Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

PENANGGULANGAN BENCANA
PADA KESEHATAN REPRODUKSI
(POTENSI BENCANA DI DAERAH PASAMAN BARAT)

Disusun Oleh
Nama : Syahria Nartika
NIM : 194110311
Kelas : 3A

Dosen Pembimbing
Lisa Rahmawati, M. Keb.

D III KEBIDANAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TA. 2021/2022
DAERAH : KABUPATEN PASAMAN BARAT

Potensi Bencana Alam yang dapat terjadi, yaitu :

1. Gempa
2. Tanah Longsor
3. Banjir

KABUPATEN PASAMAN BARAT

Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Sumatra Barat, Indonesia.
Daerah ini dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun
2003 tanggal 18 Desember 2003, dengan ibu kota kabupaten di Simpang Ampek.

Potensi terbesar Pasaman Barat terletak pada sektor perkebunan kelapa sawit, jeruk,
salak, karet, kopi dan cocoa. Daerah-daerah penting di Pasaman Barat antara lain Simpang
Ampek, Sasak, Kinali, Talu, Air Bangis, Silaping, Ujung Gading, Muara Kiawai, Sungai Aur,
Parit, Paraman Ampalu, Sikabau, Pulau Panjang, Cubadak, Simpang Tonang, Simpang Tiga
Andilan, Desa Baru, Sigantang dan lain-lain. Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu
dari 3 (tiga) Kabupaten Pemekaran di Provinsi Sumatra Barat, berdasarkan Undang-undang
Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan dan
Pasaman Barat. Kabupaten Pasaman Barat dengan luas wilayah 3.864,02 km², jumlah penduduk
365.129 jiwa dengan administrasi pemerintahan yang meliputi 11 (sebelas) kecamatan.

Secara geografis Kabupaten Pasaman Barat terletak di antara 00° 33’ Lintang Utara
sampai 00° 11’ Lintang Selatan dan 99° 10’ sampai 100° 04’ Bujur Timur. Topografi Sunting
Secara umum topografi daerah Kabupaten Pasaman Barat adalah datar dan sedikit
bergelombang, sedangkan daerah bukit dan bergunung hanya terdapat di Kecamatan Talamau
dan Gunung Tuleh.

Ketinggian daerah bervariasi dari 0 sampai 913 meter di atas permukaan laut. Wilayah datar
dengan kemiringan 0-3%, datar bergelombang dengan kemiringan 3-8%, berombak dan
bergelombang dengan kemiringan lereng 8%-15% serta wilayah bukit bergunung dengan
kemiringan lereng di atas 15%.
Batas Wilayah Sunting Kabupaten Pasaman Barat memiliki wilayah administrasi dengan
perbatasan sebagai berikut:

 Utara Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatra Utara


 Timur Kabupaten Pasaman
 Selatan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Agam Provinsi Sumatra Barat
 Barat Samudera Indonesia.

1. Gempa Bumi
Usaha mencegah terhadap bencana gempa bumi merupakan hal yang sangat sulit, dapat
dilakukan adalah melakukan mitigasi bencana untuk meminimalkan korban. Berikut contoh
upaya mitigasi bencana gempa
a. Di Rumah
Amankan diri anda dan keluarga dari bahaya tertimpa benda. Lindungi kepala anda
dengan bantal atau berlindunglah di bawah meja, jangan panik, matikan kompor, dan
cepat keluar rumah
b. Di Luar Rumah
Hindari objek berbahaya. Akibat gempabumi, dinding tembok yang hancur bisa
membentur kepala anda. Untuk itu segera hindari daerah sekitar gedung.
c. Di Gunung
Hindari bahaya tanah longsor.
d. Evakuasi dan pertolongan pertama
Lakukan evakuasi dan segera beri pertolongan pertama, pada orang yang terluka di dekat
anda
e. Ikut Petunjuk
Jangan mengikuti kabar burung, ikuti petunjuk di radio atau dari institusi penanggulangan
bencana
f. Evakuasi
Berjalan kaki ke tempat penampungan, dengan membawa barang sesedikit mungkin
(yang penting saja)
 Dampak gempa bumi
a. Kerusakan Bangunan
Gempa berkekuatan tinggi bisa menyebabkan runtuhnya bangunan secara total.
Puing-puing dari bangunan yang runtuh merupakan bahaya utama dalam gempa
karena efek turunnya benda-benda berat dan besar bisa mematikan bagi manusia.
Gempa berkekuatan tinggi mengakibatkan pecahan cermin dan jendela, yang juga
membawa bahaya bagi manusia.
b. Kerusakan Infrastruktur
Gempa bumi bisa menyebabkan saluran listrik tumbang. Ini berbahaya karena kabel
hidup yang terbuka bisa menyetrum manusia atau menyalakan api. Gempa besar
dapat menyebabkan pecahnya jalan, jalur gas, dan jaringan pipa air. Saluran gas yang
rusak bisa menyebabkan gas lepas yang dapat mengakibatkan ledakan dan
kebakaran, yang mungkin sulit ditangani.
c. Tanah Longsor dan batuan beku
Saat gempa terjadi, bebatuan besar dan bagian tanah yang terdapat di atas dapat
tergelincir, akibatnya, longsor terjadi dengan cepat turun ke lembah. Tanah longsor
dan batuan beku bisa menyebabkan kerusakan dan kematian bagi masyarakat yang
tinggal di daerah peggunungan.
d. Gempa Bumi Bisa Mengakibatkan Banjir
Gempa berkekuatan tinggi bisa memicu retakan di dinding bendungan yang
kemudian menyebabkan runtuhnya bendungan. Air yang terbendung akan mengirim
dan mengamuk ke daerah-daerah terdekat yang menyebabkan banjir besar-besaran.
e. Gempa Bumi Bisa Memicu Tsunami
Tsunami adalah rangkaian tremor laut yang panjang yang dipicu oleh gempa bumi
atau letusan gunung berapi di bawah laut. Tsunami dapat menghapus seluruh wilayah
pesisir. Contoh dari gempa dan tsunami adalah yang terjadi pada tanggal 11 Maret
2011 yang melanda pantai Jepang yang menyebabkan lebih dari 18.000 orang tewas.
Contoh lainnya adalah peristiwa Tsunami Aceh yang terjadi pada tahun 2004.
f. Pencairan Tanah (Likufikasi)
Pencairan tanah merupakan fenomena dimana tanah menjadi lembek dan kehilangan
kekuatannya. Bila sedimen yang terdiri dari kadar air tinggi mengalami getaran
konstan, tekanan air yang tertahan di pori sedimen perlahan meningkat. Pada
akhirnya, sedimen kehilangan hampir semua kekuatan kohesif dan mulai berakting
seperti cairan. Bangunan yang dibangun di atas tanah liat ini tergelincir atau
tenggelam ke dalam tanah. Gempa bumi bertanggung jawab atas sebagian besar
peristiwia pencairan tanah yang terjadi di seluruh dunia.

2. Tanah Longsor

 Pada prinsipnya bencana tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air,
beban serta berat jenis tanah batuan.
 Cara mengurangi Tanah Longsor
upaya dan strategi penanggulangan tanah longsor antara lain adalah dengan:
a. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah dibawah lereng yang rawan terjadi
tanah longsor.
b. Mengurangi tingkat keterjangan lereng dengan pengolahan lahan terasering di kawasan
lereng

c. Menjaga drainese lereng yang baik untuk menghindarkan air mengalir dari dalam lereng
keluar lereng

d. Pembuatan bangunan penahan supaya tidak terjadi pergerakan tanah penyebab longsor

e. Penanaman pohon yang mempunyai perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tidak
terlalu rapat diantaranya di seling-selingi tanaman pendek yang bisa menjaga drainase
air.

f. Relokasi daerah rawan longsor, meskipun butuh dana besar ini adalah upaya penting
yang harus dilakukan pemerintah ketika ancaman bencana bisa merenggut nyawa dan
kerugian yang besar.
g. Warning system atau teknologi peringatan bencana longsor dengan menciptkan alat-alat
pendeteksi pergerakan tanah yang berisiko akan longsor di daerah-dareh longsor.
Peringatan sebelum longsor bisa dilakukan kepada warga untuk melakukan tindakan
mitigasi bencana.
Upaya penanggulangan tanah longsor seperti halnya banjir, harus terintegrasi antara
tindakan masyarakat yang bermukim di area rawan longsor dengan pemerintah setempat.
 Dampak dan AkibatTanah Longsor
Beberapa dampak yang akan ditimbulkan oleh tanah longsor antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Menimbulkan banyak korban jiwa
Hampir semua bencana alam dapat menimbulkan banyak korban jiwa, tidak
terkecuali bencana alam berupa tanah longsor ini. Alasan mengapa tanah longsor ini
seringkali menimbulkan korban jiwa karena pada umumnya atau bisasanya tanah
longsir ini terjadi ketika hujan yang turun sangat deras. Ketika hujan turun dengan
derasnya pastilah orang- orang akan berkumpul di dalam rumah untuk dapat
menghindari turunya hujan.
Tanah longsor ini juga merupakan bencana alam yang turunnya selalu dengan
cara yang tiba- tiba. Karena datanganya yang tiba- tiba inilah masyarakat yang ada di
dalam rumah akan kesulitan dan tidak sempat untuk menyelamatkan diri. Orang- orang
akan tertimpa reruntuhan rumah atau bahkan akan tertimbun oleh tanah atau bebatuan
yang berada di sekitarnya.
2. Terjadinya kerusakan infrastuktur
Akibat tanah longsor akan kita dapatkan kerusakan berbagai infrastuktur
bangunan di sekitar lokasi bencana alam. Pada umumnya infrastuktur yang paling
banyak terjadi kerusakan adalah pemukiman atau rumah- rumah penduduk.
Hal itu kemungkinan karena jumlah rumah atau pemukiman penduduk yang
paling banyak. Namun  perlu kita ketahui bersama bahwasannya selain rumah atau
pemukiman warga, juga masih banyak infrastuktur lainnya yang kemungkinan rusak
seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan dan juga tempat untuk melakukan aktivitas
ibadah. Kerusakan infrastuktur yang ditimbulkan karena bencana tanah longsor ini bisa
dikatakan sangat besar dan hal ini tentu saja akan mempunyai nilai materi yang sangat
besar.  Sehingga dapat kita menilai bersama bahwasannya tanah longsor ini merupakan
bencana alam yang sangat merugikan, baim secara metari maupun non materi.
3. Sumber mata pencaharian masyarakat
Pada umumnya bencana tanah longsor ini akan terjadi di daerah pegunungan
dimana banyak masyarakat yang berkerja sebagai petani baik mengolah tanah sawah
maupun ladang mapun juga peternakan. Ketika bencana tanah longsor ini menyerang
maka sebagain dari tanah yang diolah sebagai sumber mata pencaharian akan rusak. Hal
ini tentu saja akan menyebabkan lahan menjadi rusak dan sumber mata pencaharian
masyarakat yang ada di sekitarnya semakin menurun dan rusak. Akibatnya, banyak
masyarakat yang akan kehilangan mata pencahariannya.
4. Memburuknya sanitasi lingkungan
Tanah longsor juga akan menimbulkan kerusakan pada sanitasi lingkungan.
Akibatnya sanitasi lingkungan menjadi buruk. Ketika tanah longsor menyerang maka
saluran air bersih juga akan terputus. Padahal kita semua telah mengetahui bahwa air
merupakan elemen yang sangat menunjang kehidupan manusia. Hal ini akan secara
otomatis membuat sanitasi lingkungan menjadi sangat buruk.
5. Timbulnya berbagai macam bibit penyakit
Dampak yang ditimbulkan selanjutnya adalah merebaknya bibit
penyakit.Meskipun bukan dampak secara langsung namun tanah longsor dapat merusak
pemukiman warga. Hal ini akan membuat warga harus mengungsi. Di tempat
pengungsian inilah seringkali timbul berbagai macam jenis penyakit.
 Mitigasi Tanah Longsor
1. Tindakan sebelum terjadi tanah longsor
a. Waspada terhadap curah hujan yang tinggi.
b. Persiapkan dukungan logistik.
c. Simak informasi dari radio/media elektronik yang lain mengenai informasi hujan
dan kemungkinan tanah longsor.
d. Apabila pihak berwenang menginstruksikan untuk evakuasi, segera lakukan hal
tersebut.
e. Tindakan saat terjadi tanah longsor
f. Apabila di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera keluar cari tempat
lapang dan tanpa penghalang.
g. Apabila di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi lebih atau tanah yang
mengalami longsor.
2. Tindakan sesudah terjadi tanah longsor
a. Jangan segera kembali ke rumah, perhatikan apakah longsor susulan masih akan
terjadi.
b. Apabila diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan
peralatan yang menjamin keselamatan.
c. Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah.
d. Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban,
pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.
Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dan pegunungan terutama
daerah di Kecamatan Talamau dan Gunugn Tuleh perlu mengantisipasi bencana tanah
longsor terutama saat musim hujan. curah hujan yang tinggi akan memicu terjadinya
longsor sewaktu waktu. Ketika hujan lebat mengguyur dan terdengar suara gemuruh yang
tidak biasa, maka harus segera mencari tempat aman. sebab kondisi tersebut akan
terjadinya tanah longsor karena sudah ada pergerakan tanah. Dan itu merupakan tanda
tebing akan longsor. Minta bantuan kepada instansi terkait untuk melakukan evakuasi dan
juga pemindahan penduduk ke tempat yang lebih aman. Jangan panik dan tetap siaga.
Apapun bencana yang dihadapi kewaspadaan dan kesiapsiagaan akan banyak menolong.

3. Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak
dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya
air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.Dalam
cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus
hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus
hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi  dominan
ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah.
 Cara mengurangi Banjir
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:
1. Membuang lubang-lubang serapan air.
2. Memperbanyak ruang terbuka hijau.
3. Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat
sampah raksasa.
 Dampak dan Akibat Banjir
a. Primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan,
mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.
b. Sekunder
 Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
 Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
 Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh
kegagalan panen. Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada
endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
  Pepohonan - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
 Transportasi - Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada
orang-orang yang membutuhkan.
c. Dampak tersier/jangka panjang
 Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat
banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan;  biaya
pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga,
dll.
 Mitigasi Tanah Banjir
a) Mitigasi struktural, berupa pembuatan infrastruktur sebagai pendorong minimalisasi
dampak dan penggunaan pendekatan teknologi. Contoh mitigasi secara struktural
yaitu.
- Membersihkan Saluran Drainase
pencegahan bencana banjir yang pertama bisa dilakukan dengan membersihkan
saluran air, seperti bendungan, sungai dan juga selokan. Upaya ini bisa menjadi
upaya yang sangat efektif dalam pencegahan banjir, karena penyebab banjir
kebanyakan dikarenakan sampah yang menumpuk di sungai sehingga
mengganggu aliran air.

- Membangun Tanggul
Pembangunan tanggul di pinggiran sungai bertujuan untuk menjaga aliran air agar
tetap pada sungai dan menahan air pada saat debit air tinggi agar tidak meluap  ke
pemukiman warga.
- Reboisasi
Reboisasi merupakan penanaman kembali hutan atau lahan tandus, yaitu dengan
menanam pohon, tujuan dalam penanaman pohon ini sangat efektif bagi
kelangsungan hidup yaitu meningkatkan sumber daya alam, menghindarkan
lingkungan hidup dari polusi udara dan juga dapata mencegah terjadinya banjir.
- Mengosongkan lahan di dekat aliran sungai
Dengan banyaknya pemukiman yang dibangun di dataran sepanjang sungai dapat
mengganggu aliran air sungai, aliran sungai menjadi tidak stabil karena
pembangunan pemukiman warga sangat dekat dengan sungai bahkan sampai ada
yang membangun rumah diatas sungai.
b) Mitigasi non struktural, berupa pengelolaan tata ruang dan pelatihan guna
meningkatkan kapasitas masyarakat. Gejala yang diamati adalah peningkatan
kapasitas masyarakat, melalui pengetahuan dan sikap, perencanaan kedaruratan dan
mobilisasi sumberdaya. Contoh mitigasi non-struktural yaitu.
- Memperbaiki Sarana dan Prasarana
Dilakukannya perbaikan sarana dan prasarana saluran drainase dapat mencegah
terjadinya banjir, karena apabila sarana dan prasarana rusak seperti bendungan,
sungai, dan saluran maka air tidak mengalir dengan baik.
- Melakukan Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan kepada warga, dalam penyuluhan bisa memberikan materi
tentang bahaya banjir dan dampak setelah banjir. Dan juga penyuluhan tentang
larangan membuang sampah di sungai karena dengan membuang sampah
sembarangan akan berdampak pada meluapnya air sungai ke permukaan sehingga
terjadi banjir.
- Membentuk Kelompok Kerja
Pembentukan kelompok kerja menjadi salah satu cara yang efektif. Hal
inidikarenakan dengan membentuk kelompok kerja upaya-upaya pencegahan
bencana lebih efektif dalam pelaksanaannya karena dilakukan secara berkelompok
dan bisa dilakukan secara kontineu.

Anda mungkin juga menyukai