Abstrak
1
EFFECTIVENESS POWER OF ETHANOL EXTRACT PROTECTION
FROM TAHI KOTOK FLOWER (Tagetes erecta) AS A REPELLENT TO
Aedes Aegypti MOSQUITO
Abstract
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is one of the major public health
problems in Indonesia. DBD is transmitted through the bite of Aedes
aegypti mosquitoes. One of the efforts to protect against mosquito bites is
by using repellent. Almost all anti mosquito lotion circulating in
Indonesia made from toxic chemicals. This is one reason for some people
to switch to using natural repellent. This study aims to determine the
effectiveness of ethanol extract of tahi kotok flower as a repellent against
Aedes aegypti mosquitoes. This study was an experimental study with a
Completely Randomized Design design of Aedes aegypti female
mosquitoes that had been fasted for 24 hours and then given ethanol
extract of tahi kotok flower which applied in the volunteer lower arm,
divided into four concentration groups, that is group with negative
control and three treatment groups with a dose of 10% extract; 15%; and
20% and repeated three times on different days. The results showed that
the protection ability of ethanol extract of tahi kotok flower at
concentration 10%, 15%, and 20% respectively were 63,6%, 76,2%, and
79,2% but not yet fulfill efficacy standard of Pesticide Commission of
Ministry Agriculture. Increased concentration was not accompanied by a
significant increase in effectiveness. The protection power of ethanol
extract can reject mosquitoes with the smell of essential oil they contain.
2
Pendahuluan
kelambu, dan menggunakan obat nyamuk yang terdiri dari obat nyamuk
bakar, semprot, dan gosok atau repellent. Obat nyamuk bakar dan
efek samping dari bahan kimia yang dapat terhirup dan juga praktis
3
dan iritasi yang ditimbulkan oleh DEET dapat dihindari dengan
serai wangi, Geranium, kayu putih, kayu manis, rosemary, selasih, dan
bawang putih. Tanaman tahi kotok (Tagetes erecta) juga dikenal sebagai
penolak nyamuk selain sebagai hiasan, pewarna, obat, dan pakan ternak.
ekstrak etanol bunga tahi kotok (Tagetes erecta) pada konsentrasi 10%,
15%, dan 20% sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti, dan
Metode
4
dipuasakan selama 24 jam lalu diberi ekstrak etanol bunga tahi kotok
kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak 10%; 15%; dan 20%. Semua
sebanyak tiga kali pada hari yang berbeda. Setelah selesai perlakuan,
Hasil
selama 2 bulan, yaitu sejak bulan Mei 2017 sampai bulan Juni 2017.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak etanol bunga tahi kotok
dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. Subjek dalam penelitian ini yaitu
tes, tidak merokok, sehat, dan berusia 17-44 tahun. Pada semua subjek
5
dilakukan pada subjek penelitian karena telah dilaksanakan sesuai dengan
Efektivitas daya proteksi ekstrak etanol bunga tahi kotok sebagai repellent
terhadap nyamuk Aedes aegypti pada konsentrasi 10%, 15%, dan 20%
aegypti
trasi III
Jumlah Daya Jumlah Daya Jumlah Daya Jumlah Daya
p p p p
10% 5 54,5% 4 66,6% 3 72,7% 12 63.6%
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa ekstrak etanol bunga tahi kotok dengan
6
Tabel 2.Perbedaan Efektivitas Daya Proteksi Ekstrak Etanol
aegypti
yang tidak berdistribusi normal yaitu pada konsentrasi 15% ekstrak etanol
bunga tahi kotok dengan nilai p<0,05 sehingga hasil uji normalitas
Kruskal-Wallis test.
Uji beda efektivitas daya proteksi ekstrak etanol bunga tahi kotok
15%, dan 20% yang dilakukan dengan Kruskal-Wallis test disajikan dalam
tabel 2.
aegypti
Konsentrasi Nilai p
10% 15% 20%
Daya Proteksi 0,118
Rerata (SD) 63,6% 76,2% 79,2%
Minimum 54,5% 72,7% 72,7%
Maksimum 72,7% 83,3% 83,3%
*)
Kruskal Wallis Test
7
konsentrasi ekstrak etanol bunga tahi kotok tidak berpengaruh terhadap
Pembahasan
daya proteksi ekstrak etanol bunga tahi kotok pada konsentrasi 20% lebih
tinggi dibandingkan daya proteksi ekstrak etanol bunga tahi kotok pada
konsentrasi 10% dan 15% yaitu 79,2%, tetapi belum memenuhi standar
proteksi yang lebih tinggi, yaitu 88,86%. Hal ini dapat disebabkan oleh
8
proteksi yang lebih tinggi, tetapi jumlah tersebut pun sama belum
kimia aktif yang ada pada bunga tahi kotok seperti tagetiin 0,1%,
nyamuk Aedes aegypti. Selain itu, minyak atsiri pada bunga tahi kotok
tersebut terkandung pada repellent ekstrak etanol bunga tahi kotok yang
karena repellent baik kimia maupun nabati mempunyai target pada organ
reseptor dimana organ tersebut sangat peka terhadap bau kimia. Jika bau
karbondioksida, asam laktat dan bau lainnya yang berasal dari pada kulit
hingga jarak 100 kaki atau 36 meter. Hal ini karena nyamuk memiliki
Bau khas dari senyawa kimia bunga tahi kotok akan masuk secara
9
berikatan dengan OBPs (Odoran binding receptor), kemudian dibawa
etanol bunga tahi kotok, didapatkan perbedaan yang tidak signifikan antar
kelompok konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. Hal ini dapat disebabkan oleh
kelompok konsentrasi.
Kesimpulan
etanol bunga tahi kotok sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti
10
1. Daya proteksi ekstrak etanol bunga tahi kotok (Tagetes erecta)
Penelitian ini telah lulus pada uji etik pada sidang usulan penelitian skripsi
Etik.FK/III/2018.
Daftar Pustaka
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin
dbd 2016.pdf
11
3. Kementerian Kesehatan RI. Demam Berdarah Dengue. Bul Jendela
Epidemiol. 2010;2:48.
Upaya Perlindungan Diri dari Penyakit DBD. [cited 2018 Feb 5]; Available
from: https://journal.unsil.ac.id/jurnal/prosiding/9/9dbd_kiki_11.pdf.pdf
https://journal.unsil.ac.id/jurnal/prosiding/9/9dbd_kiki_11.pdf.pdf.
5. Zen S, Asih T. Potensi Ekstrak Bunga Tahi Kotok (Tagetes erecta) Sebagai
http://fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/biologi/article/view/1072/764
http://fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/biologi/article/view/1072/764.
https://media.neliti.com/media/publications/130814-ID-none.pdf
Berguna Bagi Kita [Internet]. [cited 2018 Jan 27]. Available from:
http://sumut.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/component/content/articl
e/15-benih/53-tagetes-erecta-berguna-bagi-kita
12
Hutagalung D, Marsaulina I, Naria E. Pengaruh Ekstrak Daun Kenikir
Lingkung dan Kesehat Kerja [Internet]. 2013 Feb 4 [cited 2018 Jan
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/view/1218/618
Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/78142/1/9789241505024_eng.pdf
13