Anda di halaman 1dari 8

MODUL II

PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

Dodi Seftiawan (F1B016022)


Asisten : Erni Dwi Jayanti F1B014023
Tanggal Percobaan : 2 Desember 2017

ES2123 – Praktikum Pengukuran Besaran Listrik


LAB. LISTRIK DASAR - TEKNIK ELEKTRO – UNRAM

Abstrak
Sistem grounding adalah sistem yang menghubungkan sistem koneksi konduktif,
peralatan dan instalasi bodi dengan ground sehingga bisa menahan manusia dari
sengatan listrik, dan mengamankan komponen instalasi dari bahaya tegangan /
arus yang abnormal. Oleh karena itu, sistem pembumian menjadi bagian penting
dari sistem tenaga. Penelitian dilakukan untuk mengukur dan membandingkan nilai
grounding resistance pada area Fakultas Teknik Universitas. Jenis elektroda yang
digunakan dalam pengukuran elektroda adalah batang tunggal dari tanah, alat
ukur yang digunakan adalah analog Earth Resistance Tester 3235.

Kata kunci: Sistem Grounding, Komponen Grounding, Nilai Tahanan Yang Baik

1. PENDAHULUAN temperatur tanah yang dapat memengaruhi


Pentanahan adalah sistem pengamanan sistem tahanan pentanahan. Selain itu faktor
terhadap perangkat yang mempergunakan perubahan musim juga mempengaruhinya.
listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan
listrik, petir dan lain-lain. 2.2. Nilai Tahanan Yang Baik
Tujuan praktikum pada percobaan Badan NEC menyatakan bahwa
pengukuran tahanan pentanahan ini adalah untuk meyakinkan impedansi sistem ke
melakukan metode pengukuran tahanan tanah besarnya kurang dari 25 Ohm dan
tanah dan menganalisis fungsi dari tahanan tercantum dalam NEC 250.56. Fasilitas
dalam sistem tenaga listrik. dengan peralatan yang sensitif nilai tahanan
tanahnya harus 5 ohm atau kurang. Industri
2. DASAR TEORI telekomunikasi telah menggunakan 5 ohm
2.1. Grounding atau kurang sebagai nilai tahanan
Dipasangnya koneksi grounding pada pentanahan dan sambungan. Tujuan nilai
instalasi listrik adalah sebagai pencegahan tahanan pentanahan adalah untuk
terjadinya kontak antara makhluk hidup mendapatkan tahanan grounding
dengan tegangan listrik berbahaya yang (pentanahan) yang serendah mungkin yang
terekspos akibat terjadi kegagalan isolasi. bisa dipertimbangkan baik secara ekonomis
Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem dan secara fisik.
hubungan penghantar yang menghubungkan
sistem, badan peralatan dan instalasi dengan 2.3. Komponen Grounding
bumi (Ground) sehingga dapat mengamankan Elektroda pentanahan umumnya
manusia (Human) dari sengatan listrik, dan dibuat dari bahan yang sangat
mengamankan komponen komponen instalasi konduktif/tahanan rendah seperti baja atau
dari bahaya tegangan/arus abnormal. Oleh tembaga, besar tahanan elektroda tanah dan
karena itu sistem pentanahan menjadi bagian sambungannya umumnya sangat rendah
esensial dari sistem tenaga listrik. Untuk sehingga arus mengalir tidak terhambat.
berbagai jenis dan karakteristik tanah tidaklah Hubungan antara penghantar tanah dan
sama dan tergantung pada beberapa faktor elektroda tanah seperti gambar di bawah.
seperti sifat geologi tanah, komposisi zat Tahanan kontak tanah di sekitar
kimia dalam tanah, kandungan air tanah, elektroda menurut National Institute of

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022


Standards (lembaga pemerintah dalam arus input, mikrokontroler dan rangkaian
Departemen Perdagangan AS) menunjukkan penampil. Sebelum hasil pengukuran di
bahwa tahanan hampir dapat diabaikan tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian
dengan ketentuan bahwa elektroda mikrokontroler. Keuntungan dengan
pentanahan bebas cat, pelumas, dan lain-lain. manggunakan mikrokontuler ini yaitu
Elektroda grounding (pentanahan) harus keluaran dari rangkaian input ini debelum
dalam hubungan yang tetap dengan tanah masuk ke LCD bisa diatur. Sehingga,
sedangkan tahanan tanah di sekitar elektroda, perancangan alat ukur tahanan tanah digital
grounding (pentanahan) dikelilingi tanah ini dapat mengukur tahanan tanah dengan
yang secara konseptual terbentuk dari sel-sel teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanan
yang melingkari semuanya memiliki tanah juga bergantung pada kondisi tanah itu
ketebalan sama. Sel-sel yang paling dekat sendiri. Pengukuran tahanan tanah dilakukan
dengan elektroda grounding (pentanahan) dengan membandingkan alat ukur rakitan
memiliki jumlah area terkecil yang dengan alat ukur yang sudah ada dengan
menghasilkan tingkat tahanan terbesar. merek Kyoritsu Earth Tester Digital. Selisih
Masing-masing sel berikutnya membentuk nilai pengukuran antara alat ukur rakitan
area lebih besar yang menghasilkan tahanan dengan alat ukur yang sudah ada adalah
lebih rendah. Pada akhirnya ini akan sebesar 0,31 ohm.
mencapai titik dimana sel-sel tambahan
menawarkan tahanan kecil ke tanah di sekitar
elektroda grounding (pentanahan) . Jadi
berdasarkan informasi ini,maka akan difokus
pada cara-cara untuk mengurangi tahanan
tanah ketika memasang sistem grounding
(pentanahan).

2.4. Earth Tester


Earth Tester adalah alat untuk
mengukur nilai resistansi dari grounding,
Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk
diketahui sebelum dilakukan pentanahan
dalam sistem pengaman dalam instalasi
listrik.
Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada
suatu area digunakan alat ukur dengan
penampil analog. Hasil pengukuran secara
analog sering terjadi kesalahan dalam Gambar 2.2 Earth Tester Digital
pembacaan hasil pengukurannya.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur 2.5. Metode Pengukuran Pentanahan Tanah
tahanan tanah digital yang memiliki Adapun pemilihan jenis-jenis
kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan metode pengujian yang sering dilakukan
yang diukur. Alat ukur ini penampilnya untuk mengukur tahanan jenis tanah adalah:
menggunakan digital pada segmen-segmen,  Susunan Wenner
sehingga dengan mudah menyimpan data- Susunan Metode Wenner dapat ditunjukkan
data yang terukur. Perancangan alat ukur seperti Gambar 2.3
tahanan tanah digital ini menggunakan tiga
batang elektroda yang ditanahkan yaitu
elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial)
dan elektroda C (Current). Tujuan
penggunaan tiga batang elektroda tersebut
adalah untuk mengetahui sejauh mana
tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Alat
ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa
blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian
osilator,rangkaian tegangan input, rangkaian

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022


Gambar 2.3 Susunan Wenner diperoleh dengan cara menukar antara jarak
pisah elektroda bagian dalam dengan
Dalam Metode Wenner, ke empat elektroda bagian luar dari susunan
elektroda untuk masing-masing tes schlumberger seperti yang ditunjukkan pada
direnggangkan dengan setiap pemasangan Gambar 2.5, ketika ada masalah pada tahanan
masing-masing berukuran sama secara kontak. Selama tahanan kontak dalam
berdekatan. Susunan Wenner mempunyai dua keadaan normal yang mengakibatkan
perspektif pelaksanaan. Pada sisi negatifnya elektroda arus lebih besar tegangannya dari
metode ini membutuhkan kabel yang panjang, jarak pisah elektroda bagian dalam yang
elektroda yang besar dan setiap jarak diubah itu, kedua-duanya dapat digunakan
renggangnya membutuhkan satu orang per sebagai elektroda arus dan konfigurasinya ini
elektroda untuk melengkapi penelitian sesuai disebut susunan schlumberger balik.
dengan waktu yang dibutuhkan. Dan juga Penggunaan metode schlumberger balik
karena ke empat elektroda yang dipindahkan menambahkan tingkat keamanan seseorang
itu mudah terbaca dengan berbagai macam ketika dialirkan arus yang besar. Penampang
pengaruh. kabel yang lebih besar itu dibutuhkan jika
Sedangkan sisi positifnya susunan ini aliran arusnya juga besar. Susunan
sangat cocok dan efisien untuk mengetahui schlumberger balik mengurangi panjangnya
perbandingan tegangan yang masuk per kabel yang lebih besar dan sesuai dengan
unitnya dari arus yang mengalir. Pada kondisi waktu yang tersedia. Jarak pisah antara
yang tidak baik seperti, tanah kering atau elektroda bagian luar adalah sejarak 10 meter
tanah padat membutuhkan waktu yang lama dan untuk elektroda bagian dalam adalah ½
untuk mengetahui kontak tahanan antara dari elektroda bagian luar. Dalam hal ini,
elektroda dengan tanah jarak kerenggangan pada elektroda bagian
 Susunan Schlumberger luar harus lebih kecil.
Susunan Metode Schlumberger dapat  Metode Driven Rod
ditunjukkan seperti Gambar 2.4 dan 2.5 Metode Driven Rod (tiga pancangan) atau
Metode Fall Of Potential cocok digunakan
dalam keadaan normal, seperti garis transmisi
pada sistem pembumian atau permasalahan
dalam area, kesemuanya ini disebabkan
karena pemasangan yang dangkal, kondisi
tanah, penempatan pengukuran area dan tidak
samanya jenis tanah pada dua lapisan
tersebut. Metode Driven Rod ditunjukkan
seperti Gambar 4 di bawah ini:
Gambar 2.4 Susunan Schlumberger

Gambar 4. Metode Driven Rod


Gambar 2.5 Susunan Schlumberger Balik
Pada Gambar 2.4 untuk mengukur jarak 3. METODOLOGI
pisah elektroda bagian luar adalah 4 atau 5 3.1. Spesifikasi Alat dan Bahan
kali dari jarak pisah elektroda bagian dalam. 1. Earth Resistansi Taster (Model 3235)
Berkurangnya jumlah elektroda bagian dalam 2. Kabel-kabel penghubung
untuk mengetahui jarak pisah elektroda 3. Meteran
bagian luar juga berdampak pada 4. Multimeter
berkurangnya efek samping dalam hasil tes. 5. 2 batang katoda
Untuk memperoleh hasil tes sesuai
dengan waktu yang disediakan, itu dapat
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022
4.1.2. Analisis
a. Tanah Kering
Perhitungan arus untuk sampel
data 1
 V= 4,9mV = 4,9x10-3 V
R= 28.1 Ω
 Ditanya I
3.2. Percobaab Pengukuran Tahanan Tanah  I = V/R
- Gambar rangkaian I = 4,9x10-3/28.1
I = 0.17437722A

Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat di


tabel 4.3

Jarak Tanah Kering


No P-C Tahanan Tegangan I (A)
(meter) (Ohm) (V)
1 5 28.1 4.9 0.17437722
2 7 27.8 4.6 0.16546763
3 9 27.6 4.5 0.16304348
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Arus Tanah Kering Sudut
90 Derajat
Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan I
- LangkahTabel
percobaan
4.3 menjelaskan bahwa nilai arus dan
Menghubungkan 3 terminal elektroda E, P, dan C dari tegangan semakin kecil seiring dengan bertambahnya
I system pentanahan. jarak P-C. Perubahan arus berbanding lurus dengan
nilai tegangan dan berbanding terbalik dengan nilai
Menghubungkan peralatan seperti pada gambar 3.1
II hambatan. Sesuai dengan persamaan I = V/R
Mengatur jarak E dan P serta antara P dan C (1)
III sejauh 5m sampai 10 m

E, P dan C seharusnya berada dalam satu garis lurus JARAK TERHADAP TAHANAN TANAH KERING
IV
28.2
28.1
Mencatat hasil pengukuran resistansi pada tabel 28
V
27.8 27.8
27.6 27.6
4. HASIL DAN ANALISIS 27.4
4.1. Pengukuran Tahanan Pentanahan dengan 27.2
5 7 9
Lokasi Sudut 90 Derajat
4.1.1. Hasil dan Perhitungan TAHANAN (OHM)
a. Tanah Kering
Jarak Tanah Kering
Gambar 4.1 Grafik Tahanan Terhadap Jarak P-C
No P-C (meter) Tahanan Tegangan (V)
(Ohm) Grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin besar
1 5 28.1 4.9 jarak P-C maka tahanan yang didapat semakin kecil.
2 7 27.8 4.6 Hal ini menunjukkan bahwa nillai jarak berbanding
3 9 27.6 4.5 terbalik dengan nilai tahanan. Nilai tahanan jika
Tabel 4.1 Hasil Data Tanah Kering Sudut 90 Derajat dibandingkan dengan tegangan dan arus yang didapat
sesuai dengan persamaan hukum ohm R=V/I
b. Tanah Basah
Jarak Tanah Basah
No P-C (meter) Tahanan Tegangan (V)
(Ohm)
1 5 28.2 4.2
2 7 27.8 4.7
3 9 27.5 7.3
Tabel 4.2 Hasil Data Tanah Basah Sudut 90 Derajat

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022


Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat di
JARAK TERHADAP TEGANGAN TANAH KERING tabel 4.4
5
4.9 Jarak Tanah Basah
4.8 No P-C Tahanan Tegangan I (A)
4.6 4.6 (meter) (Ohm) (V)
4.5 1 5 28.2 4.2 0.14893617
4.4 2 7 27.8 4.7 0.16906475
3 9 27.5 7.3 0.26545455
4.2
5 7 9 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Arus Tanah Kering Sudut
90 Derajat
TEGANGAN (V)
Gambar 4.2 Grafik Tegangan Terhadap Jarak P-C Tabel 4.4 menjelaskan bahwa nilai arus dan
tegangan semakin besar seiring dengan bertambahnya
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai tegangan jarak P-C dan nilai tegangan semakin kecil seiring
semakin kecil dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal dengan bertambahnya jarak P-C. Perubahan arus
ini menjelaskan bahwa setiap jarak memiliki tahanan berbanding lurus dengan nilai tegangan dan
yang berbeda-beda. Karena nilai tahanan yang berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Sesuai
berbeda-beda maka nilai arus dan tegangan juga dengan persamaan I = V/R
bervariatif. Semakin kecil nilai tahanan dalam suatu
tanah atau tegangan tanah semakin besar maka lokasi
tersebut baik untuk sistem grounding. JARAK TERHADAP TAHANAN TANAH BASAH
28.4
28.2
28.2
JARAK TERHADAP ARUS TANAH KERING 28
27.8 27.8
0.18 27.6
27.5
0.18
0.17 27.4
27.2
0.17 27
0.17 0.17 5 7 9
0.16
0.16
TAHANAN (OHM)
0.16
5 7 9 Gambar 4.4 Grafik Tahanan Terhadap Jarak P-C
ARUS (A)
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin besar
Gambar 4.3 Grafik Arus Terhadap Jakar P-C jarak P-C maka tahanan yang didapat semakin kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa nillai jarak berbanding
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai arus terbalik dengan nilai tahanan. Nilai tahanan jika
semakin kecil dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal dibandingkan dengan tegangan dan arus yang didapat
ini menjelaskan bahwa setiap jarak memiliki tahanan sudah sesuai dengan persamaan hukum ohm R=V/I
yang berbeda-beda. Karena nilai tahanan yang
berbeda-beda maka nilai arus dan tegangan juga
bervariatif. Semakin kecil nilai tahanan dalam suatu JARAK TERHADAP TEGANGAN TANAH BASAH
tanah nilai arus yang dimiliki tanah semakin kecil 8
maka lokasi tersebut baik untuk sistem grounding. 7.3
6
4.7
b. Tanah Basah 44.2
Perhitungan arus untuk sampel
2
data 1
 V= 4,9mV = 4,9x10-3 V 0
5 7 9
R= 28.2 Ω
 Ditanya I TEGANGAN (V)
 I = V/R Gambar 4.5 Grafik Tegangan Terhadap Jarak P-C
I = 4,2x10-3/28.2
I = 0.14893617A
Gambar 4.5 menjelaskan nilai tegangan semakin
besar dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal ini
menjelaskan bahwa setiap jarak memiliki tahanan

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022


yang berbeda-beda. Karena nilai tahanan yang I = 1.2x10-3/28.3
berbeda-beda maka nilai arus dan tegangan juga I = 0.04240283 A
bervariatif. Semakin kecil nilai tahanan dalam suatu Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat di
tanah atau tegangan tanah semakin besar maka lokasi tabel 4.7
tersebut baik untuk sistem grounding.

Jarak Tanah Kering


JARAK TERHADAP ARUS TANAH BASAH No P-C Tahanan Tegangan I (A)
(meter) (Ohm) (V)
0.3 1 5 28.3 1.2 0.04240283
0.25 0.27
2 7 27.9 0.9 0.03225806
0.2 3 9 27.7 0.8 0.02888087
0.15
0.15 0.17
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Arus Tanah Kering Sudut
0.1 45 Derajat
0.05
0
5 7 9 Tabel 4.7 menjelaskan bahwa nilai arus dan
tegangan semakin besar seiring dengan bertambahnya
ARUS (A) jarak P-C dan nilai tegangan semakin kecil seiring
Gambar 4.6 Grafik Arus Terhadap Jarak A-C dengan bertambahnya jarak P-C. Perubahan arus
berbanding lurus dengan nilai tegangan dan
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai arus berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Sesuai
semakin besar dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal dengan persamaan I = V/R
ini menjelaskan bahwa setiap jarak memiliki tahanan
yang berbeda-beda. Karena nilai tahanan yang
berbeda-beda maka nilai arus dan tegangan juga JARAK TERHADAP TAHANAN TANAH KERING
bervariatif. Semakin kecil nilai tahanan dalam suatu 1.4
tanah nilai arus yang dimiliki tanah semakin kecil, 1.21.2
maka lokasi tersebut baik untuk sistem grounding. 1
0.9
0.8 0.8
0.6
4.2. Pengukuran Tahanan Pentanahan dengan 0.4
Lokasi Sudut 45 Derajat 0.2
4.2.1. Hasil dan Perhitungan 0
5 7 9
a. Tanah Kering
Tabel 4.5 Hasil Data Tanah Kering Sudut 45 Derajat TAHANAN (OHM)
Jarak Tanah Kering Gambar 4.7 Grafik Tahanan Terhadap Jarak P-C
No P-C (meter) Tahanan Tegangan (v)
(Ohm)
1 5 28.3 1.2
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin besar
2 7 27.9 0.9 jarak P-C maka tahanan yang didapat semakin kecil.
3 9 27.7 0.8 Hal ini menunjukkan bahwa nillai jarak berbanding
terbalik dengan nilai tahanan. Nilai tahanan jika
b. Tanah Basah dibandingkan dengan tegangan dan arus yang didapat
Tabel 4.6 Hasil Data Tanah Basah Sudut 45 Derajat sudah sesuai dengan persamaan hukum ohm R=V/I
Jarak Tanah Basah
No P-C (meter) Tahanan Tegangan (v)
(Ohm) JARAK TERHADAP TEGANGAN TANAH KERING
1 5 28.3 0.5
1.4
2 7 28 0.6 1.21.2
3 9 27.6 0.7 1
0.9
0.8 0.8
0.6
4.2.2. Analisis 0.4
a. Tanah Kering 0.2
Perhitungan arus untuk sampel 0
5 7 9
data 1
 V= 1.2x10-3 V TEGANGAN (V)
R= 28.3 Ω
Gambar 4.8 Grafik Tegangan Terhadap Jarak P-C
 Ditanya I
 I = V/R
MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai tegangan dengan bertambahnya jarak P-C. Perubahan arus
semakin kecil dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal berbanding lurus dengan nilai tegangan dan
ini menjelaskan bahwa setiap jarak memiliki tahanan berbanding terbalik dengan nilai hambatan. Sesuai
yang berbeda-beda. Karena nilai tahanan yang dengan persamaan I = V/R.
berbeda-beda maka nilai arus dan tegangan juga
bervariatif. Semakin kecil nilai tahanan dalam suatu
tanah atau tegangan tanah semakin besar maka lokasi JARAK TERHADAP TAHANAN TANAH BASAH
tersebut baik untuk sistem grounding. 28.4
28.3
28.2
28 28
JARAK TERHADAP ARUS TANAH KERING 27.8
0.05 27.6 27.6
0.04 27.4
0.04
27.2
0.03 0.03 0.03 5 7 9
0.02
TAHANAN (OHM)
0.01
0 Gambar 5.0 Grafik Tahanan Terhadap Jarak P-C
5 7 9
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin besar
ARUS (A) jarak P-C maka tahanan yang didapat semakin kecil.
Gambar 4.9 Grafik Arus Terhadap Jarak P-C Hal ini menunjukkan bahwa nillai jarak berbanding
terbalik dengan nilai tahanan. Nilai tahanan jika
Grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai arus dibandingkan dengan tegangan dan arus yang didapat
semakin kecil dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal sudah sesuai dengan persamaan hukum ohm R=V/I
ini menjelaskan bahwa setiap jarak memiliki tahanan
yang berbeda-beda. Karena nilai tahanan yang
berbeda-beda maka nilai arus dan tegangan juga JARAK TERHADAP TEGANGAN TANAH BASAH
bervariatif. Semakin kecil nilai tahanan dalam suatu 0.8
tanah nilai arus yang dimiliki tanah semakin kecil 0.7
0.6 0.6
maka lokasi tersebut baik untuk sistem grounding. 0.5
0.4
b. Tanah Basah 0.2
Perhitungan arus untuk sampel
0
data 1 5 7 9
 V= 0.0005 V
R= 28.3 Ω TEGANGAN (V)
 Ditanya I Gambar 5.1 Grafik Tegangan Terhadap Jarak P-C
 I = V/R
I = 0.0005/28.3 Grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai tegangan
I = 0.01766784 A semakin besar dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal
ini menjelaskan bahwa setiap jarak memiliki tahanan
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat di yang berbeda-beda. Karena nilai tahanan yang
tabel 4.8 berbeda-beda maka nilai arus dan tegangan juga
bervariatif. Semakin kecil nilai tahanan dalam suatu
Jarak Tanah Basah tanah atau tegangan tanah semakin besar maka lokasi
No P-C Tahanan Tegangan I (A) tersebut baik untuk sistem grounding.
(meter) (Ohm) (V)
1 5 28.3 0.5 0.01766784
2 7 28 0.6 0.02142857
3 9 27.6 0.7 0.02536232
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Arus Tanah Kering Sudut
45 Derajat

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa nilai arus dan


tegangan semakin besar seiring dengan bertambahnya
jarak P-C dan nilai tegangan semakin kecil seiring

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022


bertambahnya jarak elektroda P-C atau
JARAK TERHADAP ARUS TANAH BASAH berbanding lurus. V=I.R
0.03 5. Nilai tahanan (R), tegangan (V), dan arus (A)
0.03 0.03
0.02 pada lokasi sudut 45 derajat di tanah kering
0.02
0.02 semakin kecil seiring bertambahnya jarak
0.02
0.01 elektroda P-C atau berbanding lurus dan
0.01 semakin besar untuk tanah basah atau
0
5 7 9 berbanding lurus.

ARUS (A)
Gambar 5.2 Grafik Arus Terhadap Jarak P-C

Gambar 5.2 menjelaskan nilai arus semakin besar


dari jarak 5 meter hingga 9 meter. Hal ini menjelaskan
bahwa setiap jarak memiliki tahanan yang berbeda- DAFTAR PUSTAKA
beda. Karena nilai tahanan yang berbeda-beda maka
nilai arus dan tegangan juga bervariatif. Semakin kecil Makmur Saini1, A. M. Shiddiq Yunus, dan Andareas
nilai tahanan dalam suatu tanah nilai arus yang Pangkung. Pengembangan Sistem Penangkal
dimiliki tanah semakin kecil maka lokasi tersebut baik Petir dan Pentanahan Elektroda Rod dan Plat.
untuk sistem grounding. 2016

5. KESIMPULAN Tim Lab Listrik Dasar, Penuntun Praktikum


1. Pengaruh jarak antar elektroda terhadap Rangkaian Listrik, Lab Listrik Dasar FT
UNRAM, 2017.
tahanan tanah pada percobaan yang telah
dilakukan semakin bertambahnya jarak antar Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, Bandung: ITB, 1991.
elektroda semakin kecil tahanan tanahnya
pada tanah kering dan semakin besar pada
tanah basah pada lokasi sudut 90 derajat.
Tahanan pada tanah kering dan basah pada
lokasi sudut 45 derajat semakin kecil.
2. Pengaruh jarak antar elektroda terhadap
tegangan tanah pada percobaan yang telah
dilakukan semakin bertambahnya jarak antar
elektroda semakin kecil tegangan tanahnya
pada tanah kering dan semakin besar pada
tanah basah pada lokasi sudut 90 derajat.
Tegangan pada tanah kering semakin kecil
dan pada tanah basah semakin besar pada
lokasi sudut 45 derajat.
3. Pengaruh jarak antar elektroda terhadap arus
tanah pada percobaan yang telah dilakukan
semakin bertambahnya jarak antar elektroda
semakin kecil arus tanahnya pada tanah
kering dan semakin besar pada tanah basah
pada lokasi sudut 90 derajat. Arus pada tanah
kering semakin kecil dan pada tanah basah
semakin besar pada lokasi sudut 45 derajat.
4. Nilai tahanan (R), tegangan (V), dan arus (A)
pada lokasi sudut 90 derajat di tanah kering
dan basah semakin besar seiring

MODUL 2 | Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2017 / F1B016022

Anda mungkin juga menyukai