Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ENVIROTEK VOL 12 NO 1 (2020)

IMPLEMENTASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH


(PLTSa) SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN SAMPAH
PERKOTAAN; STUDI KASUS di KOTA SURABAYA

Toha Nurdiansah1, Eko Priyo P2, Aulia Kasiwi1


1
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2
Department of Government Affairs and Administrations Jusuf Kalla School of Government, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Email: tohanurdiansyah@gmail.com, eko@umy.ac.id, aulianurkasiwi@gmail.com

ABSTRAK

Daerah kota-kota besar setiap harinya memproduksi ribuan ton sampah, persoalan
sampah di daerah perkotaan kerap kali menjadi masalah di daerah perkotaan. Sehingga
perlu adanya system dan cara alternative yang lebih efektif dan efisien dalam mengelola
sampah tersebut, sebagai bagian dari Smart environment dalam mendukung keberhasilan
smart city. Lalu kemudian terdapat alternative yang dapat mengolah sampah menjadi
sumber energi listrik, penulisan ini bertujuan untuk meng analisis evektifitas cara
tersebut dalam menangani masalah yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pembangkit Listrik
Tenaga sampah (PLTSa) dapan menjadi salah satu alternative cara yang dapat di
terapkan dalam upaya pengurangan volume sampah. Namun di butuhkan system dan
standarisasi oprasi agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan lain sehingga dapat
bekerja dengan baik dan efisien.

Kata kunci: Smart Environment, pengelolaan sampah, Pembangkit Listrik Tenaga


Sampah, PLSTa

ABSTRACT

The big cities every day produce thousands of tons of garbage, the problem of
garbage in urban areas is often a problem in urban areas. So the need for
systems and alternative ways that are more effective and efficient in managing
waste, as part of the Smart environment in supporting the success of smart city.
Then there is an alternative that can process waste into a source of electrical
energy, this writing aims to analyze the effectiveness of the method in dealing
with existing problems. The method used in this research is descriptive
qualitative. The results of this study stated that the Waste Power Plant (PLTSa)
can be one alternative way that can be applied in efforts to reduce the volume of
waste. However, it needs a system and standardization of operations so as not to
cause damage to other environments so that it can work well and efficiently.

Keywords: Smart Environment, waste management, Waste Electric Power Plant, PLST

87
JURNAL ENVIROTEK VOL 12 NO 1 (2020)

PENDAHULUAN swasta dengan program PLTSa (Pembangkit


Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk Listrik Tenaga Sampah) untuk mengubah
menganalisis apakah benar implementasi sampah menjadi sumber energi listrik.
pembangkit listrik tenaga sampah atau yang
selanjutnya dapat di sebut sebagai (PLTSa), PLTSa ini merupakan suatu program yang
dapat benar-benar menjadi solusi dalam relatif baru untuk di terapkan di Indonesia, dan
mengatasi pemasalahan sampah kota yang yang sudah mulai melaksanakan ini adalah
selalu ada dengan jumlah besar. Penanganan Surabaya, jakarta dan juga Semarang. Bila di
sampah di daerah perkotaan tentunya berkaitan himpun dari pemberitaan yang ada
dengan ngelolaan lingkongan kota sehingga menyebutkan PLTSa di Surabaya telah berjalan
menjadi salah satu bagian dari smart selama 3 tahun dan juga bekerja sama dengan
environment guna menunjang smart city. PLN dalam penjualan hasil produksi listiknya.
Tentu dalam menyokong keberhasilan dan
Sampah merupakan masalah yang masih sangat keberlanjutan PLTSa ini tentunta dibutuhkan
sulit untuk atasi terutama pada kota besar mekanisme atau system yang lebih kompleks,
(Nurdjaman,1993 dalam Muhdhar, 2016), yang dimana pembangkit listrik ini tidak akan bisa
menyebabkan permasalahan lingkungan bila berjalan tanpa adanya sampah. Mungkin kita
tidak segera di berikan solusi yang efektif. sama-sama mengetahui bahwa sampah pasti
Permasalahan ini tidak hanya terjadi pada kota- akan selalu tersedia pada lokasi hunian
kota besar di indonesia, tapi juga kebanyakan manusia, namun partisipasi masyarakat juga
kota di dunia. Masalah ini tentunya tak lepas memiliki andil yang cukup besar dalam system
dari kegiataan manusia itu sendiri sebagai yang di jalankan.
penghasil sampah. Di himpun dari sebuah
jurnal menerangkan bahwa sampah menjadi Dengan keikut sertaan masyarakat dalam
salah satu penghasil gas metana (CH4) yang pelaksanaannya akan membantu dalam
dapat mmpengaruhi iklim. mencapai target yang ingin di capai, misalnya
menciptakan prilaku yang tertib dalam memilah
Maka dari itu persoalan sampah untuk sampah, menciptakan lingkungan asri yang
menangani masalah sampah bukannya untuk bebas sampah dan tujuan lain yang dihapkan
menciptakan kenyaman bagi suatu kota atau dari adanya PLTSa tersebut. Partisipasi
daerah pada penduduk, tapi juga merupakan masyarakat tentunya tidak serta merta muncul,
permasalah lingkungan yang harus secepatnya yang kemudian ada program yang dinamakan
di carikan solusi yang dapat mengatasi hal ini. sebagai BANK Sampah.
Misalnya saja data dari salah satu Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) yang di kelola
swasta yakni PT. Narpati di kota semarang, Bank sampah ini di wujudkan sebagai salah
menyatakan adanya kenaikan jumlahh sampah inisiasi dalam menumbuhkan minat partisipasi
yang di kelola setiap tahunnya, pada tahun yang di barengi dengan adanya timbal balik,
2011 dari jumlah 150 ton/hari, meningkat pada dimana akan ada akibat timbal balik. Secara
tahun berikutnya menjadi 200 ton/hari bersamaan aka nada cukup sampah yang sudah
(Wijayanti, 2013), dan akan semangkin di pilah untuk ketersediaan bahan produksi
meningkat seiring dengan adanya pertumbuhan PLTSa, di sisi lain masyarakat mendapatkan
penduduk. Dan pada kota Surabaya sendiri, sejumlah uang dari sampah yang mereka
pada tahun 2017 dengan populasi sebesar 2,8 hasilkan dalam bentuk tabungan. Dan hingga
juta jiwa (BPS,Jatim), Surabaya dapat pertengahan tahun 2018, Surabaya telah
menghasilkan sekitar 2.913,18 ton sampah memiliki 296 unit bank sampah dan 26 unit
dalam sehari (humas,surabaya.go.id). tempat pengolahan sampah organik menjadi
kompos (www.bbc.com).
Peningkatan volume sampah yang terjadi
seiring dengan pertumbuhan penduduk, serta
penimbunan sampah dalam jumlah besar ini Hidayat (2015) dalam sebuah artikel
memerlukan adanya program antisipasi yang menyatakan Smart city merupakan suatu
dilakukan. beberapa usaha yang telah banyak inovasi yang sedang gencar di terapkan di
dilakukan adalah dengan melalui badan mandiri berbagai kota besar seperti Yogyakarta,
seperti Bank sampah, dan dapat juga berupa Bandung, Makasar, dan kota-kota lain di
program kerja sama antara pemerintah dan Indonesia. Implementasi ini dalam rangka

88
IMPLEMENTASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH…( TOHA NURDIANSAH ,DKK)

modernisasi dan penerapan teknologi dalam keberlanjutan lingkungan adalah tentang


area yang lebih luas. Dalam artikel yang sama pengelolaan sampah.
Syamsudin (2015) juga berpendapat smart city
merupakan sebuah konsep kota yang memiliki Banyak artikel yang menyatakan permasalahan
integrase didalamnya sehingga memberikan sampah di kota-kota besar, seperti dalam
efek efisiensi dan praktis dalam penelolaan tulisan (Amalia, 2017) yang menyebutkan
sebuah kota (Hidayatulloh, 2016). Dalam adanya masalah sampah yang terjadi di kota
artikel lain mendefinisikan smart city Yogyakarta yang Tempat Pembuangan Sampah
penggunaan teknologi informasi dan yang sudah tidak mampu menampung volume
komunikasi untuk meningkatkan kualitas sampah yang ada. Nurdjaman dalam sebuah
hidup, alirah informasi selalu di tujukan untuk tulisan juga menyatakan bahwa persoalan
mengurangi kemiskinan dan kesenjangan yang sampah menjadi masalah yang sulit untuk di
terjadi. Peningkatan kualitas hidup yang pecahkan terutama di kota-kota besar, dan
dimaksud juga termasuk pada ekologi, budaya, dapat menjadi masalah lingkungan yang serius
politik, kelembagaan, dan sebagainya tanpa juta tidak cepat di tangani(Muhdhar, 2016).
meninggalkan beban pada generasi selanjutnya Diyah menambahkan Pengelolaan sampah
(Arjita, 2017). Indonesia merupakan cara lama, karna masih
berpola lama yakni Kumpul-Angkut-Buang
Berkaitan dengan tidak membebani masa depan atau di kenal dengan end-of-pipe(Ernawati,
salah satu aspeknya adalah lingkungan. Budiastuti, & Masykuri, 2012)
Lingkungan ialah tempat tinggal manusia .
dimana disana lah manusia melakukan aktivitas Upaya pengurangan sampah melalui penelolaan
sehari-hari(Ratna Sari & MEIRINAWATI, dapat dilakukan dengan beberapa cara: seperti
2019). Pembangunan lingkungan yang cerdas menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse,
mengkhususkan bagaimana menciptakan Recycling), seperti menjadi pupuk kompos,
sebuah lingkungan yang ramah, dapat Kompos ialah pupuk organic(alami) yang
memberikan keindahan fisik dan non fosik, terbuat dari bahan hijau yang ditambahkan
serta keberlajutan sumber daya (Dewi, 2017). bahan organic lain untuk mempercepat
Adanya kerusakan yang terjadi pada pembusukan (Slistiyorini,2005).
lingkungan akibat pengelolaan sumber daya
alam yang salah, adanya kerusakan yang METODE PENELITIAN
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
sekitar hakikatnya adalah karna kelalaian atau deskriptif. Menurut Deddy Mulyanan (2002)
kesengajaan yang diperbuat oleh pemerintah penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
atau masyarakat itu sendiri (Insani, 2017). menggunakan banyak metode analisis dalam
Kemudian untuk menjaga kerlanjutan sebuah memahami permasalahan(Lutfi Agung
program dibutuhkan sebuah kebijakan yang di Kurniawan, 2016). Focus penelitian ini
tetapkan oleh suatu kota sebagai standar oprasi berfokus pada peluang dan tantangan yang
dan arah gerak kebijakan. mungkin akan di temui dalam penerapan
Pada prinsipnya implementasi kebijakan ialah PLTSa.
sebuah cara yang dibuat agar suatu kebijakan Pengumpulan data dari analalisisi ini akan
dapat mencapai target yang di tentukan, tidak menggunakan data sekunder, yakni dengan
kurang dan tidak lebih(Muhajir Haris & Priyo menganalis teori dan data yang didapat dari
Purnomo, 2016). Ripley (1985) dalam tulisan berbagai sumber, dan juga berbagai artikel
Purwanto (2012) menyebutkan bahwa proses jurnal dari penelitian-penelitian sebelumnya.
implementasi kebijakan ialah sebuah peroses Analisis ini dilakukan dengan deskripsi serta
dimana sasaran dan tujuan dari sebuah memberikan data dalam bentuk penjelasan.
kebijakan sudah kongkrit atau sudah di
tetapkan oleh implementator, bukan hanya HASIL DAN PEMBAHASAN
output yang diharapkan tapi juga dampak baik Smart city merupakan suatu inovasi yang
secara langsung dan tidak langsung(Amalia, sedang gencar di terapkan di berbagai kota
2017). Salah satu bidang yang perlu adanya besar seperti Surabaya, Yogyakarta, Bandung,
kebijakan khusus yang terintegrasi demi Makasar, dan kota-kota lain di Indonesia.
Implementasi ini dalam rangka modernisasi dan

89
JURNAL ENVIROTEK VOL 12 NO 1 (2020)

penerapan teknologi dalam area yang lebih diperbuat oleh pemerintah atau masyarakat itu
luas. Pendapat lain menyatakan smart city sendiri (Insani, 2017).
merupakan sebuah konsep kota yang memiliki
integrasi didalamnya sehingga memberikan Dapat dikatakan sebagai kesengajaan karna
efek efisiensi dan praktis dalam penelolaan kebanyakan orang telah memahami bahwa
sebuah kota (Hidayatulloh, 2016). Arjita turut kegiatan ini dapat menyebabkan kerusakan
memberikan pendapat yang nyaris serupa, ia lingkungan namun mengabaikan resiko
mendefinisikan smart city sebagai penggunaan tersebut. Salah satu kegiatan manusia yang
teknologi informasi dan komunikasi untuk paling berdampak pada lingkungan ialah
meningkatkan kualitas hidup, alirah informasi membuang sampah. Sampah diartikan sebagai
selalu di tujukan untuk mengurangi kemiskinan barang sisa dan tak terpakai yang dibuang oleh
dan kesenjangan yang terjadi. Peningkatan masyarakat, permasalahannya ialah ketidak
kualitas hidup yang dimaksud juga termasuk mampuan tempat pembuangan akhir untuk
pada ekologi, budaya, politik, kelembagaan, menampung seluruh sampah yang di hasilkan
dan sebagainya tanpa meninggalkan beban setiap hari(Mulasari, Husodo, & Muhadjir,
pada generasi selanjutnya (Arjita, 2017). 2014). Dalam tulisan (Muhdhar, 2016)
Mertodiningrat (1978) menyatakan
Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di permasalahan diatas terkait dengan kurangnya
Indonesia, dengan jumlah Penduduk mencapai kedisiplinan karna tingkat pendidikan,
2,8 jta jiwa (BPS Provinsi Jawa Timur,2018) pengertian, dan kesadaran di masyarakat.
pada tahun 2017 dengan pertumbuhan
penduduk cukup tinggi yakni 0,56% di tahun Tabel 1. Proyeksi Pertambahan penduduk
yang sama. Maka diperluka perencanaan yang
baik dalam membangun wilayah kotanya.
Tahun Jumlah penduduk
Perencanaan pembangunan yang berkelanjutan 2013 2.821.929
tentunya menyangkut banyak hal di dalamnya, 2014 2.833.924
seperti lingkungan, ekonomi, social, 2015 2.848.583
sumberdaya manusia dengan memanfaatkan 2016 2.862.406
berbagai sumber daya yang ada. Perlu diketahui 2017 2.874.699
juga bahwa Surabaya adalah salah satu kota 2018 2.885.555
tersukses yang telah menerapkan konsep Smart 2019 2.896.195
City (Smart Governance, Smart Environment, 2020 2.904.751
Smart People, Smart Ekonomy, Smart Living,
Smart Mobility). Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu
factor penyebab naiknya jumlah produksi
Salah satu unsur yang harus ada dan menjadi sampah di Indonesia, di perhirakan ditahun
perhatian khusus karna urusan yang sangat 2025 produksi sampah Indonesia dapat
kompleks dalam pembangunan sebuah kota mencapai 65.2 juta ton/ tahun. Dan jika di
Smart City adalah lingkungan (Environment). tinjau lebih spesifik, pada tahun 2017 produsen
Karna pada dasarnya ingkungan ialah tempat sampah yang cukup tinggi terjadi di pulau jawa
tinggal manusia dimana disana lah manusia ialah Surabaya dengan 9.896,78 m3/hari dan
melakukan aktivitas sehari-hari(Ratna Sari & Jakarta sebesar 7.164,53 m3/ hari. Pola
MEIRINAWATI, 2019). Dalam pembangunan konsumtif yang terjadi di masyarakat kota juga
lingkungan yang cerdas mengkhususkan menjadi salah satu penyebab lain dari naiknya
bagaimana menciptakan sebuah lingkungan volume sampah. Pencemaran yang diakibatkan
yang ramah, dapat memberikan keindahan fisik oleh sampah menyebabkan permasalahan
dan non fosik, serta keberlajutan sumber lingkungan lain, seperti pencemaran air, tanah,
daya(Dewi, 2017). Adanya kerusakan yang dan udara. Data ini dihimpun dari Statistik
terjadi pada lingkungan akibat pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2018
sumber daya alam yang salah, adanya (Badan Pusat Statistik,2018). Dari sumber yang
kerusakan yang menyebabkan penurunan berbeda, meyatakan produksi sampah dalam
kualitas lingkungan sekitar hakikatnya adalah satuan TON Surabaya dapat menghasilkan
karna kelalaian atau kesengajaan yang sekitar 2.913,18 ton sampah dalam setiap
harinya(humas,surabaya.go.id).

90
IMPLEMENTASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SAMPAH…( TOHA NURDIANSAH ,DKK)

karna gas akan terbakar sempurna dan


Namun kota surabaya dengan volume produksi tersisa hanya CO2.
sampah yang lebih besar dari Jakarta,
pengelolaan sampah di Surabaya sudah jauh B. Tahapan pelaksanaan
lebih baik. dengan di dukung dengan adanya 28 a. Sampah akan di akut ke kokasi
lokasi pengelolaan sampah yang di atur melalui pengumpulan sampah untuk di tiriskan
system software sehingga lebih terkontrol lindih dan menyalurkan lindih ke
dalam penyaluran sampah ke tempat tempat penampungan agar tidak mencemari
pengelolaan (Tak Ada Bau di Tempat lingkunga.
Pengelolaan Sampah | Siap-Siap Untuk b. Setelah kering sampahkan di akut
Risma—AIMAN (3),22-08-2019). Selain kedalam tungku pembakaran dengan
tempat pengelolaan sampah kota Surabaya suhu sangat tinggi dan waktu yang
memiliki Bank sampah dan tempat pembuatan lama, di saat bersaan juga akan
kompos yg lebih kecil yang tersebar di kota menghilangkan gas beracun yang ada
Surabaya, selain itu yang menjadi menarik dalam hasil pembakaran.
adalah kota memiliki fasilitas untuk mengubah c. Gas panas yang di hasilkan akan di
sampah menjadi energi listrik. salurkan menggunakan gunakan untuk
Semua usaha diatas merupakan strategi menguapkan air yang ada dalam ketel.
pengurangan volume sampah kota Surabaya, d. Uap dengan tempratur dan tekanan
strategi terbut telah tertera pada pasal 7 Perda tinggi ini lah yang dunakan untuk
Kota Surabaya No.5 Tahun 2014 Tentang menghasilkan listrik.
Pengelolaan Sampah Dan Kebersihan Di Kota e. Gas yang telah di gunakan panasnya
Surabaya. Yang telah di tetapkan dalam kemudian akan di salurkan melalui pipa
peraturan tersebut bahwa rencana tersebut akan ke saluran pembuangan untuk sekaligus
di jalankan minimal 10 tahun. menyaring kembali partikel berbahaya
A. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah pada gas. Saringan tersebut dapat
(PLTSa) TPA Benowo di Surabaya berupa peyaring debu dan di lengkapi
Pembangkit listrik tenaga sampah katalis (Samsinar & Anwar, 2018).
merupakan pembangkit listrik yang
memanfaatkan sampah sebagai bahan C. Efektivitas
bakar utama untuk memdidihkan air di Tempat Pembuangan Akhir Benowo saat
boiler dan memanfaatkan uap air untuk ini menerima dan mengelola 1.500 ton
memutar turbin untuk menghasilkan sampah masyarakat Surabaya yang jumlah
listrik. Ada cara lain untuk mendapatkan penduduknya 2,8 juta orang, dan 60% nya
bahan bakar dari sampah, yakni dengan adalah sampah organic. TPA Benowo di
memanfaatkan gas metana (Biomasa) yang kota Surabaya merupakan proyek pertama
muncul dari tumpukan sampah. pada tahun 2012 untuk mengolah sampah
Menggunakan metode pembakaran menjadi energi listrik dengan daya 2 MW
(Incinerator) yang digunakan dalam dari TPA Gas dan 7 MW dari proses
memproduksi energi panas adalah cara Gasifikasi(web;PT. Sumber Organik
paling efisien dan efektif, denga proses Project,2019). Selain itu juga tujuan dari
pembakaran dapat mengurangi 75-80% project ini akan membantu mengurangi
volume sampah tanpa pemilahan, limbah 300.000 ton CO2/tahun.
hasil pembakaran juga cukup kering untuk
langsung di gunakan untuk sebagai bahan KESIMPULAN
Pengurugan (bahan timbunan). Sehingga dapat di simpulkan bahwa
Juga ada metode Gasifikasi yang biasa di Pembangkit Listrik Tenaga sampah (PLTSa)
gunakan, yakni dengan memanfaatan gas merupahan salah satu dari beberpa cara yang
yang keluar dari tumpukan sampah efektif dalam mengatasi masalah sampah.
organik. Kelebihan dari proses ini Tentunya PLTSa ini tidak dapat bekerja dengan
merupakan suhu pembakaran yang lebih baik tanpa system dan standarisasi yang baik.
tinggi, biaya istalasi dan oprasi yang lebih 50-60% dari sampah kota adalah bahan organic
rendah, dab emisi yang sangat minimal maka dapat di olah kembali melalui Gasifikasi
menjadi gas metana untuk bahan bahar turbin

91
JURNAL ENVIROTEK VOL 12 NO 1 (2020)

dan hasil dari fermentasi nya dapat menjadi Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir, N.
kompos. Sedangkan sisanya juga ada PLTSa (2014). Kebijakan Pemerintah dalam
dengan metode pembakaran yang akan Pengelolaan Sampah Domestik. Kesmas:
mengurangi hingga 70% volume sampah. National Public Health Journal, 8(8),
404–410.
DAFTAR PUSTAKA —PT. Sumber Organik—Project—. (n.d.).
Retrieved December 27, 2019, from
Amalia, S. (2017). Analisis Implementasi
http://www.sumberorganik.com/project.h
Program Bank Sampah Di Kota
tml
YogyakartA. Jurnal Analis Kebijakan,
1(2). Ratna Sari, D., & Meirinawati. (2019).
Manajemen Strategi Pengolahan Sampah
Arjita, U. A. (2017). E-Government Sebagai
Menjadi Biogas Di Kelurahan
Bagian Dalam Smart City. Prosiding 2nd
Kedundung Magerari Kota Mojokerto.
Seminar Nasional IPTEK Terapan
Publika, 7(1).
(SENIT) 2017, 2(1), 167–170.
Samsinar, R., & Anwar, K. (2018). Studi
Badan Pusat Statistik. (n.d.).
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga
BPS Provinsi Jawa Timur. (n.d.).
Sampah Kapasitas 115 Kw (Studi Kasus
Dewi, Y. S. (2017). Arus Urbanisasi Dan Kota Tegal). ELEKTUM, 15(2).
Smart City. Retrieved from https://doi.org/10.24853/elektum.15.2.%
/jspui/handle/123456789/2347 p
Ernawati, D., Budiastuti, S., & Masykuri, M. Tak Ada Bau di Tempat Pengelolaan Sampah |
(2012). Analisis Komposisi, Jumlah Dan Siap-Siap Untuk Risma—AIMAN (3).
Pengembangan Strategi Pengelolaan (n.d.). Retrieved from
Sampah Di Wilayah Pemerintah Kota https://www.youtube.com/watch?v=i2Bq
Semarang Berbasis Analisis Swot. (2), 9yugv0s
10.
Wijayanti, W. P. (2013). Peluang Pengelolaan
Hidayatulloh, S. (2016). INTERNET OF Sampah Sebagai Strategi Mitigasi Dalam
THINGS BANDUNG SMART CITY. Mewujudkan Ketahanan Iklim Kota
Jurnal Informatika, 3(2). Semarang. JURNAL PEMBANGUNAN
Infographic Jumlah Sampah-01. (2017, WILAYAH & KOTA, 9(2), 152–162.
February 13).
Insani, P. A. (2017). Mewujudkan Kota
Responsif Melalui Smart City. Publisia:
Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 2(1),
25–31.
Lutfi Agung Kurniawan, M. (2016).
Implementasi Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di
Kota Surabaya.Publika, 4(9).
Muhajir Haris, A., & Priyo Purnomo, E.
(2016). Implementasi Csr (Corporate
Social Responsibility) Pt. Agung
Perdana Dalam Mengurangi Dampak
Kerusakan Lingkungan. Journal of
Governance and Public Policy, 3(2),
203–225.
Muhdhar, M. H. I. B. M. A. (2016).
Keterkaitan Faktor Sosial, Ekonomi,
Pengetahuan, dan Sikap dengan
Manifestasi Perilaku Ibu-ibu Rumah
Tangga dalam Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga di Kota Surabaya. Jurnal
Ilmu Pendidikan, 10(2).

92

Anda mungkin juga menyukai