Anda di halaman 1dari 17

SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 2014

TENTANG

PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL


DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya perbedaan unsur dan


subunsur kegiatan guru Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya dengan unsur dan subunsur kegiatan guru
sebagaimana diatur berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, perlu
mengatur penyesuaian penetapan angka kredit guru yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

b. bahwa terdapat guru bukan pegawai negeri sipil yang telah


memperoleh penyetaraan jabatan dan pangkat (inpassing)
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
47 Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan
Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan Angka
Kreditnya dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang
Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan
Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya;

c. bahwa untuk kesinambungan pengembangan karier guru


dalam jabatan/pangkat, perlu dilakukan penyesuaian
penetapan angka kredit sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b ke dalam format penetapan angka kredit
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penyesuaian
Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sipil dan
Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok


Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999, Nomor 169, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang


Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang


Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56
Tahun 2013;

5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai


Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan
Presiden Nomor 60/P Tahun 2013;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

7. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala


Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan
Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47 Tahun


2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional
Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya;

2
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 47 Tahun 2007 tentang Penetapan
Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan Pegawai Negeri
Sipil dan Angka Kreditnya;

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun


2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


TENTANG PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI
SIPIL.

Pasal 1

(1) Penyesuaian penetapan angka kredit (PAK) guru Pegawai Negeri Sipil (PNS)
merupakan penyesuaian angka kredit unsur dan subunsur kegiatan guru
yang tercantum pada PAK guru yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya ke dalam
angka kredit unsur dan subunsur kegiatan guru berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
(2) Penyesuaian angka kredit guru bukan Pegawai Negeri Sipil merupakan
penyesuaian yang dilakukan berdasarkan angka kredit kumulatif dan jenjang
jabatan sebagaimana tercantum pada Surat Keputusan inpassing jabatan
fungsional guru bukan pegawai negeri sipil dan angka kreditnya yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47
Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan
Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2010.

Pasal 2

Penyesuaian PAK guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
dilakukan berdasarkan PAK guru yang telah dipergunakan untuk penetapan
keputusan kenaikan pangkat terakhir oleh pejabat yang berwenang.

Pasal 3

(1) Penyesuaian PAK guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak
mengubah angka kredit kumulatif.

3
(2) Angka kredit kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan ke
dalam angka kredit unsur dan subunsur utama dan penunjang sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Pasal 4
(1) Penyesuaian angka kredit kumulatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
ayat (2) diuraikan ke dalam angka kredit subunsur pendidikan dan
pembelajaran/pembimbingan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
(2) Penyesuaian angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam format PAK.
Pasal 5

Guru yang disesuaikan penetapan angka kreditnya adalah:


a. guru PNS; dan
b. guru Bukan PNS yang telah memperoleh penyetaraan jabatan dan pangkat
(inpassing).

Pasal 6

(1) Pejabat yang berwenang menetapkan penyesuaian PAK guru PNS:


a. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri untuk menetapkan penyesuaian PAK guru bagi:
1. Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b sampai
dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e di
lingkungan pemerintah provinsi/kabupaten/kota, Kementerian
Agama, dan kementerian lainnya/lembaga pemerintah non-
kementerian yang menyelenggarakan pendidikan, dan
2. Guru Pertama pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan ruang IV/e
yang diperbantukan pada Sekolah Indonesia di Luar Negeri;
b. Menteri Agama atau Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agama untuk
menetapkan penyesuaian PAK Guru Pertama, pangkat Penata Muda,
golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina,
golongan ruang IV/a, serta guru golongan II di lingkungannya;
c. Gubernur atau pejabat yang ditunjuk oleh gubernur menetapkan
penyesuaian PAK Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang
III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang
IV/a, serta guru golongan II di lingkungannya;
d. Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk oleh bupati/walikota
menetapkan penyesuaian PAK Guru Pertama, pangkat Penata Muda,
golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina,
golongan ruang IV/a, serta guru golongan II di lingkungannya; atau

4
e. Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah non-
kementerian yang menyelenggarakan pendidikan atau pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga
pemerintah non-kementerian menetapkan penyesuaian PAK Guru
Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan
Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, serta guru golongan
II di lingkungannya.

(2) Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1:
a. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal,
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, atau Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya
bagi Guru Utama, golongan ruang IV/e;
b. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar, dan Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Menengah pada Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya
bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c dan Guru Utama golongan ruang
IV/d;
c. Pejabat eselon III pada Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal,
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Direktorat Pembinaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai
dengan kewenangannya bagi Guru Madya, golongan ruang IV/b.
(3) Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2:
a. Sekretaris Jenderal, untuk dan atas nama Menteri, bagi Guru Utama,
golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e;
b. Kepala Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama Menteri, bagi Guru
Madya, golongan ruang IV/b dan golongan ruang IV/c;
c. Kepala Bagian di lingkungan Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama
Menteri, bagi Guru Pertama, golongan ruang III/a sampai dengan Guru
Madya, golongan ruang ruang IV/a.
(4) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berhalangan
tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka kredit
dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal, untuk dan atas nama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

5
(5) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berhalangan
tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka kredit
dilaksanakan oleh Kepala Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasal 7
(1) Pejabat yang berwenang menetapkan penyesuaian angka kredit guru bukan
PNS:
a. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau pejabat yang ditunjuk oleh
Menteri untuk menetapkan penyesuaian angka kredit Guru Pertama,
pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya,
pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungan pemerintah
provinsi/kabupaten/kota;
b. Menteri Agama atau Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Agama untuk
menetapkan penyesuaian angka kredit Guru Pertama, pangkat Penata
Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat
Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungannya;
c. Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah non-
kementerian yang menyelenggarakan pendidikan atau pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga
pemerintah non-kementerian untuk menetapkan penyesuaian angka
kredit Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di
lingkungannya.
(2) Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a:
a. Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar, dan Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Menengah pada Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai dengan kewenangannya
bagi Guru Madya, golongan ruang IV/a;
b. Pejabat eselon III pada Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal,
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, dan Direktorat Pembinaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah, untuk dan atas nama Menteri, sesuai
dengan kewenangannya bagi Guru Pertama, golongan ruang III/a sampai
dengan Guru Muda, golongan ruang ruang III/d.
(3) Apabila pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berhalangan
tetap atau bukan pejabat definitif, maka penyesuaian penetapan angka kredit
dilaksanakan oleh Kepala Biro Kepegawaian, untuk dan atas nama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

6
Pasal 8

Prosedur pengusulan penyesuaian PAK guru PNS dan bukan PNS sebagai
berikut:
a. Gubernur/bupati/walikota, Menteri Agama, Menteri pada kementerian
lainnya/ pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian yang
menyelenggarakan pendidikan atau pejabat lain yang ditunjuk mengusulkan
kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Pembinaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal
dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, atau Direktur
Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah pada
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah sesuai dengan kewenangannya
bagi guru PNS jabatan Guru Madya, pangkat Pembina Tingkat I, golongan
ruang IV/b sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama, golongan
ruang IV/e di lingkungannya;
b. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri atau pejabat yang
membidangi pendidikan mengusulkan kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan bagi guru PNS jabatan Guru Pertama pangkat Penata Muda,
golongan ruang III/a sampai dengan Guru Utama, pangkat Pembina Utama,
golongan ruang IV/e, serta guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya
sebagai Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a yang
diperbantukan pada Sekolah Indonesia di Luar Negeri;
c. Kepala Sekolah mengusulkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal pada Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Direktur Pembinaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar pada Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar, atau Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Menengah pada Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah sesuai
dengan kewenangannya bagi guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya
sebagai Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di
lingkungannya;
d. Kepala madrasah mengusulkan kepada kepala kantor kementerian agama
provinsi/kabupaten/kota bagi guru PNS madrasah yang mempunyai jabatan
Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan
Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, guru PNS golongan II,
serta guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya sebagai Guru Pertama,
pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya,
pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di lingkungannya. Selanjutnya kepala
kantor kementerian agama provinsi/kabupaten/kota meneruskan
pengusulan kepada Menteri Agama melalui Kepala Biro Kepegawaian
Kementerian Agama untuk diproses lebih lanjut;

7
e. Kepala sekolah pada kementerian lainnya/pimpinan lembaga pemerintah
non-kementerian yang menyelenggarakan pendidikan mengusulkan kepada
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit pada instansi tersebut
bagi guru PNS jabatan Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang
III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a,
guru PNS golongan II, serta guru bukan PNS yang disetarakan jabatannya
sebagai Guru Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a sampai
dengan Guru Madya, pangkat Pembina, golongan ruang IV/a di
lingkungannya;
f. Kepala Sekolah mengusulkan kepada gubernur melalui kepala dinas
pendidikan provinsi bagi guru PNS jabatan Guru Pertama, pangkat Penata
Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat Pembina,
golongan ruang IV/a, serta guru PNS golongan II di lingkungannya;
g. Kepala sekolah mengusulkan kepada bupati/walikota melalui kepala dinas
pendidikan kabupaten/kota bagi guru PNS jabatan Guru Pertama, pangkat
Penata Muda, golongan ruang III/a sampai dengan Guru Madya, pangkat
Pembina, golongan ruang IV/a, serta guru PNS golongan II di lingkungannya.

Pasal 9

(1) Usulan penyesuaian PAK bagi guru PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 dilengkapi dokumen kepegawaian sebagai berikut.
a. fotocopy keputusan kenaikan pangkat terakhir;
b. fotocopy penetapan angka kredit terakhir;
c. fotocopy ijazah terakhir tertinggi yang telah dinilai untuk memperoleh
angka kredit dan disahkan dalam surat keputusan kenaikan pangkat
terakhir;
d. fotocopy dokumen validasi NUPTK;
e. fotocopy sertifikat pendidik dan NRG (bagi yang sudah lulus
sertifikasi);dan
f. surat keterangan kepala sekolah yang menjelaskan guru bersangkutan
masih aktif melaksanakan tugas sebagai guru kelas, guru mata
pelajaran, atau guru bimbingan dan konseling (BK)/ konselor.
(2) sulan penyesuaian angka kredit bagi guru bukan PNS sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf b sampai dengan g dilengkapi dokumen
kepegawaian sebagai berikut:
a. fotocopy atau salinan sah keputusan inpassing;
b. fotocopy atau salinan sah ijazah terakhir tertinggi;
c. fotocopy dokumen validasi NUPTK;
d. fotocopy sertifikat pendidik dan NRG (bagi yang sudah lulus
sertifikasi);dan
e. surat keterangan kepala sekolah yang menjelaskan guru bersangkutan
masih aktif melaksanakan tugas sebagai guru kelas, guru mata
pelajaran, atau guru bimbingan dan konseling (BK)/konselor.

8
Pasal 10

Tata cara penyesuaian PAK guru PNS dan guru bukan PNS tercantum pada
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 11

Usul penyesuaian PAK guru PNS dapat dilakukan bersamaan dengan usul
penilaian untuk kenaikan jabatan dan/atau pangkat.

Pasal 12
Bagi guru PNS yang pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini sedang
dibebaskan sementara dari jabatan fungsional guru dengan alasan berikut:
a. menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat berupa jenis
hukuman disiplin penurunan pangkat;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. ditugaskan secara penuh diluar jabatan fungsonal guru;
d. menjalani cuti di luar tanggungan negara; atau
e. melaksanakan tugas belajar selama 6 (enam) bulan atau lebih,
disesuaikan PAK dan jabatannya bersamaan dengan proses pengangkatan
kembali dalam jabatan fungsional guru sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan.
Pasal 13

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Januari 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 22 Januari 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

9
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 106

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

TTD.

Ani Nurdiani Azizah


NIP 195812011986032001

10
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 4 TAHUN 2014
TENTANG
PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU PEGAWAI
NEGERI SIPIL DAN GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

TATA CARA PENYESUAIAN PENETAPAN ANGKA KREDIT


GURU PNS DAN GURU BUKAN PNS

A. Unsur dan Subunsur Kegiatan Guru PNS

Angka kredit unsur dan subunsur kegiatan guru berdasarkan Keputusan


Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 sebagaimana
tercantum pada penetapan angka kredit (PAK) guru PNS disesuaikan ke
dalam unsur dan subunsur kegiatan guru berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya sebagai
berikut.

Unsur dan Subunsur PAK


Unsur dan Subunsur PAK Guru
Guru
(PERMENNEGPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009)
(KEPMENPAN Nomor 84/1993)

KEGIATAN KEGIATAN

1. Unsur Utama 1. Unsur Utama

a. Pendidikan a. Pendidikan
1) Pendidikan sekolah 1) Pendidikan sekolah
2) Diklat kedinasan 2) Diklat prajabatan

b. Proses belajar mengajar/ b. Pembelajaran/bimbingan dan tugas


Pembimbingan tertentu/tambahan
1) Pembelajaran/Pembimbingan
2) Tugas tertentu/tambahan
c. Pengembangan profesi c. Pengembangan keprofesian berkelanjutan
1) Pengembangan diri
2) Publikasi ilmiah
3) Karya inovatif

2. Unsur Penunjang 2. Unsur Penunjang


Penunjang PBM a. Ijazah yang tidak sesuai
b. Pendukung tugas guru
B. Tata Cara Penyesuaian Penetapan Angka Kredit (PAK) Guru PNS

1. Unsur Utama
a. Pendidikan
1) Pendidikan Sekolah

Angka kredit
subunsur Pendidikan Sekolah berdasarkan
Kepmenpan 84/1993 disesuaikan angka kreditnya dengan
menggunakan ketentuan Lampiran I dan Lampiran V Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, sebagaimana Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1
Angka Kredit Berdasarkan Ijazah

Angka Kredit
Angka Kredit
(Lampiran I dan
(Lampiran I
Ijazah V Permennegpan
Kepmenpan
dan RB No.
84/1993)
16/2009)
PGSLP/KPG/SPG/SLTA/Diploma I (D-I) 25
25
D-I/Akta I 45
Diploma II (D-II) 40
40
D-II/Akta II 60
Diploma III (D-III)/Sarjana Muda 60
60
D-III/Akta III 80
Sarjana (S1)/Diploma IV (D-IV) 95
100
S1 75
Magister (S2) 100 150

Doktor (S3) 150 200

Penyesuaian angka kredit subunsur pendidikan dilakukan dengan


cara sebagai berikut.

a) Jenjang pendidikan tertinggi yang telah diakui dan


diperhitungkan angka kreditnya sebagaimana tercantum pada
PAK dan Surat Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir dianggap
memenuhi kriteria angka kredit pendidikan sekolah unsur
utama.
b) Apabila angka kredit subunsur pendidikan S1/S2/S3 pada
PAK guru lebih kecil dari angka kredit pendidikan
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, yaitu S1<100; S2<150;
S3<200, maka angka kredit pendidikan disesuaikan menjadi
S1=100; S2=150; S3=200. Penambahan angka kredit dapat
diambil dari angka kredit unsur penunjang. Apabila angka
kredit unsur penunjang tidak mencukupi, kekurangan angka
12
kredit dapat ditambahkan dari angka kredit subunsur proses
belajar mengajar.

Contoh 1:

Engkus Kusnadi, S.Pd, Guru Pembina SMPN 2 Kota Sukabumi,


mengajar bahasa Indonesia, memiliki angka kredit kumulatif
sebesar 413,297, pangkat Pembina golongan ruang IV/a
terhitung mulai 1 April 2003.

Berdasarkan PAK guru yang bersangkutan, ijazah yang telah


diperhitungkan angka kreditnya adalah S-1/A-IV Bahasa
Indonesia sebesar 95 angka kredit. Angka kredit subunsur
pendidikan yang bersangkutan disesuaikan menjadi 100.
Tambahan 5 angka kredit tersebut diperoleh dari unsur
penunjang. Jika angka kredit unsur penunjang kurang dari 5,
maka 5 angka kredit dapat diperoleh dari angka kredit
subunsur proses belajar mengajar.

Contoh 2:

Dr. Bambang, S.Pd., M.Pd., Guru Pembina Tk 1 pada SMA


Negeri 1 Boyolali, pangkat Pembina Tk I, golongan ruang IV/b
yang bersangkutan mengajar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dan memiliki angka kredit kumulatif
550,825 berdasarkan PAK yang ditetapkan Juli 2010.

Berdasarkan data pendidikan pada SK kenaikan pangkat IV/b


tercantum S3 Manajemen Pendidikan. Angka kredit subunsur
pendidikan pada PAK tersebut tercantum 145. Penyesuaian
angka kredit pendidikan menjadi 200. Kekurangan angka
kredit tersebut diambil dari unsur penunjang. Apabila unsur
penunjang tidak mencukupi, maka angka kredit ditambahkan
dari unsur proses belajar mengajar.

c) Apabila angka kredit subunsur pendidikan D-I/Akta I, D-


II/Akta II, D-III/Akta III lebih besar dari angka kredit subunsur
pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan
Lampiran V Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009, yaitu D-I/Akta I, D-II/Akta II, D-III/Akta III, maka angka
kredit subunsur pendidikan disesuaikan menjadi D-I/Akta
I=25, D-II/Akta II=40, D-III/Akta III=60. Kelebihan angka
kredit subunsur pendidikan dialihkan ke dalam angka kredit
subunsur pengembangan diri.

13
Contoh:

Suryadi, A.Md., Guru Dewasa Tk I pada SLB Kota Cirebon,


pangkat Penata Tk I, golongan ruang III/d, memiliki angka
kredit kumulatif sebesar 300,825. Berdasarkan PAK guru yang
bersangkutan, ijazah yang telah diperhitungkan angka
kreditnya adalah Sarjana Muda sebesar 70 angka kredit.
Angka kredit subunsur pendidikan yang bersangkutan
disesuaikan menjadi 60. Kelebihan 10 angka kredit subunsur
pendidikan dialihkan ke dalam angka kredit subunsur
pengembangan diri.

2) Pendidikan dan pelatihan kedinasan

Angka kredit subunsur pendidikan dan pelatihan kedinasan pada


PAK guru disesuaikan/dialihkan seluruhnya menjadi angka kredit
unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan pada subunsur
pengembangan diri.

Contoh:

Drs. Yanto Rahadi adalah seorang Guru Dewasa di suatu SMA


Negeri di Jakarta. Berdasarkan PAK yang telah dipergunakan
untuk kenaikan pangkat menjadi Penata, golongan ruang III/c,
yang bersangkutan memiliki 10 angka kredit subunsur pendidikan
dan pelatihan kedinasan. Angka kredit pendidikan dan pelatihan
kedinasan tersebut dialihkan seluruhnya ke dalam angka kredit
unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan pada subunsur
pengembangan diri.

b. Proses Belajar Mengajar (PBM)/Pembimbingan


Angka kredit subunsur PBM bagi guru kelas/guru mata pelajaran
yang tercantum dalam PAK guru disesuaikan/dialihkan seluruhnya
ke dalam angka kredit subunsur pembelajaran/pembimbingan dan
tugas tertentu/ tambahan pada subunsur pembelajaran.

Angka kredit subunsur pembimbingan bagi guru bimbingan konseling


yang tercantum dalam PAK guru disesuaikan/dialihkan seluruhnya
ke dalam angka kredit subunsur pembelajaran/pembimbingan dan
tugas tertentu/tambahan pada subunsur pembimbingan.

Bagi guru yang mendapat tugas tambahan (kepala sekolah/madrasah,


wakil kepala sekolah/madrasah, kepala perpustakaan sekolah/
madrasah, ketua program keahlian/program studi atau yang sejenis,
kepala laboratorium/bengkel/unit produksi atau yang sejenis), angka
kredit PBM/ pembimbingan pada PAK guru yang ditetapkan
berdasarkan KEPMENPAN Nomor 84/1983 sudah termasuk angka

14
kredit tugas tambahan. Oleh sebab itu, untuk penyesuaian angka
kreditnya, angka kredit PBM/pembimbingan termasuk tugas
tambahan tidak perlu dipilah dan dialihkan seluruhnya menjadi
angka kredit subunsur pembelajaran/ pembimbingan.

Contoh:

1) Suhadi, SPd. adalah seorang guru Bahasa Indonesia, berdasarkan


PAK terakhir memiliki angka kredit proses belajar mengajar
sebesar 357,228. Angka kredit tersebut dialihkan seluruhnya ke
dalam angka kredit subunsur proses pembelajaran.

2) Drs. Heriawan Saputra, M.Pd. adalah seorang Kepala SMK di


Banjarmasin. Berdasarkan PAK guru tercantum angka kredit
pembimbingan sebesar 415,231. Yang bersangkutan adalah
Kepala Sekolah yang mempunyai kewajiban beban kerja
membimbing minimal 40 peserta didik sebagai guru bimbingan
dan konseling. Dalam hal ini, angka kredit subunsur
pembimbingan tersebut dialihkan seluruhnya menjadi angka
kredit subunsur pembimbingan.

c. Pengembangan Profesi
Angka kredit subunsur pengembangan profesi pada PAK guru yang
ditetapkan berdasarkan KEPMENPAN Nomor 84/1993 dialihkan
seluruhnya menjadi angka kredit subunsur pengembangan
keprofesian berkelanjutan pada publikasi ilmiah.

Contoh:

Dra. Welmina Situmorang, seorang guru SMK Negeri di Medan


memiliki PAK terakhir. Pada subunsur pengembangan profesi sebesar
12 angka kredit. Angka kredit sebesar 12 tersebut dialihkan
seluruhnya ke dalam angka kredit subunsur pengembangan
keprofesian berkelanjutan pada publikasi ilmiah.

2. Unsur Penunjang

Angka kredit unsur penunjang pada PAK guru yang ditetapkan


berdasarkan KEPMENPAN Nomor 84/1993 disesuaikan/dialihkan
menjadi angka kredit unsur penunjang pada subunsur pendukung tugas
guru, dengan ketentuan apabila angka kredit tersebut telah dikurangi
untuk penambahan angka kredit subunsur pendidikan, maka sisanya
dialihkan menjadi angka kredit unsur penunjang pada subunsur
pendukung tugas guru.

Contoh:

a. Drs. Hosnan Riadi, seorang guru SMP Negeri di Pamekasan memiliki


PAK terakhir. Pada unsur penunjang memperoleh 15 angka kredit.
15
Angka kredit sebesar 15 tersebut disesuaikan/dialihkan seluruhnya
menjadi angka kredit unsur penunjang pada subunsur pendukung
tugas guru.

b. Dianopa, S.Si. adalah seorang guru matematika SMA Negeri di


Tulungagung. Berdasarkan PAK terakhir, angka kredit subunsur
pendidikan tercantum sebesar 75, proses belajar mengajar sebesar
356,850, pengembangan profesi sebesar 8, dan unsur penunjang
sebesar 36. Agar angka kredit subunsur pendidikan disesuaikan
menjadi 100, perlu menambahkan 25 angka kredit yang diambil dari
unsur penunjang. Oleh karena itu angka kredit unsur penunjang yang
disesuaikan/ dialihkan menjadi 36-25=11.

C. Unsur dan Subunsur Kegiatan Guru Bukan PNS

Angka kredit kumulatif guru yang tercantum pada Surat Keputusan


inpassing jabatan fungsional guru bukan pegawai negeri sipil yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 47
Tahun 2007 tentang Penetapan Inpassing Jabatan Fungsional Guru Bukan
Pegawai Negeri Sipil dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2010 disesuaikan
dengan cara menguraikan ke dalam:

1. angka kredit pendidikan sekolah

2. angka kredit pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan

sebagaimana Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2
Penyesuaian Angka Kredit Kumulatif Guru Bukan PNS
Sesuai Unsur dan Subunsur

Unsur dan Subunsur PAK Guru


(PERMENNEGPAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009)

KEGIATAN

1. Unsur Utama
Angka Kredit Kumulatif
pada Surat Keputusan a. Pendidikan
Inpassing Guru bukan 1) Pendidikan sekolah
PNS 2) Diklat prajabatan

b. Pembelajaran/bimbingan dan tugas


tertentu/tambahan
1) Pembelajaran/Pembimbingan
2) Tugas tertentu/tambahan

16
Angka kredit pendidikan ditentukan berdasarkan ijazah pendidikan tertinggi
yang dipergunakan sebagai dasar penetapan inpassing. Angka kredit
pembelajaran/pembimbingan adalah selisih angka kredit kumulatif dengan
ijazah.

Contoh:

Didi Kurniadi, S.S., seorang Guru SMK di Jakarta Timur, mengajar Bahasa
Mandarin. Terhitung mulai 1 Desember 2010 diangkat dalam jabatan setara
Guru Dewasa, pangkat setara Penata, golongan III/c, dengan angka kredit
200. Penyesuaian angka kredit yang bersangkutan sebagai berikut.

1. pendidikan sekolah (S1)=100

2. pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan= 200-100=100

D. Penyesuaian PAK Guru PNS dan Guru bukan PNS menggunakan Format
sebagaimana tercantum dalam Format 1 sampai dengan Format 5 Lampiran
Peraturan Menteri ini. Adapun untuk memperjelas pelaksanaan penyesuaian
penetapan angka kredit guru PNS dan bukan PNS diberikan Contoh 1 sampai
dengan Contoh 8 Lampiran Peraturan Menteri ini.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

17

Anda mungkin juga menyukai