Format karya penulisan ilmiah, termasuk skripsi maupun tesis juga perlu penyeragaman,
walaupun kadang tiap kampus/universitas memberlakukan standarisasi yang agak berbeda. Salah
satu penyeragaman yang berlaku umum dijelaskan di bawah ini. Silakan disimak semoga
bermanfaat.
1. Pengetikan Riset/Skripsi/Thesis
Di dalam pengetikan skripsi, banyak hal yang perlu diperhatikan agar peneliti dapat
membuat laporan sesuai dengan standart pelaporan yang umum berlaku.
Macam kertas yang direkomendasikan adalah kertas putih HVS 80 gram dengan ukuran
21 x 29,7 cm ( A4 ), kecuali untuk lembar tertentu seperti kertas grafik, gambar, lembar
kuesioner, dan lainnya. Jangan gunakan HVS 70 gram karena agak tipis dan mudah
terlipat.
Tipe huruf yang dipakai adalah Times New roman atau Arial dengan size 12.
Mengenai warna tulisan yang dipakai adalah warna hitam. Penggunaan warna lain
diperbolehkan bila hal tersebut dibutuhkan dalam riset dan sesuai dengan jurusan yang
diambil misalnya : Pada jurusan Seni rupa, kadang beberapa kata atau tulisan dan gambar
berwarna dibutuhkan untuk menguatkan argument.
Lebar ruang yang tidak dipakai untuk pengetikan, untuk tepi kiri biasanya adalah 4 cm,
tepi kanan 3 cm, tepi atas 4 cm dan tepi bawah 3 cm. Ruangan yang terdapat dalam
naskah harus terisi penuh, yaitu pengetikan harus dari batas tepi kiri sampai tepi kanan
dan jangan ada ruangan yang kosong. Pengecualian bila dimulai dengan alinea baru,
persamaan daftar, sub judul atau hal-hal lain yang khusus.
d). Jarak Spasi
Spasi yang dipakai adalah 2 spasi. Pengetikan satu spasi terbatas hanya untuk abstrak,
kutipan langsung panjang yang lebih dari 3 baris, catatan kaki dan daftar pustaka dan
judul pada Daftar Tabel atau Daftar Gambar. Pengetikan tiga spasi dipakai antara nomor
bab dengan judul bab, antara judul bab dengan baris pertama bab yang bersangkutan dan
antara judul subbab dengan baris diatas dan dibawahnya.
Indensi yang dipakai adalah satu tabulasi normal. Tabulasi ini dipakai misalnya pada
baris pertama alinea baru, indensi digunakan untuk catatan kaki. Indensi ganda ( dari tepi
kiri dan kanan ) digunakan untuk kutipan langsung. Indensi gantung digunakan untuk
daftar pustaka.
Anak Bab A, B, C
Seksi 1, 2, 3
Anak Seksi a, b, c
Ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 )
Anak Ayat ( a ), ( b ), ( c )
Jika masih ada bagian dari anak ayat, dapat digunakan huruf Romawi kecil. Tata letak dari bab
dan bagian-bagian dibawahnya ditulis makin kecil makin masuk ke dalam area penulisan.
3. Kutipan
Kutipan adalah materi tulisan yang diambil langsung dari sumber kepustakaan secara
persis kata demi kata tanpa perubahan. Kutipan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1). Kutipan langsung, yaitu kutipan yang diambil langsung dari sumber aslinya. Jika
mengutip pendek, sebaiknya dijalin dalam teks dengan memberikan tanda petik,
sedangkan yang panjang diberi tempat tersendiri dalam satu alinea tanpa adanya tanda
petik. Jangan lupa untuk memberitahukan sumber dari kutipan tersebut.
2). Kutipan tidak langsung, merupakan kesimpulan pikiran sendiri dari kutipan-kutipan yang
ada, dibuat tanpa memakai tanda petik.
3. Catatan Kaki
Catatan kaki dapat dimanfaatkan bagi pengutip untuk mencantumkan sumber dari mana
kutipan diambil, selain itu dapat juga dipakai untuk memberikan catatan penjelasan
( memberikan keterangan tambahan yang tidak layak dimasukkan dalam teks ). Didalam
pembuatan catatan kaki dikenal adanya istilah-istilah Ibid., Op. Cit., dan Loc. Cit. Yang
penjelasan dibawah ini.
a). Ibid.
Singkatan dari ibidem, digunakan apabila sumber kutipan pertama diikuti dengan
kutipan berikutnya yang sumbernya sama tanpa diselingi dengan kutipan lain.
Singkatan dari opere citato, ( dalam karya yang telah dikutip ). Kutipan berasal dari
sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip hanya halaman yang beda dan
telah diselingi oleh sumber kutipan lain.
Singkatan dari loco citato, ( tempat yang pernah dikutip ). Kutipan berasal dari
sumber yang sama dengan sumber yang pernah dikutip termasuk halamannya sama,
tetapi telah diselingi oleh sumber kutipan lain.
1) Harapandi Dahri, Pemikiran Teologi Sufistik Syekh Abdul Qodir Jaelani ( Jakarta :
Wahyud Press, 2004), p. 88
2) Ibid.
3) Ibid., p. 200
4) Arifin, HM, Psikologi Dakwah ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), p. 130.
Teknik lain dalam menyebut sumber kutipan yang tidak dicantumkan pada kaki
melainkan langsung ditempatkan dibelakang teks yang memuat kutipan, dituliskan diantara tanda
kurung seperti dua contoh dibawah ini. Teknik ini biasa dipakai pada jurnal atau majalah ilmiah,
tidak dianjurkan pada pembuatan skripsi atau tesis.
1. ( Harapandi, 2004 : 68 )
Maksudnya, buku karangan Harapandi Dahri, tahun 2004 yang ada dicatatan akhir,
halaman 68
2. ( 5 : 99 )
Maksudnya, bahan dikutip dari buku yang dicatatan akhir menempati nomor urut
5, halaman 99.
Pada penomoran Tabel maka ditulis di atas tabel tersebut, dengan menyebutkan pula
nomor Tabel. Kata tabel bila diikuti dengan nomor tabel harus menggunakan huruf besar
diawal kalimat, misalnya : “ ...dan lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini“.
Jangan lupa menggunakan 1 spasi untuk judul Tabel yang lebih dari 1 baris. Lihat contoh
berikut ini :
Tabel 2. Hubungan antara level ekonomi dengan kenakalan remaja : Studi kasus di daerah A,
Jakarta Barat.
Untuk penomoran tabel dan gambar digunakan 2 nomor yaitu angka pertama
menunjukkan nomor bab dimana tabel/gambar berada, dan angka kedua menunjukkan nomor
urut tabel/gambar pada bab yang bersangkutan. Setiap kata dari nama tabel dan gambar
dimulai dengan huruf besar. Dibawah tabel/gambar, penulis dapat mencantumkan sumber
data/gambar.
D. DAFTAR SINGKATAN
Didalam penulisan karya ilmiah sering ditemukan istilah-istilah yang ditulis dalam
bentuk singkatan. Beberapa ketentuan menulis singkatan dalam penulisan karya ilmiah:
1. Singkatan ditulis setelah uraian dan diletakkan di dalam tanda kurung, misalnya BPRS (Bank
Perkreditan Rakyat Syariah)
2. Singkatan nama orang, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti tanda titik. Mis : M.H. Sadelih
3. Penggunaan gelar akademik Sarjana dan Magister ditempatkan di belakang nama yang
bersangkutan sesuai dengan KepMen 036/U/1993 (1993) dan KepMen 178/U/2001 (2001).
4. Gelar akademik S1 profesional dokter diberi singkatan dr, sedangkan gelar S3 Doktor dengan
singkatan Dr dan ditempatkan di depan nama yang bersangkutan sesuai dengan KepMen
036/U/1993 (1993) dan KepMen 178/U/2001 (2001). Sering terjadi kesalahan secara
berlebihan, yaitu gelar dokter ditulis Dr dan gelar Doktor ditulis DR.
5. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta
nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata diuliskan dengan huruf kapital dan
tidak diikuti dengan tanda titik.
6. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Berikut ini disajikan daftar istilah yang sering digunakan berikut artinya.
dyb.
Idem, ( id est ), y.i.,
gamb, gambar
i.e. ( illustrated, illustrator )
Infra ( juncto ) ,
yakni
jo. ( lines-lines ),
il., ilustrasi
n.d. ( no name ),
dihalaman yang sama
n.n. ( no place ),
cat., catatan
no., nomor
Pt., Pts. ( qued erat demonstrandum),
QED, Q.E.D (revised, revision, revised edition) h., halaman
LL.M.
Master of Arts
M.A.
Master of Business Administration
M.B.A
Medicinae Doctor (Doctor of
Medicine)
M.D.
Magister Humaniora
M.Hum
Magister Komputer
M.Kom
Magister Manajemen
M.M.
M.Sc. Master of Science
b. Penulisan nama PT atau perusahaan disesuaikan dengan trade mark perusahaan. Apabila
dalam trade mark perusahaan ditulis dengan huruf kapital semua maka kita harus mengikuti
ketentuan tersebut. Namun, jika tidak dengan huruf kapital semua, kita hany menulis huruf
kapital di awalnya saja.
c. Penulisan singkatan rupiah (Rp) tidak perlu diakhiri dengan titik. Mis : Rp 125.000,00 bukan
Rp. 125.000
a. Tanda petik ganda dipakai untuk mengapit petikan atau kutipan pembicaraan langsung
a. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan atau penjelasan ungkapan
asing (survive ’sintas’, survival ’sintasan’).
a. Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang dihilangkan pada suatu
kutipan.
- kata tiap
a. Penulisan angka di awal kalimat ditulis menggunakan huruf (kalau mungkin hindari
penggunaan angka di awal kalimat dengan cara menyusun ulang kalimatnya)
b. Penulisan angka yang melebihi ratusan ribu boleh ditulis menggunakan gabungan angka dan
kata.