Anda di halaman 1dari 2

Logika Hukum

1. Cara berpikir atau sikap hidup seperti apa yang dimaksudkan menurut logika :
Jawaban :
a. Yang masuk akal (rasional), reasonable (beragumen), yang wajar
b. Yang ada hubungan rasionalnya
c. Yang dapat dimengerti (difahami, meski belum tentu disetujui, benar atau salah
d. Bersifat universal (dapat diterima secara luas, oleh umum)
e. Dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya (akademis, yuridis)
2. Apa perbedaan antara logika dan logika hukum :
Jawaban :
a. Logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyusun,
mengembangkan dan membahas asas-asas, aturan-aturan, format, prosedur, serta
kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran
yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional
b. Logika hukum diartikan sebagai menalar hukum atau melakukan penalaran
hokum, yaitu memecahkan setiap persoalan atau permasalahan hokum dengan
mengedepankan dan mempertimbangkan rasionalitas, kebenaran, mempunyai
dasar hokum yang jelas (argumentatif), bersifat universal (dapat diterima secara
luas), serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah.
Logika hukum berfungsi untuk menalar hokum dalam teori dan praktik, menalar
ketentuan pasal terhadap peristiwa hukum (misal; peristiwa pidana), sehingga
penalaran tersebut sesuai dengan alur berpikir yang sistematis, metodis, guna
menghasilkan proposisi yang benar.
3. Pengertian dari term analog dan berikan contohnya dalam bentuk kalimat :
Jawaban :
 Term Analog adalah term yang dikenakan pada beberapa hal atau benda dalam
arti yang berlainan, namun dari segi tertentu mempunyai kesamaan. Dan
kedudukannya diperluas, sehingga mempunyai arti yang berbeda dengan
pengertian sebelumnya.
 Contoh : term’sakit’ ‘orang sakit’(orang yang sedang sakit/pasien)
‘rumah sakit’(tempat merawat orang sakit)
‘sakit hati’(perasaan kesal, kecewa, dll)
4. Perbedaan antara Term Kategorimatis dan Term Sinkategorimatis serta
berikan contohnya :
Jawaban :
a. Term Kategorimatis; term yang terdiri atas kata-kata yang telah mempunyai
pengertian tertentu, sehingga dapat digunakan sebagai term, tanpa bantuan kata-
kata yang lain.
Contoh : Filsuf, guru, merah
b. Term Sinkategorimatis; term/kata yang jika berdiri sendiri tidak mempunyai
pengertian tertentu, sehingga tidak dapat digunakan sebagai term tanpa bantuan
kata-kata yang lain.
Contoh : Dengan, dari, dan, atau, kepada, yang, adalah, yaitu, dll.
5. Manfaat mempelajari logika hukum bagi mahasiswa dan pengamatan profesi
hukum:
Jawaban :
Dapat mengetahui dengan jelas untuk pengartian, manfaat, serta syarat dalam logika
hukum, maka kita bisa menafsirkan secara jelas dengan apa yang sudah kita pelajari
dari logika hukum. Dan dalam pengamatan profesi hukum, kita bisa mengetahui
setiap peran dan tugasnya masing-masing sesuai dengan profesinya.
6. Berikan penjelasan singkat tentang penerapan logika hukum dalam pelaksanaan
tugas-tugas aparat penegak hukum ( Hakim dan Polri):
Jawaban :
a. Hakim : Pejabat peradilan negara yang diberi wewenang untuk mengadili.
Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untu menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di siding
pengadilan.
b. Polri : (Penyelidik dan Penyidik Polri) menerima laporan atau pengaduan dari
seseorang tentang adanya suatu tindak pidana, mencari keterangan dan barang
bukti.
7. Jelaskan hubungan antara Logika dengan Bahasa :
Jawaban :
Penalaran (kegiatan berpikir) yang membuat Bahasa menjadi Bahasa yang digunakan
dalam pikiran, yang diucapkan dengan mulut/lisan, Bahasa tertulis dan dapat tanda
untuk mengungkapkan/menyatakan isi hati/pikiran, agar orang lain memahami dan
mengerti maka Bahasa sebagai sarana/alat berpikir/bernalar.
Bahasa juga memiliki keterbatasan ; tidak dapat menemukan Bahasa yang tepat untuk
menyampaikan/mengemukakan, tidak paham penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, penyampaian yang tidak jelas.
8. Bagaimana perkembangan Logika pada Fase Tradisional dan Fase Formal:
Jawaban:
a. Fase Tradisional ; Logika sebagai IP mengalami perkembangan pesat, Aturan
yang berbentuk lebih sistematis, Menjadi aturan/ketentuan untuk berpikir atau
berpenalaran
b. Fase Formal ; Logika dinyatakan sebagai IP yang berdiri sendiri, Logika telah
dipelajari secara lebih mendalam dan sistematis, Aturan-aturan dikelompokan
kedalam hukum untuk berpikir/berpenalaran.

Anda mungkin juga menyukai