Mata Kuliah
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Disusun Oleh :
15081022
FAKULTAS PSIKOLOGI
2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
DRAFT iii
ARTIKEL viii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Sebab-sebab 2
BAB II PEMBAHASAN
2.2.2.1 Sikap 10
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 15
DRAFT
SISTEMATIKA PENULISAN
DAFTAR ISI
DRAFT
ARTIKEL
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Sebab-sebab
BAB II PEMBAHASAN
2.4.2.1 Sikap
3.3 Kesimpulan
3.4 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
menjadi fenomena gunung es. Hal ini disebabkan kebanyakan anak yang
menjadi korban kekerasan seksual enggan melapor. Sebuah artikel lain pun
Nepal, Pakistan, dan Vietnam) yang dilakukan oleh Organisasi Nonprofit Plan
terhadap 9.000 murid berusia 12-17 tahun, guru, kepala sekolah, dan orangtua
Hasil riset yang dirilis awal Maret 2015 menyebutkan, 84 persen anak
1.2 Sebab-sebab
Sekretaris Jendral PBB dan Pedagog Arief Rachman. Sebab-sebab itu adalah:
kejahatan tersebut.
4. Kurangnya bimbingan dari orang tua dan guru dalam memilih informasi
yang bermanfaat.
mengenai seluk beluk seks dan kesehatan reproduksi dari sumber yang tidak
benar yakni mencari sendiri melalui media online. Hal tersebut mengakibatkan
BAB II PEMBAHASAN
sekolah dengan pengenalan bagian privat badan yang tidak boleh disentuh
orang lain serta sentuhan yang boleh dan tidak boleh. Tetapi gagasan ini
perilaku belajar dalam hal sikap dan tingkah laku afektif, dan faktor yang
mempengaruhi perilaku.
2.2.2.1 Sikap
1. Modeling
2. Internalisasi
3. Konsep Diri
3.1 Kesimpulan
RENCANA REFERENSI
18 Januari, hlm. 12
hlm. 12.
ARTIKEL
Artikel Pendukung
Harian Kompas
Jumat, 27 Februari 2015
PENDAHULUAN
sebuah artikel lain pun memperkuat data bahwa kekerasan baik fisik, psikis
maupun seksual di sekolah menjadi masalah yang sulit diputus. Dalam sebuah
berusia 12-17 tahun, guru, kepala sekolah, dan orangtua murid ditemukan, 7
Hasil riset yang dirilis awal Maret 2015 menyebutkan, 84 persen anak
ini lebih tinggi dari tren di kawasan Asia, yakni 70 persen. Selain itu, data
Badan PBB untuk Anak-anak (Unicef) menyebutkan, satu dari tiga anak
Indonesia.
Menurut Marta Santos Pais, Perwakilan Khusus Sekretaris Jendral
PBB untuk isu kekerasan terhadap anak, pada jumpa pers di Kantor
5/2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual terhadap Anak, dan
fenomena gunung es. Hal ini disebabkan kebanyakan anak yang menjadi
korban kekerasan seksual enggan melapor. Oleh karena itu, sebagai orang tua
1.2 Sebab-sebab
Sekretaris Jendral PBB dan Pedagog Arief Rachman. Sebab-sebab itu adalah:
5. Kurangnya materi pendidikan seks. Orang tua tidak memberikan materi
6. Miskin nilai. Kalau dilihat dari kata pendidikan, secara hukum dan teoretis
mengedepankan proses yang baik, kejujuran serta taat pada aturan, norma,
dan nilai.
kekerasan yang dimiliki anak sehingga hal ini berdampak besar bagi
8. Kurangnya bimbingan dari orang tua dan guru dalam memilih informasi
mengenai seluk beluk seks dan kesehatan reproduksi dari sumber yang tidak
benar yakni mencari sendiri melalui media online. Hal tersebut mengakibatkan
dilingkungan yang lebih luas. Ini bermakna bahwa proses belajar itu amat
selaras dengan norma moral agama, moral tradisi, moral hukum, dan moral
PEMBAHASAN
sekolah dengan pengenalan bagian privat badan yang tidak boleh disentuh
orang lain serta sentuhan yang boleh dan tidak boleh. Tetapi gagasan ini
seks mutlak diperlukan untuk menghindarkan anak dari praktik seks bebas.
anak-anak.
pendidikan dan maka dari itu dapat digunakan untuk membahas sesuai isi
perilaku belajar dalam hal sikap dan tingkah laku afektif, dan faktor yang
mempengaruhi perilaku.
2.2.1 Perkembangan Sosial dan Moral
stimulus (S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat
(Bandura)
siswa yaitu:
1. Conditioning (Pembiasaan Merespons)
2. Imitation (Peniruan)
imitasi atau peniruan. Dalam hal ini orrang tua dan guru
lain:
Conformity)
sosial dan menilai apakah perilaku orang lain baik atau buruk
Principles)
Accepted law
anggotanya
6. Morality of Individual Principles and Conscience
1. Sikap
baru yang terlah dirubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu
ini tidak begitu kuat (Berk, 2005). Akan tetapi, ada banyak faktor
1. Modeling
2. Internalisasi
3. Konsep Diri
PENUTUP
3.5 Kesimpulan
Banyak pihak, terutama para orang tua meyakini bahwa insting seksual
tidak dijumpai pada masa anak-anak, dan baru akan muncul pada masa
seks dan kesehatan reproduksi pada anak dapat berakibat negative terhadap
perkembangan peran seks anak, dan terhadap sikap perilaku anak padahal
dan kurangnya komitmen pemerintah daerah sehingga kasus ini belum selesai
3.6 Saran
dan menyenangkan kepada anak. Salah satu upaya pemberian pelayanan yang
bereaksi serta merespon terhadap situasi yang penuh resiko. Seperti diajarkan
membedakan jenis sentuhan dan tipe rahasia, serta kepada siapa mereka perlu
film, permainan, lagu, boneka, buku atau games. Sementara yang lainnya
Jeglic, yang melakukan riset pelaku seks di John Jay College of Criminal
Justice, New York, jenis program ini serupa dengan program pencegahan
18 Januari, hlm. 12
hlm. 12.
Sekolah”.
10. Terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyatini Soetjipto. 2009.
Dwiloka, Bambang dan Riana, Rati. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta:
PT Rineka Cipta