Anda di halaman 1dari 13

Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

Journal Educational of Nursing (JEN)


Vol.2 No.1 – Januari – Juni 2019; hal. 39-51
p-ISSN : 2655-2418; e-ISSN : 2655-7630
journal homepage: https://ejournal.akperrspadjakarta.ac.id

Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien


Harga Diri Rendah Kronis Setelah Latihan Terapi Kognitif
dan Psikoedukasi Keluarga
Septirina Rahayu1, Mustikasari², Novy H.C Daulima³
Akademi Keperawatan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta

Abstrak
Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan
terganggunya pikiran, persepsi, emosi dan perilaku. Salah satu gejala negatif pada
skizofrenia adalah harga diri rendah. Harga diri rendah merupakan evaluasi diri yang
negatif, berhubungan dengan perasaan tidak berdaya, putus asa,rapuh dan tidak
berharga.Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah memaparkan hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien harga diri rendah kronis setelah latihan terapi
kognitif dan psikoedukasi keluarga.Metode yang digunakan adalah studi kasus,
pasien yang dikelola sebanyak 20 orang dengan karakteristik pasien berjenis
kelamin wanita,berusia 25 sampai 60 tahun. Pendekatan teori adaptasi Roy
digunakan oleh penulis karena penerapan intervensi pada teori ini berfokus pada
mengubah stimulus yang dialami oleh pasien dan bukan pasiennya, sehingga
perawatlah yang meningkatkan interaksi antara manusia dengan lingkungannya,
sehingga pasien dapat meningkatkan kesehatan, memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan menciptakan perubahan pada lingkungannya. Hasil penanganan
kasus menunjukan terjadinya penurunan tanda gejala serta peningkatan
kemampuan pasien (80%) setelah diberikan tindakan keperawatan ners dan ners
spesialis berupa terapi kognitif dan peningkatan kemampuan keluarga (72%)
setelah pemberian terapi psikoedukasi keluarga.Penulisan karya ilmiah ini
merekomendasikan tindakan keperawatan ners dan ners spesilais terapi kognitif dan
psikoedukasi keluarga dapat menjadi standar terapi ners spesialis keperawatan jiwa
pada pasien dengan harga diri rendah kronis.

Kata Kunci: Skizofrenia, Harga Diri Rendah Kronis, Terapi Kognitif, Psikoedukasi
Keluarga.

Abstract
Schizophrenia is a disease that affects the brain and causes disruption of
mind, perception, emotions and behavior. One of the negative symptoms of
schizophrenia is low self-esteem. Low self-esteem is a negative self-evaluation,
associated with feelings of helplessness, hopelessness, vulnerability and
worthlessness. The purpose of this paper is to present the results of the
implementation of nursing care in patients with low chronic self-esteem after
cognitive therapy and family psychoeducation training. Used were case studies, 20
managed patients with characteristics of female patients, aged 25 to 60 years. Roy's

1,2,3 E-mail : septirina.rahayu@akperrspadjakarta.ac.id

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 39


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

theory of adaptation approach is used by the author because the application of


intervention in this theory focuses on altering the stimuli experienced by patients and
not patients, so nurses increase the interaction between humans and their
environment, so that patients can improve health, have the ability to adapt and
create changes in their environment. The results of cases handling showed a
decrease in symptoms and increased patient ability (80%) after ners and ners
treatment specialists in the form of cognitive therapy and increased family ability
(72%) after the therapy of family psychoeducation therapy.Perulisan this scientific
recommends ners and Specific ners of cognitive therapy and family psychoeducation
can be standard nursing specialist nursing souls in patients with chronic low self-
esteem.

Keywords: Schizophrenia, Chronic Low Self-Esteem, Cognitive Therapy, Family


Psycho-education

Pendahuluan bahwa jumlah penderita skizofrenia


Kesehatan jiwa diartikan semakin bertambah.
sebagai keadaan sejahtera, dimana Skizofrenia merupakan
individu memiliki kemampuan untuk gangguan psikiatrik yang ditandai
menyadari potensi yang ada dalam dengan disorganisasi pola pikir
dirinya, dapat mengatasi tekanan dimanifestasikan dengan masalah
kehidupan yang terjadi, bekerja secara komunikasi dan kognisi (O´Brien,
produktif dan dapat berkontribusi Kennedy, Ballard, 2008). Gejala
dalam komunitasnya,World Health skizofrenia meliputi gejala positif dan
Organization/ WHO (2014). Individu gejala negatif.Gejala positif mencakup
yang sering mengalami tekanan delusi, halusinasi, sedangkan gejala
emosional, distress dan terganggunya negatif seperti apatis, afek datar,
fungsi (disfungsi), akan berpotensi hilangnya minat atau ketidakmampuan
cukup besar mengalami gangguan untuk melakukan aktivitas rutin,
jiwa yang dikenal dengan istilah ODGJ kemiskinan isi pembicaraan, gangguan
(Orang Dengan Gangguan Jiwa). dalam hubungan sosial, ditemukan
Salah satu gangguan jiwa yang pada pasien dengan harga diri rendah.
sering ditemukan adalah Skizofrenia, Videbeck (2012).
Videbeck (2012). Data WHO (2016) Harga diri rendah adalah
diperoleh 21 juta orang mengalami evaluasi diri yang negatif, berupa
skizofrenia. Adapun prevalensi mengkritik diri sendiri, dimana
penderita skizofrenia di Amerika seseorang memiliki fikiran negatif dan
Serikat, mencapai 1 sampai 1,5% dari percaya bahwa mereka ditakdirkan
populasi,Videbeck (2012). Di 14 untuk gagal (Windarwati, 2016). Harga
negara berkembang, mencapai angka diri rendah sangat rentan terjadi pada
sekitar 76 % sampai 85 % dari seseorang dengan situasi penuh
populasi. Menurut data statistik dengan stressor. Respon kognitif
Direktorat Kesehatan Jiwa ditunjukan berupa penyimpangan
menunjukkan pasien gangguan jiwa fikiran, kebingungan, secara afektif
berat terbesar di Indonesia adalah pasien merasa rendah diri, merasa
Skizofrenia yakni mencapai 70% takut dan malu, secara perilaku pasien
(Kemenkes RI,2008). Angka tersebut menunjukkan pasif dan tidak responsif,
menggambarkan prosentase yang kehilangan inisiatif dan sulit
cukup tinggi dan memberikan makna mengambilan keputusan, Fausiah &
Widury (2014).

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 40


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

Tindakan keperawatan ners dan terbesar di ruang Utari ditemukan


ners spesialis yaitu terapi kognitif pasien dengan harga diri rendah
merupakan psikoterapi individu yang kronis sebanyak 20 pasien (50%) dari
membantu pasien mengidentifikasi 40 pasien yang dirawat.
dan mengkoreksi fikiran negatif, Penulisan karya ilmiah ini
bertujuan mengubah penalaran yang menguraikan tindakan keperawatan
salah menjadi penalaran yang logis yang dilakukan pada pasien dengan
dari pengalaman internal yang dialami harga diri rendah kronis yaitu terapi
pasien, sehingga fikiran negatif kognitif dan psikoedukasi keluarga
berubah menjadi fikiran yang positif dengan pendekatan model adaptasi
Townsend (2011). Penelitian yang Roy. Teori ini berfokus pada konsep
dilakukan oleh (Effendi, Poeranto, adaptasi manusia sebagai konsep
Supriati, 2016) menyatakan penerapan sentral.Manusia menerima input atau
tindakan keperawatan ners dan ners stimulus dari lingkungan atau dalam
spesialis (terapi kognitif) memiliki diri. Tingkat adaptasi ditentukan oleh
pengaruh yang bermakna terhadap kombinasi efek stimulus fokal,
peningkatan harga diri pada remaja. kontekstual dan residual.Proses
Tindakan keperawatan tidak kontrol merupakan mekanisme koping
hanya dilakukan kepada pasien, berupa regulator dan kognator, dan
namun akan melibatkan keluarga respon terhadap stimulus dilakukan
dalam perawatan dan pemulihan melalui mode fisiologis, konsep diri,
pasien, tindakan ini bertujuan untuk fungsi peran dan interdepedensi. Pada
meningkatlkan pengetahuan dan akhirnya, individu akan memberikan
keterampilan koping keluarga, (Nathan respon adaptif ataupun inefektif
& Gorman, 2007). Keterlibatan (Hamid, 2016).
keluarga dalam pengambilan Penulis memilih teori ini tepat
keputusan mengenai perawatan dan diterapkan untuk menganalisis pasien
pengobatan sangat dibutuhkan, dengan harga diri rendah kronis dan
Zauszniewski (2009). Terapi ners terapi ners spesialis yang diberikan
spesialis psikoedukasi keluarga karena ketidakmampuan mereka
bertujuan meningkatkan pemahaman beradaptasi terhadap stimulus yang
keluarga tentang penyakit, memenuhi diterima dan seberapa besar mereka
kebutuhan kognitif dan mendapat dukungan dari orang
perilakukeluarga. Keluarga diberi terdekat atau keluarga,agar mereka
kesempatan untuk bertanya, mampu beradaptasi selama di rumah
mengekspresikan perasaan dan saling sakit maupun setelah kembali dari
bersosialisasi dengan tenaga perawatan, sehingga asuhan
kesehatan jiwa (Hamid, 2016). keperawatan yang diberikan dapat
Penanganan kasus ini lebih komprehensif
dilakukan di unit rawat inap psikiatri Tujuan penulisan karya ilmiah
ruang Utari RSMM Bogor. Ruang ini ini adalah menguraikan perubahan
merupakan ruang tenang dan khusus tanda gejala dan kemampuan pasien
untuk merawat pasien wanita. Data harga diri rendah kronis setelah latihan
pada semester I di RSMM (Januari terapi kognitif dan psikoedukasi
s.d April) Tahun 2017, terdapat 472 keluarga dengan pendekatan model
kunjungan pasien, 304 (53,61%) konsep adapatasi Roy di ruang Utari
pasien skizofrenia paranoid, 145 RSMM Bogor.
(25,57%) pasien skizofrenia tak terinci,
dan 23 (4,06%) pasien Metode
skizoafektif.Adapun prevalensi

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 41


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

Penelitian ini menggunakan waktu tiap sesi bervariasi antara satu


metode studi kasus observasional sampai dua jam,pelaksanaan tindakan
deskriptif, yaitu dengan melakukan keperawatan dilengkapi dengan
observasi dan wawancara dengan instrumen buku kerja dan buku
pasien, serta mempelajari ringkasan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi
dokumen pasien. tindakan keperawatan tanda dan
Tahapan yang penulis lakukan gejala serta kemampuan yang dimiliki
dalam penanganan kasus ini yaitu, pasien, menggunakan instrument
mengidentifikasi kasus meliputi tanda dan gejala serta kemampuan
karakteristik pasien, penilaian sesuai dengan respon yang ditunjukan
terhadap stresor, kemampuan pasien oleh pasien
sebelum dilakukan tindakan Pasien yang mendapatkan
keperawatan ners dan ners spesialis terapi kognitif sebanyak 20 orang,
individu dan keluarga. Pasien yang pelaksanaan sesi satu sampai empat
dikelola merupakan pasien yang tidak tuntas dilakukan, dengan rata-rata 3
hanya memiliki diagnosa keperawatan sampai 4 kali pertemuan. Hasil terapi
harga diri rendah saja, tetapi kognitif dengan masalah harga diri
kombinasi dengan diagnosa rendah kronis menunjukkan terdapat 2
keperawatan lainnya. pasien yang masih perlu
Pengumpulan data melalui pendampingan untuk pelaksanaan
observasi dan wawancara kepada terapi kognitif. Demikian pula dengan
pasien dan keluarga serta penelusuran pelaksanaan terapi psikoedukasi
dokumen rekam medis. Tahap keluarga sesi satu sampai lima tuntas
berikutnya menganalisa data, serta dilakukan pada 20 keluarga.
melakukan interpretasi dari hasil Tahapan yang penulis lakukan
analisa data yang diperoleh. dalam penanganan kasus ini yaitu,
Selanjutnya penulis mengidentifikasi kasus meliputi
mendelegasikan tindakan karakteristik pasien, penilaian
keperawatan yang telah dilakukan terhadap stresor, kemampuan pasien
kepada seluruh perawat ruangan yang sebelum dilakukan tindakan
terlibat dan berkoordinasi dengan keperawatan ners dan ners spesialis
konsulen keperawatan. individu dan keluarga. Pasien yang
dikelola merupakan pasien yang tidak
Ilustrasi Kasus hanya memiliki diagnosa keperawatan
Penanganan kasus dilakukan di harga diri rendah saja, akan tetapi
ruang Utari RSMM Bogor tanggal 13 kombinasi dengan diagnosa
Febuari sampai 14 April 2017,dengan keperawatan lainnya.Pengumpulan
menggunakan pendekatan studi data melalui observasi dan wawancara
kasus. Kasus yang dikelola sebanyak kepada pasien dan keluarga serta
20 pasien.Instrumen yang digunakan penelusuran dokumen rekam
saat pengkajian menggunakan format medis.Tahap berikutnya menganalisa
scanning yang mengacu pada data, serta melakukan interpretasi dari
pendekatan Stuart yang hasil analisa data yang diperoleh.
dikembangkan oleh Fakultas Ilmu Selanjutnya penulis mendelegasikan
Keperawatan Universitas Indonesia. tindakan keperawatan yang telah
Pelaksanaan terapi kognitif terdiri dari dilakukan kepada seluruh perawat
empat sesi, dengan lama tiap sesi ruangan yang terlibat dan
berkisar antara 30 sampai 45 menit, berkoordinasi dengan konsulen
sedangkan psikoedukasi keluarga keperawatan.
terdiri dari lima sesi dengan lama

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 42


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

Karakteristik pasien harga diri biaya perawatan (100%), karakteristik


rendah kronis di ruang Utari (100%) lain dapat dilihat pada tabel berikut:
wanita, dan menggunakan BPJS untuk
Tabel 1. Distibusi Karakteristik Responden (n=20)
Ketegori (n) (%)
Usia:
a. 18-25 tahun 3 15
b. 25-60 tahun 17 85
Pendidikan:
a. SD 6 30
b. SMA 13 65
c. PT 1 5
Pekerjaan:
a. Bekerja 1 5
b. Tidak bekerja 19 95
Status Pernikahan:
a. Belum/tidak menikah 7 35
b. Menikah 11 55
c. Janda 2 10
Care Giver :
a. Orang tua 9 45
b. Suami 5 25
c. Anak 1 5
d. Kakak 5 25
Lama Sakit:
a. 1-5 tahun 11 55
b. > 5 tahun 9 45

MRS/dirawat ke berapa:
a. Ke-1 5 25
b. Ke-2 7 35
c. Ke-3 3 15
d. Ke-4 3 15
e. > 5 kali 2 10

Tabel diatas menunjukkan (65%), tidak bekerja (95%), lama sakit


bahwa karakteristik pasien kelolaan di 1-5 tahun (55%), masuk perawatan ke-
ruang Utari sebagian besar berusia 2 (35%)
25-60 tahun (85%), pendidikan SMA
Tabel 2. Distribusi faktor Predisposisi Pasien HDRK (n=20)
Faktor Predisposisi Jumlah
Ya % Tidak %
Biologis:
Riwayat gangguan jiwa 15 75 5 25
Riwayat Herediter 5 25 15 75
Riwayat Napza/rokok/alkohol 4 20 16 80
Trauma kepala 2 10 18 90
Psikologis :
Kehilangan orang yang dicintai/berarti 11 55 9 45
Keinginan tidak terpenuhi 4 20 16 80

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 43


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

Konsep diri : kurang percaya diri, peran tidak dapat dilakukan 18 90 2 10


Gagal dalam pernikahan 7 35 13 65
Pola asuh : otoriter, permisif 3 15 17 85
Komunikasi tertutup 4 20 16 80
Sosial
Tidak memiliki teman 17 85 7 15
Pendapatan : ekonomi rendah 14 70 6 30
Pendidikan : putus sekolah 1 5 19 95
Konflik keluarga 16 80 4 20
Kurang keyakinan menjalankan ibadah 16 80 4 20

Berdasarkan tabel diatas psikologis kepercayaan diri kurang (


didapatkan bahwa faktor predisposisi 90%) yaitu kurang percaya diri dan
pada klien kelolaan sebanyak 20 orang, faktor sosial yaitu tidak memiliki teman (
untuk faktor biologis riwayat gangguan 85%).
jiwa sebelumnya (75%), faktor
Tabel 3. Distribusi Faktor Presipitasi pasien HDRK (n=20)
Faktor presipitasi Jumlah
Ya % Tidak %
Biologis
Putus Obat 15 75 5 25
Psikologis
Pengalaman yang tidak menyenangkan 7 35 13 65
Kehilangan orang yang berarti 11 55 9 45
Sosial
Putus sekolah 1 5 19 95
Konflik keluarga 11 55 9 45
Penghasilan kurang/rendah 14 70 6 30

Tabel di atas menunjukkan Respon terhadap stresor merupakan


bahwa putus obat menjadi faktor stimulus fokal, dimana respon
presipitasi biologi terbanyak dengan terhadap stresor merupakan respon
prosentase (75%), faktor psikologis klien terhadap masalah yang dihadapi.
yaitu kehilangan orang yang berarti Gambaran respon pasien terhadap
(55%), dan faktor sosial yaitu stresor dapat terlihat pada tabel
penghasilan kurang/rendah (70%). berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Perubahan Tanda dan Gejala (Respon terhadap stressor) Pasien Harga
Diri Rendah Kronis sebelum dan setelah tindakan terapi kognitif (n=20)
Tanda dan Gejala Total % selisih
Pre Post
Kognitif
Menilai diri negatif 20 2 90
Mencari penguatan 11 2 45
Mengkritik diri/tidak ada kelebihan 13 2 55
Bergantung pada pendapat orang lain 8 4 20
Merasa tidak tertolong 11 0 55
Merasa tidak berarti 16 2 70
Menilai diri tidak berguna 10 1 45
Tidak mampu melakukan apapun 13 4 45
Afektif

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 44


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

Malu 20 3 85
minder 16 3 65
Putus asa 2 0 10
Sedih 18 3 75
Tidak mampu 20 5 75
Mudah tersinggung 12 1 55
Merasa bersalah 14 5 45
Tidak berdaya 8 1 35
Fisiologis
Gangguan tidur 19 4 75
Lesu 20 6 70
Tidak bergairah 19 6 65
Tidak nafsu makan 14 7 30
perilaku
Banyak menunduk 18 5 65
Postur bungkuk 7 3 20
Kontak mata kurang 20 5 75
Bicara pelan 14 6 40
Enggan mencoba hal baru 16 5 55
Pasif 19 5 70
Tampak ragu melakukan sesuatu 20 4 80
Sosial
Menarik diri 18 4 70
Banyak diam 20 5 75
Kurang partisipasi sosial 20 4 80
Tidak suka komunikasi verbal 16 5 55

Tabel di atas menunjukkan sesuatu, sedangkan tanda dan gejala


tanda dan gejala kognitif menurun sosial menurun (80%) adalah kurang
setelah tindakan keperawatan adalah (n partisipasi sosial. Tindakan
selisih) menilai diri negatif (90%), tanda keperawatan berfokus pada pasien dan
dan gejala afektif menurun (85%) malu, keluarga. Tindakan keperawatan ners,
tanda dan gejala fisiologis menurun ners spesialis individu dan ners
(75%) adalah gangguan tidur, tanda spesialis pada keluarga dapat terlihat
dan gejala perilaku menurun (80%) pada berikut :
adalah tampak ragu melakukan
Tabel 5. Distribusi rata-rata perubahan tanda dan gejala pasien HDRK sebelum dan sesudah terapi
kognitif
HDRK
Penilaian Terhadap Stresor (CT) N Mean Mean
Mean selisih
Sebelum setelah
Respon Kognitif 8 12,75 1,62 11,13
Respon Afektif 8 13,75 2,62 11,13
Respon Fisiologis 4 18 5,75 12,25
Respon Perilaku 7 16,28 4,7 11,58
Respon Sosial 4 18,5 4,5 14,5

Tabel diatas menunjukan tanda diberikan terapi kognitif terjadi


dan gejala respon kognitf setelah perubahan sebesar 11,13. Respon

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 45


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

afektif terjadi perubahan sebesar perilaku sebesar 11,58 dan perubahan


11,13. Perubahan respon fisiologis sosial sebesar 14.5.
sebesar 12,25. Perubahan respon
Tabel 6. Perubahan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis sebelum dan sesudah terapi
kognitif (n=20)
Kemampuan Terapi Kognitif yang harus dicapai Pre Post
n n selisih
Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan menimbulkan 0 20 100
pikiran otomatis negatif serta melawan satu pikiran negatif
Melawan pikiran otomatis negatif kedua 0 12 60
Memanfaatkan sistem pendukung 0 13 65
Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif 0 19 95
Rata-rata 0 16 80

Tabel di atas menunjukan negatif meningkat dengan prosentase


peerubahan kemampuan yang dicapai sebesar 80 %.
pasien HDRK untuk mengatasi pikiran
Tabel 7. Perubahan Kemampuan Keluarga dalamTindakan Keperawatan Psikoedukasi Keluarga
(n=20)
Kemampuan Terapi FPE yang harus dicapai Pre Post
n n
Mengidentifikasi masalah keluarga dalam merawat 0 20
pasien
Perawatan pasien oleh keluarga 1 20
Manajemen stres oleh keluarga 1 20
Manajemen beban oleh keluarga 0 8
Memanfaatkan sistem pendukung 0 4
Rata-rata 0,4 14,4

Tabel di atas menunjukan Menurut Roy, manusia


kemampuan keluarga dalam tindakan digambarkan sebagai suatu model
keperawatan psikoedukasi keluarga adaptif terbuka, terdiri dari bagian
meningkat dengan prosentase sebesar yang bekerja untuk mencapai suatu
72 %. tujuan. Manusia selalu menerima
stimulus baik berasal dari luar maupun
Pembahasan dari dalam dirinya. Stimulus yang
Penerapan Asuhan Keperawatan diterima akan mengaktivasi
pada pasien Harga Diri Rendah mekanisme koping dan mempengaruhi
Kronis yang Diberikan Terapi sistem adaptif manusia. Apabila
Kognitif dan FPE Menggunakan individu gagal mengatasi stimulus,
Pendekatan Model Adaptasi Roy. maka akan berdampak pada

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 46


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

munculnya respon inefektif (Hamid, perempuan. Menurut (Atalay & Atalay,


2016) 2006) menyatakan onset skizofrenia
Karakteristik pasien, faktor pada pria cenderung lebih awal jika
predisposisi, factor presipitasi dan dibandingkan wanita.
respon terhadap stresor pada pasien c. Pendidikan Pasien
harga diri rendah kronis merupakan Tingkat pendidikan sebagian
input berupa stimulus fokal, stimulus besar pasien yang diberikan terapi
kontekstual dan residual.Hasil kognitif adalah SMA (65%). Data ini
pengkajian pada pasien dengan harga menunjukkan bahwa pasien
diri rendah kronis diklasifikasikan mempunyai latar belakang pendidikan
sesuai stimulus-stimulus dalam model yang cukup memadai dalam menerima
adaptasi Roy. suatu bentuk pembelajaran dan
Karakteristik Pasien informasi. Tingkat pendidikan yang
a. Usia Pasien lebih tinggi ditemukan lebih sering
Pasien yang diberikan terapi menggunakan pelayanan kesehatan
kognitif terbanyak berada pada kisaran jiwa, Stuart (2016).
usia dewasa yaitu 25 sampai 60 tahun. d. Pekerjaan Pasien
Masa dewasa merupakan masa Pasien yang dirawat di ruang
kematangan dari aspek kognitif, Utari sebagian besar mempunyai
emosi, dan perilaku dan tugas riwayat tidak bekerja sebelum
perkembangan yang harus dicapai mengalami gangguan jiwa (95%).
pada usia dewasa yaitu menjalin Prosentase tersebut menggambarkan
hubungan intim, dimana permasalahan bahwa pasien kurang memiliki
utama individu pada tahap keterampilan tertentu sebagai sarana
perkembangan usia ini adalah intimasi untuk menunjukkan kemampuan hidup
versus isolasi artinya, jika individu secara produktif. Hal ini terjadi karena
tidak berhasil mengembangkan ia merasa tidak mampu untuk
intimasinya, maka individu akan memenuhi kebutuhan keluarga,
mengalami isolasi dan krisis sehingga sangat berpotensi
terasingan (Erikson dalam Papalia & mengalami masalah harga diri rendah.
Fieldman, 2008). Pendapat ini didukung oleh Townsend
Pernyataan tersebut diperkuat (2009) yang mengungkapkan bahwa
oleh Stuart (2016) yang menyebutkan tingkat sosial ekonomi rendah
bahwa resiko tinggi terjadinya merupakan salah satu faktor sosial
gangguan jiwa yaitu pada usia penyebab tingginya angka gangguan
dewasa. Menurut WHO (2011) tujuh jiwa termasuk skizofrenia.
per seribu populasi orang dewasa Terapi kognitif dan psikoedukasi
terutama usia 15-35 tahun mengalami keluarga memberikan dampak yang
skizofrenia. Ketiga pernyataan cukup signifikan dalam membantu
tersebut membuktikan bahwa rata-rata pasien meningkatkan respon
individu beresiko mengalami menghadapi stresor yang dialami,
gangguan jiwa pada usia dewasa, sehingga pasien mampu menunjukkan
dengan demikian tidak menutup respon perilaku yang adaptif atau lebih
kemungkinan juga akan mengalami efektif. Penelitian (Rochdiyat, Keliat &
harga diri rendah kronis sebagai gejala Wardhani, 2016) menyatakan
negatif dari skizofrenia. penerapan terapi kognitif dan
b. Jenis Kelamin logoterapi dapat menjadi standar
Pasien dengan harga diri terapi spesialis keperawatan jiwa pada
rendah kronis di ruang Utari berjumlah pasien dengan harga diri rendah
20 orang seluruhnya berjenis kelamin situasional dan ketidakberdayaan.

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 47


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

Penelitian lain dilakukan oleh Mekanisme koping yang


(Suerni, Keliat, Daulima, 2013), bekerja dalam hal ini adalah sistem
menyatakan terapi kognitif dan kognator akan bekerja saat
edukasi keluarga direkomendasikan mendapatkan stimulus baik fokal,
pada pasien dengan harga diri rendah kontekstual, maupun residual. Pasien
dengan penerapan pada kelompok harga diri rendah tidak mampu
pasien yang dilakukan tindakan menghasilkan proses adaptasi yang
keperawatan ners, terapi kognitif dan baik, sehingga menimbulkan masalah
psikoedukasi keluarga, menunjukan pada efektor berupa gangguan konsep
penurunan tanda dan gejala rata-rata diri dalam hal ini adalah harga diri
71,2%, peningkatan kemampuan rendah. Output yang tampak berupa
pasien rata-rata 100%, peningkatan respon perilaku inefektif yang dapat
kemampuan keluarga rata-rata 98%, dinilai dari aspek kognitif, afektif,
dan lama rawat rata-rata 26 hari. fisiologis, perilaku dan sosial.
e. Status Ekonomi Pasien Munculnya respon perilaku yang
Pasien yang diberikan terapi inefektif akan membuat terjadinya
kognitif dan psikoedukasi keluarga mekanisme umpan balik pada model
menggunakan fasilitas asuransi adaptasi Roy dalam hal ini pasien
kesehatan BPJS untuk pembiayaan akan dihadapkan kembali pada
selama masa perawatan (100%). stimulus semula yang akan
Angka ini menunjukkan bahwa pasien mengganggu proses adaptasi
rata-rata memiliki status ekonomi yang selanjutnya.
rendah, dalam arti pasien selama Faktor Predisposisi dan Faktor
dirawat di rumah sakit mengandalkan Presipitasi.
jaminan kesehatan untuk mengatasi a. Aspek Biologis
masalah biaya perawatannya. Jika Sebagian besar pasien memiliki
tidak ada sumber khusus untuk riwayat gangguan jiwa sebelumnya
pembiayaan kesehatan, maka pasien (75%), Sebagian kecil memiliki riwayat
cenderung tidak mendapatkan genetik (25%). Faktor genetik
pengobatan yang sesuai dengan berperan dalam mencetuskan
kondisi sakitnya. Kondisi yang dialami terjadinya gangguan jiwa pada diri
sebagian besar klien harga diri rendah seseorang. Sadock dan Sadock (2007)
kronis ini menunjukkan tidak menyampaikan bahwa genetik
berjalannya fungsi ekonomi keluarga memiliki peran pada pasien
dengan baik. skizofrenia. Seseorang beresiko 10%
f. Status Pernikahan Pasien jika salah satu orang tua menderita
Pasien yang diberikan terapi gangguan dan jika kedua orang tua
kognitif sebagian besar menikah memiliki riwayat gangguan maka
(55%). Status pernikahan merupakan resiko akan lebih besar, yaitu menjadi
faktor yang berpengaruh terhadap 40%.
munculnya masalah harga diri rendah b. Aspek Psikologis
pada diri seseorang terutama yang Pasien HDR kronis yang
belum menikah. Zarb (2007) diberikan terapi kognitif memiliki
menyatakan bahwa 10 % wanita di riwayat psikologis kurang percaya diri
Amerika tidak ingin menikah atau (90%). Menurut Stuart (2016) bahwa
menunda kehadiran seorang anak faktor psikologis meliputi konsep diri,
karena kekhawatiran terjadinya konflik intelektualitas, kepribadian, moralitas,
pernikahan, sehingga memicu pengalaman masa lalu, koping dan
munculnya stres sebagai dampak keterampilan komunikasi secara verbal
perasaan yang tertekan. mempengaruhi perilaku seseorang

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 48


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

dalam hubungannya dengan orang perubahan ke arah yang adaptif. Hal


lain. ini tidak terlepas dari peran keluarga
Pemberian terapi kognitif dan sebagai faktor pendukung pasien.
psikoedukasi keluarga membantu Pelaksanaan terapi kognitif
pasien mengembangkan mekanisme memerlukan support system keluarga.
koping dalam memecahkan masalah Hasil penelitian (Mahmud, Lilik,
terkait masa lalu yang tidak Setyanto, 2016) menguraikan
menyenangkan. Penelitian (Effendi, psiokoedukasi mengenai dukungan
Poeranto, Supriati,2016) menguraikan sosial keluarga memiliki pengaruh
pemberian terapi generalis dan kognitif yang signifikan terhadap penurunan
memiliki pengaruh yang lebih kecemasan pada pasien depresi.
bermakna terhadap peningkatan harga Farlane (2014) juga mendukung
diri remaja dibandingkan dengan terapi pentingnya psikoedukasi keluarga
generalis saja. Penelitian yang yaitu bertujuan mendidik keluarga dan
mendukung tentang psikoedukasi penderita skizofrenia mengatasi
keluarga oleh (Rahayu, Hamid, Sabri, penyakitnya. Pendapat yang sama
2011) menyatakan psikoedukasi juga dinyatakan oleh Timmerby et al
keluarga dapat dikembangkan ke arah (2016) yang menegaskan
pembentukan self help group bagi psikoedukasi keluarga berdampak
keluarga dan penderita. positif terhadap pasien depresi dan
c. Aspek Sosial Budaya keluarga untuk membantu keluarga
Pasien yang diberikan terapi mengenali gejala depresi,
kognitif dan psikoedukasi keluarga memfasilitasi respon pengobatan lebih
memiliki masalah sosial budaya yang cepat dan mengurangi resiko kambuh.
sangat berpengaruh yaitu tidak Tindakan Keperawatan ners,
memiliki teman (85%), konflik keluarga terapi kognitif dan psikoedukasi
(80%) dan status ekonomi rendah keluarga diberikan dengan tujuan
(70%). Townsend (2009) menyatakan untuk meningkatkan mekanisme
bahwa status sosioekonomi yang koping yaitu sistem kognator pasien
rendah lebih banyak mengalami dalam mengatasi stimulus yang
gangguan jiwa dibandingkan tingkat diterimanya. Terapi yang diberikan
sosio ekonomi tinggi. Kondisi akan memperkuat proses kontrol, yaitu
kehidupan yang berada dalam mekanisme koping kognator. Setelah
kemiskinan, rendahnya pemenuhan itu mekanisme koping kognator yang
kebutuhan perawatan untuk anggota kuat akan mempengaruhi efektor, yaitu
keluarga, kurangnya sumber sistem adaptif pasien. Sistem adaptif
pendukung untuk mengatasi situasi akan mempengaruhi konsep diri,
stres, akan mempengaruhi perilaku fungsi peran dan interdependensi,
seseorang dalam kehidupan sehari- dengan mekanisme koping yang
hari. adaptif ketiga sistem adaptif tersebut
Terapi Kognitif dan Psikoedukasi akan menghasilkan perilaku adaptif.
Keluarga Respon terhadap Stresor
Kemampuan pasien dan Pasien di ruang Utari
keluarga dalam melaksanakan terapi mempunyai riwayat kurang adekuat
ners dan ners spesialis berupa terapi dalam memberikan respon terhadap
kognitif dan psikoedukasi keluarga, stresor yang dihadapi. Respon kognitif
merupakan proses kontrol dalam menunjukkan bahwa seluruh pasien
konsep adaptasi Roy. Perilaku pasien menilai dirinya negatif (100%), respon
yang diberikan terapi kognitif dan afektif berupa perasaan malu (85%),
psikoedukasi keluarga mengalami secara fisik mengalami gangguan tidur

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 49


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

(75%). Respon perilaku menunjukkan bekerjasama dengan puskesmas,


tampak ragu melakukan sesuatu (80%) perawat spesialis jiwa untuk
kontak mata kurang sebesar (75%) dan menindaklanjuti perawatan pasien di
secara sosial menunjukan kurang rumah setelah pasien pulang rawat
partisipasi sosial sebesar (80%). inap.
Proses output setelah pasien
mendapat terapi kognitif menunjukan Daftar Pustaka
perubahan tanda dan gejala positif [1] Alligood, M.R, Achir Yani, S.H,
pada respon kognitif, afektif, fisiologis, Kusman I. (2017), Pakar Teori
perilaku, dan sosialnya, dimana kelima Keperawatan dan Karya Mereka,
aspek respon tersebut mengalami Edisi Indonesia ke-8 vol 1,
penurunan secara signifikan. Hal ini Singapore, Elsevier.
sesuai dengan pendapat Stuart (2016) [2] Atalay, F. & Atalay, H. (2006).
yang mengatakan menilai dapat terlihat Gender Differences is Patients
dari aspek kognitif, afektif, fisiologis, With Schizofrenia in Terms of
perilaku, dan sosial budaya. Sociodemographic and Clinical
Charactersitic. German Journal
Kesimpulan Psychiatric.9.41-47.
Penanganan kasus pada pasien [3] Badan Litbang KemenKes RI.
harga diri rendah kronis di ruang Utari (2008). Riset kesehatan dasar
RSMM Bogor, menunjukan penurunan tahun 2007. Jakarta. KemenKes
tanda gejala dan peningkatan RI.
kemampuan pasien untuk melawan [4] Bulechek, G.M, Butcher, H.K.,
fikiran otomatis negatif, sehingga Dochterman, J.M, Wagner,C.M.
pasien dapat menunjukan kelebihan Nursing Interventions
positif dalam dirinya dan berdampak Classification. (2013).
pada aktivitas sehari-hari selama Singapore, Elseiver.
menjalani perawatan di rumah sakit. [5] Effendi, Z.., Sri.P., Lilik, S.
Hal tersebut tidak lepas dari (2016). Pengaruh Terapi Kognitif
kemampuan perawat memberikan Terhadap Peningkatan Harga
pelayanan asuhan keperawatan Diri Remaja. Jurnal Kesehatan
secara komprehensif, dan melibatkan Mesencephalon, Vol.2 No.4 ,
keluarga sebagai pemberi asuhan Oktober 2016. Malang :
utama. Terapi kognitif dan FK.Universitas Brawijaya
psikoedukasi keluarga [6] Fausiah, F & Julianti, W. (2014).
direkomendasikan pada pasien Psikologi Abnormal Klinis
dengan harga diri rendah kronis, Dewasa. Penerbit
karena memberikan pengaruh yang Jakarta.Universitas Indonesia
berarti serta memberikan perubahan (UI-Pres).
ke arah yang adaptif. Kerjasama [7] Frederickson, K. (2000). Nursing
keluarga, pasien dan perawat Knowledge Development
merupakan bagian yang penting dalam Through Research : Using The
asuhan keperawatan, keluarga Roy Adaptation Model. Nursing
diharapkan memberi kekuatan dalam Science Quarterly, Vol 13 No.1,
keberhasilan diri pasien. Kedua terapi January 2000,12-17.
ners spesialis ini seyogyanya [8] Mahmud, R.A, Lilik, S.,Setyanto,
dilakukan secara intensif saat pasien A.,T. (2016). Pengaruh
menjalani perawatan. Selain itu rumah Psikoedukasi Mengenai
sakit sebagai lembaga yang Dukungan Sosial Keluarga
memberikan layanan kesehatan dapat Dalam Menurunkan kecemasan

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 50


Septirin Rahayu, dkk | Perubahan Tanda Gejala dan Kemampuan Pasien Harga Diri Rendah Kronis

pada Pasien Depresi Rawat penerjemah). Singapore:


Jalan Rumah sakit Jiwa Daerah Elseiver.
Surakarta. Tesis. Fakultas [16] Suerni, T, Keliat, Daulima.
Kedokteran Universitas Sebelas (2013). Penerapan Terapi
Maret. Tidak dipublikasikan. Kognitif Dan Psikoedukasi
[9] Mc.Farlane, W.R (2016). Keluarga Pada Klien Dengan
Multyfamily Groups in The Harga Diri Rendah Di Ruang
Treatment Of Severe Psychiatric Yudistira RS.Marzoeki Mahdi
Disorders.New York. NY. Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa,
Guilford. Vol.1, Nomor 2, November 2013.
[10] Nathan, P., Gorman, J. (2007). A [17] Timmerby, N. et al. (2016).
guide to Treatment that Works, Family Psychoeducation For
ed 2. New York : Oxford Major Depressive Disorders-
University Pres. Study Protocol For a
[11] Papalia, O.,& Fieldman. (2008). Randomized Controlled Trial.
Human Developmental. New Copenhagen University Hospital.
York. Mc.Graw-Hill. Denmark.
[12] Rahayu, D.,A, Achir Yani, S.H, [18] Townsend, Mary. C. (2009).
Luknis,S. (2011). Pengaruh Essentials of Psychiatric Mental
Psikoedukasi Keluarga Health Nursing 5th edition.
Terhadap Dukungan Psikososial Philadelphia: F.A Davis
Keluarga pada Anggota Company.
Keluarga Dengan Penyakit [19] Ursavas, F.E, Karayurt, O,
Kusta Di Kabupaten Iseri,O.(2014).Nurshing
Pekalongan. Tesis FIK UI. Tidak Approach Based On Roy
dipublikasikan. Adaptation Model in a Patient
[13] Sadock, B. J & Sadock, V. A. Undergoing Breast Conserving
(2007). Kaplan & sadokc’s Surgery For Breast cancer.
synopsis of psychiatry: Jurnal Breast Health
behavioral science/clinical 2014.10:134-1
psychiatry. (10th ed). [20] Zarb, J.,M.
Philadelphia: Lippincotts William (2007).Developmental Cognitive
& Wilkins. Behavioral Therapy With Adults.
[14] Stuart, G.W.(2016). Respon Routledge Taylor and Francis
Konsep Diri dan Gangguan Group : Newyork, London.
Disosiatif. (Heni Dwi Windarwati, [21] Zauszniewski, J.(2009). Effects
penerjemah). Singapore: On Resilience Of Women Family
Elseiver. Of Adults With Serious Mental
[15] Stuart,G.W.(2016). Prinsip dan Illness: The Role Of Positive
Praktik Keperawatan Kesehatan Cognitions, Arch Psychiatric
Jiwa. (Keliat & Pasaribu, Nurse 23 :41

Journal Educational of Nursing (JEN) Vol.2 No. 1 (2019) 51

Anda mungkin juga menyukai