Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PROSES DESTILASI MINYAK ATSIRI DAUN KAYU PUTIH

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah

“Proses Pemisahan Dengan Perpindahan Panas/Massa “

Dosen Pengampu :
Ir. Muhammad Taufiq

Disusun Oleh :

Rizliana Qotrunnada E612021031


Indah Nurazizah E612011003
Septiana Puspa Bhiantara Paras Sendawar E612011008

PROGRAM STUDI D-III TEKINIK KIMIA


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur tercurah limpahkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Destilasi
Minyak Atsiri Dari Minyak Tumbuhan Kayu Putih” ini. Tak lupa sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah mengajarkan kepada kita agama islam yang sempurna sebagai anugarah
terbesar bagi seluruh umat manusia di dunia ini.
Makalah ini sengaja dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Proses Pemisahan dengan Panas/Massa. Saya mengucapkan banyak terimakasih
dan juga berharap semoga allah memberi yang terbaik atas makalah ini supaya
bermanfaat bagi kita semua.
Dengan segala kekurangan penulis, kritik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan dari pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki makalah ini.

Cimahi, 21 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman kayu putih (Melalauca leucadendron Linn.) merupakan salah satu
tanaman yang menghasilkan minyak atsiri yang penting bagi industri minyak
atsiri di Indonesia. Produk utama yang dihasilkan dari tanaman kayu putih
adalah minyak kayu putih yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu
putih. Pabrik kayu putih di Pulau Jawa memiliki kapasitas sebesar 53.760 ton
per tahun untuk daun kayu putih dan total produksi tahunan minyak kayu putih
yang dihasilkan di Pulau Jawa sebesar 300 ton (Rimbawanto dkk., 2004).
Kebutuhan minyak kayu putih saat ini semakin meningkat dengan semakin
berkembangnya variasi dari pemanfaatan minyak kayu putih. Menurut
Rimbawanto dan Susanto (2004), suplai tahunan minyak kayu putih yang
dibutuhkan Indonesia sebesar 1500 ton sedangkan Indonesia sendiri hanya
mampu menyuplai sebesar 400 ton dan produksi minyak kayu putih di
Indonesia mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami penurunan
berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
Kualitas bahan baku daun kayu putih terutama di Jawa masih rendah hanya
memiliki rendemen 0,6% - 1,0%. Sedangkan dari hasil penelitian Arnita (2011)
dengan metode destilasi uap dan air kisaran rendemen minyak kayu putih
antara 0,84% sampai dengan 1,21% (Armita,P., 2011).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi minyak kayu putih,
yaitu: pengisian daun, varietas pohon kayu putih, penyimpanan daun, teknik
penyulingan dan umur daun.
Faktor-faktor inilah yang diduga berpengaruh terhadap rendemen dan
mutu minyak kayu putih yang dihasilkan di pabrik minyak kayu putih di
Indonesia sehingga menyebabkan penurunan nilai produksi minyak kayu
putih.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari minyak atsiri ?
2. Apa saja sifat-sifat minyak atsiri ?
3. Apa Definisi Kayu Putih?
4. Apa Komponen yang terdapat di minyak kayu putih?
5. Bagaimana Proses destilasi pada minyak kayu putih?

1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca tahu
tentang pengertian mintak atsiri, defrinisi kayu putih, komponen yang terdapat
di minyak kayu putih dan bagaimana proses destilasi pada pembuatan minyak
kayu putih.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Minyak Atsiri
Minyak Atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan
persenyawa padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya,
kelarutan dalam pelarut organik dan keluratan dalam air yang diperoleh dari
bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari
bunga.Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal dari bahan
tumbuhan dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan
diudara terbuka, memiliki bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak
berwarna tetapi memiliki warna gelap karena mengalami oksidasi dan
pendamaran. Karena sifatnya yang mudah menguap minyak atsiri sering
disebut sebagai minyak menguap atau minyak eteris. Minyak atsiri dikenal
dengan beberapa nama , yaitu :
a) Minyak menguap ( volatile oils )
Karena bila dibiarkan diudara terbuka mudah menguap tanpa meninggalkan
bekas, juga karena mengandung senyawa atau komponen yang mudah
menguap dengan komposisi dan titik didih yang berbeda.
b) Minyak essensial
Karena merupakan senyawa essential atau konstituen berbau dari tanaman
penghasil.
c) Minyak eteris
2.2 Sifat Minyak Atsiri
a) Mudah menguap bila dibiarkan pada udara terbuka
b) Tidak larut dalam air
c) Larut dalam pelarut organik
d) Tidak berwarna, tetapi semakin lama menjadi gelap karena mengalami
oksidasi dan pendamaran
e) Memiliki bau yang khas seperti pada tumbuhan aslinya
2.3 Definisi Kayu Putih
Tanaman kayu putih (Melalauca leucadendron Linn.) merupakan salah satu
tanaman yang menghasilkan minyak atsiri yang penting bagi industri minyak
atsiri di Indonesia. Produk utama yang dihasilkan dari tanaman kayu putih
adalah minyak kayu putih yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu
putih

Tanaman ini terutama tumbuh baik di Indonesia bagian timur


dan Australia bagian utara, namun demikian dapat pula diusahakan di daerah-
daerah lain yang memiliki musim kemarau yang jelas.

Minyak kayu putih mudah menguap. Pada hari yang panas orang yang
berdekatan dengan pohon ini akan dapat membauinya dari jarak yang cukup
jauh.

Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk


hutan usaha (agroforestri). Perhutani memiliki beberapa hutan kayu putih
untuk memproduksinya. Minyak kayu putih yang diambil dari penyulingan
biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak pengobatan lain
(seperti minyak telon) atau campuran parfum serta produk rumah tangga lain.

2.4 Komponen Kimia Yang Terdapat Di Tanaman Kayu Putih


Minyak kayu putih memiliki beberapa komponen penyusun yang cukup
bervariasi. Dari hasil identifikasi komponen minyak atsiri yang diperoleh dari
penyulingan daun kayu putih (M. folium) segar dengan menggunakan GC-MS
diperoleh hasil bahwa minyak kayu putih pada daun tersebut mengandung 32
jenis komponen sedangkan dari penyulingan daun M. Folium kering diperoleh
26 jenis komponen yang menyusun minyak kayu putih yang dihasilkan dari
penyulingan. Dari beberapa komponen penyusun minyak kayu putih yang
diperoleh dari penyulingan daun kayu putih terdapat 7 komponen penyusun
utama minyak kayu putih dari daun segar, yaitu :

Menurut Khabibi, J. (2011), menyebutkan bahwa komponen utama


penyusun minyak kayu putih adalah sineol ¿), pinene (C 10 H 8), benzaldehide (
C 10 H 5 HO ), limonene (C 10 H 16) dan sesquiterpentes (C 15 H 24). Komponen yang
memiliki kandungan cukup besar di dalam minyak kayu putih, yaitu sineol
sebesar 50% sampai dengan 65%.

Dari berbagai macam komponen penyusun minyak kayu putih hanya


kandungan komponen sineol dalam minyak kayu putih yang dijadikan
penentuan mutu minyak kayu putih. Sineol merupakan senyawa kimia
golongan ester turunan terpen alkohol yang terdapat dalam minyak atsiri,
seperti pada minyak kayu putih. Semakin besar kandungan bahan sineol maka
akan semakin baik mutu minyak kayu putih.

2.4 Proses Destilasi Pada Daun Kayu Putih


Penyulingan daun kayu putih untuk mendapatkan minyak kayu putih
menggunakan prinsip yang didasarkan kepada sifat minyak atsiri yang dapat
menguap jika dialiri dengan uap air panas. Uap yang dialirkan akan membawa
minyak atsiri yang ada di daun kayu putih dan ketika uap tersebut bersentuhan
dengan media yang dingin maka akan terjadi perubahan menjadi embun
sehingga akan diperoleh air dan minyak dalam keadaan terpisah.

Pada penyulingan dengan cara menggunakan uap langsung terjadi proses


pengangkutan minyak atsiri dari dalam bahan bersamaan dengan uap panas
yang ditiupkan secara langsung. Pada metode ini mirip dengan metode kukus
tetapi air tidak diisikan pada ketel penyulingan. Uap yang digunakan
merupakan uap jenuh atau uap berlebih panas pada tekanan lebih dari 1
atmosfer. Uap panas yang dihasilkan dari boiler dialirkan melalui pipa uap
melingkar yang berpori yang terletak di bawah bahan dan uap bergerak ke atas
melalui bahan yang terletak di atas saringan di dalam tangki atau ketel
penyulingan. Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah minyak yang
menguap bersamasama uap air, yaitu : besarnya tekanan uap yang digunakan,
berat molekul dari masing-masing komponen dalam minyak dan kecepatan
minyak yang keluar dari bahan.

Pada penyulingan uap pada tekanan atmosfir, suhu penyulingan sedikit


diatas atau dibawah 100℃, yaitu tergantung dari apakah tekanan uap jenuh
atau uap lewat panas yang digunakan. Setiap proses penyulingan dapat diatur
sehingga berlangsung di bawah suhu 100℃,, asalkan tekanan berada dibawah
1 atmosfir (Guenther, E., 2011). Menurut Sunanto (2003), lama penyulingan
minyak kayu putih yang optimum adalah 4 - 5 jam.

Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap steam distillation yaitu:Suhu


penyulingan, usahakan suhu operasional serendah mungkin, meskipun
kecepatan produksi ditentukan oleh suhuJumlah air yang kontak langsung
dengan bahan yg disuling. Gunakan air sesedikit mungkin yang dapat
berhubungan atau kontak langsung dengan bahan tanaman.Ukuran bahan,
dengan merajang bahan tanaman sebelum penyulingan, diusahakan agar
pengisian bahan kedalam ketel suling sehomogen mungkin.

2.5 Rendeman

Rendemen minyak atsiri yang berasal dari daun kayu putih berkisar antara
0,8-2%. Rendemen demikian didapat dengan serangkaian proses yang
meliputi:

1. Pemanenan daun kayu putih dengan cara memotong rantingnya

2. Memisahkan daun dengan rantingnya

3. Dikeringkan tanpa sinar matahari langsung.

4. Disuling menjadi minyak atsiri (Rusli, Meika S. Dr., 2010)


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-alat
1. Unit destilasi uap-air
2. Unit clavengger
3. Kondensor
4. Botol kaca
5. Gelas ukur
6. Statif dan klem
7. Timbangan dan neraca analitik
3.2 Bahan-bahan
1. Sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih 500 gram
2. Air/aquades
3.3 Prosedur percobaan
Timbang sampel minyak atsiri berupa daun kayu putih sebanyak 500 gram.
Isi ketel dengan air sebagai wadah pemanas dimana air dan sampel tidak
menyentuh. Masukkan sampel daun kayu putih kedalam ketel yang diberi sekat
antara air dan sampel. Rangkai alat destilasi bersama dengan clavengger dan
kondensor. Periksa jangan sampai ada kebocoran pada alat yang digunakan.
Alirkan air pendingin ke dalam kondensor. Hidupkan pemanas.
Karena adanya panas, maka air akan mendidih lalu menguap. Uap air akan
naik keatas membawa komponen minyak yang terdapat pada sampel. Pada
kondensor terjadi perubahan fase dari gas menjadi cair. Lalu air dan minyak
tersebut akan tertampung di clavengger. Di dalam clavengger, air dan minyak
akan memisah dikarenakan perbedaan densitas atau berat jenis, dimana minyak
memiliki massa jenis lebih kecil bila dibandingkan dengan air. Sehingga
minyak berada diatas air. Proses destilasi uap air-langsung ini dilakukan ± 5
jam.
Setelah itu air dan minyak didinginkan serta di pisahkan. Minyak yang
telah didapat diukur massa dengan menggunakan neraca analitik. Lalu hitung
massa jenis minyak atsiri dan hitung rendemen minyak atsiri.

Anda mungkin juga menyukai