudah selesai
o Usaha untuk mencegahnya harus mengenali faktor2 bias dan memperkecil resiko
terjaid bias
 Confounding : Diketahui sebagai resiko atau penyebab suatu penyakit, tapi berhubungan
dengan variable yang diteliti (berasosiasi tapi bukan penyebab dari variable penelitian)

 Sehingga saat melakukan studi mengenai A dengan penyebab B, maka jangan hanya
mempelajari B, harus mempelajari juga faktor-faktor Xnya karena dapat menghasilkan
perubahan dalam studi
 Confounding factor sangat penting dipertimbangkan pada studi observasional
o Dapat dihindari
 Metode mengkontrol confounding pada saat tahap perencanaan :
o Randomisasi : pada penelitian intervensi
o Matching :
 Menyesuaikan kasus dan control untuk populasi dengan karakteristik
tertentu (biasanya umur, gender)
o Restriction :
 Tidak mengikutsertakan populasi dengan karakteristik tertentu
o Stratifikasi :
 Stratifikasi data penelitian untuk mencari kesamaan pola dari stratifikasi
yang berbeda (berdasarkan tingkat populasi : desa, kota, provinsi, dl) -> jika
ditemukan pola yang sama pada stratifikasi berarti variable tersebut bukan
merupakan confounding factor
 Untuk mengetahui variable mana yang harus distratifikasi, sehingga dari
awal variabel2 tersebut harud diidentifikasi
o Pada tahap analisis juga dapat mengkontrol faktor confounding : dengan cara
multivariate analyses -> memasukan semua faktor perancu yang sering ditemukan ->
diteliti -> dianalisis faktor mana yang betul merupakan confounding factor
 Confounding :
o Dianggap problem untuk dapat mencari solusi dan menjadi petunjuk untuk
screening populasi
o Bukan merupakan error melainkan fenomena yang bisa teridentifikasi dalam studi
dan harus dipahami & dijelaskan ; tapi jika terjadi kesalahan dalam olah data
confounding factor bisa menjadi bias dalam interprestasi studi
 Referensi textbook:
o Hulley
o Gordis
o Penny

Anda mungkin juga menyukai