Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.

1, Juni 2010

REFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR NEGARA

Sofian Effendi
Guru Besar Universitas Gadjah Mada
Konsultan Senior Desentralisasi UNDP-Indonesia
Email: s_effendi45@yahoo.co.id

Abstract

The bureaucratic reform agenda during the first year will be expanded to 8 in 2009, a term of SBY presidency has
only given priority to limited number of departments and agencies, 1 in 2008, expanded to 3 and cover three areas;
administrative efficiency, administrative structures and human resource management. As an incentive to further reform,
the government through the Ministry of Finance is rewarding agencies which can demonstrate performance improvements
with an additional performance budget, given to staff as performance bonuses. These reform initiatives are seen as the
first of a three phase approach to bureaucratic reform with the second phase the 2010-14 presidential term and the last
phase being completed by 2020-2024. The second phase of Indonesia’s bureaucratic reform needs to go beyond the
three areas and the limited approach. To build a professional, a-political and high performance Indonesia’s civil service
the reform initiatives should focus on the following areas: a) Develop position based human resource management
system, b) Creating an independent authority for Indonesia’s civil service, c) Develop multi-category civil service, d)
Launch salary and pension reforms.
Key words: reform, human resources, professional

Abstrak

Reformasi birokrasi yang dilaksanakan pada tahun pertama akan diperluas pelaksanaannya di 8 Kementerian/Lembaga
pada tahun 2009, masa kepresidenan SBY sebelumnya hanya memberikan prioritas pada sejumlah Kementerian/
Lembaga yang terbatas, yaitu 1 Kementerian pada tahun 2008, yang kemudian diperluas menjadi 3 kementerian/Lembaga
dan mencakup 3 area reformasi birokrasi, yaitu efisiensi administratif (tatalaksana), struktur administratif (kelembagaan)
dan manajemen sumber daya manusia aparatur. Sebagai suatu dorongan untuk melaksanakan reformasi selanjutnya,
pemerintah melalui Kementerian Keuangan memberikan penghargaan kepada Kementerian/Lembaga yang dapat
menunjukkan peningkatan kinerjanya dengan suatu tambahan anggaran kinerja, yang diberikan kepada pegawai masing-
masing Kementerian/Lembaga sebagai bonus kinerja pegawai. Pelaksanaan reformasi birokrasi tersebut merupakan
tahap pertama dari tiga tahapan pendekatan reformasi birokrasi, tahap kedua dilaksanakan dalam masa kepresidenan
SBY pada tahun 2010-2014, kemudian tahap terakhir merupakan tahap penyempurnaan akan dilaksanakan pada tahun
2020-2024. Pada tahap ke dua reformasi birokrasi Indonesia memerlukan pendekatan dan cakupan area yang lebih
dari pada sebelumnya. Untuk membangun kepegawaian Indonesia yang profesional, tidak berpolitik dan berkinerja
tinggi pelaksanaan reformasi hendaknya difokuskan pada area sebagai berikut: a) Membangun sistem manajemen
sumber daya manusia berbasis jabatan, b) Membentuk lembaga mandiri untuk mengelola kepegawaian Indonesia,
c) Mengembangkan kepegawaian dalam beberapa kategori, d) Reformasi sistem penggajian dan pensiun pegawai.

PENDAHULUAN lenggaraan pemerintahan negara. Sejak


itu Indonesia secara konsisten melakukan
Krisis ekonomi yang melanda desentralisasi pemerintahan, membangun
Indonesia pada 1997 dan berkembang kekuasaan hukum yang independen,
menjadi krisis multidimensi pada 1998 telah menerapkan perekonomian pasar terbuka,
mendorong pemerintah untuk melakukan serta membangun tata kepemerintahan yang
reformasi dalam berbagai bidang penye- baik (good governance) untuk merealisasikan

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 1


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.1, Juni 2010

tujuan utama pembangunan nasional yaitu yang diatur dalam Konstitusi. Civil Service
mewujudkan demokrasi dan kesejahteraan Commission atau Public Service Commission
umum. tersebut pimpinan dan anggotanya diangkat
Setelah 12 tahun hasil upaya tersebut oleh kepala negara bukan oleh kepala
mulai terwujud. Indonesia sekarang diakui pemerintah.
oleh masyarakat internasional sebagai negara Undang Undang No 43 tahun 1999
demokrasi ketiga di dunia yang stabil dan sudah mengamanatkan pembentukan Komisi
aman, ekonomi yang tumbuh positif pada Kepegawaian Negara sebagai otoritas
saat negara lain mengalami kontraksi ekonomi independen untuk menjaga profesionalitas,
karena dampak krisis kredit di Amerika Serikat, netralitas, dan a-politisasi SDM Aparatur Negara.
dan kembali diakui sebagai Middle Income Namun karena berbagai kesibukan Pemerintah,
Countries (MIC) pada akhir periode pertama sebelas tahun setelah di-amanatkan oleh
kepemerintahan Presiden SBY. Undang Undang, Komisi independen tersebut
Sejak masa pemerintahan Presiden belum dibentuk. Sementara Kementerian
Habibie telah dilakukan reformasi aparatur PAN dan Reformasi Birokrasi, BKN, dan LAN-
negara untuk menciptakan SDM Aparatur RI semakin ter-kungkung oleh rutinitas dan
Negara yang profesional dan a-politis. Untuk kurang mampu menjadi pendorong reformasi
mencapai tujuan tersebut dilakukan perubahan aparatur negara. Reformasi birokrasi yang
atas kerangka hukum sistem manajemen di-laksanakan oleh beberapa kementerian
kepegawaian Negara melalui revisi UU No 8 dan lembaga non kementerian sejak 2008
tahun 1974 yang selama seperempat abad tidak lebih merupakan inisiatif bottom-up oleh para
tersentuh arus perubahan. UU No 43 tahun pimpinan kementerian tersebut, bukan karena
1999 yang merupakan revisi UU sebelumnya adanya suatu kebijakan nasional reformasi
tetap menerapkan sistem Manajemen SDM aparatur Negara.
Aparatur Negara ber-dasarkan senioritas
(career based system). Karena itu masih
diperlukan perubahan terhadap UU No 43 tahun REFORMASI PARSIAL
1999 untuk membangun sistem manajemen
berbasis jabatan (position based personnel Pembangunan Aparatur Negara
management system) yang merupakan best yang dilaksanakan oleh pemerintah pasca
practices di negara maju yang lebih efektif reformasi melalui Reformasi Birokrasi ternyata
untuk menghasilkan SDM Aparatur Negara masih bersifat parsial dan tidak menyentuh isu
yang profesional dan berkinerja tinggi. pokok pembangunan kapasitas kelembagaan
Untuk mendukung demokrasi yang Aparatur Negara. Pendekatan parsial tersebut
menerapkan checks-and-balances diperlukan berdampak negatif pada kinerja Aparatur
suatu aparatur negara yang independen Negara seperti ditunjukkan oleh berbagai
dan a-politis agar dapat menyelenggarakan indikator yang diterbitkan oleh beberapa
fungsi-fungsi pemerintahan dan pelayanan lembaga multilateral dan bilateral internasional.
publik secara professional dan tanpa intervensi Misalnya, Indeks Efektivitas Pemerintahan
dari kekuatan politik. Di beberapa negara yang dikeluarkan oleh Bank Dunia sejak
seperti India, Malaysia, Filipina, dan Srilangka 2002 menunjukkan trend naik selama 3
otoritas tersebut berada pada lembaga negara tahun terahir, tapi belum cukup signifikan.

2 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.1, Juni 2010

Indeks Efektivitas Pemerintahan Indonesia mengalami peningkatan. Untuk merespon


menunjukkan peningkatan dari 37,0 pada tahun the rising demand tersebut sektor publik
2005, menjadi 38,9 pada tahun 2006, dan 41,7 harus mampu menyediakan pelayanan publik
pada tahun 2007. yang diperlukan masyarakat pendapatan
Indeks ini menunjukkan peningkatan menengah, seperti infrastrukltur yang lebih baik,
kemampuan pemerintah untuk menyeleng- transportasi publik lebih baik, perpanjangan
garakan pelayanan publik dan membuat pendidikan wajib menjadi 12 tahun, pendidikan
kebijakan yang paramater pengukurannya tinggi berkualitas internasional, pelayanan
meliputi kualitas pelayanan publik, kualitas kesehatan standar internasional, dan sistem
birokrasi, kompetensi aparat pemerintah, dan jaminan sosial yang memadai, termasuk
independensi PNS terhadap tekanan politik. sistim asuransi kesehatan untuk membiayai
Keseluruhan indeks tersebut mencerminkan pelayanan kedokteran yang lebih moderen.
kapasitas kelembagaan birokrasi pemerintah. Reformasi aparatur negara yang lebih cepat
Penyelenggara pelayanan publik yang diperlukan untuk membangun kapasitas public
merupakan salah satu kewajiban konstitutional service Indonesia menyediakan pelayanan
Pemerintah ternyata bebas sepenuhnya dari publik yang lebih tinggi yang memerlukan
praktek ekonomi biaya tinggi dan praktek KKN tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi.
yang belakangan ini terungkap dari kasus Untuk mempertahankan secara
makelar hukum, makelar pajak, serta makelar berkelanjutan prestasi yang telah dicapai
lainnya. Pelayanan publik dasar, antara dalam pembangunan demokrasi dan untuk
lain transportasi publik, pendidikan wajib, meningkatkan kinerja ekonomi nasional,
pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, sangat diperlukan peningkatan kapasitas
kebersihan, dan telekomunikasi, belum mampu kelembagaan Aparatur Negara agar mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat pendapatan melanjutkan reformasi kepemerintahan,
menengah, baik secara kuantitatif dan kualitatif. menyelenggarakan pelayanan publik bermutu,
Kinerja Indonesia dalam pencapaian 12 dan mempersempit disparitas kemiskinan
sasaran Pembangunan Milenium menunjukkan yang semakin lebar antar daerah. Peningkatan
kekurangmampuan birokrasi aparatur negara kapasitas tersebut hanya dapat terjadi bila
itu. Pada 2009 Indonesia hanya berhasil Pemerntah mengadakan reformasi sistem
mencapai 2 sasaran, sedangkan 6 sasaran manajemen SDM Aparatur Negara dalam
mungkin dapat tercapai pada 2016, dan 4 waktu 5-10 tahun ke depan.
sasaran sukar tercapai pada 2016. Pokoknya
pada awal pemerintahan kedua Presiden
SBY, Indonesia belum tercatat sebagai best REFORMASI GENERASI KEDUA SDM
performer dalam pencapaian sasaran MDGs. APARATUR NEGARA INDONESIA
Publikasi Bank Dunia yang baru saja
dirilis, Investing in Indonesia’s Institutions Pada saat ini Pegawai Negeri Sipil
for Inclusive and Sustainable Development (PNS) berjumlah 4,06 juta orang dengan
menunjukkan konsekuensi dari tranformasi komposisi 246 ribu lebih pejabat struktural,
Indonesia menjadi negara berpendapatan 2 juta lebih aparat fungsional terutama
menengah. Permintaan masyarakat akan pendidik, tenaga kependidikan, tenaga medis
pelayanan publik bermutu, dan cepat akan dan paramedis, dan 1,7 juta lebih pegawai

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 3


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.1, Juni 2010

tata usaha atau staf administrasi. Dengan 13 sub-program dan salah satunya adalah
demikian PNS merupakan unsur terbesar Sub-program Pengembangan profesionalisme,
SDM Aparatur Negara yang mencakup netralitas dan kesejahteraan SDM Aparatur
anggota TNI dan anggota Polri. Ini merupakan Negara.
kekuatan nasional yang sangat besar yang Sub-program RPJM 2010-2014
bila dikembangkan kapasitasnya akan mampu tersebut ruang lingkupnya amat terbatas dan
menggerakkan seluruh komponen bangsa mungkin tidak memiliki dukungan politik dan
untuk merealisasikan pemerintahan demo- finansial yang cukup besar untuk membangun
kratis serta menciptakan kesejahteraan bagi 4,2 juta SDM Aparatur Negara berstatus PNS
segenap bangsa dan seluruh tanah air. agar memiliki profesionalitas dan kapasitas
Untuk melayani rakyat Indonesia untuk mendukung sistem politik demokratis
yang berjumlah 230 juta, diperlukan lebih dan ekonomi pasar terbuka. Untuk tugas yang
kurang 4,6 juta orang pegawai, bila rasio maha besar tersebut diperlukan Reformasi
antara pegawai per penduduk adalah 1:50. SDM Aparatur Negara yang komprehensif serta
Jadi, isu paling utama SDM Aparatur Negara dukungan politik dan finansial yang besar dari
bukan kelebihan pegawai seperti ditengarai Pemerintah, khususnya Presiden.
oleh para pengamat, media, dan lembaga Untuk menciptakan SDM Aparatur
donor. Isu pokok SDM Aparatur Negara Negara yang profesional, netral, dan sejahtera
adalah komposisi dan distribusi yang tidak tersebut Reformasi Birokrasi Tahap Kedua
seimbang dengan beban tugas dan kondisi yang dilaksanakan oleh Pemerintah harus
geografis. Kapasitas individual SDM Aparatur difokuskan untuk mencapai 4 tujuan berikut:
Negara rendah karena best practices dalam
manajemen SDM Aparatur Negara belum a. Modernisasi Manajemen SDM Jabatan
diterapkan seperti halnya di banyak Negara Publik
maju. Selain itu remunerasi yang tidak berbasis Landasan hukum sistem kepegawaian
kinerja, pensiun yang kurang menjamin negara, UU No 43/1999 dan peraturan
kesejahteraan, dan tidak adanya lembaga pelaksanaannya, masih menerapkan sistem
regulasi independen yang diperlukan pada karir berdasarkan senioritas yang sudah
suatu sistem pemerintahan demokratis amat ditinggalkan oleh banyak negara. Intervensi
mempengaruhi kinerja aparatur negara. politik dan premordialisme kedaerahan sempit
Untuk membangun kapasitas yang semakin menggejala, serta sistem jaminan
SDM yang besar tersebut RPJM 2010- sosial yang belum menjamin kehidupan layak
2014 bidang Aparatur Negara menetapkan serta mampu mencegah praktik KKN. Praktek-
tujuan pembangunan bidang tersebut adalah praktek tersebut hanya mungkin diatasi dan
membangun Aparatur Negara Indonesia dapat dihambat bila sistem manajemen SDM
yang memiliki kapasitas tinggi dalam: (a) berbasis jabatan (position based personnel
menyelenggarakan tata pemerintahan yang manajemen system) diterapkan pada semua
bersih dari praktek KKN; (b) menyelenggarakan instansi pusat dan daerah.
pelayanan publik bermutu; (c) meningkatkan Dalam sistem berbasis jabatan,
kapasitas dan akuntabilitas instansi pemerintah; penerimaan pegawai tidak dilakukan
dan (d) melaksanakan reformasi birokrasi. berdasarkan formasi yang ditetapkan setiap
Untuk mencapai 4 tujuan tersebut ditetapkan tahun atas dasar prakiraan jumlah pegawai

4 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.1, Juni 2010

yang pensiun, meninggal atau keluar sebagai melaksanakan fungsi PNS sebagai perekat
PNS, tetapi atas dasar jabatan yang lowong. NKRI, perlu dibentuk Jabatan Eksekutif
Pengisian untuk setiap jabatan tersebut Senior (Jabatan Eselon 1, 2, dan 3) yang akan
dilakukan dengan menerapkan prinsip merit ditempatkan di seluruh tanah air pada jabatan
(keahlian), melalui proses rekrutmen secara Instansi Pusat di daerah atau pun dipekerjakan
kompetitif atau terbuka yang dilakukan secara pada instansi pemerintah daerah.
obyektif untuk mendapatkan calon yang Untuk menjaga agar struktur PNS lebih
memiliki kompetensi yang paling sesuai fleksibel dan selalu sesuai dengan dinamika
dengan kompetensi jabatan. perkembangan di masyarakat, khususnya di
bidang industri, perlu diterapkan jenis atau
b. Otoritas independen regulasi dan kategori PNS baru yaitu Pegawai Negeri Tidak
pengawasan manjemen SDM Jabatan Tetap (contract government employees) untuk
Publik jabatan-jabatan yang memerlukan tenaga kerja
Agar dapat berjalan dengan baik, yang berpendidikan tinggi. Jabatan-jabatan
sistem manajemen personalia berbasis jabatan profesional dalam bidang pendidikan (guru,
harus memiliki independensi yang memadai, dosen, serta tenaga kependidikan), bidang
bebas dari intervensi lembaga legislatif kesehatan, pertanian, dan lain-lain yang
maupun pejabat politik di cabang eksekutif, menerapkan standard keahlian internasional
baik dalam kewenangan penyusunan regulasi hanya dapat menarik orang-orang terbaik bila
kepegawaian, maupun dalam rekrutmen dan untuk jabatan tersebut diterapkan standar
pengangkatan. Agar independesi tersebut penggajian yag setara dengan yang berlaku
dapat terselenggara perlu dibentuk suatu di dunia usaha.
Komisi Jabatan Sipil Negara sebagai komisi Selain itu penerapan sistem multi-
independen yang memiliki kewenangan kategori tersebut akan menghindarkan
menyusun regulasi dan pengawasan dalam Pemerintah Indonesia dari tekanan keuangan
manajemen sumber daya manusia pada yang amat berat karena 4,7 juta PNS pensiun
jabatan publik, termasuk penetapan sistem pada 2014 akan menghabiskan lebih kurang
penggajian, sistem pensiun dan jaminan 40-45 persen mata anggaran belanja pegawai.
sosial, serta regulasi tentang norma dan Para pegawai negeri yang diangkat untuk
standar manajemen kepegawaian. UU No mengisi jabatan kependidikan, kesehatan,
43/1999 sebenarnya sudah memerintahkan serta jabatan pekerjaan umum dan transportasi,
pembentukan Komisi independen untuk sebaiknya diganti dengan PNTT atas dasar
mereformasi sistem manajemen SDM aparatur kontrak serta sistem kesejahteraan tersendiri.
negara, tetapi tanpa alasan yang jelas amanat
tersebut sampai sekarang belum dilaksanakan d. Reformasi Gaji dan Sistem Pensiun
oleh Pemerintah. Se b u a h L a p o ra n Ba n k Du n ia
memperkirakan pada 5 tahun mendatang
c. Terapkan Sistem Multi-Kategori sekitar 2,5 juta PNS yang diangkat pada
Untuk mengatasi silo syndrome yang 1970-an akan memasuki masa pensiun.
terjadi setelah desentralisasi kepegawaian Dengan demikian, sebelum 2014 jumlah total
ternyata telah menghambat mobilitas Pegawai pensiun PNS akan mencapai 4 juta orang
Negeri Sipil dan dalam rangka menjaga karena saat ini terdapat 2,0 juta pensiunan

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 5


Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.1, Juni 2010

pegawai. Pengeluaran untuk lebih kurang reformasi untuk membangun integritas aparatur
4 juta pensiunan itu akan mengambil porsi Negara, penyediaan pelayanan publik yang
besar belanja pegawai dalam APBN, apabila bermutu, dan mengimplementasikan sistem
Pemerintah tidak mengadakan perubahan manajemen SDM yang profesional melalui
drastis terhadap sistem pensiun Pegawai Reformasi Birokrasi generasi kedua, diperlukan
Negeri. pendekatan komprehensif serta komitmen
Karena itu kurun waktu 2010-2019 sepenuhnya dari semua fihak, khususnya
adalah “lorong waktu” yang harus digunakan Presiden dan DPR. Komitmen Presiden
untuk mengadakan perubahan fundamental terhadap reformasi birokrasi memang tidak
sistem pensiun PNS. Sistem “pay as you diragukan seperti sudah disampaikan melalui
go” yang sangat memberatkan APBN harus berbagai pidato resmi, terutama Pidato
diganti dengan sistem “self paying” yang dapat Kenegaraan di depan DPR pada 14 Agustus
dimanfaatkan sebagai sumber dalam negeri 2009. Komitmen politik Presiden tersebut perlu
untuk pembangunan nasional. Untuk me- didukung oleh DPR dan oleh para Kepala
rubahan sistem pensiun dari sistem “pay as you Daerah.
go” yang sangat memberatkan APBN/APBD Pendekatan komprehensif reformasi
dengan sistem “self paying” diperlukan investasi birokrasi untuk membangun 3 pilar birokrasi
yang sangat besar. Agar ke-sejahteraan lebih pemerintahan tersebut mengharuskan
kurang 4 juta pensiunan cukup terjamin, setiap adanya perhatian terhadap isu pokok yaitu,
dana pensiun dengan sistem self paying perombakan kerangka hukum, penataan
harus menyediakan lebih kurang Rp 12 trilyun organisasi dan proses bisnis, peningkatan
per tahun. Artinya, diperlukan dana pensiun kapasitas aparatur negara dan aparatur
sebesar Rp 1.200 trilyun untuk menghasilkan daerah untuk merumuskan kebijakan dan
dana untuk pembiayaan pensiun per tahun. merencanakan pelaksanaan tugas pokoknya,
Inilah pilar ketiga Reformasi Birokrasi dan kemampuan untuk memonitor dan
Generasi Kedua, yaitu penataan Manajemen mengevaluasi kinerja pelaksanaan tugas-
SDM Aparatur Negara untuk menciptakan SDM tugasnya.
Aparatur Negara yang profesional, a-politis,
netral, berwawasan NKRI, yang memiliki
kapasitas kelembagaan dan individual untuk
menggulirkan Reformasi Generasi Kedua
dalam berbagai bidang kehidupan bangsa
Indonesia.
CETAK BIRU REFORMASI BIROKRASI DAFTAR PUSTAKA
GENERASI KEDUA
Al-Arief, Mohamad. (2005). “Majority of
Agar Indonesia tidak terjebak ke Indonesia See Public Service
dalam “middle income trap” pada akhir Improving After Decentralization,
2014, ketiga pilar ini harus dilaksanakan Says New Survey”, World Bank Report
secara serentak dalam 5 tahun ke depan Offers Lesson from East Asia on How
dengan penetapan prioritas yang tajam dan to Do Decentralization Right, diakses
dengan penjadwalan yang tepat. Keberhasilan melalui http://www.worldbank.org/
6 Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN
Jurnal Kebijakan dan Manajemen PNS VOL. 4, No.1, Juni 2010

eapdecentralizes. (1998). “Transformasi Bangsa Menuju


Dwiyanto, Agus, dkk. (2002). Reformasi Tata Masyarakat Madani” Monografi,
Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Tim Nasional Reformasi Menuju
Yogyakarta: PSKK UGM. Masyarakat Madani, Jakarta.
Effendi, Sofian. (2001). “Entrophic Government”, World Bank. (2009). A World Bank Programming
Media indonesia, 6 Juni. Mission on Civil Service Reform to
_________. (2004). “Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta.
Negara Kekeluargaan”, Pidato Dies World Bank. (2005). East Asia Decentalization
Natalis XVIII Universitas Wangsa – Makong Local Government Work,
Manggala, Yogyakarta, 9 Oktober. http://siteresources.worldbank.org/
_________. (2010). Reformasi Tata Kepe- INTEAPDECEN/Resources/dc-full-
merintahan. Yogyakarta: Gadjah Mada report.pdf.
University Press.
________. (2009). Reformasi Birokrasi Generasi
Kedua. Discussion Paper. Yogyakarta:
Program Magister Administrasi Publik,
Universitas Gadjah Mada.
Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. (2010). “Grand Desind dan
Road Map Reformasi Birokrasi 2010-
2014.” Discussion Paper.
Timnas Reformasi Menuju Masyarakat Madani.

Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian BKN 7

Anda mungkin juga menyukai