Jawab:
TD Normal (JNC VII atau JNC VIII), nadi masih normal tapi termasuk sudah tinggi (N:
60-100x/min), RR takipnea (N: 16-24x/menit), ada demam (N: 36,5-37,5), saturasi di
bawah normal (N: 95-100%).
Retraksi suprasternal, otot-otot bantu napas bekerja berarti dia ada susah napas disitu
artinya di dalam parunya ada sesuatu yang lebih berat dari udara.
Ronkhi itu pasti ada cairan di parunya yang berlebih di salurannya. artinya ada produksi
mukus yang banyak disitu.
Bagaimana patofisiologi dari batuk berdahak, sesak napas, demam, lemas, dan
nyeri diseluruh tubuh?
Jawab:
A. BATUK
Batuk bisa merupakan suatu keadaan yang normal atau abnormal. Dalam keadaan
abnormal penyebab tersering adalah infeksi virus yang umumnya bersifat akut
dan self-limiting. Batuk berfungsi untuk mengeluarkan sekret dan partikel-
partikel pada faring dan saluran napas. Batuk biasanya merupakan suatu refleks
sehingga bersifat involunter, namun dapatjuga bersifat volunter. Batuk yang
involunter merupakan gerakan refleks yang dicetuskan karena adanya rangsangan
pada reseptor sensorik mulai dari farings hingga alveoli.
B. SPUTUM
Ada 4 jenis sputum yang mempunyai karakteristik yang berbeda :
a. Serous : - Jernih dan encer, pada edema paru akut. - Berbusa, kemerahan,
pada alveolar cell cancer.
b. Mukoid : - Jernih keabu-abuan, pada bronkitis kronik. - Putih kental, pada
asma.
c. Purulen : - Kuning, pada pneumonia, - Kehijauan, pada bronkiektasis,
abses paru.
d. Rusty (Blood-stained): Kuning tua/coklat/merah-kecoklatan seperti warna
karat, pada Pneumococcal pneumonia dan edema paru.
Apa hubungan Riwayat pasien kontak dengan istri yang positif covid?
Jawab:
Hubungan pasien dengan pasien terkonfirmasi positif covid-19 adalah bisa jadi si pasien
itu mengalami sakit itu karena adanya kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi
positif covid-19. Harus kita cek swab PCR untuk mengetahui bahwa penderita itu terkena
covid-19 atau tidak. Kita juga bisa cek dengan pemeriksaan penunjang lainnya seperti
rontgen foto thorax dan juga pemeriksaan darah rutin juga bisa untuk mengetahui adanya
infeksi atau tidak. Kita juga bisa cek dengan pemeriksaan mikrobiologi dengan sputum
(dahak) -> cek BTA atau bisa juga kultur bakteri untuk melihat etiologi penyakit tersebut.
Memang gejala dan tanda pasien ini adalah merujuk ke covid-19 tapi kita harus bisa
menyingkirkan kemungkinan yang lain serta memastikan tidak ada komplikasi atau
penyakit lanjutan karena penyakit ini.
2. Laboratorium
3. Mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi diantaranya biakan sputum dan kultur darah untuk mengetahui
adanya S. pneumonia dengan pemeriksaan koagulasi antigen polisakarida
pneumokokkus.12,13
4. Analisa Gas Darah (ini di ingenio buat data2 nilai normalnya, kayak PCO2 HCO3-
nya, minta tolong masukin sini ya :D)
Ditemukan hipoksemia sedang atau berat. Pada beberapa kasus, tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) menurun dan pada stadium lanjut menunjukkan asidosis
respiratorik
Kalau mau lengkap ditambah pemeriksaan D-Dimer (kalau dia covid berarti d-dimmer
mengalami peningkatan N: 0-400, CRP (CRP naik berarti ada inflamasi disitu),
Fibrinogen juga
5. Pemeriksaan Virologi
Metode yang dianjurkan untuk deteksi virus adalah amplifikasi asam nukleat dengan real-
time reversetranscription polymerase chain reaction (rRTPCR) dan dengan sequencing.
Sampel dikatakan positif (konfirmasi SARS-CoV-2) bila rRT-PCR positif pada minimal
dua target genom (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARSCoV-2; ATAU rRT-PCR
positif betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing sebagian atau seluruh genom
virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2.
6. Pengambilan Spesimen
WHO merekomendasikan pengambilan spesimen pada dua lokasi, yaitu dari saluran
napas atas (swab nasofaring atau orofaring) atau saluran napas bawah [sputum,
bronchoalveolar lavage (BAL), atau aspirat endotrakeal]. Sampel diambil selama 2 hari
berturut turut untuk PDP dan ODP, boleh diambil sampel tambahan bila ada perburukan
klinis. Pada kontak erat risiko tinggi, sampel diambil pada hari 1 dan hari 14. Zou, dkk.
melaporkan deteksi virus pada hari ketujuh setelah kontak pada pasien asimtomatis dan
deteksi virus di hari pertama onset pada pasien dengan gejala demam. Titer virus lebih
tinggi pada sampel nasofaring dibandingkan orofaring.
• Metronidazole 750 mg
• Clindamicin 900 mg
Mengapa pasien diberi obat penurun panas dan Pereda batuk namun keluhan tidak
berkurang?
Jawab:
PENCEGAHAN
Pola hidup baik, jangan merokok, vaksinasi seperti vaksin pneumokokal dan vaksin
influenza.
1. Pencegahan pada orofaring dan koloni di lambung
a. Hindari pemakaian antibiotik yang tidak tepat karena dapat menyebabkan
berkembangnya koloni abnormal di orofaring, hal ini akan memudahkan terjadi
multi drug resistant (MDR)
b. Pemilihan dekontaminan saluran cerna secara selektif termasuk antibiotik
parenteral dan topikal menurut beberapa penelitian sangat efektif untuk
menurunkan infeksi pneumonia nosokomial, tetapi hal ini masih kontroversi.
Mungkin efektif untuk sekelompok pasien misalnya pasien umur muda
yang mengalami trauma, penerima donor organ tetapi hal ini masih
membutuhkan survailans mikrobiologi
c. Pemakaian sukralfat disamping penyekat H2 direkomendasikan karena
sangat melindungi tukak lambung tanpa mengganggu pH. Penyekat H2 dapat
meningkatkan risiko pneumonia nosokomial tetapi hal ini masih merupakan
perdebatan.
d. Penggunaan obat-obatan untuk meningkatkan gerakan duodenum misalnya
metoklopramid dan sisaprid, dapat pula menurunkan bilirubin dan kolonisasi
bakteri di lambung.
e. Anjuran untuk berhenti merokok
f. Meningkatkan program vaksinasi S.pneumoniae dan influenza
2. Pencegahan aspirasi saluran napas bawah
a. Letakkan pasien pada posisi kepala lebih ( 30-45 O ) tinggi untuk mencegah
aspirasi isi lambung
b. Gunakan selang saluran napas yang ada suctionsubglotis
c. Gunakan selang lambung yang kecil untuk menurunkan kejadian refluks gastro
esofagal
d. Hindari intubasi ulang untuk mencegah peningkatan bakteri yang masuk ke
dalam saluran napas bawah
e. Pertimbangkan pemberian makanan secara kontinyu dengan jumlah sedikit
melalui selang makanan ke usus halus
3. Pencegahan inokulasi eksogen
a. Prosedur pencucian tangan harus dijalankan sesuai prosedur yang benar, untuk
menghindari infeksi silang
b. Penatalaksanaan yang baik dalam pemakaian alat-alat yang digunakan pasien
misalnya alat-alat bantu napas, pipa makanan dll •Disinfeksi adekuat pada waktu
pencucian bronkoskop serat lentur
c. Pasien dengan bakteri MDR harus diisolasi
Alat-alat yang digunakan untuk pasien harus diganti secara berkala misalnya
selang makanan , jarum infus dll
4. Mengoptimalkan pertahanan tubuh pasien
a. Drainase sekret saluran napas dengan cara fisioterapi
b. Penggunaan tempat tidur yang dapat diubah-ubah posisinya
c. Mobilisasi sedini mungkin