PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang
medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta
meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya penduduk yang berusia lanjut
meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. Sehingga istilah baby boom pada masa lalu
berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut” (Nugroho:2000).
Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa populasi penduduk lansia di Indonesia
pada tahun 2014 sebesar 8,03 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Sedangkan jumlah
penduduk lansia di propinsi Sumatera Selatan pada tahun 2009 telah mencapai 484.344 orang
atau ada sekitar 6,89% dari jumlah penduduk sumatera selatan. Perbandingan persentase
lansia Sumsel tahun 2009 antara laki-laki dan perempuan adalah 48,84 berbanding 51,16.
Sumatera Selatan termasuk propinsi yang memasuki era penduduk berstruktur tua
(aging population), yaitu suatu propinsi dengan proporsi penduduk lansianya telah berada
pada patokan penduduk berstruktur tua (yakni 7 % atau lebih penduduk usia tua). Di
Sumatera Selatan didirikan beberapa Panti Werdha mengingat banyaknya jumlah lansia yang
ada. Salah satunya yaitu Panti Werdha Darma Bakti yang terletak di KM 7 Kecamatan
Sukarami Palembang.
Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal
tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama di negara-negara
maju umur harapan hidup telah bertambah panjang sehingga warga-warga yang berusia lebih
dari 65 tahun juga bertambah. Adanya peningkatan jumlah penduduk usia lanjut tersebut
menyebabkan perlunya perhatian pada para lansia agar lansia tidak hanya berumur panjang
tetapi juga dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia serta meningkatkan kualitas hidup
mereka.
Tanda-tanda masa tua disertai dengan adanya kemunduran-kemunduran kemampuan
kerja panca indera, gangguan fungsi alat-alat tubuh, perubahan psikologi serta adanya
berbagai penyakit. Dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada lansia banyak pula
masalah kesehatan yang dihadapi.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada 30 April – 01 Mei 2012 diketahui bahwa
jumlah lansia di Panti Werdha Darma Bakti bagian atas sebanyak 29 orang. Dari jumlah
lansia tersebut, terdapat sebanyak 34,5 % lansia yang menderita hipertensi. Untuk
mempertahankan kesehatan lansia-lansia tersebut perlu adanya upaya-upaya baik besifat
perawatan, pengobatan, pola hidup sehat dan juga upaya lain seperti senam lansia.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, kelompok tertarik untuk mengajarkan dan
mendemonstrasikan senam lansia dengan hipertensi untuk mencegah peningkatan tekanan
darah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana terapi aktivitas kelompok dengan senam lansia pada penderita hipertensi di Unit
Pelayanan Sosial Margo Mukti Rembang?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi, klien dapat
mempraktekkan secara mandiri untuk mencegah peningkatan tekanan darah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan latihan senam lansia dengan hipertensi selama 15 menit di Unit
Pelayanan Sosial Argo Mukti Rembang, maka klien mampu :
a. Mamahami tentang penyakit hipertensi
b. Mampu mempraktekkan latihan senam lansia dengan hipertensi secara mandiri.
BAB II
SISTEMATIKA KEGIATAN
A. Kriteria Klien
Semua lansia di Unit Pelayanan Sosial Argo Mukti Rembang yang menderita hipertensi.
B. Pelaksanaan
Hari/ tanggal : Rabu, 2 Mei 2012
Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Panti Werdha Dharma Bakti Bagian Atas
C. Rencana Kegiatan
1. Kegiatan : latihan senam untuk lansia dengan hipertensi
2. Materi : teknik senam lansia dengan hipertensi; pengertian, tujuan, indikasi, dan
kontra indikasi.
3. Media :
Laptop
LCD
Video senam lansia
Kursi
4. Denah Ruang pertemuan
E. Susunan Acara
F. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a. Peserta sudah diberitahu satu hari sebelumnya
b. Media sudah disiapkan
c. Materi sudah siap
d. Satuan acara sudah disiapkan
2) Evaluasi proses
a. Klien mampu memahami penyakit hipertensi
b. Klien mampu mendemonstrasikan latihan senam hipertensi secara mandiri
BAB III
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Menurut Hidayat (2002) senam didefinisikan sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih
dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara
sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan,
dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Penelitian lain dikemukakan oleh Werner
(2000) yang menyebutkan bahwa senam adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada
alat yang dirancang untuk melungkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan,
koordinasi serta kontrol tubuh.
Lansia atau usia tua adalah periode dimana organisme telah mancapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu
(Ahmadi, 2009).
Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang
diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan
tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan
membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.
Manfaat dari olahraga bagi lanjut usia menurut Nugroho (1999; 157) antara :
1) Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
2) Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (Adaptasi)
3) Funsi melindungi,
yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan,
misalnya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia terjadi penurunan masa otot serta
kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan, kapasitas aerobic dan
terjadinya peningkatan lemak tubuh. Dengan melakukan olahraga seperti senam lansia
dapat mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut. Bahkan dari berbagai
penelitian menunjukkan bahwa latihan/ olahraga seperti senam lansia dapat
mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit
arteri koroner dan kecelakaan (Darmojo 1999; 81).
6. Kontraindikasi
Klien dengan fraktur ekstremitas bawah atau bawah
Klien dengan bedrest total
7. Permasalahan dan pemecahannya
Permasalahan yang biasanya terjadi yang merupakan hambatan dalam melakukan
senam lansia adalai rasa bosan. Perasaan ini wajar saja dan muncul mungkin dikarenakan
tidak adanya variasi senam. Untuk itu macam atau jenis senam yang dilakukan sebaiknya
selalu bervariasi/berganti-ganti. Misalnya pada minggu pertama melakukan senam
kebugaran dan minggu selanjutnya jenis senam osteoporosis dan seterusnya dilakukan
secara bergiliran. Musik juga mempengaruhi, sehingga peserta senam lansia menyukai
musik tertentu yang memungkin tumbuh semangat para lansia ketika melakukan senam
lansia.
DAFTAR PUSTAKA
http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/
http://artikelpenjas.blogspot.com/2011/12/pengertian-senam.html
http://intan.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/05/Olahraga-penyakit-hipertensi-DM.pdf
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/12/senam-lansia.html