Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pola hidup masyarakat yang kurang sehat salah satunya
karena mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak yang
tidak terlalu baik untuk kesehatan khususnya makanan yang berasal
dari hewan karena tinggi kadar kolesterolnya seperti hati, kuning telur,
butter, keju, daging dan sebagainya sehingga kadar kolesterol dalam
tubuh menjadi semakin tinggi.
Kimia klinik merupakan merupakan suatu ilmu yang digunakan
untuk mempelajari dan mengetahui suatu cara atau teknik
pengambilan specimen dari berbagai jenis cairan tubuh untuk
mengetahui informasi klinis dari suatu penyakit yang ada didalam
tubuh.
Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat didalam
tubuh manusia (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berguna untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
sebagai tempat pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri serta
untuk mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme.
AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besarnya terdapat
diotot jantung maupun hati, sedangkan ALT/SGPT adalah enzim yang
terdapat pada hati. Sedangkan, SGPT adalah singkatan dari Serum
Glutamic Piruvic Transaminase, SGPTatau juga dinamakan ALT
(alanin aminotransferase) merupakan enzim yang banyak
ditemukanpada sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi
hepatoseluler.
Hasil data klinis dari pemeriksaan AST/SGOT dan ALT/SGPT
dapat digunakan untuk menentukan diagnostik penyakit hati maupun
penyakit selain penyakit hati. Hal inilah yang mendasari dilakukannya
praktikum pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum.

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM

1.2 Maksud Praktikum


Adapun maksud dilakukannya praktikum ini aialah untuk
mengetahui pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum serta
menginterpretasikan kemungkinan penyakit yang diderita.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini ialah untuk menentukan
nilai kadar SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan metode
spektrofotometri.

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Hati adalah organ kelenjar terbesar dengan berat kira-kira
1200-1500 gram. Terletak di abdomen kuadrat kanan atas menyatu
dengan saluran bilier dan kandung empedu. Hati menerima
pendarahan dari sirkulasi sistemik melalui arteri hepatika dan
menampung aliran darah dari sistem porta yang mengandung zat
makanan yang diabsorbsi usus.Secara mikroskopis, hati tersusun
oleh banyak lobulus dengan struktur serupa yang terdiri dari hepatosit,
saluran sinusoid yang dikelilingi oleh endotel vaskuler dan sel kupffer
yang merupakan bagian dari sistem retikuloendotelial (Rosida A.
2016, h.124).
Hepar memiliki berbagai fungsi mengeluarkan zat-zat
berbahaya dari dalam tubuh atau dalam prosesnya disebut sebagai
detoksifikasi. Detoksifikasi dilakukan terhadap seluruh zat yang masuk
ke dalam tubuh termasuk formalin (Peanasari dkk. 2015, h.35).
Hati memiliki peran sangat penting dalam metabolisme
glukosa dan lipid, membantu proses pencernaan, absorbsi lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak, serta detoksifikasi tubuh terhadap zat
toksik. Interpretasi hasil pemeriksaan uji fungsi hati tidak dapat
menggunakan hanya satu parameter tetapi menggunakan gabungan
beberapa hasil pemeriksaan, karena keutuhan sel hati dipengaruhi
juga faktor ekstrahepatik. Pemeriksaan fungsi hati diindikasikan untuk
penapisan atau deteksi adanya kelainan atau penyakit hati,
membantu menengakkan diagnosis, memperkirakan beratnya
penyakit, membantu mencari etiologi suatu penyakit, menilai hasil
pengobatan, membantu mengarahkan upaya diagnostik selanjutnya
serta menilai prognosis penyakit dan disfungsi hati. Jenis uji fungsi
hati dapat dibagi menjadi 3 besar yaitu penilaian fungsi hati,
mengukur aktivitas enzim, dan mencari etiologi penyakit (Rosida A.
2016, h.124).

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
Kerusakan organ hati dapat dideteksi melalui pemeriksaan
biokimia hati. Salah satu pemeriksaan biokimia hati yang digunakan
adalah pemeriksaan enzim golongan transaminase, yaitu enzim
aspartat aminotransferase (AST) atau sering disebut glutamat
oksaloasetat transaminase (GOT) dan enzim alanin aminotransferase
(ALT) atau sering disebut glutamat piruvat transaminase (GPT).
Kedua enzim ini akan keluar dari sel hati apabila sel hati mengalami
kerusakan sehingga dengan sendirinya akan menyebabkan
peningkatan kadarnya dalam serum darah (Fitri dkk. 2016, h.183).
Albumin merupakan substansi terbesar dari protein yang
dihasilkan oleh hati.Fungsi albumin adalah mengatur tekanan onkotik,
mengangkut nutrisi, hormon, asam lemak, dan zat sampah dari
tubuh.Apabila terdapat gangguan fungsi sintesis sel hati maka kadar
albumin serum akan menurun (hipoalbumin) terutama apabila terjadi
lesi sel hati yang luas dan kronik. Penyebab lain hipoalbumin
diantaranya terdapat kebocoran albumin di tempat lain seperti ginjal
pada kasus gagal ginjal, usus akibat malabsorbsi protein, dan
kebocoran melalui kulit pada kasus luka bakar yang luas. Hipoalbumin
juga dapat disebabkan intake kurang, peradangan, atau infeksi.
Peningkatan kadar albumin sangat jarang ditemukan kecuali pada
keadaan dehidrasi (Rosida A. 2016, h.124).
Globulin merupakan unsur dari protein tubuh yang terdiri dari
globulin alpha, beta, dan gama. Globulin berfungsi sebagai
pengangkut beberapa hormon, lipid, logam, dan antibodi. Pada
sirosis, sel hati mengalami kerusakan arsitektur hati, penimbunan
jaringan ikat, dan terdapat nodul pada jaringan hati, dapat dijumpai
rasio albumin : globulin terbalik. Peningkatan globulin terutama
gamadapat disebabkan peningkatan sintesis antibodi, sedangkan
penurunan kadar globulin dapat dijumpai pada penurunan imunitas
tubuh, malnutrisi, malababsorbsi, penyakit hati, atau penyakit ginjal
(Rosida A. 2016, h.124).

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
Asam empedu disintesis di hati dan jaringan lain seperti asam
empedu yang dihasilkan oleh bakteri usus, sebanyak 250-500 mg per
hari asam empedu dihasilkan dan dikeluarkan melalui feses, 95 %
asam empedu akan direabsorbsi kembali oleh usus dan kembali ke
dalam siklus enterohepatik. Fungsi asam empedu membantu sistem
pencernaan, absorbs lemak, dan absorbs vitamin yang larut dalam
lemak. Pada keruskan sel hati maka hati akan gagal mengambil
asam empedu sehingga jumlah asam empedu meningkat.
Pemeriksaan asam empedu sangat dipengaruhi oleh makanan
sehingga sebelum melakukan pemeriksaan asam empedu sebaiknya
puasa selama 8-12 jam (Rosida A. 2016, h.128).
Terdapat 2 jenis asam empedu yaitu primer dan sekunder.
Asam empedu primer disintesis di dalam sel hati sedangkan asam
empedu sekunder merupakan hasil metabolism oleh bakteri usus.
Pada sirosis dijumpai penurunan sitesis asam empedu primer
sehingga terjadi penurunan rasio antara asam empedu primer
terhadap asam amino sekunder, sedangkan pada kolestasis asam
empedu sekunder tidak terbentuk sehingga terjadi peningkatan rasio
asam empedu primer terhadap asam amino sekunder (Rosida A.
2016, h.128).
Kadar SGPT banyak terdapat pada sitoplasma sedangkan
SGOT banyak dalam mitokondria organel sel. Apabila kerusakan
banyak mengenai membran sel hepar yang di dalamnya banyak
terdapat sitoplasma sel maka akan menyebabkan kenaikan pada
kadar SGPT. Sedangkan apabila kerusakan sebagian besar terletak
di mitokondria pada organel sel akan meningkatkan kadar SGOT
(Peanasari dkk. 2015, h.37).
Nekrosis dan kerusakan sel hati akan mengakibatkan
keluarnya enzim aminotransferase yaitu SGOT (Serum Glutamic
Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase) di dalam darah. Enzim ini sering dikenal sebagai

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
penanda kerusakan atau kelainan sel hati. Fosfolipid yang menjadi
unsur utama membran plasma seringkali menjadi subjek peroksidasi
lipid. Semakin tinggi kerusakan hati semakin tinggi pula kadar SGOT
dan SGPT dalam darah (Hidayat dkk. 2013, h.19).
Enzim transaminase meliputi enzim alanine transaminase
(ALT) atau serum glutamate piruvattransferase (SGPT) dan aspartate
transaminase (AST) atau serum glutamate oxaloacetate transferase
(SGOT).Pengukuran aktivitas SGPT dan SGOT serum dapat
menunjukkan adanya kelainan sel hati tertentu, meskipun bukan
merupakan uji fungsi hati sebenarnya pengukuran aktivitas enzim ini
tetap diakui sebagi uji fungsi hati. Enzim ALT/SGPT terdapat pada sel
hati, jantung, otot dan ginjal.Porsi terbesar ditemukan pada sel hati
yang terletak di sitoplasma sel hati.AST/SGOT terdapat di dalam sel
jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, pankreas, limpa dan paru.
Kadar tertinggi terdapat did alam sel jantung. AST 30% terdapat di
dalam sitoplasma sel hati dan 70% terdapat di dalam mitokondria sel
hati. Tingginya kadar AST/SGOT berhubungan langsung dengan
jumlah kerusakan sel. Kerusakan sel akan diikuti peningkatan kadar
AST?SGOT dalam waktu 12 jam dan tetap bertahan dalam darah
selama 5 hari (Rosida A. 2016, h.129).
Peningkatan SGPT atau SGOT disebabkan perubahan
permiabilitas atau kerusakan dinding sel hati sehingga digunakan
sebagai penanda gangguan integritas sel hati (hepatoseluler).
Peningkatan enzim ALT dan AST sampai 300 U/L tidak spesifik untuk
kelainan hati saja, tetapi jika didapatkan peningkatan lebih dari 1000
U/L dapat dijumpai pada penyakit hati akibat virus, iskemik hati yang
disebabkan hipotensi lama atau gagal jantung akut, dan keruskan hati
akibat obat atau zat toksin. Rasio De Ritis AST/ALT dapat digunkan
untuk membantu melihat beratnya kerusakan sel hati. Pada
peradangan dan kerusakan awal (akut) hepatoseluler akan terjadi
kebocoran membran sel sehingga isi sitoplasma keluar menyebabkan

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
ALT meningkat lebih tinggi dibandingkan AST dengan rasio AST/ALT
<0,8 yang menandakan kerusakan ringan. Pada peradangan dan
kerusakan kronis atau berat maka keruskan sel hati mencapai
mitokondria menyebabkan peningkatan kadar AST lebih tinggi
dibandingkan ALT sehingga rasio AST/ALT > 0,8 yang menandakan
keruskan hati berat atau kronis (Rosida A. 2016, h.129).
Aktivitas enzim ALP digunakan untuk menilai fungsi kolestasis.
Enzimini terdapat di tulang, hati, dan plasenta. ALP di sel hati terdapat
di sinusoid dan memberan salauran empedu yang penglepasannya
difasilitasi garam empedu, selain itu ALP banyak dijumpai pada
osteoblast. Kadar ALP tergantung umur dan jenis kelamin. Aktivitas
ALP lebih dari 4 kali batas atas nilai rujukan mengarah kelainan ke
arah hepatobilier dibandingkan hepatoseluler (Rosida A. 2016,
h.129).
2.2 Uraian Sampel (Oktari & Silvia 2016, h. 50)
Komposisi serum sama dengan plasma yaitu 91% air, 8%
protein, dan 0,9% mineral.
2.3 Uraian Bahan
1. Aquades (Ditjen POM 1979, h. 96):
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Aquades
Rumus struktur
:

Rumus molekul : H2O


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa.
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Komposisi Reagen

1. Reagen SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase)


(Anonim, 2019 h. 16).
a. Reagen 1
TRIS                                    pH 7,65            110 mmol/L

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
L-aspartat                                                   320 mmol/L
MDH (Malat dehidrogenase)                         ≥ 800 U/L
LDH (Laktat dehidrogenase)                        ≥ 1200 U/L
b. Reagen 2
2 – oksoglutarat                                     65 mmol/L
NADH                                                     1 mmol
Pridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik            pH 9,6              100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat                             13 mmol/L
2. Reagen SGPT (serum glutamic piruvat transaminase)  (Anonim,
2019 h. 18)
a. Reagen 1
TRIS                                   pH 7,15            140 mmol/L
L – alanin                                                  700 mmol/L
LDH (Laktat dehidrogenase)                      ≥ 2300 U/L
b. Reagen 2
2 – oksoglutarat                                      85 mmol/L
NADH                                                         1 mmol/L
Piridoksal 5 – fosfat FS
Buffer yang baik                  pH 9,6              100 mmol/L
Piridoksal – 5 – fosfat                                13 mmol/L

2.1 Prosedur kerja ( Anonim 2019, h. 17-19)


A. Pemerikasaan SGOT dalam serum
1) Persiapan serum
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
- Disentrifuge selama + 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
- Diambil serum darah
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
2) Pengukuran absorban blanko
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan
- Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT
- Diinkubasi pada selama 5 menit pada suhu 37 0 C
- Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT
- Diukur absorban pada panjang gelombang 356 nm dengan
spektrofotometer
3) Pengukuran absorban sampel
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan
- Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGOT
- Diinkubasi pada selama 5 menit pada suhu 37 0 C
- Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGOT
- Diukur absorban pada panjang gelombang 356 nm dengan
spektrofotometer
- Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4
- Dicatat nilai absorbansinya
B. Pemerikasaan SGPT dalam serum
1) Persiapan serum
- Disiapkan alat dan bahan
- Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
- Disentrifuge selama + 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
- Diambil serum darah
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2) Pengukuran absorban blanko
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 100 µL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan
- Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGPT
- Diinkubasi pada selama 5 menit pada suhu 37 0 C
- Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGPT

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
- Diukur absorban pada panjang gelombang 356 nm dengan
spektrofotometer
3) Pengukuran absorban sampel
- Disiapkan alat dan bahan
- Dipipet 100 µL serum ke dalam kuvet, dihomogenkan
- Ditambahkan 1000 µL reagen 1 SGPT
- Diinkubasi pada selama 5 menit pada suhu 37 0 C
- Ditambahkan 250 µL reagen 2 SGPT
- Diukur absorban pada panjang gelombang 356 nm dengan
spektrofotometer
- Diukur lagi absorbansinya pada menit ke-2, ke-3, dan ke-4
- Dicatat nilai absorbansinya
Rumus perhitungan SGOT dan SGPT :

( A 1−A 2 )+ ( A 2− A 3 ) +( A 3− A 4 )
SGOT/SGPT = X 2,143(U / L)
3

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikropipet,
tabung sentrifuge, sentrifuge, spektrofotometer dan vial.
3.2 Bahan Praktikum
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
aquadest, darah (sampel), mata mikropipet, reagen SGOT dan reagen
SGPT.
3.3 Cara Kerja
A. Pemerikasaan SGOT dalam serum
1. Persiapan serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian masukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge setelah itu sentrifuge selama + 15 menit
pada kecepatan 6000 rpm kemudian ambil serum darah dan
masukkan ke dalam vial.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL aquadest
ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGOT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 370 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGOT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 340 nm.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL serum ke
dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGOT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGOT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
diukur absorbansi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4 pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm.
B. Pemerikasaan SGPT dalam serum
1. Persiapan serum
Disiapkan alat dan bahan kemudian masukkan darah ke
dalam tabung sentrifuge setelah itu sentrifuge selama + 15 menit
pada kecepatan 6000 rpm kemudian ambil serum darah dan
masukkan ke dalam vial.
2. Pengukuran absorban blanko
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL aquadest
ke dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGPT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGPT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 340 nm.
3. Pengukuran absorban sampel
Disiapkan alat dan bahan kemudian pipet 300 µL serum ke
dalam kuvet setelah itu tambahkan 2400 µL reagen SGPT
selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 60 detik
kemudian ditambahkan 600 µL reagen SGPT selanjutnya
diinkubasi pada suhu 370 C selama 11 menit 30 detik setelah itu
diukur absorbansi pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4 pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm.

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel hasil pengamatan


Pemeriksaan SGPT dalam serum
Absorbansi sampel Nilai
(U/L)
A1 A2 A3 A4
0,325 0,192 0,237 0,165 93,12

Pemeriksaan SGOT dalam serum


Absorbansi sampel Nilai
(U/L)
A1 A2 A3 A4
- 0,237 - 0, 176 - 0, 301 - 0, 301 37, 248

4.2 Pembahasan
Kimia klinik merupakan merupakan suatu ilmu yang
digunakan untuk mempelajari dan mengetahui suatu cara atau teknik
pengambilan specimen dari berbagai jenis cairan tubuh untuk
mengetahui informasi klinis dari suatu penyakit yang ada didalam
tubuh.
Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat didalam
tubuh manusia (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berguna untuk
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
sebagai tempat pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri serta
untuk mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme.
Enzim transaminase adalah enzim intrasel yang berfungsi
mengkatalisis reaksi pemindahan (transfer) gugusan amino (NH2) dari

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
suatu asam amino ke asam keto sehingga terbentuk turunan asam
keto yang baru dan di samping itu terbentuk pula asam amino baru.
AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat
dalam otot jantung dan hati, SedangkanALT/SGPT, suatu enzim yang
ditemukan terutama pada sel-sel hepar, efektif dalam mendiagnosa
kerusakan hepatoselular.
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
menentukan nilai kadar SGOT dan SGPT dalam serum darah dengan
metode spektrofotometer.
Alasan digunakan serum darah pada praktikum karena pada
serum terdiri dari semua protein (yang tidak digunakan untuk
pembekuan darah) termasuk cairan elektrolit, antibody, antigen,
hormone dan semua substansi.
Cara kerja untuk pemeriksaan SGOT yang pertama untuk
pengukuran absorban blanko, yaitu disiapkan alat dan bahan,
kemudian dipipet 300 μL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan.
ditambahkan 2400 μL reagen 1 SGOT, lalu diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 60 detik, lalu ditambahkan 600 µl reagen 2 SGOT,
dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 340 nm dengan spektrofotometer. Sedangkan yang kedua
adalah pengukuran absorbansi sampel, dimana cara kerjanya yaitu
disiapkan alat dan bahan, kemudian dipipet 300 μL serum ke dalam
kuvet, kemudian ditambahkan 2400 μL reagen 1 SGOT lalu diinkubasi
pada suhu 37oC selama 60 detik, lalu ditambahkan 600 µl reagen 2
SGOT, dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 340 nm dengan spektrofotometer. Diukur lagi
absorbansinya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4, lalu dicatat nilai
absorbansinya. Kemudian dihitung nilai SGOT-nya.
Sedangkan untuk Pemeriksaan SGPT yang pertama untuk
pengukuran absorban blanko yaitu disiapkan alat dan bahan,
kemudian dipipet 300 μL aquadest ke dalam kuvet, dihomogenkan.

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
ditambahkan 2400 μL reagen 1 SGPT, lalu diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 60 detik, lalu ditambahkan 600 µl reagen 2 SGPT,
dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 340 nm dengan spektrofotometer, dan yang kedua adalah
pengukuran absorbansi sampel yaitu disiapkan alat dan bahan,
kemudian dipipet 300 μL serum ke dalam kuvet, kemudian
ditambahkan 2400 μL reagen 1 SGPT lalu diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 60 detik, lalu ditambahkan 600 µl reagen 2 SGPT,
dihomogenkan. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang
gelombang 340 nm dengan spektrofotometer. Diukur lagi
absorbansinya pada menit ke-2, ke-3 dan ke-4, lalu dicatat nilai
absorbansinya. Kemudian dihitung nilai SGPT-nya.
Alasan penggunaan mikropipet adalah untuk memperoleh
volume yang lebih akurat. Alasan dilakukan inkubasi selama 60 detik
agar serum dan reagen bereaksi. Serta alasan digunakan blanko
adalah agar alat spektrofotometer UV/Vis mengenal matriks selain
sampel sebagai pengotor.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil
SGPT probandus adalah 93,12 U/L nilai dari SGPT tersebut tidak
memenuhi range, dimana kadar SGPT probandus melebihi range
normal yaitu kadar SGPT pria 10 - 35 U/L. Kadarnya diatas atau
dibawah nilai normal maka diduga terjadi kerusakan pada hati,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih serius.
Sedangkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh
hasil SGOT probandus adalah 37,248 U/L nilai dari SGPT tersebut
tidak memenuhi range, dimana kadar SGPT probandus melebihi
range normal yaitu kadar SGPT pria 10 - 35 U/L. Kadarnya diatas atau
dibawah nilai normal maka diduga terjadi kerusakan pada hati,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih serius.

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada kelompok
2 yaitu nilai SGPT adalah 93,12 U/L dan nilai SGOT adalah 37,248
U/L. Dari hasil yang didapatkan bahwa nilai dari SGPT dan SGPT
tersebut tidak memenuhi range, atau melebihi range dimana kadar
SGOT Pria 10 - 35 U/L. Kadarnya diatas atau dibawah nilai normal
maka diduga terjadi kerusakan pada hati, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan yang lebih serius.
5.2 Saran
Diharapkan agar peralatan praktikum dilengkapi lagi agar lebih
efektif pada saat pengerjaan.

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2019. “Tuntunan Praktikum Kimia Klinik”. UMI : Makassar.

Ditjen POM., 1979, “Farmakope Indonesia Edisi III”, Departemen


Kesehatan RI, Jakarta.

Fitri, dkk. 2016. “Pengaruh Ekstrak Buah Ciplukan (Physalis angulata L.)
Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Mencit Putih Jantan (Mus
musculus) Hiperglikemia yang Diinduksi Aloksan Sebagai
Sumber Belajar Biologi”, Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang.

Hidayat, dkk. 2013, “Pengaruh Vitamin E Terhadap Kadar SGPT dan


SGOT Tikus Putih Galur Wistar yang Dipapar Timbal”,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Oktari, A Silvia, N D, 2016, “Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO


Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O”,
Jurnal Teknologi Laboratorium, 5(2) : 50.

Peanasari, dkk. 2015, “Pengaruh Formalin Peroral Terhadap Kadar SGOT


dan SGPT Tikus Wistar”, Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang, Semarang.

Rosida, A, 2016, “Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati”, Universitas


Lambung Mangkurat/RSUD Ulin, Banjarmasin.

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
LAMPIRAN
A. Skema kerja
Pemeriksaan SGOT dalam serum

Penyiapan Blanko Sampel

Aquadest 300 µL -

Reagen 1 2400 µL 2400 µL

Serum - 300 µL

Inkubasi Suhu 37OC selama 60 detik

Reagen 2 600 µL 600 µL

Inkubasi Suhu 37OC selama 11 menit 30 detik

Spektrofotometer 340 nm, pengukuran diulangi pada menit ke-


UV-Vis 2 (A2), ke-3 (A3), ke-4 (A4)
SGOT =
Perhitungan
( A 1−A 2 )+ ( A 2− A 3 ) +( A 3− A 4 )
X 1746(U / L)
3

Pemeriksaan SGPT dalam serum

Penyiapan Blanko Sampel


Aquadest 300 µL -
Reagen 1 2400 µL 2400 µL
Serum - 300 µL
Inkubasi Suhu 37OC selama 60 detik

Reagen 2 600 µL 600 µL


Inkubasi Suhu 37OC selama 11 menit 30 detik

340 nm, pengukuran diulangi pada menit


Spektrofotometer
ke-2 (A2), ke-3 (A3), ke-4 (A4) selang 1
UV-Vis
menit

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
SGPT =
Perhitungan
( A 1−A 2 )+ ( A 2− A 3 ) +( A 3− A 4 )
X 1746(U / L)
3
B. Perhitungan

1. SGPT
Dik : A1 = 0,325
A2 = 0,192
A3 = 0,237
A4 = 0,165
Penyelesaian :
( A 1−A 2 )+ ( A 2− A 3 ) +( A 3− A 4 )
SGPT = X 1746 U/L
3

( 0,325−0,192 ) + ( 0,192−0,237 ) +(0,237−0,165)


= X 1746 U/L
3
0,16
= 3 ×1746 U/L = 93,12 U/L

2. SGOT
Dik : A1 = - 0,237
A2 = - 0,176
A3 = - 0,301
A4 = - 0,301
Penyelesaian :
( A 1−A 2 )+ ( A 2− A 3 ) +( A 3− A 4 )
SGOT = X 1746 U/L
3

=
(−0,237 — (−0,176) ) + (−0,176−(−0,301) )+(−0,301−(−0,301))
3
X 1746 U/L
0,064
= 3
×1746 U/L = 37,248 U/L

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130
PEMERIKSAAN SGPT DAN SGOT DALAM SERUM
B. Gambar

Serum + Reagen SGOT Serum Darah Serum + Reagen SGPT

DELLA LESTARI ANDI MUTHMAINNA AMRIN


15020160130

Anda mungkin juga menyukai