Anda di halaman 1dari 7

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nyalah penulis

dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Tanggung Jawab Hukum Para Pihak

Dalam Tahap Prakontratual Pada Kontrak Bisnis Internasional” Hasil

penelitian ini menelaah mengenai permasalahan pentingnya tahapan

prakontraktual dalam kontrak bisnis internasional serta tanggung jawab yang

ditimbulkan apabila salah satu pihak merugikan pihak yang lain.

Melalui kesempatan ini, izinkanlah penulis untuk menyampaikan terima kasih

dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. dr I Made Bakta, Sp.PD (KHOM) Rektor Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp S(K), Direktur Program Pascasarjana

Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. Putu Sudarma Sumadi, S.H., S.U., Ketua Program Studi Magister

Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Udayana.

4. Putu Arya Sumertha Yasa, S.H., M.H, Sekretaris Program Studi Magister

Ilmu Hukum Program PascasarjanaUniversitas Udayana.

5. I G A Puspawati, SH,MH selaku pembimbing I dan ketua penguji yang

selalu memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

6. Marwanto,SH,M.Hum selaku pembimbing II dan sekretaris penguji yang

dengan sabar mengarahkan penulisan tesis ini.

7. Tim Penguji Tesis, Dr.Ida Bagus Wyasa Putra, S.H,M.H, Dr.Putu Tuni

Cakabawa Landra, SH.M.H, Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH,

vi
M.H,LLM yang telah memberikan banyak pengarahan serta saran untuk

perbaikan tesis ini.

8. Dosen S2 ilmu hukum, terutamanya dosen konsentrasi Hukum Bisnis

9. Tata Usaha Program Pascasarjana S2 Ilmu Hukum Universitas Udayana.

10. Mama Dewi, Abah Nazar, serta Adhan tersayang yang senantiasa

membantu penyelesaian penelitian ini baik secara moril maupun finansial.

11. Lis, Bunga, Yogi, Gek Indah, Devi, Okta,Ibu Lily, Dewi dan seluruh

sahabat-sahabat angkatan 2009 Pascasarjana S2 Ilmu Hukum Universitas

Udayana terutama rekan-rekan konsentrasi Hukum Bisnis yang namanya

tidak dapat disebutkan satu persatu, serta sahabat-sahabat diluar Program

Pascasarjana, terimakasih atas dukungan serta motivasi yang sudah

diberikan selama masa perkuliahan serta penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang dipaparkan dalam tesis ini

masih jauh dari kesempurnaan baik dari isi permasalahan, analisis,

penyusunan maupun teknik penulisan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, untuk itu penulis

memohon kritik dan saran dari para pembaca guna mewujudkan karya tulis

yang lebih baik di kemudian hari.

Denpasar, Desember 2011

Penulis

vii
ABSTRAK

Tanggung Jawab Hukum Para Pihak Dalam Tahap Prakontraktual Pada


Kontrak Bisnis Internasional

Kontrak sangat diperlukan dalam konteks kegiatan bisnis internasional.


Sebuah tahap prakontraktual adalah tahap penting dalam membuat kontrak.
Namun, terdapat beberapa isu hukum sebelum kontrak dianggap memiliki
kekuatan mengikat secara hukum antara pihak-pihak yang sedang berada dalam
proses negosiasi. Mengingat pihak memiliki sistem hukum yang berbeda yang
membuat masalah menjadi lebih kompleks, misalnya, apakah melanggar nota
kesepahaman dapat dianggap sebagai pelanggaran kontrak yang diikuti dengan
pembayaran ganti kerugian.
Oleh karena itu, sebuah studi normatif berjudul "Tanggung Jawab Para
Pihak Dalam Tahap Prakontraktual Pada Kontrak Bisnis Internasional" telah
dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa
studi kepustakaan dengan sistem kartu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kekuatan mengikat dalam tahap prakontraktual pada kontrak bisnis internasional
dan tanggung jawab hukum para pihak jika ada pembatalan dari salah satu pihak
dalam tahap prakontraktual kesepakatan.
Studi ini menunjukkan bahwa kesepakatan prakontraktual hanya mengikat
para pihak secara moral. Namun, tanggung jawab hukum dalam tahap ini dapat
saja terjadi. Dalam rangka meningkatkan substansi hukum dalam perdagangan
dan transaksi bisnis baik nasional maupun internasional, ada kebutuhan untuk
mengetahui dan memahami tradisi Civil Law System dan Common Law System
untuk menghindari sengketa antara para pihak nanti.

Keywords: kontrak bisnis internasional, tanggung jawab prakontraktual, ganti rugi

viii
ABSTRACT

The Liability of Parties in the Pre-Contractual Phase


in International Business Contracts

A contract is needed in the context of international business activities. A


pre-contractual phase is an important phase in making a contract. However, some
legal issues may be raised before a contract is considered to have a legally
binding power among its parties which is in a negotiating process. Given the
parties have a different legal system, making the issues become more complex, for
example, whether or not breaking an agreement that has been put in a
memorandum of understanding but not yet in a contract would be considered as a
breach of contract which is followed by restitution.
Therefore, a normative study titled “The Liability of Parties in the Pre-
Contractual Phase in International Business Contracts” has been conducted.
This normative research collected through literature study with a card system
method. The study aimed to examine the legal binding of pre-contractual
agreement in international business contracts and the liability of the parties if
there is a cancellation from one party in the phase of pre-contractual agreement.
Based on research conducted shows that a pre-contractual agreement
have a moral binding. However, liability could been created during this phase. In
order to improve the legal substance in business trade and transaction both
nationally and internationally, there is a need to know and understand the
tradition of Civil and Common Law System to avoid the dispute among the parties
later.

Keywords: international business contract, pre-contractual liability,


compensation of damages

ix
RINGKASAN

Bab I sebagai pendahuluan menguraikan latar belakang masalah yang

bermula dari adanya peningkatan perdagangan global kearah yang lebih kompleks

dan terbuka, terutama dalam era globalisasi seperti saat ini, memacu peningkatan

aktivitas bisnis yang dilakukan antar pelaku usaha baik secara nasional maupun

internasional. Untuk menjamin kepastian hukum serta kelancaran transaksi bisnis

yang mereka lakukan, hak dan kewajiban mereka tertuang dalam sebuah wadah

yang disebut dengan kontrak bisnis. Sebuah kontrak, baik nasional maupun

internasional selalu berawal dari sebuah tahapan yang disebut dengan tahapan

prakontraktual. Dalam tahap prakontraktual terjadi tawar menawar atau negosiasi

dan tidak jarang berakhir dengan dibuatnya sebuah perjanjian pendahuluan.

K.U.H Perdata sebagai sumber hukum kontrak hanya mengatur tentang ketentuan

kontraktual. Tidak terdapat pengaturan tentang prakontraktual.. Hal ini tentu saja

menimbulkan ketidakpastian hukum apakah tahap prakontraktual memiliki akibat

hukum ataukah hanya sebatas ikatan moral saja. Negosiasi dan MoU yang tidak

terwujud menjadi kontrak nyata menimbulkan kerugian karena tidak jarang dalam

proses tersebut salah satu pihak telah melakukan perbuatan hukum seperti

meminjam uang atau menjual saham mereka karena janji-janji yang diberikan

oleh mitra bisnis mereka. Dari hal tersebut dapat dirumuskan masalah terkait

bagaimanakah kekuatan mengikat prakontratual dalam kontrak bisnis

x
internasional dan seperti apa tanggung jawab hukum para pihak apabila terjadi

pembatalan secara sepihak dalam tahap prakontraktual.

Dalam bab II menguraikan tentang Tinjauan umum mengenai

prakontraktual, kontrak bisnis internasional serta keragaman praktek pembentukan

kontrak bisnis internasional serta pentingnya harmonisasi hukum. Banyak

permasalahan yang sering timbul dalam bisnis internasional sehubungan dengan

berbedanya sistem hukum diantara para pihak. Perbedaan sistem hukum perdata

memberikan pengaruh yang signifikan kepada masing-masing negara dalam

pembentukan hukum (undang-undang) yang mengatur mengenai kontrak baik dari

aspek formil maupun materiilnya.Hukum kontrak pada kenyataanya sangat

beragam karena adanya perbedaan sistem hukum di masing-masing negara maka

dari itu sangat diperlukan adanya harmonisasi hukum kontrak.

Bab III menguraikan tentang tahapan prakontraktual yang tidak memiliki

kekuatan mengikat sebagaimana kekuatan mengikat sebuah kontrak. Tahapan

prakontraktual hanya mengikat para pihak secara moral, namun tetap harus

dilandasi oleh prinsip good faith and fair dealing. Sebab tahapan prakontraktual

dalam kontrak bisnis internasional belum memenuhi unsur syarat sahnya sebuah

kontrak. Tanggung jawab hukum para pihak pada kontrak bisnis internasional

telah ada sejak tahap prakontraktual.

Bab IV menguraikan tentang pembatalan secara sepihak tanpa disertai

alasan yang sah dan para pihak memiliki perilaku tidak adil, atau pelanggaran atas

itikad baik, maka pihak yang melakukan pembatalan bertanggung jawab atas

kerugian yang ditimbulkannya. Bab V berisi kesimpulan serta saran atas

xi
permasalahan dimana bentuk tanggung jawab prakontraktual atas itikad buruk

hanya berupa pengembalian biaya yang telah dikeluarkan ketika negosiasi dengan

ganti rugi atas kehilangan kesempatan untuk melakukan kontrak dengan pihak

ketiga, akan tetapi tidak ada kewajiban untuk mengganti keuntungan yang

sekiranya akan diperoleh dari kontrak yang telah batal dibuat.

Dengan ditetapkannya Perpres Nomor 59 Tahun 2008 tentang Pengesahan

Statute of The International Institute For The Unification of Private Law (Statuta

Lembaga Internasional Untuk Unifikasi Hukum Perdata) maka Indonesia resmi

menjadi negara anggota UNIDROIT. Penetapan Perpres tersebut harus

ditindaklanjuti dengan konsisten yang implementasinya berupa pembenahan atau

pembaruan hukum kontrak/perjanjian nasional sebagai upaya harmonisasi hukum

kontrak dalam konteks internasional. Sudah sepatutnya prinsip-prinsip

UNIDROIT atau UPPICs menjadi suatu rujukan yang dijadikan bahan

pertimbangan dalam penyusunan hukum kontrak nasional. Hal tersebut menjadi

jembatan bagi para pihak untuk dapat lebih teliti dalam memahami perbedaan

tradisi budaya hukum.

xii

Anda mungkin juga menyukai

  • KOPMA
    KOPMA
    Dokumen20 halaman
    KOPMA
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Kuali Nona
    Kuali Nona
    Dokumen6 halaman
    Kuali Nona
    bobi
    Belum ada peringkat
  • SMK Pasundan
    SMK Pasundan
    Dokumen31 halaman
    SMK Pasundan
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Sman Tomo
    Sman Tomo
    Dokumen19 halaman
    Sman Tomo
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Kredit Macet
    Kredit Macet
    Dokumen23 halaman
    Kredit Macet
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Chingu Cafe
    Chingu Cafe
    Dokumen32 halaman
    Chingu Cafe
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Kematian Bayi
    Kematian Bayi
    Dokumen75 halaman
    Kematian Bayi
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Riba
    Riba
    Dokumen11 halaman
    Riba
    bobi
    Belum ada peringkat