Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No.

4 Desember 2011: 239-248

Percobaan Penyerapan Limbah Industri Menggunakan Karbon


Aktif dari Batubara Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan

Experiment of Industrial Waste Absorption using Activated Carbon


from Coal of Tanjung Tabalong, South Kalimantan

M. Ulum A. Gani dan Widodo

Puslit Geoteknologi - LIPI, Kompleks LIPI, Jln. Sangkuriang, Bandung 40135

Sari
Karbon aktif yang dibuat dari batubara Tanjung Tabalong diteliti kemampuan penyerapannya terhadap
unsur organik dan anorganik dalam limbah industri. Batubara dikarbonisasi pada suhu 600oC untuk meng-
hasilkan semikokas, dan kemudian diaktivasi pada suhu 700oC dalam waktu 120 menit dengan pereaksi
aliran uap air. Kemampuan penyerapan karbon aktif terhadap chemical oxygen demand (COD) dilakukan
menggunakan 2,5 g dan 9,0 g karbon aktif masing-masing untuk 250 ml dan 300 ml limbah COD. Waktu
pengadukan setiap percobaan adalah 30, 60, dan 90 menit. Atomic absorption spectrophotometer (AAS)
digunakan untuk menganalisis limbah COD. Hasil menunjukkan bahwa karbon aktif 2,5 g dapat menyerap
limbah COD yang berkisar antara 6,9 - 67,5 %, sedangkan penggunaan 9 g dapat menyerap limbah COD
yang berkisar antara 88,9 - 100 %. Makin tinggi karbon aktif dan makin lama waktu pengadukan yang
digunakan dalam percobaan ini, semakin tinggi pula penyerapan limbah COD.
Kata kunci: karbonisasi, aktivasi, karbon aktif, limbah COD

Abstract
Activated carbon made from Tanjung Tabalong coal was investigated its absorption capability to organic
and inorganic elements in industrial waste. Coal was carbonized at low temperature of 600oC to produce
semicoke, and then was activated at temperature of 700oC with activation time of 120 minutes with water
steam flow. The absorption capability of activated carbon to chemical oxygen demand (COD) was performed
using 2.5 and 9.0 g activated carbon for 250 ml and 300 ml COD waste respectively. The agitation time
of each experiment were 30, 60, and 90 minutes. Atomic absorption spectrophotometer (AAS) was used to
analyze the COD waste. The result shows that 2.5 g activated carbon could absorb COD waste ranging
from 6.9-67.5 %, while the utilization of 9 g could absorb COD waste ranging from 88.9 - 100 %. The
more activated carbon and the longer time of agitation used in this experiment, the more the absorption
of COD waste.
Keywords: carbonization, activation, activated carbon, COD waste

Pendahuluan mengakibatkan gatal-gatal pada anggota tubuh


manusia dan mencemari sumber air yang banyak
Limbah yang berasal dari beberapa industri digunakan untuk kehidupan masyarakat. Untuk
telah diketahui berpotensi besar dapat mencemari mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan upaya
lingkungan. Limbah tersebut biasanya berupa cair­ untuk menghilangkan atau mengurangi pengotor
an, padatan, dan gas. Limbah cairan yang berasal yang terdapat di dalam limbah. Salah satu metode
dari industri itu berbahaya terutama karena dapat untuk menghilangkan pengotor tersebut adalah de­

Naskah diterima: 15 Maret 2011, revisi kesatu: 17 Maret 2011, revisi kedua: 18 April 2011, revisi terakhir: 05 Juli 2011

239
240 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 239-248

ngan metode penyerapan (Benefield, 1988). Bahan Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, Ke-
penyerap yang sering atau populer digunakan adalah menterian Energi dan Sumber Daya Mineral (2008),
karbon aktif (Smisek dan Cerny, 1970) yang bahan pada umumnya sumber daya batubara Indonesia
bakunya berasal dari batubara. Indonesia mempu­ diperkirakan 104,757 milyar ton (Tabel 1), terdapat
nyai potensi batubara yang cukup besar dan tersebar di Sumatra Selatan (Tabel 2) dan termasuk batubara
hampir di seluruh Indonesia. Berdasarkan data dari peringkat rendah (Tabel 3).

Tabel 1. Potensi Sumber Daya Batubara Indonesia (Pusat Sumber Daya Geologi, 2008)

Sumber Daya Batubara (Juta ton) Jumlah


Kualitas %
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Total
Rendah 5.057,68 6.588,24 3.721,16 5.815,96 21.183,05 20,22
Sedang 27.764,43 18.888,21 10.941,82 11.956,19 69.550,65 66,39
Tinggi 1.708,18 6.187,47 1.069,29 4.056,61 13.021,50 12,43
Sangat Tinggi 90,11 482,93 5,80 422,81 1.001,64 0,96
Jumlah 34.620,40 32.146,79 15.738,08 22.251,57 104.756,84 100,00

Tabel 2. Distribusi Potensi Sumber Daya Batubara Indonesia (Pusat Sumber Daya Geologi, 2008)

Kualitas Batubara Distribusi Potensi


No Daerah Sangat
Rendah Sedang Tinggi Juta Ton %
Tinggi
1 Nanggroe Aceh Darussalam 91,76 358,39 - - 450,15 0,4297
2 Sumatera Utara 19,97 7,00 - - 26,97 0,0257
3 Riau 1.613,75 103,26 50,53 - 1.767,54 1,6873
4 Sumatra Barat - 369,24 321,92 41,00 732,16 0,6989
5 Jambi 51,13 1.724,17 293,77 - 2.069,07 1,9752
6 Bengkulu 21,92 6,67 169,37 0,69 198,65 0,1896
7 Sumatra Selatan 17.151,26 29.459,79 474,04 - 47.085,08 44,9470
8 Lampung - 14,00 92,25 - 106,95 0,1021
9 Banten - 10,34 2,97 - 13,31 0,0127
10 Jateng 0,82 - - - 0,82 0,0007
11 Jatim - 0,08 - - 0,08 0,0001
12 Kalimantan Barat - - 420,72 106,80 527,52 0,5036
13 Kalimantan Tengah 156,92 354,80 496,30 578,32 1.586,34 1,5143
14 Kalimantan Selatan 1.014,76 10.346,20 874,98 29,62 12.265,56 11,7086
15 Kalimantan Timur 1.056,65 26.457,77 9.803,89 219,68 37.537,99 35,8335
16 Sulawesi Selatan - 216,44 14,68 - 231,12 0,2206
17 Sulawesi Tengah 1,98 - - - 1,98 0,0019
18 Maluku Utara 2,13 - - - 2,13 0,0020
19 Irian Jaya Barat - 120,35 5,38 25,53 151,26 0,1444
20 Papua - 2,16 - - 2,16 0,0021
Jumlah 21.183,05 69.550,65 13.021,50 1.001,64 104.756,84 100,000
Percobaan Penyerapan Limbah Industri Menggunakan Karbon Aktif dari Batubara Tanjung Tabalong, 241
Kalimantan Selatan (M. U. A. Gani dan Widodo)

Table 3. Distribusi Peringkat Sumber Daya Batubara Indo- aktivasi (Bansal, 1988). Karakteristik karbon aktif
nesia (Pusat Sumber Daya Geologi, 2008) dipengaruhi oleh jenis bahan baku dan kondisi
pembuatannya, baik secara aktivasi kimia maupun
Peringkat Distribusi (%) Keterangan
aktivasi fisika (Ningrum drr., 2008). Penggunaan
Antrasit 0,96 Peringkat Tinggi
karbon aktif lainnya adalah sebagai decolouriz-
Bituminus 12,43 Peringkat Tinggi
ing (penghilang warna), deodorizing (penghilang
Sub Bituminus 66,39 Peringkat Rendah bau), water purification (penjernihan/pemurnian
Lignit 20,22 Peringkat Rendah air), dan waste treatment (pengolahan limbah cair
Total 100,00 atau gas) (Smisek dan Cerny, 1970). Fungsi utama
karbon aktif dalam berbagai industri adalah sebagai
Penelitian ini terdiri atas proses karbonisasi dan media penyerap, sehingga dengan demikian perlu
aktivasi serta percobaan kemampuan penyerapan dilakukan penelitian daya serap yang dinyatakan
karbon aktif. Proses karbonisasi dilakukan pada suhu dengan angka iodine number (Kurniawan, 2004)
600oC dan menghasilkan semikokas, sedangkan dan pemanfaatan karbon aktif yang berasal dari
proses aktivasi dilakukan terhadap semikokas pada batubara. Batubara yang digunakan adalah yang
suhu 700oC dengan waktu aktivasi 120 menit dan berasal dari Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan.
menghasilkan karbon aktif. Percobaan kemampuan Hasil percobaan pembuatan karbon aktif dianali-
penyerapan karbon aktif dilakukan terhadap limbah sis dengan atomic absorption spectrophotometer
pabrik. Limbah yang berasal dari pabrik vaksin (AAS) untuk mengetahui daya serap karbon aktif
ternak menghasilkan larutan yang mengandung tersebut terhadap percontoh limbah industri yang
COD dan total suspension solid (TSS), tetapi uji digunakan.
kemampuan penyerapan karbon aktif terhadap lim-
bah pabrik hanya dilakukan terhadap limbah yang
mengandung (COD). Metode Penelitian

Bahan
Tujuan Penelitian Bahan yang digunakan untuk percobaan ini
adalah batubara dan air limbah. Batubara diambil
Dalam penelitian dilakukan percobaan kar- dari daerah Tanjung Tabalong, Kabupaten Tabalong,
bonisasi batubara Tanjung Tabalong pada temperatur Provinsi Kalimantan Selatan, yang termasuk ke
600oC yang menghasilkan semikokas. Terhadap dalam Cekungan/Subcekungan Barito dalam suatu
semikokas kemudian dilakukan aktivasi pada suhu sistem Cekungan Kutai (Gambar 1). Subcekungan
700oC dengan waktu aktivasi 120 menit. Tujuan Barito bagian barat dibatasi oleh Paparan Sunda,
penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan sebelah utara oleh Tinggian Kucing dan Tinggian
karbon aktif sebagai bahan penyerap pada limbah Mangkalihat, dan sebelah timur dipisahkan den-
industri vaksin ternak. gan Subcekungan Pasir oleh Tinggian Meratus.
Parameter yang digunakan adalah 2,5 dan 9 g Stratigrafi umum daerah penye­lidikan terlihat pada
karbon aktif masing-masing untuk 250 ml dan 300 Gambar 2.
ml limbah COD dengan waktu pengadukan masing- Batuan dasar dari Subcekungan Barito adalah
masing 30, 60, dan 90 menit. batuan Pratersier yang termasuk dalam Satuan
Batuan Vulkanik Kasale yang dikorelasikan dengan
Formasi Haruyan berumur Kapur Akhir. Di atasnya
Kajian Pustaka diendapkan secara tidak selaras Formasi Tanjung
berumur Eosen yang kemudian secara berurutan
Karbon aktif merupakan arang padat yang diendapkan secara selaras Formasi Berai berumur
telah diproses lebih lanjut, sehingga memiliki sifat Oligo-Miosen, dan di atasnya kemudian diendapkan
daya serap. Kemampuan serap ditimbulkan karena formasi Warukin berumur Miosen. Dari Formasi-
terbentuknya pori-pori pada arang tersebut akibat formasi di atas, yang bertindak sebagai formasi
proses karbonisasi yang dilanjutkan dengan proses pembawa-batubara adalah Formasi Tanjung.
242 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 239-248

o o
112 E 116 E

U Cekungan
Tarakan
k
BRUNEI Sabah

4N
o
0 100 200 300 km

w a
r
ak
a
Sa
w
S ara

ng Laut Sulawesi
uci
nK
o
KALIMANTAN

gia
0
Kelian
Mt. Muro
g
Tin
Pangkalan Bun
Sampit

4S
o
Teluk Kumai Tinggian Mangkalihat

o
0

Cekungan
Kutai

Paparan Sunda KALIMANTAN

Tanjung Tabalong

Paternoster Platform
tus
Pas gan
era

Cekungan
kun
nM

Barito
ir
gia

-ec

sar
Sub
g
Tin

kas

o
Ma

4 LS
P. Laut
lat
Se

o o
112 BT 116 BT

Keterangan: U
Lokasi pemercontohan batubara
Cekungan Tersier dan Kuarter
Pratersier 0 100 200 300 km

Gambar 1. Daerah Cekungan Kalimantan (Dinarna, 2000).

Lingkungan
Umur Formasi Litologi
Pengendapan

Warukin Delta
Miosen

Montalat Laut
TERSIER

Oligosen Berai Dangkal

Eosen Tanjung Delta

Pratersier

Gambar 2. Stratigrafi Daerah Tanjung Tabalong, Kalimantan Selatan (Dinarna, 2000).


Percobaan Penyerapan Limbah Industri Menggunakan Karbon Aktif dari Batubara Tanjung Tabalong, 243
Kalimantan Selatan (M. U. A. Gani dan Widodo)

Sementara air limbah berasal dari pabrik vaksin bap. Penentuan zat terbang ini berdasarkan British
ternak PT MEDION yang mengandung (COD) dan Standard 1016. Kadar karbon padat dihitung dari
(TSS). Dalam penelitian kemampuan penyerapan selisih kadar air lembap, abu, dan zat terbang dari
karbon aktif terhadap limbah pabrik hanya dilakukan 100 % batubara total.
terhadap limbah COD.
Penentuan Nilai Kalor
Alat Nilai kalor ditentukan dengan cara membakar
Alat yang digunakan adalah tungku aktivasi percontoh batubara di dalam bom calorimeter pada
(combustion tunnel carbolite), terdiri atas pipa kondisi standar. Kalor yang dihasilkan dihitung dari
silinder yang dilengkapi dengan labu pemanas air perubahan suhu sebelum dan sesudah pembakaran.
yang berfungsi untuk membuat uap air pengaktivasi Cara ini berdasarkan British Standard 1016. Pada
(Gambar 3). percobaan ini nilai kalor sudah diketahui, yaitu
5.772 kal/g.

Prosedur Pembuatan Karbon Aktif


Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan dua
tahapan yaitu proses karbonisasi dan aktivasi (Ning­
rum drr., 2008). Proses karbonisasi dilakukan pada
suhu 600oC yang menghasilkan semikokas, sedan-
gkan proses aktivasi dilakukan terhadap semikokas
pada suhu 700oC dengan waktu aktivasi 120 menit
sehingga menghasilkan karbon aktif.

Proses Karbonisasi
Dalam tahap karbonisasi, bahan baku dipanas-
kan tanpa udara dan penambahan zat kimia. Tu-
Gambar 3. Tungku Aktivasi (Combustion Tunnel Carbolite).
juan karbonisasi adalah untuk menghilangkan zat
terbang dan gas-gas lain yang ada dalam batubara
Untuk mengetahui kualitas batubara Tanjung (Bansal, 1988). Proses karbonisasi dilakukan pada
Tabalong, maka dilakukan analisis proksimat yang temperatur 600ºC. Karbonisasi adalah suatu proses
bertujuan untuk mengetahui kadar air, kandungan menghilangkan unsur-unsur oksigen dan hidrogen
abu, zat terbang, karbon tertambat, serta penentuan dari batubara yang akan menghasilkan rangka
nilai kalor. karbon yang memiliki struktur porositas tertentu
Parameter utama yang menentukan kualitas produk
Analisis Proksimat karbonisasi adalah kondisi termal dan sifat fisik
Analisis proksimat dilakukan dengan standar bahan dasar (Edward dan Cook, 1972). Produk
ASTM, terdiri atas analisis kadar air lembap, kand- karbonisasi adalah berupa arang (semikokas) yang
ungan abu, zat terbang, dan karbon tertambat. Kadar mempunyai kapasitas adsorbsi dan luas permukaan
air lembap ditentukan dengan cara menghitung kecil. Hal ini karena pada proses karbonisasi suhu
selisih berat percontoh batubara yang dipanaskan rendah, sebagian dari tar yang dihasilkan berada
pada suhu 105 - 110ºC selama ± 1 jam. Untuk kadar didalam pori di antara kristal dan permukaannya,
abu sejumlah tertentu percontoh, batubara di bakar sehingga mengakibatkan daya adsorbsi terhalang
pada suhu 750 - 800ºC sampai pengabuan sempurna. (Speight, 1994).
Kadar abu ditentukan dengan cara menghitung
bobot abu dibagi bobot percontoh sedangkan kadar Proses Aktivasi
zat terbang ditentukan dengan cara menghitung Proses aktivasi dapat dilakukan secara fisis dan
selisih berat percontoh yang dipanaskan pada suhu kimiawi. Aktivasi secara fisis dilakukan dengan
900ºC selama 7 menit tanpa oksidasi pada keadaan cara mengeluarkan produk tar melalui pemanasan
standar, kemudian dikoreksi terhadap nilai air lem- dengan uap air, atau pemanasan dalam suatu aliran
244 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 239-248

gas inert, sedangkan aktivasi secara kimiawi dilaku- untuk karbon aktif diperoleh hasil sebagaimana
kan melalui ekstraksi dengan menggunakan pelarut tersaji pada Tabel 4.
yang sesuai (misalnya selenium oksida), atau melalui
sebuah reaksi kimia (Hassler, 1974). Tabel 4. Hasil Analisis Proksimat dan Nilai Kalor Batubara
Pada proses aktivasi ini, teknik percobaan yang untuk Karbon Aktif
digunakan adalah pengaktifan secara fisis dengan
uap air pada suhu 700oC dan waktu aktivasi 120 Analisis (Adb) Hasil Analisis
menit. Batubara yang digunakan adalah batubara Air lembab (%) 17,40
semikokas sebagai hasil karbonisasi dari batubara
Abu (%) 1,01
Formasi Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan.
Batubara semikokas hasil proses karbonisasi Zat terbang (%) 40,63
digerus dan diayak sampai berukuran partikel - 14 Karbon tertambat (%) 40,96
+ 120 mesh, kemudian dimasukkan ke dalam pipa Nilai kalor cal/g 5.772
tungku aktivasi dan dipanaskan dengan aliran uap
air pada suhu 700oC dan waktu aktivasi 120 menit.
Setelah proses aktivasi selesai, karbon aktif ditim- Karbonisasi dilakukan pada temperatur 600ºC
bang untuk menentukan perolehan dan kehilangan dengan hasil berupa arang yang mempunyai kapasi-
berat karbon aktif. tas adsorbsi dan luas permukaan kecil. Hasil analisis
karbonisasi ditunjukkan pada Tabel 5.

Prosedur Pengujian Karbon Aktif


Tabel 5. Hasil Analisis Karbonisasi
Parameter Percobaan
Analisis Hasil Analisis (%)
Untuk menguji kemampuan daya serap karbon
aktif hasil percobaan, digunakan limbah dari Air 8,32
pabrik vaksin ternak yang mengandung COD dari Abu 1,31
tiga macam tempat pengambilan yaitu: Limbah Zat terbang 38,02
A (Input), Limbah B (Proses), dan Limbah C Karbon tertambat 52,35
(Output).
Parameter percobaan yang digunakan adalah:
- Berat 2,5 g karbon aktif untuk 250 ml limbah Produk hasil proses karbonisasi hanya memiliki
- Berat 9 g karbon aktif untuk 300 ml limbah daya adsobrsi yang kecil. Hal ini karena pada proses
- Waktu pengadukan 30, 60, dan 90 menit. karbonisasi suhu rendah, sebagian dari tar yang
dihasilkan berada didalam pori di antara kristal
Prosedur Pengujian dan permukaannya, sehingga mengakibatkan daya
Cairan limbah sebanyak 250 ml dimasukkan adsorbsi terhalang.
ke dalam gelas kimia yang mengandung 2,5 g Pada proses aktivasi ada beberapa material
karbon aktif, selanjutnya diaduk selama 30, 60, komponen yang hilang. Perbandingan berat antara
dan 90 menit, kemudian disaring. Larutan hasil batubara hasil proses aktivasi dengan batubara sebe-
saringan diuji atau dianalisis. Cara yang sama lum proses aktivasi disebut persen perolehan proses
dilakukan pada karbon aktif 9 g dengan 350 ml aktivasi, sedangkan proses kehilangan adalah per-
limbah yang mengandung COD. bandingan berat antara batubara yang hilang setelah
proses aktivasi dengan berat batubara sebelum
proses aktivasi (Tabel 6).
Hasil Percobaan Analisis limbah COD dengan parameter masing-
masing:
Berdasarkan hasil percobaan analisis proksimat • Berat 2,5 g karbon aktif untuk 250 ml limbah
yang meliputi kadar air lembab, kandungan abu, zat • Berat 9 g karbon aktif untuk 300 ml limbah
terbang, karbon tertambat, serta nilai kalor batubara • Waktu pengadukan 30, 60, dan 90 menit.
Percobaan Penyerapan Limbah Industri Menggunakan Karbon Aktif dari Batubara Tanjung Tabalong, 245
Kalimantan Selatan (M. U. A. Gani dan Widodo)

Tabel 6. Perolehan dan Kehilangan Karbon Aktif

Brt Cawan Brt Cawan Pero-


Brt Semi- Brt kehi- Bilangan
Waktu +Percontoh +Percontoh le-
No Cawan Cawan kokas karbon langan Iodin
(mnt) sblm akti- stlh akti- han
(g) (g) (g) (%) (ml/g)
vasi (g) vasi (g) (%)

1 1 120 17,7003 20,3974 2,6091 18,8089 1,0206 39,12 60,00 324,19

II 120 18,1820 21,1194 2,9374 18,6677 0,4857 16,53 83,46 326,23

III 120 16,9876 20,1389 3,1510 17,1251 0,1372 4,354 95,65 325,24

2 I 120 17,7863 20,866 0 3,0797 19,3193 1,5330 49,78 50,22 315,32

II 120 17,4010 20,2894 2,8884 17,9788 0,5778 20 80,00 314,67

III 120 18,8586 21,4843 2,6257 18,9013 0,0427 1,63 98,37 326,14

3 I 120 18,1823 21,0437 2,8614 19,9915 1,8092 63,23 36,77 215,23

II 120 16,9882 20,0436 3,0554 18,3333 1,3451 44,02 55,98 324,25

III 120 19,1242 21,7533 2,6291 19,2435 0,1193 4,54 95,46 327,43

4 I 120 17,7864 20,4936 2,7072 19,4605 1,6741 61,84 38,16 214,78

II 120 18,8598 21,2453 2,3855 19,8228 0,9630 40,37 59,63 325,25

III 120 13,3485 15,8051 2,4566 13,4616 0,1131 4,6 4,6 326,14

Hasil analisis COD dan pH pada larutan limbah Pembahasan


pabrik vaksin ternak ditunjukkan pada tabel 7.
Berdasarkan hasil analisis proksimat (Tabel 4)
yang dikaitkan dengan klasifikasi Internasional
Tabel 7. Hasil Analisis COD dan pH pada Larutan Limbah
Batubara (International Petroleum Co LTD, 1979),
Hasil Analisis dengan rasio karbon tertambat dengan zat terbang
No. Kode Contoh sebesar 1,008; batubara Tanjung Tabalong Kali-
pH COD (mg/l)
mantan Selatan diklasifikasikan sebagai batubara
1 A (Input) 6,94 305
Bituminous High Volatile (Tabel 10).
2 B (Proses) 7,33 409 Pada proses karbonisasi pori-pori menjadi lebih
besar namun kapasitas penyerapan masih rendah,
3 C (Output) 7,39 55 karena sebagian pori-pori ini masih tertutup oleh
hidrokarbon, tar, dan senyawa lainnya. Untuk
memperbesar pori-pori dilakukan proses aktivasi
Hasil percobaan penyerapan karbon aktif 2,5 (Hassler, 1974), sehingga senyawa-senyawa yang
dan 9 g terhadap 250 dan 300 ml limbah COD dapat menutupi akan hilang dan memperbesar lubang
dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9. pori-pori tersebut. Karbon aktif yang dibuat de­
246 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 239-248

Tabel 8. Penyerapan 250 ml Limbah COD dalam 2,5 g Karbon Aktif

Sumber Massa Karbon


Waktu Pe­ngadukan COD (mg/l) % COD pH Kenaikan pH
Limbah Aktif
0 305 0 6,9 0
A 30 284 6,9 7,7 0,6
2,5 g
(250ml) 60 264 13,4 7,8 0,9
90 230 24,6 7,7 0,8
0 409 0 7,3 0
B 30 329 19,5 7,5 0,2
2,5 g
(250ml) 60 293 28,4 7,5 0,2
90 282 31,1 7,6 0,3
0 55 0 7,4 0
C 30 23 58,2 7,4 0
2,5 g
(250ml) 60 25 54,5 7,5 0,1
90 18 67,3 7,8 0,4

Tabel 9. Penyerapan 300 ml Limbah COD dalam 9 g Karbon Aktif

Sumber Massa Karbon


Waktu Pe­ngadukan COD (mg/l) % COD pH Kenaikan pH
Limbah Aktif
0 305 0 6,9 0
A 30 282 7,5 7,5 0,6
2,5 g
(250ml) 60 113 62,9 7,4 0,5
90 96 68,5 7,3 0,4
0 409 0 7,3 0
B 30 160 60,9 7,6 0,3
2,5 g
(250ml) 60 79 80,7 7,6 0,3
90 53 87 7,5 0,2
0 55 0 7,4 0
C 30 25 54,5 7,8 0,4
2,5 g
(250ml) 60 19 65,5 7,9 0,5
90 15 72,7 7,9 0,5

Tabel 10. Klasifikasi Internasional Batubara (International Petroleum Co. LTD., 1979)

Kelas Rasio Tipe Batubara


1 92 Coke
2 24 Anthracite
3 4,3 Semi Bituminous
4 2,8 Bituminous Low Volatile
5 1,9 Bituminous Medium Volatile
6 1,3 Bituminous High Volatile
7 0,4 Lignite

ngan menggunakan suhu tinggi dan waktu aktivasi tertinggi 63,23 % dengan kehilangan terendah
yang lama menghasilkan daya serap yang tinggi 4,6 % (Tabel 6). Perolehan karbon aktif terendah
(Kurniawan, 2004). Pada proses aktivasi peroleh­ terjadi karena adanya aliran uap yang terlalu cepat,
an karbon aktif yang terendah 1,63 % dengan sehingga kemungkinannya akan terjadi oksidasi
kehilangan tertinggi 98,37 % dan perolehan yang dan terbakar. Di samping itu juga aliran uap air
Percobaan Penyerapan Limbah Industri Menggunakan Karbon Aktif dari Batubara Tanjung Tabalong, 247
Kalimantan Selatan (M. U. A. Gani dan Widodo)

tidak sempat berinteraksi baik dengan bahan Dengan waktu pengadukan yang lebih lama,
semikokas yang ada dalam pipa, dan tidak dapat maka larutan limbah yang mengandung COD bisa
menghilangkan hidrokarbon, tar, dan senyawa melewati pori-pori lebih lama. Ini berarti semakin
lainnya yang ada dalam pori-pori bahan semikokas banyak pori-pori yang bisa dilewati, maka semakin
(Hassler, 1974). Sebaliknya aliran uap air yang besar kontak larutan limbah dengan karbon aktif,
lambat akan membutuhkan waktu aktivasi yang sehingga larutan limbah yang diserap karbon aktif
terlalu lama. semakin banyak (Dubini,1966).
Karbon aktif hasil proses aktivasi mempunyai Semakin besar massa karbon aktif yang di-
kemampuan daya serap yang masih rendah dan hal gunakan, maka akan lebih banyak pula karbon
ini ditunjukkan oleh iodine number karbon aktif aktif tersebut menyerap kandungan COD yang ada
sebesar 325,25 ml/g (Tabel 6) dibandingkan karbon dalam limbah yang ditunjukkan oleh nilai optimal
aktif impor dengan iodine number sekitar 1000 ml/g. penyerap­an limbah dengan massa karbon aktif 2,5
Penyerapan karbon aktif 2,5 g dan 9 g terhadap dan 9 g, masing-masing dapat menyerap limbah
limbah COD masing-masing sebesar 250 dan 300 sebesar 67,3 dan 87,0 %.
ml dengan waktu pengadukan 30, 60, dan 90 menit
(Gambar 4 dan 5).
Simpulan

450
400 409 Berdasarkan hasil bahasan tersebut di atas, dapat
Parameter limbah COD (ml/g)

350 329
disimpulkan bahwa:
305
300 284 293
264 282 1. Batubara Tanjung Tabalong, Kalimantan Se-
250 230 Input
200 Proses latan, sebagai bahan baku untuk pembuatan
150 Output karbon aktif diklasifikasikan sebagai batubara
100
50 55 peringkat Bituminous High Volatile berdasarkan
23 25
0
30
18
rasio karbon tertambat dengan zat terbang.
0 60 90
Waktu Pengadukan (menit) 2. Proses karbonisasi memperbesar pori-pori,
tetapi masih mempunyai daya serap yang kecil.
Gambar 4. Grafik hubungan waktu pengadukan dengan 2,5g. 3. Proses aktivasi terhadap batubara semikokas ha-
karbon aktif terhadap parameter limbah COD. sil karbonisasi lebih memperlebar pori-pori tetapi
masih mempunyai daya serap yang rendah yang
ditunjukkan oleh nilai iodine number yang rendah
450
400 409 sebesar 325 ml/g dibandingkan dengan iodine
Parameter limbah COD (mg/l)

350 number karbon aktif impor sebesar 1.000 ml/g.


300 305
250
282 Input
Input 4. Perolehan karbon aktif dipengaruhi oleh aliran
200
Proses
Proses
Output
Output
uap air, semakin cepat aliran uap air maka akan
160
150
113
terjadi oksidasi, sehingga sebagian karbon aktif
100 96
50 55
79
53 terbakar sedangkan kalau terlalu lambat akan
25 19
0 15
memakan waktu lama di saat proses percobaan.
0 30 60 90
Waktu Pengadukan (menit)
Perolehan karbon aktif yang terendah adalah
1,63 % (kehilangan yang tertinggi 98,37 %)
Gambar 5. Grafik hubungan waktu pengadukan dengan 9g. dan perolehan yang tertinggi adalah 63,23 %
karbon aktif terhadap parameter limbah COD. (kehilangan yang terendah 4,6 %).
5. Makin lama waktu pengadukan dan semakin
Hasil percobaan daya serap limbah COD besar massa karbon aktif yang digunakan, maka
tersebut menunjukkan bahwa makin lama waktu semakin besar COD yang dapat diserap pada
pengadukan dan semakin berat karbon aktif yang limbah yang ditunjukkan oleh hasil optimal pada
digunakan, maka semakin besar pengurangan pemakaian massa karbon aktif 2,5 dan 9 g dengan
limbah. hasil masing-masing sebesar 67,3 dan 87,0 %.
248 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 6 No. 4 Desember 2011: 239-248

Ucapan Terima Kasih---Dengan tersusunnya makalah ini Hassler, S.J.W., 1974. Purification with Activated Carbon
penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Teknologi Industrial, Commercial, Environmental. Chemical Pub-
Mineral dan Batubara (tekMIRA) atas kesempatan dan izin lishing, Co. Inc., New York, 390h.
yang diberikan dalam melakukan penelitian ini. Selain itu, International Petroleum Co. LTD., 1979. Coal Quality Pa-
ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Sukarja, S.T. rameters and Their Influence in Coal Utilization. New
atas bantuan dan kerjasama selama penelitian dilaksanakan. York, h.1-6
Kurniawan, D., 2004. Pengamatan Pengaruh Peringkat
Batubara terhadap Daya Serap (iodine) Karbon Aktif.
Acuan Skripsi, Universitas Islam Bandung (UNISBA), Ban­
dung, h.1-20
Bansal, RC., 1988. Active Carbon. Marcel Dekker, Inc, New Ningrum, S.N., Suganal, dan Monika, I., 2008. Pemanfaatan
York, 230h. Karbon Aktif Dari Batubara Adaro Untuk Mengurangi
Benefield., 1988. Process Chemistry for Water and Waste Limbah Industri Obat Unggas. Prosiding Seminar Nasi-
Water Treatment. Prentice Hall Inc, New Jersey, 361h. onal Rekayasa Kimia Dan Proses 2008, Jurusan Teknik
Edwards, G.E. dan Cook, A.C., 1972. The Design of Blends Kimia Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Sema-
for The Production of Metallurgi Coke with Particular rang, h. J-059-1-J-059-6
Reference to Long Term Aspects of Using New South Pusat Sumber Daya Geologi, 2008. Peta Sumber Daya dan
Wales Coals, Proceedings of Australian I.M.M ., 244, Cadangan Batubara di Indonesia. Badan Geologi, De-
h.1-10. partemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, Bandung.
Dinarna, T.A., 2000. Eksplorasi Cekungan Batubara di Smisek, M. dan Cerny, S., 1970. Activated Carbon Manu-
Daerah Haruwai dan Sekitarnya, Kabupaten Tabalong, facture, Properties and Application. Institute of Physical
Propinsi Kalimantan Selatan. Subdit Eksplorasi Batubara Chemistry, Czechoslovak Academy of Sciennce, Prague,
dan Gambut, Kumpulan Hasil Kegiatan Lapangan DSM Elselvier Publishing Company, Amsterdam, 479h.
- 2000, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung, h.1- Speight, J.G., 1994. The Chemistry and Technology of Coal.
1-1-13, Http://www.psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium 2000/ Second Edition, Marcel Dekker, Inc, New York, 384h.
Mak Haruwai.pdf.
Dubini, M.M., 1966. Porous Structure and Adsorption Prop-
erties of Active Carbon. Institute of Physical Chemistry,
USSR Academy of Science Moscow, 275h.

Anda mungkin juga menyukai