Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fitri desmayana

NIM : 51119011
Prodi : D.IV Teknologi Laboraturium Medis
MK : Toksikologi Klinik
SEMESTER V

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DARI PEMERIKSAAN ARSEN & TIMBAL


SECARA KONVENSIONAL

1. ARSEN
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa Arsen
Trioksida misalnya pernah di gunakan sebagai Tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
dalam jangka panjang, penggunaan Tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya
gejala Intoksikasi Arsen Kronis. (Istarani Festri., & Pandebesie S.E. 2014)
Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi terbentuk
dalam kondisi anaerobik, sering di sebut arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk
teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umumnya di sebut sebagai arsenat. Arsen di
temukan dalam 200 bentuk mineral, di antaranya Arsenat (60%), Sulfida dan Sulfosalts
(20%), dan kelompok kecil berupa Arsenida, Arsenat, Oksida Silikat, dan arsen murni.
Mayoritas arsen di temukan dalam kandungan utama Asenopyrite (FeAsS), Realgar
(As4S3) dan Orpiment (As2S3). Realgar dan Orpiment biasanya menurunkan bentuk dari
arsen itu sendiri. (Istarani Festri., & Pandebesie S.E. 2014)

A. PEMERIKSAAN LABORATURIUM menurut (Rahayu. M. & Solihat FM, 2018)


a. Pemeriksaan Darah
Pada keracunan akut maupun kronis dapat terjadinya anemia, leukopenia,
hiperbilirubinemia.

b. Pemeriksaan Urine
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadinya proteinuria,
hemoglobinuria, maupun hematuria.
c. Pemeriksaan Fungsi Hati
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadinya peningkatan enzim
transaminase serta bilirubin.
d. Pemeriksaan Jantung
Pada keracunan akut dan kronis dapat terjadi gangguan ritme maupun
konduksi jantung.
e. Pemeriksaan Kadar Arsen dalam Tubuh
Arsenik dalam urine merupakan indicator keracunan arsen yang terbaik bagi
pekerja yang terpapar arsen. Normal kadar arsen dalam urine kurang dari 50 ug/L.
Kadar As dalam rambut juga merupakan indikator yang cukup baik untuk menilai
terjadinya keracunan arsen.

B. METODE PEMERIKSAAN ARSEN menurut (Rahayu. M. & Solihat FM, 2018)


Metode yang di gunakan dalam pemeriksaan Arsen adalah Kolorimetri.
a. Alat & Bahan :
- Alat :
1. Erlenmeyer
2. Arsenic Tes
3. Mortal & Pastel
4. Timbangan Analitik
5. Gelas Ukur
6. Beaker Glass 80 ml
7. Botol Sample 5 ml
- Bahan :
1. Sampel Udang Mentah
2. Aquadest
3. Reagen Arsen 1 dan 2

b. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2. Potong aluminium foil secukupnya dan letakkan di atas timbangan analitik
3. Timbang sampel udang mentah sebanyak 10 g
4. Lalu masukkan ke dalam mortal, tumbuk dengan pastel sampai terlihat
sedikit halus
5. Kemudian pindahkan ke beaker glass
6. Tambahkan aquadest sampai 50 ml
7. Setelah itu tuangkan ke botol sampel sebanyak 5 ml
8. Pindahkan ke botol arsenic tes
9. Tambahkan reagen arsen 1 dan 2 masing – masing 1 sendok, lalu
homogenkan
10. Masukkan kertas arsenic tes, kertas tidak boleh kontak langsung dengan
air sampel
11. Tunggu hingga 20 menit
12. Amati perubahannya dan bandingkan dengan indicator perubahan warna

c. Hasil :
Kadar arsen pada udang mentah adalah 0. Karena kertas arsenic tes tidak
mengalami perubahan warna.

d. Analisis Hasil
Berdasarkan hasil yang di dapatkan tidak ada kadar Arsen yang
terkandung pada sampel, itu artinya sampel udang mentah tersebut masih bisa
di konsumsi, karena tidak melebihi ambang batas pencemaran berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
(BPOM) nomor HK.00.06.1.52.4011 untuk kategori udang dan krustasea
lainnya adalah 1,0 mg/kg. Berarti kawasan perairan atau laut tempat
berkembangnya udang belum terpapar pencemaran yang mengandung kadar
Arsen tinggi.

2. TIMBAL
Timbal termasuk ke dalam kelompok logam berat golongan IVA dalam sistem
periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom 207,2. Timbal
merupakan logam berat yang sangat berbahaya dan bersifat toksik bagi manusia, yang
bisa berasal dari tindakan mengkonsumsi makanan, minuman, atau inhalasi dari udara,
debu yang tercemar Pb, kontak dengan kulit, kontak dengan mata dan lewat parenatal.
Secara umum dampak dari terpapar logam berat timbal ini adalah pusing, kehilangan
selera makan, sakit kepala, sukar tidur, dan lelah. (Rosita B. & Widiarti. L. 2018).
Timbal dapat menyebabkan hemolisa eritrosit dan menghambat pembentukan
hemoglobin. Timbal menyebabkan defisiensi enzim G-6PD dan penghambatan enzim
pirimidin-5-nukleotidase. Hal ini menyebabkan turunnya masa hidup eritrosit dan
meningkatkan kerapuhan membrane eritrosit, sehingga terjadi penurunan jumlah eritrosit.
(Dwilestari. H, & Oginawati. K, 2010)

A. PROSEDUR PEMERIKSAAN menurut (Rahayu. M. & Solihat FM, 2018)


a. Larutan Baku Timbal (Pb) 100 pm
1. Pipet 1 ml larutan baku timbal (Pb) 1000 pm dan di masukkan ke dalam labu
ukur 100 ml.
2. Tambahkan larutan pengencer Aquadest sampai tanda batas.

b. Pembuatan Larutan Seri Standart Timbal (Pb)


1. Larutan baku timbal (Pb) 10 ppm dan di pipet 0,0 ml : 0,5 ml : 1,0 ml : 2,0
ml : 5,0 ml : 10,0 ml : dan 20,0 ml.
2. Masing – masing larutan di masukkan ke dalam labu ukur 100 ml.
3. Larutan di tambahkan larutan pengencer (Aquadest) sampai tanda batas,
hingga di peroleh kadar Timbal (Pb) 0,0 ppm : 0,1 ppm : 0,2 ppm : 0,5 ppm :
1 ppm : dan 2 ppm.
4. Pengukuran larutan standar dengan Spektofotometer Serapan Atom (AAS)
pada panjang gelombang 283, 3 nm.

B. CARA PEMERIKSAAN SAMPEL


1. Sampel di homogenkan dengan cara di kocok
2. Di masukkan 100 ml sampel yang sudah di homogenkan ke dalam gelas piala
3. Tambahkan 5 ml asam nitrat (HNO3) ke dalam gelas piala yang berisi sampel
4. Sampel di panaskan di pemanas listik sampai larutan sampel hampir kering
5. Sampel yang hampir kering tersebut, kemudian di tambahkan 50 ml aquadest
6. Sampel di saring dengan kertas saring dan di masukkan ke dalam labu ukur 100
ml
7. Tambahkan aquadest sampai tanda batas
8. Pengukuran kadar sampel dengan Spektofotometer Serapan Atom (AAS) pada
panjang gelombang 283, 3 nm

C. PEMBUATAN KURVA KALIBRASI


1. Alat AAS di atur dan di optimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat
untuk pengujian logam.
2. Di ukur masing – masing larutan kerja yang telah di buat pada panjang
gelombang 283, 3 nm. Kemudian di catat masing – masing serapannya
(Absorbans).
3. Di buat kurva kalibrasi dari data – data yang telah di peroleh dan di tentukan
persamaan garis lurusnya yaitu Y = Bx + a.

D. CARA PENGUJIAN SAMPEL


Di ukur masing – masing larutan uji yang telah di preparasi pada panjang
gelombang 283,3 nm dengan Spektofotometer Serapan Atom (AAS) Menggunakan
lampu hollow katoda Pb.

DAFTAR PUSTAKA
Festri Istarani., & Pandebesie S. Ellina. (2014). Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd)
terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits. Vol.3, No.1 : 53 – 58.

Rahayu. M., & Solihat. FM. (2018). Toksikologi Klinik. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.

Rosita Betti., & Widiarti Lidia. (2018). Hubungan Toksisitas Timbal (Pb) dalam Darah dengan
Hemoglobin Pekerja Pengecatan Motor Pekanbaru. Prosiding Seminar Kesehatan
Perintis. Vo.1, No.1.

Dwilestari Hermiranti., & Oginawati Katharina. (2010). Analisis Hematologi dampak Paparan
Timbal pada Pekerja Pengecatan Studi Kasus : Industri Pengecatan Mobil Informal di
Karasak, Bandung : 1 – 2.

Anda mungkin juga menyukai