BAB III
Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan di analisis. Penelitian ini
lebih menekankan pada objek penelitian variabel bebas yang terdiri dari jumlah
menjadi nilai Loan to Deposit Ratio dimana variabel bebas tersebut akan
dilakukan perhitungan untuk melihat pengaruhnya dengan nilai pada tingkat Non
Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional mulai dari
perbedaan penekanan yang sesuai dengan tujuan tersebut. Serangkaian rasio yang
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, objek yang diteliti yaitu
tingkat Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan. Dengan unit penelitian
laporan keuangan perusahaan Bank BTPN periode tahun 2003 sampai dengan
tahun 2008.
48
Populasi sasaran adalah populasi yang akan diambil untuk menjadi sasaran
penelitian.
yaitu:
sasarannya adalah perusahaan perbankan yang telah berdiri pada tahun 1958
bergerak pada bisnis pensiunan, yaitu Laporan Keuangan Bank BTPN yang telah
laporan keuangan.
menyatakan bahwa:
penelitian suatu objek, kemudian besarnya sampel tersebut bisa dilakukan dengan
menggunakan cara statistik ataupun besarnya estimasi penelitian. Selain itu perlu
49
diperhatikan juga bahwa sampel yang dipilih harus refresentatif, artinya segala
Sampel yang diambil untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 6 tahun, yang dimulai dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008. Dasar
penyaluran kredit.
• Untuk melihat masa sebelum dan sesudah bank tersebut diambil alih
menggunakan teknik ini akan mengurangi peluang yang sama bagi setiap
informasi, unsur atau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Sehingga
Indonesia untuk melakukan penyaluran kredit. Tetapi dalam hal ini, bank
pengembalian dari kredit akan dilakukan secara aman. Oleh karena itu,
bank BTPN tetap menjalankan target bisnis penerimaan dana pihak ketiga
keuangan yang dalam pengarunya antara rasio LDR dengan NPL untuk melihat
51
tingkat kesehatan suatu bank”. Dimana prosedur yang dilakukan penulis dalam
yang diteliti.
suatu objek, kondisi, sistem pengertian ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang melalui pencarian fakta dan interpretasi yang tepat waktu dengan
komparatif.
52
“Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel bebas adalah suatu variabel yang keadaannya tidak dipengaruhi oleh
penyebab yang akan dipengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel bebas
Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara
membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga.
Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likiditas bank yang
semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain
sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka,
sertifikat deposito. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 3/30
Total Kredit
LDR = x 100%
Total dana pihak ketiga
2. Variabel Terikat/Variabel Y
Variabel terikat atau variabel tidak bebas adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel
mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi
rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang
54
disalurkan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit
bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE BI No. 3/30 DPNP tgl 14
Desember 2001):
Kredit Bermasalah
NPL = x 100%
Total Kredit
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel dependen (Y)
variabel bebas dan variabel terikat penulis memberikan model penelitian yang
Gambar 3.1
Model Penelitian
Y1 = f (X1)
F = fungsi
skripsi ini penulis menggunakan jenis data sekunder yang bersifat kuantitatif yaitu
data diolah, disajikan, dan dianalisa untuk melihat kekuatan peranan rasio tingkat
LDR pengaruhnya terhadap tingkat NPL. Data sekunder umumnya berupa bukti,
56
catatan, laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan
tidak dipublikasikan. Adapun data sekunder yang akan diambil adalah laporan
keuangan (Neraca dan laporan laba-rugi), yang dapat diperoleh di Bank BTPN
kantor Cabang Bandung periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.
memerlukan sejumlah data pendukung yang besar dari dalam maupun luar
skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dan dilengkapi oleh berbagai
keterangan melalui:
ini.
metode statistik dan lain-lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang
diteliti.
data, maka kemudian data tersebut dianalisis. Analisis data yang digunakan oleh
pertanyaan yang tercantum dalam rumusan masalah yaitu berapa pengaruh nilai
rasio Loan to Deposit Ratio terhadap nilai Non Performing , yang mana dalam hal
Skala yang digunakan untuk mengukur kedua variabel diatas adalah skala
rasio yaitu skala yang mempunyai data yang jaraknya sama dan nilainya mutlak.
1. Analisis Deskriptif
berikut:
Total Kredit
LDR = x 100%
Total dana pihak ketiga
berikut:
Kredit Bermasalah
NPL = x 100%
Total Kredit
2. Analisis Statistik
tingkat NPL :
a) Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini penganalis akan melakukan uji statistik regresi dalam
dapat ditaksir nilai variabel tidak bebas jika variabel bebasnya diketahui, atau
sebaliknya.
59
a. Uji Normalitas
apabila hasil pengujian menghasilkan nilai lebih besar dari probabilitas yang
digunakan. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui alat analisis yang akan
digunakan untuk melakukan uji beda (parametic atau non parametic). Jika datanya
tidak normal maka menggunakan uji Man Whitney U. Pada tabel berikut ini
Smirnov Test.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu
analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara variabel bebas terhadap
variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
bulanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar. Data tingkat inflasi pada bulan
tertentu, katakanlah bulan Februari, akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi bulan
Januari. Berarti terdapat gangguan autokorelasi pada model tersebut. Contoh lain,
pengeluaran rutin dalam suatu rumah tangga. Ketika pada bulan Januari suatu
60
keluarga mengeluarkan belanja bulanan yang relatif tinggi, maka tanpa ada
Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan
tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana
pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan.
Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia di mana periodenya lebih
dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi. Beberapa uji statistik yang
sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji dengan Run Test dan jika data
mentransformasikan data atau bisa juga dengan mengubah model regresi ke dalam
bentuk persamaan beda umum (generalized difference equation). Selain itu juga
dapat dilakukan dengan memasukkan variabel lag dari variabel terikatnya menjadi
Tabel 3.3
Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap uji Durbin Watson
Y = a + bx
n( xy) − ( x)( y)
b=
n( x )−(
2
x) 2
Keterangan:
a = Bilangan konstan
c) Analisis Korelasi
62
Teknik analisis korelasi ini digunakan untuk mengetahui erat atau tidaknya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus koefisien korelasi
sebagai berikut :
n XY – ( X)( Y)
r =
[n X2-( X2)][n Y2-( Y2)]
Keterangan :
X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terikat
Untuk kekuatan hubungan, nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan +1.
positif (+) dan negatif (-), atau (-1 KK +1), dengan asumsi :
positif, artinya jika variabel yang satu naik/turun maka variabel yang lainnya
juga naik/turun. Semakin dekat nilai koefisien korelasi ke +1, semakin kuat
korelasi positifnya.
63
negatif, artinya jika variabel yang satu naik/turun maka variabel yang lainnya
juga naik/turun. Semakin dekat nilai koefisien korelasi ke -1, semakin kuat
korelasi negatifnya.
• Jika koefisien korelasi bernilai (0) nol maka variabel tidak menunjukan
korelasi.
Catatan :
Tabel 3.4
Pedoman untuk memberi interpretasi terhadap uji Korelasi
6. 0,90 < KK 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7. KK = 1,00 Sempurna
asosiasi. Jenis ukuran asosiasi harus sesuai dengan jenis data atau variabel
koefisien penentu atau koefisien detreminasi dan analisis regresi linier sederhana.
d) Koefisien Determinasi
independen”.
Kd = r2 X 100%
Dimana:
Kd = Koefisien determinasi
e) Uji t
Dimana:
t = nilai uji t
r = Koefisien Korelasi
r2 = Koefisien determinasi
menggunakan teknik analisis regresi linier untuk melihat bentuk hubungan antara
66
• Penetapan hipotesis
yang diteliti.
hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan
merupakan anggapan sementara yang perlu diuji benar atau tidak benar tentang
dugaan dalam suatu penelitian, dan memiliki manfaat bagi proses penelitian agar
sementara karena jawaban yang diberikan harus didasarkan pada teori yang
pengumpulan data.”
67
hipotesis adalah menentukan hipotesis nol {Ho} dan hipotesis Alternatif {Ha}.
Ho = : Rasio pada tingkat LDR tidak ada pengaruhnya dengan tingkat NPL
Dengan kata lain hipotesis tersebut berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh
Hipotesis nol dan hipotesis alternatif tersebut akan diuji untuk melihat
berikut:
• Kaidah keputusan :
statistik:
r n−2
t=
1− r 2
Tingkat signifikasi yang dipilih dalam penelitian ini sebesar 0,05 karena
dinilai cukup ketat dalam menguji hubungan antara variabel-variabel yang diuji
atau menunjukan hubungan korelasi antara dua variabel cukup nyata. Angka ini
merupakan tingkat signifikasi yang umum dipakai dan di nilai tepat untuk
penelitian ilmu-ilmu sosial, dan dinilai cukup kuat mewakili hubungan antar
hasil dari penarikan kesimpulan yang mempunyai probabilitas 95% atau toleransi
5%.
dalam penelitian ini haruslah tepat dan saling mendukung antara komponen yang
Menetapkan Topik
Penelitian
Latar belakang
Penelitian
Identifikasi Menetapkan
masalah Topik
Penelitian
Metode Penelitian
Pembahasan
Penelitian
Kesimpulan dan
saran
Gambar 3.2
Proses Penelitian