Anda di halaman 1dari 53

 

 LAPORAN PENDAHULUAN

Praktik Klinik Keperawatan Gerontik

Oleh :
Annida Filjannati
NIM : P0 5120318004

Dosen Pembimbing :
Pauzan Efendi.SST.M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PROVINSI BENGKULU

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI SARJANA TERAPAN TINGKAT III

TAHUN AJARAN 2020


Konsep Dasar Keperawatan Gerontik

a. Pengertian Lanjut Usia


            Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk, 2008). Sedangkan
menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R.
Siti Maryam, dkk, 2008: 32)

b. Batasan Lanjut Usia


            Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.

Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai berikut:


a. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).

c. Tipe Lanjut Usia


Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam
buku R. Siti Maryam, dkk, 2008).
Tipe tersebut dapat dibagi sebagai berikut:
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam
mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi
pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan
banyak menuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,
pasif, dan acuh tak acuh. Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe
konstruktif, tipe dependen (ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe
militant dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat kegagalan dalam
melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).

Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan


kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para
lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu lansia mandiri sepenuhnya,
lansia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan
secara tidak langsung, lansia dengan bantuan badan sosial, lansia di panti werda,
lansia yang dirawat di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.

d. Proses Penuaan
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang
maksimal. Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-
sel yang ada di dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami
penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). Seiring dengan
proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang
biasa disebut sebagai penyakit degeneratif.

e.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan


R. Siti Maryam, dkk, 2008 menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi penuaan
adalah sebagai berikut :
1. Hereditas (Keturunan/Genetik)
2. Nutrisi (Asupan Makanan)
3. Status Kesehatan
4. Pengalaman Hidup
5. Lingkungan
6. Stress

f. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia


Banyak kemampuan berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung
rambut sampai ujung kaki mengalami perubahan dengan makin bertambahnya umur.
Menurut Nugroho (2000) perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut :
1. Perubahan Biologis
a. Sel
Jumlah sel menjadi menurun atau lebih sedikit, ukuran sel lebih besar,
berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak; otot;
ginjal; darah dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme
perbaikan sel. Otak menjadi atrofi (beratnya berkurang 5-10%), lekukan otak
akan menjadi lebih dangkal dan melebar.
b. Perubahan Sistem Persyarafan
Struktur dan fungsi system saraf berubah dengan bertambahnya usia.
Berkurangnya massa otak progresif akibat berkurangnya sel syaraf yang tidak
bisa diganti. Terjadi penurunan sintesis dan neuro transmitter utama. Impuls
saraf dihantarkan lebih lambat, sehingga lansia memerlukan waktu yang lebih
lama untukmerespons dan bereaksi.
Respon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun,
berat otak menurun 10-20%, mengecilnya syaraf panca indra sehingga
mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran,
mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitif terhadap suhu,
ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitif terhadap sentuhan.
c. Perubahan Penglihatan
Karena sel-sel baru terbentuk di permukaan luar lensa mata, maka sel
tengah yang tus akan menumpuk dan menjadi kuning, kaku, padat dan
berkabut. Jadi, bagian luar lensa yang masih elastic untuk berubah bentuk
(akomodasi) dan berfokus pada jarak jauh dan dekat.
Lansia memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan gelap dan terang dan memerlukan sinar yang lebih terang
untuk melihat benda yang sangat dekat. Meskipun kondisi visual patologis
bukan merupakan bagian penuaan normal, namun terjadi peninekatan
penyakit mata pada lansia.
d. Perubahan Pendengaran
Kehilangan kemampuan untuk mendengar nada berfrekuensi tinggi
terjadi pada usia pertengahan. Ini disebabkan karena perubahan telinga dalam
yang irreversible. Lansia sering tidak mampu mengikuti percakapan karena
nada konsonan frekuensi tinggi (huruf f, s, th, ch, sh, b, t, p) semuanya
terdengar sama. Ketidakmampuan berkomunikasi, membuat mereka terasa
terisolasi dari menarik diri dari pergaulan social. Bila dicurigai ada gangguan
pendengaran, maka harus dilakukan kajian telinga dan pendengaran.
Hilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara
atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi
pada usia diatas umur 65 tahun, membran timpani menjadi atrofi
menyebabkan otosklerosis.
e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian pada semua
kelompok umur termasuk lansia. Angka kematian akibat penyakit
kardiovaskuler juga meningkat dengan meningkatnya usia. Perubahan
structural yang normal dari penuaan yang terjadi pada jantung dan system
vascular mengakibatkan kemampuannya untuk berfungsi secara efisien
menurun.
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, kehilangan sensitivitas
dan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg dan tekanan darah
meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistole
normal ±170 mmHg, diastole normal ± 95 mmHg.
Hipertensi sistolik pernah dipercaya sebagai bagian dari proses
penuaan normal. Hipertensi, merupakan masalah yang banyak ditemui pada
populasi lansia. Hipertensi merupakan faktor resiko yang menonjol bagi
semua kelompok usia terhadap penyakit kardiovaskuler dan stroke.
f. Perubahan Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh
Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
thermostat yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
beberapa faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemukan antara lain:
temperatur tubuh menurun (hipotermi) yang secara fisiologis keadaan ini
akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan reflek menggigil dan tidak
dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas
otot. Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat pula
menggigil, pucat, dan gelisah.
g. Perubahan Sistem Respirasi
Perubahan sistem respirasi yang berhubungan dengan usia yang
mempengaruhi kapasitas dan fungsi paru meliputi yang berikut : peningkatan
diameter anterioposterior dada, kolaps osteoporotic vertebra yang
mengakibatkan kifosis (peningkatan kurvatura konveks tulang belakang),
kalsifikasi kartilago kosta dan penurunan mobilitas alveoli. Peningkatan
rigiditas atau hilangnya recoil elastisitas paru mengakibatkan peningkatan
volume residual paru dan penurunan kapasitas vital.
Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
nafas turun. Kemampuan batuk menurun (menurunnya aktivitas silia), O2
arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 arteri tidak berganti.
h. Sistem Gastrointestinal
Fungsi traktus gastrointestinal biasanya tetap adekuat sepanjang hidup.
Namun demikian beberapa orang lansia mengalami ketidaknyamanan akibat
motilitas yang melambat. Peristaltic di esophagus kurang efisien pada lansia.
Selain itu, sfingter gastroesofagus gagal berelaksasi dan keluhan utama
biasanya berpusat bpada perasaan penuh, nyeri ulu hati, dan gangguan
pencernaan.
Banyak gigi yang tanggal, sensitivitas indra pengecap menurun,
pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul konstipasi, fungsi
absorbsi menurun.
Peningkatan kesehatan untuk sistem gastrointestinal pada lansia dapat
dipandu untuk meningkatkan fungsi gastrointestinalnya untuk mengikuti
praktik peningkatan kesehatan seperti; menggosok gigi setiap hari, perawatan
gigi yang teratur, menghindari aktivitas berat setelah makan, makan makanan
tinggi serat, diet rendah lemak, minum banyak air, menjaga kebiasaan
defekasi secara teratur, dan menghindari laksatif dan antasida.
i. Sistem Genitourinaria
Otot-otot pada vesika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun
sampai 200 mg, frekuensi BAK meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi
vulva, selaput lendir mongering, elastisitas jaringan menurun dan disertai
penurunan frekuensi seksual intercrouse berefek pada seks sekunder.
Peningkatan kesehatan sistem genitourinaria dilakukan dengan
mengonsumsi cairan yang mencukupi sangat penting untuk mencegah infeksi
kandung kemih dan memelihara keseimbangan caira.
Masalah kontinensia urin dan sering berkemih dapat dikurangi bila individu
lansia mengikuti petunjuk berikut :
a. Selalu dekat dengan fasilitas kamar mandi
b. Berkemih secara teratur
c. Melatih otot dasar panggul
j. Sistem Endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH),
penurunan sekresi hormon kelamin misalnya: estrogen, progesterone, dan
testoteron.
k. Sistem Kulit
Kulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses
keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas akibat
penurunan cairan dan vaskularisasi, kuku jari menjadi keras dan rapuh,
kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan pada bentuk sel
epidermis.
2. Sistem Muskuloskeletal
Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi sebelum usia 40
tahun. Kehilangan densitas tulang yang massif akan mengai]kibatkan osteoporosis.
Kondisi ini kebanyakan terjadi pada wanita pasca menopausedan berhubungan
dengan inaktivitas, masukan kalsium yang tidak adekuat, dan kehilangan estrogen.
Perubahan tersebut mengakibatkan penurunan mobilitas, keseimbangan dan fungsi
organ internal berkurangnya ukuran otot dan kehilangan kekuatan, fleksibilitas, dan
ketahanannya sebagai akibat penurunan aktivitas pada lnsia yang ditandai dengan
nyeri punggung.  
Tulang kehilangan cairan dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan
tulang, persendian membesar dan kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis,
atropi serabut otot sehingga gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.
Peningkatan kesehatan tulang pada lansia dengan osteoporosis. Osteoporosis
merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita lansia. Demineralisasi yang
terjadi pada osteoporosis dipercepat dengan hilangnya estrogen, inaktivitas, dan diet
rendah kalsium tinggi fosfat. Perawat dapat menganjurkan:
a. Masukan tinggi kalsium
b. Diet rendah fosfor
c. Olahraga
3.   Perubahan Sistem Reproduksi
Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi wanita antara lain vagina
mengalami kontraktur dan mengecil, ovari menciut, uterus mengalami atrofi, atrofi
payudara, atrofi vulva, selaput lendir vagina menurun.
Sedangkan perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi pria antara lain ada
penurunan secara berangsur-angsur meskipun testis masih dapat memproduksi
spermatzoa, dan sebanyak ±75% pria usia di atas usia 65 tahun mengalami
pembesaran prostat.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang memiliki gambaran khusus, yaitu artritis
akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia
pertengahan, sedangkann pada wanita biasanya mendekati masa manopause. (Kapita selekta
kedokteran edisi ketiga jilid pertama, 2001; 542).
Gout arthritis, atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu
penyakit inflamasi yang menyerang persendian. Arthritis Pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi
yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat
dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena
penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau
sekunder.
1. Gout primer merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau
akibat penurunan ekresi asam urat.
2. Gout sekunder Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi
asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
B. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.Hyperuricemia pada penyakit
ini disebabakan oleh :
a. Pembentukan asam urat yang berlebih
b. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
c. Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit
lain, seperti leukimia.
d. Kurang asam urat melalui ginjal.
e. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui.
f. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis
kronis atau gagal ginjal kronis.
C. Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah
diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut
berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg / dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para-
artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif
akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Kemasan dengan IgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.

2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)


Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon
leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya
membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan
hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan
membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan
sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
D. Manifestasi Klinis
 Nyeri yang tiba-tiba dan parah pada sendi, biasanya di tengah malam atau dini hari.
 Nyeri di sendi. Rasa nyeri bisa terasa hangat pada saat disentuh dan terlihat merah atau
ungu.
 Kekakuan pada sendi menyebabkan terbatasnya pergerakan.
 Sendi yang paling sering terkena adalah sendi jempol kaki, pergelangan kaki, lutut,
siku, pergelangan tangan, dan jari-jari tangan.
Jika artritis gout tidak diobati dalam jangka waktu yang lama, kristal dapat membentuk
gumpalan di bawah kulit di sekitar sendi. Mereka disebut tophi. Mereka tidak sakit, tetapi dapat
memengaruhi cara penampilan sendi. Jika kristal menumpuk di saluran kemih, mereka dapat
membentuk batu ginjal.
Ada beberapa tahapan artritis gout dan perbedaan gejala pada tiap tahapan :
 Hiperurisemia asimtomatik adalah periode sebelum serangan asam urat pertama. Tidak
ada gejala, tetapi kadar asam urat darah tinggi dan kristal mulai terbentuk di sendi.
 Artritis gout akut atau serangan asam urat terjadi ketika sesuatu (seperti makan dan
minum) menyebabkan kadar asam urat untuk melonjak dan menyebabkan
berdesakannya kristal yang telah terbentuk di sendi yang memicu serangan. Peradangan
dan rasa sakit yang ditimbulkan biasanya menyerang pada malam hari dan berlangsung
selama delapan sampai 12 jam berikutnya.
 Artritis gout interval adalah waktu antara serangan. Meskipun tidak ada rasa sakit, tetapi
asam urat tidak hilang. Peradangan walau dalam tingkat rendah, tetapi dapat merusak
sendi. Ketika seseorang mengidap artritis gout interval, maka merubah gaya hidup dan
menjalani pengobatan yang sesuai bisa dilakukan untuk mengelola gout.
 Artritis gout kronis berkembang pada orang dengan gout yang kadar asam uratnya tetap
tinggi selama beberapa tahun. Serangan menjadi lebih sering dan rasa sakit mungkin
tidak hilang seperti dulu. Kerusakan sendi dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan
hilangnya mobilitas. Dengan manajemen dan perawatan yang tepat, tahap ini dapat
dicegah.

E. Komplikasi
 Batu Ginjal
 Penyakit Ginjal
 Deformitas Sendi
 Tophi atau Tofus
 Penyakit Jantung
 Parkinson
 Katarak

F. Pemeriksaan Penunjang
 Kadar asam urat serum: hiperurisemia jika >6,8 mg/dl
 Pemeriksaan urin tampung selama 24 jam pada pasien yang sebelumnya telah
dipuasakan: hiperurisemia jika kadar asam urat >600 mg/hari
 Pemeriksaan rontgen digunakan untuk mengevaluasi sendi pada pasien yang dicurigai
mengalami arthritis
 USG ginjal diindikasikan untuk pasien yang diduga mengalami batu asam urat pada
saluran kemih
 Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
 Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau toffee menunjukan kristal urat
monosodium yang membuat diagnosis.
 Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan non medik .
- Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
- Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

 Penatalaksanaan medik .
1. Fase akut
Obat yang digunakan:
a. Colchicine (0,6 mg)
b. Indometasin (50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)
c. Fenilbutazon
2. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.
a. Golongan urikosurik
b. Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam
serum.
c. Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari
d. Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
e. Inhibitor xantin (alopurinol)

H. Pencegahan
a. Menghindari Makanan memiliki zat Purin Tinggi.

b. Perbanyak Minum Air Putih.

c. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol

d. Konsumsi Buah yang memiliki Antioksidan Tinggi. 

e. Menghindari obesitas

f. Rutin berolahraga

BAB II

KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ASAM URAT

A. Pengkajian
Pengumpulan data klien, baik subjektif maupun objektif melalui anamnesis
riwayat kesehatan dahulu, sekarang, riwayat penyakit keuarga, pola makan, aktivitas,
pemeriksaan fisik melalui tekhnik inspeksi, auskultasi dan palpasi
(Stanley,Mickey.2007)
a. Biodata :
Pada pengkajian biodata perawat biasanya mengkaji identitas klien seperti
nama,tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, agama, status perkawinan ,
pendidikan , pekerjaan , dan nomor telepon.
b. Riwayat Kesehatan :
 Riwayat penyakit sekarang :
Dalam pengkajian riwayat penyakit sekarang pada pasien asam urat ,
biasanya ditemukan data seperti , merasa nyeri dan ngilu pada bagian lutut
dan kaki , nyeri yang dirasakan pasien biasanya timbul pada saat pasien
beraktivitas seperti berjalan , terdapat edema atau pembengkakan pada
bagian kaki , terdapat warna kulit yang kemerahan , dan sensasi panas atau
hangat pada bagian persendian.
 Riwayat penyakit dahulu :
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab yang
mendukung terjadinya gout (misalnya penyakit gagal ginjal kronis,
leukemia, hiperparatiroidisme) .
 Riwayat penyakit keluarga :
Dalam pengkajian riwayat penyakit keluarga dikaji adanya keluarga
dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang sama dengan klien
karena klien gout dipengaruhi oleh faktor genetic.
c. Pemeriksaan Fisik :
Pada bagian pengkajian pemeriksaan fisik , dapat ditemukan gangguan pada
bagian ekstermitas seperti warna kulit kaki terlihat kemerahan , adanya
pembengkakan pada bagian kaki dan sendi , terdapat nyeri pada saat dilakukan
pengkajian , paada bagian sendi terasa panas atau hangat , terdapat benjolan kecil di
bagian tumit.
d. Perubahan Pola Fungsi
 Persepsi Tehadap Kesehatan
Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan, adakah
kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol,dan apakah pasien mempunyai
riwayat alergi terhadap obat, makanan atau yang lainnya.

 Pola Aktivitas dan Latihan :


Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas atau
perawatan diri, dengan skor : 0 = mandiri, 1 = dibantu sebagian, 2 = perlu
bantuan orang lain, 3= perlu bantuan orang lain dan alat, 4 = tergantung/
tidak mampu. Skor dapat dinilai melalui : Aktifitas 0 1 2 3
 Pola nutrisi :

Dalam pengkajian pola nutrisi perawat mengkaji atau menyanyakan


apakah ada diet khusus yang dijalani pasien , kaji nafsu makan pasien ,
apakah pasien mengalami mual muntah , tanyakan apakah ada penurunan
berat badan pada pasien .

 Pola eliminasi :

Dalam pengkajian pola eliminasi perawat mengkaji kebiasaan BAK


dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau kesulitan. Untuk BAK kaji
warna, bau dan frekuensi sedangkan untuk BAB kaji bentuk, warna, bau dan
frekuensi.

 Pola Istirahat Tidur


Dalam pengkajian pola istirahat dan tidur perawat menanyakan
berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti
insomnia , gelisah atau masalah lain , apakah ada hal yang membuat sulit
tidur seperti depresi dan lainnya. Apakah saat tertidur sering terbangun atau
tidak.
 Personal Hygine
Dalam pengkajian personal hygine perawat menanyakan apakah
ada berbagai kesulitan melaksanakan aktivitas pribadi atau ketergantungan .
 Neurosensori
Dalam Pengkajian Neurosensori perawat menanyakan apakah pasien
mengalami kebas / kesemutan tangan dan kaki, hilang sensasi jari tangan,
pembengkakan pada sendi.

B. Diagnosa Keperawatan
 Gangguan Mobilitas Fisik b.d Kekakuan Sendi
 Nyeri Kronis b.d Penekanan Saraf
C. Rencana / Intervensi Keperawatan

N INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL


O TUJUAN/KRITERIA RENCANA
DIAGNOSA HASIL (Standar Luaran TINDAKAN
KEPERAWATAN Keperawatan (Standar Intervensi
Indonesia/SLKI) Keperawatan
Indonesia/SIKI)
1. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan intervensi SIKI : Dukungan
Fisik b.d Kekakuan keperawatan selama ... x ... Mobilisasi
Sendi jam, diharapkan pasien : Aktivitas
Data Mayor SLKI : Mobilitas Fisik Keperawatan : 1. Untuk mengetahui
Data Subjektif :  Dipertahankan di apakah pasien
1. Mengeluh sulit level.... 1. Identifikasi mengeluh nyeri atau
berjalan dan  Ditingkatkan di adanya nyeri gangguan fisik lainnya
beraktivitas level .... atau keluhan 2. Melakukan gerakan
Data Objektif : fisik lainnya fisik untuk mengetahui
1. Lemah 1 = menurun 2. Identifikasi apakah ada hambatan
2. Sulit bergerak 2 = Cukup menurun toleransi fisik saat pergerakan
3 = sedang melakukan 3. Melihat perbedaan
Data Minor 4 = Cukup pergerakan kondisi umum pasien
Data Subjektif : meningkat 3. Monitor sebelum dan sesudah
1. Nyeri saat 5 = meningkat kondisi umum melakukan mobilisasi
bergerak selama 4. Untuk membantu
2. Merasa cemas Dengan kriteria hasil : melakukan pasien dalam
saat bergerak 1. Nyeri mobilisasi melakukan pergerakan
1/2/3/4/5 4. Fasilitasi 5. Pasien mengetahui
Data objektif : 2. Kecemasan melakukan maksud dan tujuan
1. Gerakan 1/2/3/4/5 pergerakan , tindakan yang sedang
Terbatas 3. Kaku Sendi jika perlu dilakukan
2. Fisik Lemah 1/2/3/4/5 5. Jelaskan 6. Melatih otot dan agar
4. Gerakan tidak tujuan dan tidak terjadi kekauan
terkoordinasi prosedur pada otot atau sendi
1/2/3/4/5 mobilisasi 7. Untuk meregangkan
5. Gerakan terbatas 6. Anjurkan otot , melatih otot dan
1/2//3/4/5 melakukan menghindari kekauan
6. Kelemahan fisik mobilisasi dini pada sendi dan otot
1/2/3/4/5 7. Ajarkan
mobilisasi
sederhana
yang harus
dilakukan
(mis. Duduk di
tempat tidur ,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi)

N INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL


O TUJUAN/KRITERIA RENCANA
DIAGNOSA HASIL (Standar Luaran TINDAKAN
KEPERAWATAN Keperawatan (Standar Intervensi
Indonesia/SLKI) Keperawatan
Indonesia/SIKI)
1. Nyeri Kronis b.d Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen
Penekanan Saraf keperawatan selama ... x ... Nyeri
Data Mayor jam, diharapkan pasien : Aktivitas
Data Subjektif : SLKI : Tingkat Nyeri Keperawatan :
1. Mengel  Dipertahankan di
uh Nyeri level.... 1. Identifikasi 1. Mengetahui
2. Merasa  Ditingkatkan di lokasi , lokasi terjadinya
Depresi level .... karakteristik nyeri , seberapa
(Tertekan) , durasi , nyeri yang
Data Objektif : 1 = menurun frekuensi , dialami pasien ,
1. Tampak 2 = Cukup menurun kualitas , dan berapa lama
Meringis 3 = sedang intensitas nyeri dirasakan
2. Gelisah 4 = Cukup nyeri 2. Mengetahui
Data Minor meningkat 2. Identifikasi skala nyeri yang
5 = meningkat skala nyeri dialami pasien
Data Subjektif : Dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi 3. Menghindari
- 1. Keluhan Nyeri faktor yang fakto – faktor
Data objektif : 1/2/3/4/5 memperberat yang dapat
1. Pasien tampak 2. Meringis dan menyebabkan
selalu 1/2/3/4/5 meringankan nyeri bertambah
memperbaiki 3. Gelisah nyeri dan berkurang
posisi untuk 1/2/3/4/5 4. Kontrol 4. Dapat
menghindari 4. Kesulitan tidur lingkungan menghindari
nyeri 1/2/3/4/5 yang lingkungan yang
5. Menarik diri memperberat dapat
1/2//3/4/5 rasa nyeri mempengaruhi
6. Perasaan Tertekan (mis.suhu rasa nyeri
1/2/3/4/5 ruangan , 5. Istirahat yang
7. Berfokus pada diri pencahayaan , cukup dapat
sendiri kebisingan) mempengaruhi
1/2/3/4/5 5. Fasilitas rasa nyeri yang
istirahat tidur dialami pasien
6. Jelaskan 6. Pasien dapat
penyebab , menghindari
priode , dan pemicu dan
pemicu nyeri penyebab dari
7. Jelaskan nyeri
strategi 7. Dapat
meredakan melakukan
nyeri secara mandiri
pencegahan
nyeri apabila
pasien sedang
merasakan nyeri

LAMPIRAN
Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung
asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan
akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah ( hiperuricemia ), sehingga
mengakibatkan Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Pennimbunan ini menimbulkan
iritasi lokal dan menimbulkan responinflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil :
 Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal.
 Menurunnya eksresi asam urat.
 Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam
urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam – garam urat yang berakumulasi
atau menumuk di jaringan konectif diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya
Kristal memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak
hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang
telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan
gout akan berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan, sebagai berikut :
 Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila konsentrasi dalam
plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, janringan para –
artikuler misalnya bursa, tendon dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif
akan dibungkus ( coate ) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal.
 Respon leukosit polimorfonukuler ( PMN ). Pembentukan Kristal menghasilkan faktor
kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi
fagositosis Kristal oleh leukosit.

Pathway
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC, 2009.

Fakultas Kedokteran UI. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: Media


Aesculapius, 2001.
Diakses pada tanggal  12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
Diakses pada tanggal  12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
http://id.wikipedia.org/wiki/Artritis

Diakses pada tanggal  12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
http://id.wikipedia.org/wiki/Artritis_reumatoid Patofisiologi gout arthritis | rod-tobing weblog
™ 

Diakses pada tanggal  12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/patofisiologi-gout-arthritis/

Diakses pada tanggal  12 Juni 2103, jam 01.00 Wita, dengan alamat URL :
http://edhiejowo.blogspot.com/2012/02/anatomi-fisiologi-sendi.html

Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)


Buku Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Pengkajian Keperawatan

Hari/Tgl. : Senin / 16 – 11 – 2020 Inisial Klien: Ny.R


1. Riwayat Klien / Data Biografis
Nama : Roslaini
Tempat / Tanggal Lahir : Payakumbuh / 27 November 1944
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : STRATA-II
Alamat / No.Telp : Jl. Suka Jadi RT 07 RW 03
Suku : Suku Minang
Agama : Islam
Status : Janda
Orang yang Paling Dekat Di Hubungi : Anak pertama dan anak ke tiga

2. Riwayat Hidup
Pasangan Hidup Meninggal

Tahun Meninggal : 2009

Penyebab Kematian : Sakit Prostat

Anak – Anak Hidup

No Nama Anak Alamat


1. Rozalinda Bengkulu
2. Susilastri Bengkulu
3. Sespentori Pekanbaru

Meninggal

Tahun Meninggal : 11 – 09 – 1966

Penyebab Kematian : Sakit Demam Panas

3. Riwayat Pekerjaan
Status Pekerjaan Saat Ini : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan Sebelumnya : PNS
Sumber Pendapatan Saat Ini : Pensiunan

4. Riwayat Tempat Tinggal (Gambar denah rumah)

Dapur Kamar mandi WC

Kamar 3

Ruang Makan Pintu Samping

Ruang Keluarga Kamar 2 Kamar 4

Ruang Tamu

Kamar 1 Tempat
Usaha
TERAS

Tipe tempat tinggal : Permanen

Jumlah kamar : 4 ruang kamar

Jumlah orang yang tinggal di rumah : Ada 7 Orang

Derajat Privasi :

Jumlah Tingkat : Tidak Ada

Tetangga Terdekat : Ny.S (Besan)

5. Riwayat Aktivitas di Waktu Luang


Hobbi / Minat : Ny.R biasa menghabiskan waktu dengan mengaji dan menonton tv atau
menghabiskan waktu dengan cucu nya
Keanggotaan Organisasi : Ny.R aktiv dalam pengajian yang diadakan di lingkungannya
Liburan / Perjalanan : Ny.R biasanya berlibur ke rumah anak nya di Pekanbaru
6. Sistem Pelayanan Kesehatan yang Digunakan
Dokter / Perawat : Dokter
Rumah Sakit / Puskesmas : Puskesmas
Klinik : Klinik Dokter Y
Pelayanan Kesehatan di Rumah : Tidak Ada

7. Deskripsi Aktivitas Selama 24 Jam (Uraikan Bersama Jamnya)

Jam Aktivitas
02.00 WIB – 03.00 Sholat Tahajud
WIB Sholat Tasbih
03.00 WIB – 04.30 Tidur
WIB
04.30 WIB – 05.00 Sholat Subuh
WIB Mengaji
05.00 WIB – 07.00 Tidur
WIB
07.00 WIB – 07.20 Sholat Dhuha
WIB
07.20 WIB – 08.00 Beres – beres Kamar
WIB
08.00 WIB – 09.00 Berjemur
WIB
09.00 WIB – 09.30 Mandi Pagi
WIB
09.30 WIB – 11.00 Makan Pagi
WIB Ngaji
11.00 WIB – 12.00 Bermain dengan Cucuu
WIB Menonton TV
12.10 WIB – 14.00 Sholat
Makan Siang
Ngaji
Dzikir
14.00 WIB – 15.40 Tidur Siang
WIB
15.40 WIB – 16.00 Sholat
WIB Ngaji
Dzikir
16.00 WIB – 16.20 Mandi Sore
WIB
16.20 WIB – 18.00 Ngaji
WIB
18.00 WIB – 19.00 Sholat
WIB Makan Malam
19.00 WIB – 19.20 Sholat Isya
WIB Ngaji
19.20 WIB – 20.00 Bermain dengan Cucu
WIB
20.00 WIB – 21.00 Menonton TV
WIB Tidur

8. Riwayat Kesehatan
- Keluhan – keluhan Utama (Metode PQRST) :
P : Karena penyakit asam urat
Q : Seperti tertusuk duri
R : Bagian kaki dan sendi - sendi
S : Skala Nyeri 5
T : Ketika Berjalan
Pengetahuan mengenai kondisi kesehatan saat ini :
Ny.R paham tentang penyakit asam urat yang dideritanya , Ny.R dapat menyebutkan
penyebab – penyebab dari penyakit asam urat , Ny.R juga dapat mengatakan pantangan –
pantangan yang harus dihindari nya.
Pemahaman nya terhadap proses penuaan :
Ny.R mengatakan bahwa dia memaklumi atas penurunan fungsi organ tubuhnya mulai
menurun karena faktor usia
Status kesehatan umum sejak 6 bulan terakhir ;
Ny.R mengatakan bahwa penyakit yang di derita selama 6 bulan terakhir hanya penyakit
asam urat
Status kesehatan umum semenjak 5 tahun yang lalu :
Ny.R mengatakan bahwa penyakit yang di derita selama 5 tahun terakhir yaitu penyakit
asam urat dan Ny.R juga mengatakan bahwa dia pernah operasi tumor jinak
Penyakit masa kanank – kanak :Tidak Ada
Penyakit Serius Kronik : Tidak Ada
Trauma : Tidak Ada
Perawatan di RS (catat alasan masuk , tanggal , tempat , lama rawat)
Tidak ada
Riwayat Operasi :
Tahun : 1984
Tempat : Rumah Sakit Umum
Alasan Operasi : Terdapat tumor jinak pada bagian indung telur
Status Obstetris
G (Kehamilan ) : 4
P (Persalinan) : 4
A (Abortus) : 0

Obat-Obatan
Nama obat dan dosis :
Bagaimana / Kapan menggunakannya :
Dokter yang Menginstruksikan : Dr.Y
Tanggal Resep :

Masalah – Masalah Berkaitan dengan Konsumsi Obat


Defisit (Uraikan jika ada keterbatasan dalam konsumsi obat) :
Tidak ada keterbatasan dalam konsumsi obat
Efek samping yang tidak menyenangkan :
Tidak ada efek samping
Persepsi Keefektifan :
Pada saat setelah mengkonsumsi obat Ny.R mengatakan rasa nyeri nya sedikit berkurang
Kesulitan Memperoleh :
Tidak ada kesulitan memperoleh obat-obatan

Riwayat Alergi
Obat – obatan : Tidak ada alergi obat
Makanan : Tidak ada alergi makanan
Alergi Lain : Tidak ada alergi
Faktor Lingkungan : Tidak Ada

Nutrisi
Uraikan jenis makanan pagi , siang dan malam :

Waktu Jenis Makanan


Pagi Susu Entrasol
Siang Nasi & Lauk Pauk
Malam Nasi & Lauk Pauk
BB saat ini : 42 Kg
Riwayat Peningkatan / Penurunan BB
BB Sebelum : 72 Kg
BB Sekarang : 42 Kg
Frekuensi Makan : Ny.R mengatakan frekuensi makan nya tidak menentu , terkadang 2 x 1
hari , 3 x 1 hari bahkan tidak makan sama sekali
Masalah – masalah yang mempengaruhi masukan makanan (mis : pendapatan tidak
adekuat , kurang transportasi , masalah menelan / mengunyah , stress emosional :
Stress emosional : Nafsu makan berkurang
Kebiasaan sebelum , saat atau setelah makan :
Ny.R mengatakan bahwa setelah makan biasanya Ny.R menggosok gigi

9. Riwayat Keluarga (Gambar silsilah keluarga , minimal 3 generasi disertai keterangan)

X X X X X X X

X
Keterangan :

: Perempuan

: Laki – Laki

X : Meninggal

10. Tinjauan Sistem


Tanda – Tanda Vital :
P : 22x/m N : 88x/m T : 36,7 oC TD : 120/80 mmHg

Hemopoetik Ya
Perdarahan / Memar -
Pembengkakan Kelenjar Limfe -
Anemia -
Riwayat Tranfusi Darah -

Kepala Ya
Sakit Kepala -
Trauma Masa Lalu -
Pusing -
Gatal Kulit Kepala -

Leher Ya
Kekakuan -
Masa -
-
-

Mata Ya
Perubahan Penglihatan -
Kacamata / Lensa Kontak Kacamata
Nyeri -
Air mata berlebih -
Pruritus -
Bengkak sekitar mata -
Floaeter -
Diplopia -
Kabur -
Fotofobia -
Riwayat Infeksi -
Tanggal Pemeriksaan Mata Terakhir Tahun 2014
Dampak pada aktivitas sehari-hari Ny.R mengatakan apabila dia tidak
menggunakan kacamata penglihatannya
akan kabur dan tidak jelas

Telinga Ya
Perubahan Pendengaran -
Rabas -
Titanus -
Vertigo -
Sensivitas Pendengaran -
Alat – alat prostea -
Riwayat Infeksi -
Tanggal Pemeriksaan paling akhir -
Kebiasaan Perawatan Telingan -
Dampak pada aktivitas sehari - hari -

Mulut dan Tenggorokan Ya


Sakit Tenggorokan -
Lesi / Ulkus -
Perubahan Suara -
Kesulitan Menelan -
Perdarahan Gusi -
Karies / Sudah Tanggal Sudah Tanggal
Gigi Palsu
Riwayat Infeksi -
Tanggal Pemeriksaan Gigi Terakhir Tahun 1980
Frekuensi Menggosok Gigi 3x sehari
Masalah & kebiasaan menggosok gigi Ny.R mengatakan sering menggosok
gigi setelah makan

Hidung dan Sinus Ya


Rinorea -
Rabas -
Epistaksis -
Obstruksi -
Mendengkur -
Nyeri pada sinus --
Alergi -
Riwayat Infeksi -
Penampilan Kemampuan Olfkatori -

Payudara Ya
Benjolan / Massa -
Nyeri / Nyeri Tekan -
Bengkak -
Keluar cairan dari putting susu -
Perubahan pada putting susu -
Pola pemeriksaan payudara sendiri Ny.R mengatakan sering
memeriksa payudara
pada saat mandi
Tanggal dan hasil mamogram terakhir -

Kardiovaskuler Ya
Nyeri Dada -
Palpitasi -
Sesak Nafas -
Dispnea pada aktivitas -
Dispnea noktural paroksimal -
Murmur -
Edema -
Varises -
Kaki Timpang -
Parastesia -
Perubahan Warna Kaki Pada bagian kaki tertentu ada
yang berwarna sedikit kehitaman

Pernafasan Ya
Batuk -
Sesak Nafas -
Hemoptisis -
Sputum -
Mengi -
Asma / Alergi pernapasan -
Tanggal & hasil pemeriksaan dada -
terakhir

Gastrointestinal Ya
Disfagia -
Tidak dapat mencerna -
Nyeri ulu hati -
Mual Muntah -
Hematememsis -
Perubahan nafsu makan Ny.R mengatakan
kehilangan nafsu
makan
Intoleran makanan -
Ulkus -
Nyeri -
Ikterik -
Benjolan / massa -
Perubahan kebiasaan defekasi -
Diare -
Konstipasi -
Melena -
Hemoroid -
Perdarahan Rektum -
Pola defekasi biasanya 1x sehari

Sistem Endokrin Ya
Intoleran terhadap panas -
Intoleran terhadap dingin -
Goiter -
Pigmentasi kulit / tekstur -
Perubahan Rambut Rambut berwarna
putih
Polifagia -
Polidipsia -
Poliuria -

Perkemihan Ya
Disuria -
Menetas -
Ragu – ragu -
Hematuria -
Poliuria -
Oliguria -
Nokturia -
Inkontinensia -
Nyeri saat berkemih -
Batu -
Infeksi -

Genitoreproduksi Wanita Ya
Lesi -
Rabas -
Dispareunia -
Perdarahan pasca sanggama -
Nyeri Pelvic -
Sistokel/rektokel/prolaps -
Penyakit Kelamin -
Infeksi -
Masalah Aktivitas Seksual -
Riwayat menopause (usia , gejala Usia 75tahun , tidak
masalah pascamenopause) lagi menstruasi
Muskuloskeletal Ya
Nyeri Persendian √
Kekakuan √
Pembengkakan Sendi √
Deformitas -
Spasme -
Kram √
Kelemahan Otot -
Masalah Cara Berjalan √
Nyeri Punggung -
Protosea -
Kebiasaan latihan / olahraga -
Dampak pada aktivitas sehari - hari -

Sistem saraf Ya
Sakit Kepala -
Kejang -
Sinkope/Serangan Jantung -
Paralisis -
Paresis -
Masalah Koordinasi -
Tie/Tremor/Spasme -
Parastesia -
Cedera Kepala -
Masalah Memori -

Psikososial Ya
Cemas -
Depresi -
Insomnia -
Menangis -
Gugup -
Takut -
Masalah dalam Pengambilan -
Keputusan
Kesulitan Berkonsentrasi -
Mekanisme Koping -
Stres saat ini -
Persepsi Tentang Kematian Ny.R mengatakan percaya akan kematian ,
setiap manusia pasti akan mengalami yang
namanya kematian kita tidak harus
menghindarinya kita hanya harus menyiapi
bekal untuk akhirat.
Dampak pada aktivitas sehari – hari -
Tingkat kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari – hari :

Ny.R masih bisa melakukan aktivitas sehari – hari secara mandiri mulai dari mandi , sholat dan
aktivitas lainnya. Namun untuk makan Ny.R selalu diambilkan makanan nya oleh anak – anak
nya dikarenakan Ny.R selalu tidak nafsu makan jika makan jadi anak Ny.R selalu memaksa
Ny.R untuk makan .

Skala Depresi : -

Fungsi intelektual / memori :

Masalah – masalah kesehatan lain yang ditemukan : -

ANALISA DATA

Hari/ tanggal : Selasa 17 November 2020


Inisial klien : Ny.R

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: Penurunan masa otot Gangguan
 Klien mengakatan mobilitas fisik
ketika berjalan
merasa nyeri
 Klien mengatakan
kakinya bengkak
DO:
 Pasien tampak
kesulitan saat
berjalan
 Pasien selalu
berpegangan
dengan lingkungan
sekitar saat
berjalan
2. DS: Agen pencedera Nyeri Kronis
 Klien mengatakan fisiologis
nyeri pada kaki
saat beraktivitas
DO:
 Kaki klien tampak
bengkak
 Kaki klien
berwarna
kemerahan

DAFTAR DIAGNOSA

Hari/Tanggal : Selasa 17 November 2020

Inisial klien : Ny.R

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. 3 november 2020 Gangguan Mobilitas Fisik

2. 3 November 2020 Nyeri Kronis

INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/ Tanggal : Selasa 17 November 2020


Inisial klien : Ny.R

NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Setelah dilakukan SIKI : 1. Untuk mengetahui
intervensi keperawatan Dukungan Mobilisasi apakah pasien
selama ... x ... jam, Aktivitas Keperawatan : mengeluh nyeri atau
diharapkan pasien : 1. Identifikasi adanya gangguan fisik lainnya
SLKI : Mobilitas Fisik nyeri atau keluhan 2. Melakukan gerakan
 Dipertahankan di fisik lainnya fisik untuk mengetahui
level.... 2. Identifikasi toleransi apakah ada hambatan
 Ditingkatkan di fisik melakukan saat pergerakan
level .... pergerakan 3. Melihat perbedaan
1 = menurun 3. Monitor kondisi kondisi umum pasien
2 =Cukup umum selama sebelum dan sesudah
menurun melakukan mobilisasi melakukan mobilisasi
3 = sedang 4. Fasilitasi melakukan 4. Untuk membantu
4=Cukup pergerakan , jika pasien dalam
meningkat perlu melakukan pergerakan
5 = meningkat 5. Jelaskan tujuan dan 5. Pasien mengetahui
Dengan kriteria hasil : prosedur mobilisasi maksud dan tujuan
1. Nyeri 6. Anjurkan melakukan tindakan yang sedang
1/2/3/4/5 mobilisasi dini dilakukan
2. Kecemasan 7. Ajarkan mobilisasi 6. Melatih otot dan agar
1/2/3/4/5 sederhana yang harus tidak terjadi kekauan
3. Kaku Sendi dilakukan (mis. pada otot atau sendi
1/2/3/4/5 Duduk di tempat 7. Untuk meregangkan
4. Gerakan tidak tidur , pindah dari otot , melatih otot dan
terkoordinasi tempat tidur ke kursi) menghindari kekauan
1/2/3/4/5 pada sendi dan otot
5. Gerakan terbatas
1/2//3/4/5
6. Kelemahan fisik
1/2/3/4/5

2. Setelah dilakukan SIKI : Manajemen Nyeri 1. Mengetahui


intervensi keperawatan Aktivitas Keperawatan : lokasi terjadinya
selama ... x ... jam, 1. Identifikasi lokasi , nyeri , seberapa
diharapkan pasien : karakteristik , nyeri yang
SLKI : Tingkat Nyeri durasi , frekuensi , dialami pasien ,
 Dipertahankan di kualitas , intensitas dan berapa lama
level.... nyeri nyeri dirasakan
 Ditingkatkan di 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui
level .... nyeri skala nyeri yang
1 = menurun 3. Identifikasi faktor dialami pasien
2= Cukup yang memperberat 3. Menghindari
menurun dan meringankan fakto – faktor
3 = sedang nyeri yang dapat
4=Cukup 4. Kontrol lingkungan menyebabkan
meningkat yang memperberat nyeri bertambah
5 = meningkat rasa nyeri (mis.suhu dan berkurang
Dengan kriteria hasil : ruangan , 4. Dapat
1. Keluhan Nyeri pencahayaan , menghindari
1/2/3/4/5 kebisingan) lingkungan yang
2. Meringis 5. Fasilitas istirahat dapat
1/2/3/4/5 tidur mempengaruhi
3. Gelisah 6. Jelaskan penyebab , rasa nyeri
1/2/3/4/5 priode , dan pemicu 5. Istirahat yang
4. Kesulitan tidur nyeri cukup dapat
1/2/3/4/5 Jelaskan strategi mempengaruhi
5. Menarik diri meredakan nyeri rasa nyeri yang
1/2//3/4/5 dialami pasien
6. Perasaan Tertekan 6. Pasien dapat
1/2/3/4/5 menghindari
7. Berfokus pada diri pemicu dan
sendiri penyebab dari
1/2/3/4/5 nyeri
7. Dapat
melakukan
secara mandiri
pencegahan
nyeri apabila
pasien sedang
merasakan nyeri

IMPLEMENTASI

Hari/ tanggal : Rabu 18 November 2020


Inisial klien : Ny.R

No WAKTU IMPLEMENTASI
1. 10:00 1. Melakukan pengkajian penyebab
mobilitas fisik terganggu
2. Memeberikan edukasi tentang latihan
fisik

11:00 1. Melakukan pengkajian nyeri


2. Menjelasakan cara mengatasi nyeri
relaksasi otot progresif

Kamis 19 November 2020


1. 11:00 1. Berikan edukasi tentang latihan fisik
2. Mengajarkan klien latihan fisik sesuai
kebutuhan

12:00 1. Memberika video relaksasi otot


progresif
2. Mendemonstrasikan relaksasi otot
progresif
3. Ajarkan klien untuk melakukan tehnik
relaksasi otot progresif
4. Memantau keberhasilan relaksasi otot
progresif
Jumat 20 November 2020
10:00 Edukasi latihan fisik
10:15 Malakukan relaksasi otot progresif

EVALUASI

Hari/ tanggal : 18 – 20 November 2020


Inisial klien : Ny.R

NO WAKTU EVALUASI
1. Rabu, 18 November 2020 S: klien mengatakan nyeri berkurang
O:
 TD : 160/90 mmHg
 N : 80x/menit
 P : 22x/menit
 S : 36,5

A: masalah sedikit teratasi

P: lanjutkan intervensi

2. Kamis 19 november 2020 S: klien mengatakan sudah tidur sesuai


jadwal
O:
 TD : 140/90 mmHg
 N : 82x/menit
 P : 20x/menit
 S : 36,7

A: masalah sedikit teratasi

P: lanjutkan intervensi

3. Jumat 20 November 2020 S: klien mengatakan mengerti tentang


latihan fisik
O:
 TD : 160/90 mmHg
 N : 82x/menit
 P : 21x/menit
 S : 36,7
A: masalah dimengerti
P: lanjutkan intervensi

EVALUASI LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

No Aspek Penilaian Bobot Skor Nilai


(1-4)

1 Pengkajian
1. Menetapkan data dasar dengan lengkap 15
a. Mengumpulkan data dasar yang berorientasi
pada masalah
b. Data lengkap & sesuai dengan kebutuhan
c. Data sistematis & akurat
2. Analisa data
a. Mengorganisasikan Datayang sesuai
terhadap masalah keperawatan 5
b. Mengartikan hubungan antarfaktor yang
terkait terhadap sebuah masalah keperawatan

2 Diagnosa 20
a. Menetapkan diagnosa Terhadap
masalah keperawatan yang ditemukan secara
akurat
b. Menetapkan prioritas diagnosa yang
ditemukan
c. Merubah / memperbaiki diagnosa sesuai
data yang didapat

3 Perencanaan 20
1. Menyusun tujuan jangka panjang
2. Menyusun tujuan jangka pendek dengan
kriteria evaluasi (spesifik, dapat diukur, dapat
dicapai, relevan, ada batas waktu)
3. Tujuan diarahkan pada pencapaian
kemandirian usia lanjut
4. Mengidentifikasi intervensi Keperawatan
yang sesuai

4 Implementasi 20
a. Melibatkan klien, keluarga / petugas
dalam melaksanakan intervensi keperawatan
b. Menggunakan teknik yang tepat dalam
melaksakan intervensi keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan direct care
sesuai kebutuhan
d. Melakukan keterampilan komunikasi

yang efektif
e. Melakukan tindakan Keperawatan
yang mendukung kemandirian klien
f. Berperan sebagai koordinator kesehatan
g. Mencatat intervensi keperawtan dengan akurat
5 Evaluasi
a. Menyertakan klien, keluarga / petugas dalam 20
menyevaluasi asuhan
b. Mengevaluasi asuhan sesuai dengan kriteria
evaluasi
c. Memodifikasi intervensi Sesuai dengan
hasil evaluasi
d. Mencatat evaluasi dengan Sistem SOAP
(subjektif, objektif, analisa, planning) secara
sistematis akurat

Jumlah

Keterangan nilai :
1 = sebagian kecil penampilan didemonstrasikan
2 = beberapa penampilan ada, tetapi tidak adekuat
3 = sebagian besar penampilan adekuat
4 = semua ukuran penampilan didemonstrasikan dengan baik
FORMAT PENGKAJIAN MMSE

BENAR SALAH
NO ITEM PENILAIAN (1) (0)

1 ORIENTASI

1. Tahun berapa sekarang? √

2. Musim apa sekarang ? √

3. Tanggal berapa sekarang ? √

4. Hari apa sekarang ? √

5. Bulan apa sekarang ? √

6. Dinegara mana anda tinggal ? √

7. Di Provinsi mana anda tinggal ? √


8. Di kabupaten mana anda tinggal ? √

9. Di kecamatan mana anda tinggal ? √

10. Di desa mana anda tinggal ? √

2 REGISTRASI

Minta klien menyebutkan tiga obyek

11. Kursi √

12. Meja √

13. Bunga √

3 PERHATIAN DAN KALKULASI

Minta klien mengeja 5 kata dari


belakang, misal” BAPAK “

14. K √

15. A

16. P √

17. A √

18. B √

4 MENGINGAT

Minta klien untuk mengulang 3 obyek


Diatas

19. Meja √

20. Kursi √

21. Bunga √
Bahasa
5
Pemahaman

Tujukan dua benda minta klien menyebutkan
Jam tangan √
Pensil √

B pengualangan
Minta klien mengulangi 3 kalimat berikut
Tak ada jika, dan, atau, tetapi
C Perintah langkah
Ambil kertas √
Lipat dua √
Taruh lantai √
D tututi hal berikur
Tutup mata √
Tulis satu kalimat √
Salin gambar √
JUMLAH 29 1
PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF
( SPMSQ )
No Item Pertanyaan Benar Salah

1 Jam berapa sekarang ?


Jawab √

2 Tahun berapa sekarang ? √

Jawab
3 Kapan Bapak/Ibu lahir? √

Jawab

4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ? √

Jawab :
5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ? √

Jawab
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama √

Bapak/Ibu?
Jawab
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama √

Bapak/Ibu ?
Jawab
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ? √
Jawab :
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ? √

Jawab

10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ? √

Jawab
JUMLAH 10 0

Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual

APGAR KELUARGA
KADANG TIDAK
NO ITEMS PENILAIAN SELALU KADANG PERNAH
(2) (1) (0)

1 A : Adapasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga ( teman-teman ) saya √

untuk membantu pada waktu sesuatu


menyusahkan saya

2 P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (
teman- teman ) saya membicarakan
sesuatu dengan saya dan √

mengungkapkan masalah saya.


3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga ( teman-
teman ) saya menerima & mendukung
keinginan saya untuk melakukan √

aktifitas atau arah baru.

4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga (
teman- teman ) saya mengekspresikan
afek dan berespon terhadap emosi- √

emosi saya, seperti marah, sedih atau


mencintai.

5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman
saya dan saya menyediakan waktu
bersama- sama mengekspresikan afek √

dan berespon

JUMLAH 10

Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
GERIATRIC DEPRESSION SCALE ( SKALA DEPRESI )
NO PERTANYAAN YA TIDAK

1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda ? √

2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat/ √

kesenangan anda ?

3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? √

4 Apakah anda sering merasa bosan ? √

5 Apakah anda mempunya semangat yang baik setiap saat ? √

6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi √

pada anda ?

7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? √

8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya ? √

9 Apakah anda lebih sering di rumah daripada pergi keluar dan √

mengerjakan sesuatu yang baru ?

10 Apakah anda merasa mempunyai banyak maslah dengan daya √

ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?

11 Apakah anda pikir keadaan anda saat ini menyenangkan ? √

12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaananda saat √

ini ?

13 Apakah anda merasa penuh semangat ? √


14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? √

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaan √

daripada anda ?

*) Setiap jawaban yang sesuai mempunya skor “1” ( satu )


Skor 5-9 : Kemungkinan depresi

Skor 10 atau lebih : Depresi

PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL


( indeks kemandirian katz)

No Aktifitas Mandiri Tergatung


1. Mandi
Mandiri:
Bantuan hanya pada satu bagian
mandi ( seperti punggung atau
ekstremitas yang tidak mampu ) atau √
mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh, bantuan masuk dan
keluar dari bak mandi, serta tidak
mandi
Sendiri
2. Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian,
melepaskan pakaian, √
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju atau
sebagian
3. Ke kamar kceil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamr kecil

kemudian membersihkan genital
sendiri
Tetgantung menerima bantuan untuk
masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri:
Berpindah ked an dari tempat tidur

untuk duduk,bangkit dari kursi sendiri
Tergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari
tempat tidur atau kursi,tidak
melakukan satu,atau lebih
perpindahan.

5 Kontinen
5
Mandiri :
BAB dan BAK seluruhnya di kontrol √
Sendiri tergantung :
Inkontinensia parsial atau
totalpenggunaan kateter pispot,eneama
dan pembalut (pampers)
6 Makan
Mandiri:
Mengambil makan dari piring dan

menyuapinya
Bergantung
Bantuan dalam hal mengambil
makanan dari piring dan
menyuapinya,tidak makan sama
sekali,dan makan
Analisis Hasil :

Nilai A : kemandirian dalam makan,kontinen(BAB/BAK), berpindah,kekamar


kecil,mandi, dan berpakaian

Nilai B : kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut

Nilai C : kemandirian semua hal,kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

Nilai D : kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan

Nilai E : kemandirian dalam semua hal kecuali mandi berpakaian kekamar kecil dan
satu fungsi tambahan

Nilai f : kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan
satu fungsi tambahan

Nilai G : Ketergantungan semua fungsi tersebut

SKOR NORTON
(untuk menilai potensi dekubitus)

Inisial Nama penderita : ………………….


1. Skor Kondisi Fisik :
a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat buruk 1
2. Kesadaran :
a. Compos mentis 4
b. Apatis 3
c. Konfus/ soporus 2
d. Stupor /Koma 1
3. Aktifitas
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
4. Mobilitas
a. Bergerak bebas 4
b. Sedikit terbatas 3
c. Sangat terbatas 2
d. Tak Bisa bergerak 1
5. Inkontines
a. Tidak 4
b. Kadang – kadang 3
c. Sering inkontinensia urin 2

d. Sering inkontinensia urin dan alvi 1


Skor Total :

Kategori Skor 15–20 : Kecil sekali / tak terjadi


12–15 : Kemungkinan kecil terjadi
< 12 : Kemungkinan besar terjadi
SCREENING FAAL FUNGTIONAL REACH (FR)
TEST
1 Minta Pasien berdiri disisi tembok dengan tangan direntanjkan ke
depan

2 Beri tanda letak tangan 1

3 Minta pasien condong ke depan tanpa melangkah selama 1-2 menit,


dengan tangan direntankan ke depan

4 Beri tanda letak tangan ke 2 pada posisi condong

5 Ukur jarak antara tanda tangan 1 dan ke 2

Interpretasi

Usia lebih 70 tahun : kurang 6 inchi resiko roboh

THE TIMED UP AND GO (TUG) TEST


NO LANGKAH

1 Posisi pasien duduk di kursi

2 Minta pasien berdiri dari kursi berjalan 10 langkah ( 3 meter )


kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik

Interpretasi :
Score:

≤ 10 detik : low risk of falling


11 - 19 detik : low to moderate risk for falling
20 – 29 detik : moderate to high risk for falling
≥ 30 detik : impaired mobility and is at high risk of falling
ROM

NO ASPEK YANG DINILAI

A FASE ORIENTASI
1 Mengucapkan salam
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan tujuan
4 Menjelaskan prosedur

B FASE KERJA
1 Mengkaji kemampuan mentoleransi gerakan
2 Menentukan teknik gerakan ROM : Pasif /aktif
3 Melakukan gerakan bahu :
a. Fleksi & ekstensi
b. Abduksi & Adduksi
c. Rotasi internal & eksternal
4 Melakukan gerakan siku :
a. Fleksi & ekstensi
b. Pronasi & supinasi siku
5 Melakukan gerakan pergelangan tangan :
a. Fleksi & ekstensi
b. Fleksi ulnar & radial
6 Melakukan gerakan jari-jari :
a. Fleksi & ekstensi
b. Hiperekstensi
c. Abduksi & Adduksi
d. Oposisi

C FASE TERMINASI
1 Melakukan evaluasi
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut
3 Berpamitan
D PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1 Ketenangan
2 Melakukan komunikasi teraupetik
3 Menjaga keamanan pasien & perawat
FORMAT PENILAIAN KEGIATAN PENYULUHAN
( PENDIDIKAN KESEHATAN )
No Aspek Penilaian Bobot Nilai

1 Membuat laporan pendahuluan dengan formulasi yang 15


Baik

2 Kegiatan dipersiapkan dengan baik, sesuai dengan 5


kebutuhan klien/kelompok

3 Melakukan kontrak dengan baik (waktu, tujuan, hasil yang 10


diharapkan, tempat)

4 Berkontribusi dalam melaksanakan tugas dan peran 5


Kelompok
5 Berkomunikasi secara efektif dengan semua anggota 5
Kelompok

6 Berkomunikasi secara efektif dengan petugas kesehatan 5


(perawat, dokter, dsb)

7 Kemampuan komunikasi dengan klien (bahasa 10


mudah,sederhana, tidak terlalu cepat , jelas, memberi
contoh, mengandaikan istilah dengan pengandaian yang
mudah)

8 Terampil dalam mendemonstrasikan teknik-teknik yang 15


dapat diajarkan dengan klien / kelompok

9 Menggunakan media yang baik (sesuai & menarik) 10

10 Sikap yang sopan, menjaga privacy klien 5

11 Memberi kesempatan klien / kelompok mencoba 5


mengulang teknik yang diajarkan dan mampu
melibatkan klien untuk aktif

12 Melakukan evaluasi terhadap penyuluhan / intervensi 10


yang diberikan
Jumlah 100

Tanggal :

Pembimbing :

Anda mungkin juga menyukai