Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN

PENDIDIKAN BELA NEGARA ANGKATAN 35

UNIVERSITAS SILIWANGI

TAHUN 2020/2021

Nama : Nur Haida Balqis

NPM : 202151080

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS SILIWANGI
TAHUN 2021
A. Rangkuman Materi Pendidikan Bela Negara Angkatan 35

1. Hari Pertama
 Judul : Paradigma Bela Negara di Era Milenial dalam
Mengimplementasikan Merdeka Belajar
Pemateri : Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan - Prof. drh
Aris Junaidi, Ph.D.
Materi :
Kebijakan Kemendikbud
Penciptaan karakter unggul, budaya akdemik kolaboratif &
kompetitif di perguruan tinggi.
1. General Education
Pemahaman wawasan kebangsaan dan Bela Negara (UUD
1945,Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI)
2. Pengembangan Kepemimpinan
Kegiatan ekstrakulikuler untuk pengembangan kepemimpinan
dan bekerja dalam tim agar terus dikembankan.
3. Pendampingan Dosen (Dosen Penggerak)
Dalam berbagai kegiatan (keagamaan, sosial budaya, olahraga,
penelitian, dan lain-lain)
4. Civic intellegence responsibility and participan
5. Pengembangan berdasarkan (civic intellegence), tanggungjawab
dan partisipasi (civic participan) \warga negara sebagai landasan
pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
6. Entrepreneurial Mindset
Semangat juang pantang menyerah.
7. Pembelajar Sepanjang Hayat
Sadar bahwa dirinya harus menjadi pembelajar sepanjang hayat
untuk terus survive di setiap perkembangan zaman.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Mahasiswa Abad 21


 21st- Century Skills
1. Foundational Literacies (How students apply core skills to
everyday task)
1) Literacy
2) Numeracy
3) Scientific literacy
4) ICT literacy
5) Financial literacy
6) Cultural and civic literacy
2. Competencies (How students approach complex challenges)
1) Critical thinking/problem-solving
2) Creativity
3) Communication
4) Collaboration
3. Character Qualities (How students approach their changing
enviroment)
1) Curosity
2) Initiative
3) Persistence/gift
4) Adaptability
5) Leadership
6) Social and cultural awarness
 21st-Century Learning Space
1. Kampus Nyaman (Inklusif ramah difabel)
2. Kampus Aman (No bullying, no kekerasan seksual)
3. Kampus Sehat (No drug, no smoke, sehat jasmani, sehat mental,
sehat spiritual, sehat lingkungan)

 Judul : Wawasan Nusantara dalam Perspektif Pariwisata dan


Ekonomi Kreatif di Era Pandemic COVID-19
Pemateri : Kepala Pusat Pengembangan SDM Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif - Dr. Anggara Hayun Anujuprana, S.T., M.T.
Materi :
Tahun 2085 merupakan impian yang sedang ingin dicapai. Visi
Indonesia adalah berdaulat maju adil dan makmur. Dalam pembukaan
UUD ada 4 tujuan negara, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan
ketertiban dunia, harus diresapi dipelajari agar dapat
mewujudkannya. Masyarakat indonesia menjunjung tinggi
pluralisme, tidak hanya ada satu agama saja di Indonesia. Indonesia
menjadi pusat pendidikan teknologi dan peradaban dunia, harus
belajar dari manapun. Masyarakat dan aparat pemerintah bebas
korupsi, meningkatkan integritas yang dimiliki. Indonesia menjadi
negara mandiri dan berpengaruh di Asia Pasifik. Indonesia menjadi
barometer pertumbuhan ekonomi dunia, peran dari semua masyarakat
akan menentukan keberhasilan.
Dalam ekonomi kreatif ada 17 sub-sektor. Untuk sektor
pariwisata pada masa pandemi terjadi permasalahan perlu diimbangi
dengan ekonomi kreatif. Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan
yang paling terdampak selama masa pandemi ini dan butuh perhatian
yang luar biasa.
Ada 2 Undang-Undang Dasar yang perlu diketahui, yaitu UU No
10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan dan UU No 24 Tahun 2019
tentang ekonomi kreatif. Dalam kepariwisataan kami menciptakan 4
tentang pariwisata dan ekonomi kreatif, yaitu destinasi pariwisata,
kelembagaan, industri pariwisata dan ekonomi kreatif, dan pemasaran
kepariwisataan.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari suatu
keunikan dan daya tarik wisata tersebut. Pariwisata adalah berbagai
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas atau layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pemerintah, pengusaha, perusahaan,
maupun pemerintah daerah. Yang dituju oleh wisatawan bisa
objeknya, keindahannya, budayanya, atau pemandangannya.
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi. Keberhasilan pariwisata dilihat
dari keunggulan daya tarik wisata, kualitas sarana dan prasarana di
destinasi wisata (aksesibilitas), dan keberadaan industri pariwisata.
Ekonomi kreatif rawan akan pembajakan jadi didukung oleh hak
kekayaan intelektual didaftarkan dari hasil ekonomi kreatif dibantu
dalam pendaftaran dan pembiayaan.
Keterkaitan pariwisata dan ekonomi kreatif menciptakan
multiplier effect terhadap perekonomian nasional membuka peluang
sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah. Pariwisata
dan ekonomi kreatif memiliki hubungan timbal balik dan saling
menguntungkan, yang keduanya mampu untuk berkontribusi terhadap
produk domestik bruto, perdapatan perkapita, penyerapan tenaga
kerja, dan peningkatan perolehan pajak. Contohnya : Langkar Pelangi
di Bangka Belitung dan 5 cm di Gunung Semeru.

 Judul : Konsep Bela Negara di Masa Pandemic COVID-19


Pemateri : Prof. Dr. Teguh Sudarto, Ir., M.P. (Rektor UPN Jawa
Timur 2014-2018)
Materi :
Sebagai seorang mahasiswa harus berperan aktif dalam
mewujudkan cita cita bangsa indonesia yang termuat dalam
pembukaan UUD 1945. Manfaat kesempatan dan waktu dengan baik
untuk belajar dan menimba ilmu dengan baik, agar bisa mengelola
menjalankan dan mewujudkan cita cita Indonesia.
Sejarah membuktikan bahwa kita harus bela negara, merebut dan
mempertahakan kemerdekaan. Karena setelah merdeka masih banyak
negara tertentu yang ingin merebut negara kita. Tahun 1945-1949
merebut dan mempertahankan kemerdekaan bela negara pada
keikutsertaan dalam perang kemerdekaan atau bersenjata atau tidak.
Tahun 1950-1965 berbagai peristiwa bela negara mengarah
perwujudan keindonesiaan yang dicita-citakan. Tahun 1965-1998
periode orde baru periode pembangunan dengan tantangan yang
kompleks dan penuh tantangan bela negara terpadu dalam Hankam
fokus stabilitas nasional. Tahun 1998 globalisasi tuntut keterbukaan
dan demokrasi bela negara mengarah pada peningkatan ketahanan
nasional dengan titik demokrasi dan HAM. Disebutkan dalam pasal
30, setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
pertahanan dan keamanan negara. Universitas Siliwangi merupakan
kampus yang menjunjung tinggi bela negara.

2. Hari Kedua
 Judul : Adaptasi Kebiasaan Baru sebagai Wujud Bela Negara di
Masa Pandemic COVID-19
Pemateri : Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Barat - Dr.
H. Dani Ramdhan, M.T.
Materi :
Langkah yang harus ditempuh dalam AKB (Adaptasi Kebiasaan
Baru) agar kita bisa melawan serta dapat beradaptasi dengan kondisi
pandemic Covid-19 yaitu dengan :
1. Kenali Dirimu
Kelompok yang paling banyak menyebarkan virus Covid-10
berada pada rentang usia 20-40 tahun. Orang-orang dengan
resiko tinggi :
1) Berpenyakit penyerta atau komorbid seperti diabetes
2) Berusia lanjut
3) Imunitas yang rendah
4) Mengalami obesitas (berat badan berlebih)

2. Kenali Musuhmu
Covid-19 dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali, termasuk
anak muda. Kelompok ini memiliki imuitas yang lebih baik
sehingga mungkin.
3. Kenali Medan Perangmu
Kita harus selalu mengenali dari waspada di area mana kita
berada. Zona merah, orange, kuning, atau zona hijau.

 Menang Melawan Covid-19


Kita harus menerapkan 3M (Memakai masker, menjaga jarak
(mengindari kerumunan), dan mencuci tangan), menjaga daya
tahan tubuh dan mental, serta melakukan vaksinasi.

 Konklusi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)


Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) adalah cara merubah perilaku,
gaya, dan kebiasaan. AKB sebagai wujud bela negara pada
pandemic Covid-19.

 Wujud konkrit bela negara dalam konteks AKB pada pandemic


Covid-19 :
1) Patuh menjalankan prokes
2) Tetap produktif
3) Kreatif dan inovatif dalam mencari solusi masalah ekonomi
4) Aktif membantu masyarakat yang membutuhkan
pertolongan agar bisa bertahan di masa pandemic Covid-19

 Judul : Perangi Narkoba sebagai Wujud Bela Negara


Pemateri : Direktur Informasi dan Edukasi Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia - Drs. Purwo Cahyoko, M.Si.
Materi :
1. Indonesia darurat narkoba :
1) 80% narkoba yang masuk ke indonesia dari luar adalah lewat
perairan.
2) Narkotika tidak hanya menyasar pada orng dewasa tapi juga
mengarah pada remaja anak anak.
3) Demografis yang luas menjadi potensi penyenaran narkotika
4) Hukum yang blum mampu memberikan efek jera.
5) Kerugian yang sangat besar akibat adanya narkoba.
6) Varian narkoba yang terus berkembang.
7) Narkoba sebagai mesin pembunuh masal.
8) Lapas bertranspormasi menjadi lapas peredaran narkoba.

Narkoba adalah narkotika psikotropika bahan adiktif lainnya. Zat


atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyenabkan penurunan atau
perubahan kesadaran hilangnya nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
2. Jenis narkoba menurut efeknya :
1) Depresan (menekan sistem saraf pusat otak) : alkohol opiat
morfin heroin methandone .
2) Stimulan merangsang sistem saraf pusat amfetamin kokain
3) Halusinogen, berhalusinasi
3. Dampak narkoba :
1) Stroke
2) Kebocoran katup jantung
3) Hepatitis c
4) Penyakit seksual emnular
5) Ganghuan kejiwaan
6) TBC
7) HIV/AIDS
8) Sirosis hati
4. Dampak pada mental :
1) Takut cemas panik
2) Dikucilkan paranoid
3) Gangguan memori
4) Merasa di cap negatif
5) Depresi putus asa
6) Halusinasi
7) Membenci diri sendiri
8) Membenci orang terdekat
9) Mengalami kekerasan dalam keluarga
10) Mengalami ekkerasan dari org lain
11) Terputus hubungan dg keluarga
12) Keinginan bunuh diri
5. Penyebab :
1) Gaya hidup
2) Kemampuan finansial dan ekonomi memadai
3) Tekanan pekerjaan yang menuntut untuk overtime
4) Pandangan yang keliru tentang narkoba
6. Peran Mahasiswa :
1) Agent of change, turut merubah kondisi indonesia darurat
narkoba menjadi indonesia bersih narkoba.
2) Social control, menjadi pelapor dan oengawal terhadap
penegakkan hukum narkoba di tengah masyarakat.
3) Iron stock, sebagai generasi oenerus dan pemimpin di masa
yang akan datang diharapkan memiliki fisik dan psikis yang
sehat.
4) Moral force, memiliki rasa nasionalisme atas segala bentuk
gangguan dan ancaman negara dari nakoba.
7. Program bidang pencegahan :
1) Desa Bersinar (Bersih Narkoba)
Strateginya:
a. Komunikasi informasi dan edukasi
b. Membentuk agen pemulihan
c. Relawan anti narkoba
d. Model intervensi ketahanan keluarga
e. Modal intervensi berbasis keagamaan
f. Kampanye media sosial

 Judul : Adaptasi Kebiasaan Baru sebagai Wujud Bela Negara di


Masa Pandemic Covid-19
 Pemateri : Dr. Rucky NWD, MKM
 Materi :

Bela negara sebagai amanat konstitusi UUD 1945 yang mengikat


secara hukum bagi setiap warga negara. Pasal 27 ayat 3 menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
membela negara. Pasal 30 menjelaskan bahwa setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.

 Nilai-Nilai Bela Negara


1) Cinta tanah air
2) Sadar berbangsa dan bernegara
3) Setia pada pancasila sebagai ideologi negara
4) Rela berkoban untuk bangsa dan negara
5) Kemampuan awal bela negara

Yang dirawat dan dijaga tentu saja kecintaan terhadap negeri ,


membangun dan menjamin NKRI hidup tegak sepanjang masa. Ikut
berperan serta mengatasi beragam masalah yang dihadapi negerinya,
serta ikut mendukung kebijakan pemerintah mewujudkan cita
citanya.

 Kejadian Bencana Alam Tahun 2010-2020


1) Pada tahun 2020 kejadian bencana mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2019.
2) Hingga 28 Desember 2020 telah terjadi 2.924 kejadian
bencana.
3) Banjir , tanah longsor dan puting beliung masih tetap ada.
 Bela Negara Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru
Bela negara bukan isu militeristik semata. Tapi partisipasi
aktif sekaligus hak dan kewajiban konstitusional setiap warga
negara untuk memberi kontribusi.
 Adaptasi Kebiasaan Baru
1) Jaga jarak
2) Memakai masker
3) Setiba di rumah langsung mandi
4) Menghindari kerumunan
5) Jika sedang sakit tetap di rumah saja
6) Sedia hand sinitizer

Itu semua adalah perubahan cara beraktivitas dan perilaku ,


baik oleh individu maupun komunitas sebagai stretegi guna
mencegah terjadinya penularan Covid-19 dengan tetap
menjalankan aktivitas normal dan ditambah upaya upaya untuk
pencegahan Covid-19.

 Menang Melawan Covid-19


1) Dilakukan individu : Menjauhi keramaian
2) Dilakukan Pemerintah : Karantina
3) Dilakukan Institusi : Membatasi jumlah rapat

 Judul : Penguatan Karakter untuk Mencegah dan Menangkal


Radikalisme
Pemateri : Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan
Deradikalisasi - Brigjen Pol R. Ahmad Nurwahid, S.E., M.M.
Materi :
Radikalisme menurut KBBI adalah:
1. Paham atau aliran dalam politik.
2. Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau
drastis.
3. Sikap ekstrim dalam aliran politik.

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan


atau ancaman yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut
secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat
massal atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap
objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik atau gangguan
keamanan (UU No.5 Th.2018). Radikalisme adalah paham agama
yang menyimpang dari substansi dan tujuan agama (Distorsi).
(Densus 88 AT POLRI).

 Dalil Radikalisme (Neo-Khawarij)


Ciri khawarij ini adalah gemar membaca Al-Qur'an,
mengaku pembela Islam (claim Islam), namun tidak
mengamalkannya (lemah akhlak spritual). Dia datangi umat
Islam dengan pedang sambil menuduh umat Islam melakukan
kesyirikan. Padahal syirik menurut pemahaman Nabi adalah
menyembah berhala. Yang dilakukan Nabi adalah
menghancurkan berhala. Bukan membunuh orang-orang yang
dituduh syirik.
 Pola Radikalisme & Terorisme
1) Pemicu Pendorong (Push)
a) Politisi Agama (Manipulator Agama)
b) Pemahaman agama menyimpang
c) Intoleransi
d) Kemiskinan dan kebodohan
e) Kesenjangan dan ketidakadilan
f) Sistem politik dan hukum lemah
g) Kondisi mental psikologi (kebencian dan dendam)
2) Lingkungan (Pull)
a) Keluarga dan orang tua
b) Sekolah (Guru)
c) Pekerjaan dan pergaulan/medsos
d) Jaringan teroris
e) Pengajian (Ustadz radikal)
f) Money dan material, dan lain-lain
 Strategi dan kebijakan efektif dan aplikatif
1) Memperkuat payung hukum, dengan membuat regulasi yang
kuat dan luas dalam upaya pencegahan oleh lembaga negara
dan pemerintah.
2) Penguatan kelembagaan dan komitmen kepemimpinan yang
berintegritas, kuat, berani dan tegas serta fungsi koordinasi
yang baik antar instansi terkait.
3) Memperkuat dan melibatkan cicil society terutama ormas
ormas moderat dengan memberdayagunakan secara optimal.
4) Memutus penyebaran dengan screening ketat di lingkungan
ASN, TNI/POLRI, dan pegawai BUMN serta pemberian
sanksi yang tegas
5) Memutus jalur dan media propaganda, dengan menetapkan
daftar organisasi radikal, sertifikasi para ustad dan khatibz
memastikan takmir mesjid dikelola oleh ustad moderat ,
kontrol ketat insfratruktur propaganda via media cetak dan
elektronik, seperti TV, Radio, Media, sosial, koran, buletin
maupun majalah.
6) Memutus kaderisasi, dengan mengevaluasi dan mencabut
izin lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan
intoleransi dan paham Takfiri, dan merevitalisasi kurikulum
pendidikan yang berwawasan kebangsaan, dan lain-lain.
7) Memutus Logistik radikalisme dan terorisme dengan
melakukan kontrol dan larangan penyaluran bantuan CSR
perusahaan, melarang bantuan asing yang mendukung
kegiatan sektarianisme, seperti wahabisasi/salafisasi.
8) Character building - Akhlak kebangsaan dan revolusi
mental.
 Kunci Utama (Kekuatan) Anti Konflik
1) Pancasila
2) Adanya ormas moderat yang besar dan kuat (Nahdlatul
Ulama, Muhammadiyah, dan lain-lain)
3) Kuatnya budaya dan kearifan lokal "Silaturahim-Gotong
Royong", dan lain-lain
4) TNI dan POLRI solid/kuat
5) Adanya kaum dan ulama yang ikhlas
6) Kekuatan spritual (Metafisika Ketuhanan) Indonesia sebagai
"Sepotong Tanah Surga"

B. Simpulan Kegiatan Pendidikan Bela Negara Angkatan 35

Jadi simpulan yang dapat diambil dari kegiatan Pendidikan Bela


Negara Angkatan ke-35 ini adalah dalam melakukan dan
mengimplementasikan bela negara dapat dilakukan dengan bentuk apapun,
cara apapun dan kapanpun. Contohnya seperti penyelenggaraan kegiatan
Pendidikan Bela Negara Angkatan ke-35, yang walaupun Negara
Indonesia masih dilanda Pandemi Covid-19 ini, tetapi Acara Pendidikan
Bela Negara tetap dilaksanakan dengan penuh semangat, walaupun
diadakan secara Virtual. Selain itu, banyak pembelajaran yang dapat
diambil dari kegiatan Pendidikan Bela Negara ini, karena materi yang
disampaikanpun sangat beragam, mulai dari kesehatan dan politik.
Seperti yang saya bilang tadi bahwa di kegiatan Pendidikan Bela
Negara ini saya mendapat ilmu bahwa melakukan tindakan bela negara itu
bisa dilakukan dengan bentuk apapun, cara apapun dan kapanpun. Tak
terkecuali pada saat masa pandemi Covid-19 ini, banyak cara yang bisa
kita lakukan dalam rangka bela negara. Salah satunya yaitu dengan
berdiam diri di rumah, memakai masker apabila berpergian, menjaga
kebersihan, selalu cuci tangan dan bersedia divaksinasi, itu semua telah
menunjukan bahwa kita ini cinta negara kita Indonesia, dan itu semua
menjadi salah satu bentuk kecil kita dalam melakukan tindakan bela
negara pada saat masa pandemi ini.

Konsep bela negara pada saat masa pandemi Covid-19 ini tidak
terlepas dari cara kita beradaptasi dengan kebiasaan baru. Karena dengan
bisanya kita beradaptasi dengan keadaan, kebiasaan baru ini akan
memudahkan kita dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan
rasa cinta kita pada negara terutama pada masa pandemi ini.

Selain menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan pada masa


pandemi ini, bentuk bela negara yang paling penting dilakukan oleh para
remaja seperti kita ini adalah menjauhi narkoba. Karena narkoba
merupakan suatu hal yang dapat merusak generasi muda sebagai generasi
penerus bangsa. Karena apabila generasi penerus rusak, maka tidak ada
lagi generasi yang dapat membangun negara Indonesia ini. Maka dari itu,
kita sebagai remaja dan generasi penerus harus menjauhi hal-hal yang
dapat merusak dan merugikan diri kita sendiri ataupun merugikan negara.

Selain narkoba, hal yang dapat merusak generasi muda atau bahkan
masyarakat Indonesia itu sendiri adalah pemahaman-pemahaman
mengenai radikalisme. Hal ini merupakan salah satu faktor terbesar yang
dapat memecah belah kerukunan antar masyarakat Indonesia. Karena
radikal ini bersifat memaksakan suatu kehendak, yang mana tidak sesuai
dengan keadaan Indonesia yang masyarakatnya berisfat heterogen dan
memiliki berbagai macam agama, budaya, suku bangsa dan bahasa.
Maka dari itu, kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia, remaja
Indonesia yang merupakan Agent of Change, harus bisa membawa
perubahan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, agar Indonesia bisa
lebih maju lagi. Kita juga harus bisa menghindari hal-hal yang dapat
merugikan kita ataupun orang lain. Dan, sebagai generasi penerus, kita
harus bisa berkontribusi dalam pembangunan dan proses bela negara
sekecil apapun hal itu.

Anda mungkin juga menyukai