Anda di halaman 1dari 55

*te

*m*
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia
Nya sehingga Rencana Strategis (Renstra) Pusat Pelatihan Pertanian Tahun
2015 - 2019 dapat diselesaikan.
Rencana Strategis ini merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi
pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dengan
memperhitungkan berbagai kekuatan/potensi, hambatan dan peluang yang
ada dan mungkin timbul.
Renstra ini merupakan penjabaran dari Rencana Strategis tahun 2015 - 2019
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan
merupakan acuan bagi Pusat Pelatihan Pertanian dan UPT Pelatihan
Pertanian dalam penetapan program, kegiatan dan anggaran tahun 2015-2019
sehingga menghasilkan sinergitas guna mewujudkan visi dan misi Pusat
Pelatihan Pertanian.

Rencana Strategis ini terdiri dari Bab I : Pendahuluan, Bab II : Analisis


Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan, Bab III: Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran Strategis, Bab IV : Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka
Regulasi dan Kerangka Kelembagaan, Bab V : Program, Indikator kinerja
Utama (IKU), Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), Kegiatan dan Indikator
Kinerja Kegiatan dan Target Kinerja serta Kerangka Pendanaan dan Bab
VI: Penutup.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha dan upaya kita.

Jakarta, April 2015


Kepala Pusat Pelatihan Pertanian,

Dr. Ir. Surachman Suwardi, MP


NIP. 19600420 199203 1 001
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Kondisi Umum 1

B. Potensi dan Permasalahan 4

C. Isu Strategis 15

BAB II ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN 20


TANTANGAN

A. Kekuatan 20

B. Kelemahan 23

C. Peluang 24
D. Tantangan 24

BAB III VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS 26

A. Visi 26

B. Misi 27

C. Tujuan 27
D. Sasaran Strategis 28
BAB IV ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI 32
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan 32
B. Strategi 33
C. Kerangka Regulasi 33
D. Kerangka Kelembagaan 34
BABV PROGRAM, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU), 35
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK), KEGIATAN DAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN, TARGET KINERJA
DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Program 35
B. Indikator Kinerja Utama (IKU) 35
C. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) 36
D. Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan 37
E. Target Kinerja 37
F. Kerangka Pendanaan 39
BAB VI PENUTUP 41

111
Lampiran-Lampiran:
1. Capaian Kinerja Anggaran Sistem Pelatihan Pertanian 42
2010-2014.

2. Potensi Ketenagaan di Puslatan dan UPT Pelatihan 43


Pertanian Pusat.

3. Prasarana/Sarana Pendukung di UPT Pelatihan Pusat. 46


4. Spesiaiisasi Widyaiswara di UPT Pelatihan Pusat 50

IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. KONDISI UMUM

Pembangunan sektor pertanian sampai saat masih memegang


peranan yang sangat penting. Sektor pertanian tersebut
digambarkan dalam kontribusi nyata sebagai penyedia bahan
pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah, penyumbang
nyata Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara,
penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga
perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan
dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Tujuan
pembangunan pertanian 2015-2019 adalah: (i) meningkatkan
produksi, produktifitas dan mutu produk pertanian; (ii) mewujudkan
sistem pertanian berbasis bioindustri berkelanjutan yang berbasis
sumberdaya lokal; (iii) menumbuhkembangkan diversifikasi pangan
dan peningkatan gizi; (iv) meningkatkan nilai tambah, daya saing,
ekspor substitusi impor produk pertanian; dan (v) meningkatkan
pendapatan serta kesejahteraan petani. Salah satu prasarat untuk
meningkatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi
nasional adalah sumberdaya manusia (SDM) pertanian yang
profesional, inovatif, kreatif, dan berwawasan global. Sumberdaya
manusia pertanian tersebut terdiri dari aparatur/petugas lingkup
pertanian pusat dan daerah; pelaku utama (petani, petemak dan
pekebun); serta pelaku usaha lainnya. Untuk mewujudkan
sumberdaya manusia pertanian yang profesional, inovatif, kreatif
dan berwawasan glogal dapat dibangun antara lain melalui kegiatan
pelatihan, disamping kegiatan pengambangan SDM lainnya.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 1


Untuk mewujudkan pembangunan pertanian, upaya peningkatan
kompetensi dan profesionalisme SDM pertanian perlu lebih
diprioritaskan. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme
sumberdaya aparatur dan non aparatur pertanian di lingkungan
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pertanian (Badan PPSDMP), telah diselenggarakan melalui diklat-
diklat berbasis kompetensi sesuai dengan jabatan yang dipangku
berdasarkan Permentan Nomor: 49/Permentan/OT. 140/9/2011 yaitu:
Diklat bagi aparatur dan non aparatur pertanian. Diklat bagi aparatur
meliputi diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan (Pirn III dan Pirn IV),
Diklat Fungsional, dan Diklat Teknis Pertanian. Sedangkan Diklat
bagi non aparatur meliputi Diklat Kepemimpinan dan Manajemen,
serta Diklat Teknis Pertanian. Penyelenggaraan Diklat bagi Aparatur
dan Non Aparatur pertanian tersebut telah dilaksanakan di UPT
Pelatihan Pusat, dan UPT Pelatihan Daerah serta Pusat Pelatihan
Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S). Aparatur pertanian adalah
profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan
non aparatur pertanian (petani/pekebun/peternak) adalah
perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau
korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian.
Sumberdaya manusia non aparatur pertanian terdiri dari dua
kelompok yaitu kelompok produsen dan kelompok konsumen.
Sumberdaya non aparatur pertanian sebagai produsen dapat ditinjau
dari tiga aspek yaitu : (i) non aparatur sebagai pekerja usaha tani
(cultivator); dan (ii) non aparatur sebagai pemimpin usaha tani
(manager)] dan petani sebagai pribadi (person). Peran sumberdaya
manusia non aparatur pertanian sebagai pekerja usaha tani dan

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 2


sebagai pemimpin usaha tani, pembinaannya dilakukan oleh Badan
PPSDMP melalui UPT Pelatihan Pusat dan UPT Pelatihan Daerah.
Pembinaan yang telah dilakukan berupa Diklat teknis agribisnis,
manajeman, dan metodologi pelatihan serta pemberian sarana
pendukung pelatihan/permagangan.
Pengembangan kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian
periode 2010-2014 dilaksanakan melalui empat pilar Pemantapan
Sistem Pelatihan Pertanian yaitu: (i) Pemantapan Kelembagaan
Pelatihan Pertanian; (ii) Peningkatan Ketenagaan Pelatihan; (iii)
Peningkatan Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian; (iv)
Pengembangan Program dan Kerjasama Pelatihan. Capaian kinerja
Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian pada periode tersebut
adalah telah ditingkatkan kapasitas kelembangaan 40 unit UPT
Pelatihan Pusat (kumulatif), dan 101 UPT Pelatihan Pertanian
Daerah (kumulatif) serta telah dibina 448 P4S (kumulatif). Dalam
rangka mendukung mutu penyelenggaraan Diklat, telah ditingkatkan
kompetensi tenaga Widyaiswara dan tenaga kediklatan lainnya
sejumlah 3.426 orang. Dalam mendukung program empat sukses
pembangunan pertanian dan reformasi birokrasi telah dilatih
sejumlah 114.630 orang, yang meliputi 68.137 orang aparatur
pertanian dan 46.493 non aparatur pertanian. Selain itu dalam
kerangka meningkatkan jejaring kerjasama Diklat dan meningkatkan
citra Indonesia di dunia internasional telah terjalin kerjasama dalam
negeri (pemerintah, swasta dan perorangan) dan luar negeri
(bilateral, regional dan multilateral). Jumlah Anggaran Kegiatan
Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian selama periode 2010-2014,
sebesar Rp. 1.614.969.413.000; dengan capaian kinerja anggaran
seperti pada lampiran 1.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019


Berdasarkan capaian kinerja periode 2010-2014 dan mengacu pada
Rencana Strategis (Renstra) Badan PPSDMP 2015-2019, perlu
disusun Renstra Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) 2015-2019.
Renstra ini memuat kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran,
indikator, target, dan alokasi pendanaan yang akan dilaksanakan
oleh Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat dalam menjalankan fungsi
manajemen, koordinasi, dan tugas ieknis lainnya periode
pembangunan tahun 2015-2019 yang selanjutnya sebagai acuan
UPT Pelatihan Pusat dalam menyusun Renstra dan Rencana Kerja
Tahunan (RKT).

B. POTENSI DAN PERMASALAHAN

1. Potensi

Untuk mewujudkan UPT Pelatihan Pusat yang berdaya saing dan


bertaraf internasional, dibutuhkan ketenagaan pelatihan yang
kompeten sesuai dengan bidangnya. Jumlah ketenagaan di
Puslatan dan 10 UPT Pelatihan Pusat berjumlah 1.007 orang
terdiri dari 50 orang tenaga di Puslatan dan 957 orang berada di
10 UPT Pelatihan Pusat. Komposisi tenaga kediklatan,
(Widyaiswara) berjumlah 196 orang (19,5%), dan tenaga
kediklatan lainnya berjumlah 811 orang (80,5%). Jumlah
ketenagaan (Widyaiswara, pengelola lembaga Diklat dan Tenaga
Kediklatan lainnya) di UPT Pelatihan Pusat terbanyak berada di
PPMKP Ciawi yaitu 200 orang, sedangkan ketenagaan yang
paling sedikit berada di BBPP Kupang sebanyak 61 orang.
(Sumberdata kepegawaian BPPSDMP, 2014).
Potensi tenaga Widyaiswara berdasarkan pendidikan adalah
sebagai berikut: Widyaiswara berpendidikan S2 paling banyak

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019


sedangkan yang paling sedikit adalah pendidikan S3. Berikut ini
berturut-turut tingkat pendidikan Widyaiswara di 10 UPT
Pelatihan yaitu: S3 berjumlah 3 orang, S2 berjumlah103 orang;
S1 berjumlah 77 orang; dan D.IV berjumlah 13 orang.
Berdasarkan jenjang jabatan Widyaiswara pertanian yang paling
banyak adalah Widyaiswara Madya 74 orang; dan yang paling
sedikit Widyaiswara Utama: 10 orang. Sementara itu
Widyaiswara Muda: 60 orang, dan Widyaiswara Pertama: 52
orang. Sedangkan berdasarkan Golongan terdiri dari Golongan
IV berjumlah 87 orang; Golongan III berjumlah 108 orang;
Golongan II berjumlah 1 orang. Selain itu, potensi Widyaiswara
dapat dilihat juga berdasarkan spesialisasi yang diampu yaitu
Widyaswara berbasis pertanian terbagi 8 (delapan) spesialisasi
dan Widyiswara berbasis peternakan terbagi menjadi 7 (tujuh)
spesialisasi sedangkan Widyaiswara berbasis manajemen dan
kepemimpinan satu spesialisasi. Untuk lebih jelasnya rincian
potensi ketenagaan di Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat dapat
dilihat pada lampiran 2.
Kelembagaan UPT Pelatihan Pusat berjumlah 10 Unit berada di
tujuh provinsi yang mempunyai wilayah kerja nasional dan UPT
Pelatihan Daerah berjumlah 18 unit berada di 18 Provinsi, serta
1.056 unit kelembagaan P4S berada di 33 Provinsi. Sementara
itu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi UPT Pelatihan Pusat
mempunyai 10 (sepuluh) kekhasan sebagai berikut:

a. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian


(PPMKP) Ciawi menyelenggarakan fungsi antara lain: (i)
pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja
(SKK) di bidang manajemen dan kepemimpinan, serta

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019


fungsional nonrumpun ilmu hayat pertanian; (ii) pelaksanaan
pelatihan manajemen, kepemimpinan dan multimedia bagi
aparatur dan non aparatur dalam dan luar negeri; (iii)
pelaksanaan pelatihan prajabatan bagi aparatur; (iv)
pelaksanaan pelatihan fungsional nonrumpun ilmu hayat
pertanian bagi aparatur; (v) pelaksanaan pelatihan profesi di
bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur; (vi)
pelaksanaan uji kompetensi di bidang manajemen dan
kepemimpinan pertanian bagi aparatur; (vii) pelaksanaan
penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan
manajemen dan kepemimpinan, serta fungsional nonrumpun
ilmu hayat pertanian; (viii) pelaksanaan pengembangan
model dan teknik pelatihan di bidang manajemen,
kepemimpinan dan multi media pertanian; (ix) pelaksanaan
pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;
Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Kesehatan Hewan

(BBPKH) Cinagara menyelenggarakan fungsi antara lain: (i)


pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja
(SKK) di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi
aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi
aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri;
(iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang kesehatan hewan
dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non
aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi bidang kesehatan
hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; (vi) pelaksanaan

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019


penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan
fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner; (vii) pelaksanaan
pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan
teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan
pelatihan pertanian swadaya;
c. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang
menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan
penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di
bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan
teknis di bidang hortikultura bagi aparatur dan non aparatur
pertanian dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan
profesi di bidang hortikultura bagi aparatur dan non aparatur;
(v) pelaksanan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi)
pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii)
pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan
fungsional dan teknis di bidang hortikultura; (viii) pelaksanaan
pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;
d. Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu
menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan
penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang peternakan; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di
bidang peternakan bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan
teknis di bidang pasca panen dan pengolahan hasil ternak
bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019


negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang pasca
panen dan pengolahan hasil ternak bagi aparatur dan non
aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang
peternakan; (vi) pelaksanaan penyusunan paket
pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di
bidang peternakan; (vii) pelaksanaan pengembangan model
dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pasca
panen dan pengolahan hasil ternak; (viii) pelaksanaan
pengembangan kelembagaan pelatihan peternakan swadaya;
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan
menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan
penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di
bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan
teknis di bidang tanaman pangan dan tanaman obat bagi
aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri;
(iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang tanaman pangan
dan tanaman obat bagi aparatur dan non aparatur; (v)
pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi)
pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii)
pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan
fungsional dan teknis di bidang tanaman pangan dan
tanaman obat; (viii) pelaksanaan pengembangan
kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku
menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan
penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 8


bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di
bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan
teknis di bidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non
aparatur dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan
profesi di bidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non
aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian;
(vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii)
pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan
fungsional dan teknis di bidang mekanisasi pertanian; (viii)
pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan
pertanian swadaya;
g. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang
menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan
penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di
bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di
bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan
teknis di bidang perkebunan dan teknologi lahan pasang surut
bagi aparatur dan non aparatur dalam dan luar negeri; (iv)
pelaksanaan pelatihan profesi di bidang perkebunan dan
teknologi lahan pasang surut bagi aparatur dan non aparatur;
(v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi)
pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii)
pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan
fungsional dan teknis di bidang perkebunan dan teknologi
pasang surut; (viii) pelaksanaan pengembangan
kelembagaan pelatihan pertanian swadaya;

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 9


h. Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang
menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan
penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) dl
bidang peternakan; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di
bidang peternakan bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan
teknis di bidang ternak potong dan teknologi lahan kering bagi
aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri;
(iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang ternak potong
dan teknologi lahan kering bagi aparatur dan non aparatur; (v)
pelaksanaan uji kompetensi di bidang peternakan; (vi)
pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang peternakan; (vii)
pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan
fungsional dan teknis di bidang ternak potong dan teknologi
lahan kering; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan
pelatihan peternakan swadaya;
i. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi menyelenggarakan
fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan
Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian; (ii)
pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi
aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang
perkebunan dan teknologi lahan rawa bagi aparatur dan non
aparatur pertanian dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan
pelatihan profesi di bidang perkebunan dan teknologi lahan
rawa bagi aparatur dan non aparatur pertanian; (v)
pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi)
pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii)

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 10


pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan
pertanian swadaya;
j. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung menyelenggarakan
fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan
Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian; (ii)
pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi
aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang tanaman
pangan dan hortikultura dataran rendah bagi aparatur dan
non aparatur dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan
pelatihan profesi di bidang tanaman pangan dan hortikultura
dataran rendah bagi aparatur dan non aparatur pertanian; (v)
pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi)
pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media
pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii)
pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan
pertanian swadaya;
UPT Pelatihan Pusat dalam menyelenggarakan Diklat sesuai
dengan tupoksi masing-masing, dilengkapi dengan prasarana
dan sarana yang memadai. Prasarana dan sarana pendukung
pada UPT Pelatihan Pusat dapat dilihat pada lampiran 3.
UPT Pelatihan Pusat dalam meningkatkan kompetensi aparatur
dan non aparatur pertanian telah melakukan kerjasama
penyelenggaraan Diklat/Permagangan dengan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Pelatihan Daerah dan P4S. Kelembagaan UPT
Pelatihan Daerah mempunyai tugas dan fungsi untuk
mengembangkan SDM pertanian dalam mendukung
pembangunan wilayah (provinsi). UPT Pelatihan Daerah tersebut
terdiri dari: (i) Balai Diklat Pertanian, Provinsi Aceh; (ii) Balai

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 H


Diklat Pegawai lingkup Pertanian, Provinsi Sumatera Utara; (iii)
Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura, Provinsi
Sumatera Barat; (iv) Balai Diklat Tanaman Pangan, Provinsi
Riau; (v) Balai Pengembangan SDM Pertanian, Provinsi
Sumatera Selatan; (vi) Balai Pelatihan Pertanian, Provinsi Jawa
Barat; (vii) Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian
Soropadan, Provinsi Jawa Tengah; (viii) Baiai Pengembangan
Sumberdaya Manusia Peternakan Ungaran, Provinsi Jawa
Tengah; (ix) Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pertanian, Daerah Istimewa Yogyakarta; (x) UPT Pertanian Balai
Diklat Pertanian Nganjuk, Provinsi Jawa Timur; (xi) Balai
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Provinsi Kalimantan Barat;
(xii) Balai Pelatihan Teknis Pertanian Sempaja, Provinsi
Kalimantan Timur; (xii) Balai Diklat Pertanian Kalasey, Provinsi
Sulawesi Utara; (xiv) Balai Diklat Pertanian Sidera, Provinsi
Sulawesi Tengah; (xv) Balai Diklat Pertanian Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara; (xvi) Balai Diklat Pertanian Mataram,
Provinsi Nusa Tenggara Barat; (xvii) Balai Diklat Pertanian
Ambon, Provinsi Maluku; (xviii) Balai Diklat Pertanian Sentani,
Provinsi Papua.
Kelembagaan P4S sampai akhir Nopember 2014 berjumlah
1.056 unit. Badan PPSDMP sejak tahun 2010 melalui UPT
Pelatihan Pusat dan UPT Pelatihan Daerah telah melakukan

klasifikasi P4S dengan hasil sebagai berikut: (i) Kelas Utama 47


unit, (ii) Kelas Madya 626 unit, dan (iii) Kelas Pemula 383 unit.
P4S tersebut, tersebar di 33 Provinsi, dengan rata-rata jumlah
P4S pada setiap Provinsi sekitar 32 P4S. Jumlah P4S terbanyak
berada di Provinsi Jawa Barat yaitu 175 P4S, sedangkan P4S

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 12


yang paling sedikit berada di Propins Kepulauan Riau berjumlah
satu P4S. Kelembagaan P4S ini secara langsung dibina oleh
UPT Pelatihan Pertanian Pusat dengan rata-rata 106 P4S per
UPT. Jumlah UPT Pelatihan Pusat yang paling banyak membina
P4S adalah BBPP Ketindan sebanyak 288 P4S, sedangkan UPT
Pelatihan Pusat yang paling sedikit membina P4S adalah
PPMKP Ciawi sebanyak 48 P4S.
Pusat Pelatihan Pertanian dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya bekerjasama dengan instansi terkait, baik pemerintah,
swasta, maupun perorangan. Instansi pemerintah yang selalu
menjadi mitra kerjasama dalam kegiatan luar negeri yaitu : (i)
Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretaris
Negara; (ii) Direktorat Kerjasama Teknik, Kementerian Luar
Negeri; (iii) Direktorat Kerjasama Pembangunan Internasional,
Bappenas; (iv) Pusat Kebijakan Regional dan Multilateral,
Kementerian Keuangan; (v) Pusat Kerjasama Luar Negeri,
Kementerian Pertanian. Adapun UPT Pelatihan Pusat yang telah
melaksanakan kerjasama penyelenggaraan Diklat/pemanfaan
prasarana/sarana/pemanfaatan ketenagaan dengan instansi lain
yaitu: (i) Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/
Kecamatan; (ii) Badan Usaha Milik Negara; (iii)
Persero/Perusahaan Terbatas; (iv) Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan); (v) Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta; (vi)
Sekolah Menengah Umum/Kejuruan Negeri dan Swasta.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 13


2. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan Pemantapan Sistem


Pelatihan Pertanian dalam rangka peningkatan kompetensi
sumberdaya aparatur dan non aparatur pertanian adalah sebagai
berikut:

a. Sebaran dan spesialisasi Widyaiswara tidak merata.


Widyaiswara pada UPT Pelatihan Pusat saat ini berjumlah
196 orang yang tersebar di 10 UPT Pelatihan Pusat. Rata-
rata Widyaiswara per UPT Pelatihan 20 orang. Jumlah
Widyaiswara terbanyak berada di BBPP Lembang (30 orang),
sedangkan jumlah Widyiswara paling sedikit berada di BBPP
Binuang (10 orang). Widyaiswara pada UPT Pelatihan
berbasis pertanian, spesilisasi terbanyak adalah keahlian
Budidaya Tanaman (35 orang) dan Penyuluhan Pertanian (26
orang), spesialisasi paling sedikit adalah Konservasi Lahan
dan Klimatologi (2 orang). Sementara itu Widyaiswara
berbasis peternakan spesialisasi terbanyak adalah Kesehatan
Hewan dan Kesmavet (15 orang), spesialisasi paling sedikit
Pengelolaan Limbah Peternakan (2 orang). Secara rinci data
spesialisasi Widyaiswara pada UPT Pelatihan Pusat dapat
dilihat pada lampiran 4.
Prasarana dan sarana kediklatan masih belum memadai, dan
belum representatif terutama jumlah kelas dan fasilitas
asrama. Kapasitas Laboratorium belum sesuai dengan
tuntutan teknologi yang berkembang saat ini, terutama luas
ruangan dan peralatan yang dimiliki masih konvensional.
Sedangkan jumlah peralatan laboratorium/praktek belum
mencukupi untuk praktek peserta dalam satu kelas. Belum

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 14


tersedianya lahan praktek untuk menghasilkan pumawidya
yang kapabel.
b. Belum seluruhnya International Organization for
Standardization 2008:9001 (ISO 2008:9001), diterapkan
secara konsisten sehingga mutu layanan kediklatan
berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat;
c. Belum efektifnya implementasi pengembangan
profesionalisme tenaga kediklatan dalam mendukung proses
penyelenggaraan Diklat;
d. Belum tepatnya penetapan calon dan lokasi peserta yang
mendukung program pengembangan kawasan komoditas
unggulan.

C. ISU STRATEGIS

Dalam penyusunan Renstra 2015-2019 diperlukan identifikasi


terhadap isu-isu strategis yang saat ini berkembang maupun isu-isu
yang kemungkinan besar dalam kurun lima tahun kedepan, akan
tetap mewarnai dinamika perkembangan peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian. Hal ini
untuk memberikan perhatian dan prioritas terhadap arahan
pengembangan sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur
pertanian melalui pelatihan. Analisis terhadap isu-isu strategis ini,
dilandaskan kepada faktor global, regional dan nasional yang akan
mempengaruhi perkembangan peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia aparatur dan non aparatur pertanian. Adapun isu strategis
pembangunan pertanian yaitu: (i) Kecukupan produksi komoditas
strategis (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang
merah) serta pengurangan ketergantungan impor; (ii) Peningkatan

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 15


daya saing produk di dalam negeri/antisipasi pasar bebas
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia sebagai target
pasar; (iii) Pemantapan dan peningkatan daya saing produk; (iv)
Diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan tepung
terigu; dan (v) Peningkatan pendapatan dan peningkatan
kesejahteraan petani. Mengacu pada isu strategis pembangunan
pertanian maka pengembangan kapasitas sumberdaya manusia
aparatur dan non aparatur pertanian difokuskan kepada kegiatan
Diklat teknis agribisnis komoditas, terutama untuk menguasai
teknonologi padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang
merah. PeJatihan teknis agribisnis komoditas meliputi empat
subsistem agribisnis yaitu : (i) Subsistem agribisnis hulu (on-farm)
yaitu Diklat yang berkaitan dengan sarana produksi bagi pertanian;
(ii) Subsistem produksi/usahatani (on-farm agribusiness), yaitu Diklat
komoditas padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang
merah; (iii) Subsistem agribisnis hilir (off-farm), yaitu Diklat produk
pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun
produk akhir; dan (iv) Subsistem lembaga penunjang yaitu Diklat
yang berkaitan dengan penyediaan jasa agribisnis.
Isu Strategis Badan PPSDMP untuk Pemantapan Sistem Pelatihan
Pertanian adalah peningkatan fasilitasi Balai Pelatihan melalui
pelayanan prima dan bertaraf internasional. Selanjutnya Isu Badan
PPSDMP dijabarkan kedalam isu strategis Pusat Pelatihan
Pertanian yaitu: (i) Berlakunya pasar tunggal di kawasan ASEAN
(MEA); membutuhkan SDM pertanian yang kompeten dan
berkarakter; (ii) Penerapan teknologi pertanian melalui
penyelengggaraan diklat yang profesional dan berdaya saing;
Peningkatan pelayanan prima dan bertaraf internasional.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 16


1. Berlakunya pasar tunggal di kawasan ASEAN membutuhkan
SDM pertanian yang kompeten dan berkarakter
Pembentukan pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada
akhir 2015 yang dikenal dengan Masyarat Ekonomi ASEAN
(MEA) sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara
negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian
para anggotanya. Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi
kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan
cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut
akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya
akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau
International Labour Organization (ILO) menyebutkan
pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang
besar.

Selain MEA dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, hal


ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang
hidup di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang, ILO merinci
bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau
sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas
menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja
level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Untuk itu
pengembangan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan
non aparatur pertanian hams difokuskan pada pelatihan yang
bersertifikat baik untuk sertifikasi profesi maupun sertifikasi
keahlian dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional
Indonesia (SKKNI) sehingga para purnawidya bisa bersaing di
kawasan Asia Tenggara.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 17


2. Percepatan penerapan teknologi pertanian melalui diklat
yang profesional dan berdaya saing serta pengembangan
Agro Techno Park (ATP).
Dalam rangka peningkatan produksi, produktifitas, daya saing
dan nilai tambah komoditas pertanian perlu didukung teknologi
pertanian modern. Teknologi pertanian yang berkembang saat ini
disebarluaskan melalui proses Diklat atau permagangan. Untuk
mengoptimalkan penerapan teknologi pertanian dilakukan
melalui Diklat yang profesional dan berdaya saing. Disamping itu
penyebarluasan teknologi ke masyarakat luas dapat melalui
pengembangan ATP.
Agro techno Park merupakan kawasan berdimensi
pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mendukung percepatan perkembangan inovasi
pertanian. Pengembangan kawasan berbasis teknologi ini
diharapkan dapat diandalkan sebagai motor penggerak bagi
pembangunan pertanian di Indonesia. Kawasan berbasis
teknologi diharapkan mampu menjadi pusat dan pendorong
pertumbuhan pembangunan pertanian yang mumpuni serta
mampu meningkatkan daya saing seluruh pelaku dan
stackeholder bidang pertanian baik di dalam maupun luar negeri.
Kemampuan bersaing ini lahir melalui pengembangan produk
unggulan yang kompetitif di pasar domestik maupun global, yang
didukung sumber daya manusia (SDM) unggul, riset dan
teknologi, informasi, serta keunggulan pemasaran produk-produk
pertanian. ATP merupakan salah satu bentuk wadah untuk
menghubungkan institusi penyedia dan pentransfer teknologi

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 18


pertanian dengan dunia industri. Definisi Agro Techno Park
adalah sebuah kawasan terpadu yang menggabungkan dunia
bisnis, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, pusat informasi,
konsultansi, sertifikasi dan penyedia sarana produksi pertanian
dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan
teknologi secara lebih efisien dan cepat. Terciptanya iklim
investasi yang kondusif di bidang pertanian pada akhirnya
diharapkan akan memungkinkan Indonesia untuk memacu daya
tumbuh perekonomiannya, menuju tercapainya meningkatan
daya saing di kancah global.

3. Peningkatan pelayanan prima menuju UPT Pelatihan bertaraf


internasional

Dalam rangka meningkatkan pelayanan prima UPT Pelatihan


bertaraf internasional harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (i)
pelayanan tim pelaksana Diklat yang mempunyai kemampuan
untuk memfasilitasi seluruh kegiatan diklat dengan prinsip
pelayanan prima; (ii) pelayanan proses mengajar dan belajar
terutama dari tenaga fasilitator (kompetensi materi, spesialisasi,
dan pengalaman) sesuai dengan kebutuhan diklat; (iii)
penyediaan tempat praktek seusai kebutuhan diklat; (iv)
penyediaan prasarana dan sarana yang menjamin proses diklat
sesuai dengan kebutuhan, dan (v) penyediaan akomodasi dan
konsumsi yang memenuhi harapan kebutuhan diklat.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 19


BAB II

ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN

Dalam rangka mengembangkan kompetensi aparatur dan non aparatur


pertanian, perlu dilakukan analisis kondisi internal maupun eksternal di
lingkup Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja
2014-2019. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan
(Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal
mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath).

A. KEKUATAN

1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/

OT. 140/9/2011 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan


Aparatur dan Non Aparatur;
2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 01/Permentan/

OT.140/J/10/11 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan


Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian serta Evaluasi
Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian;
3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 2/Permentan/SM.300/

J/01/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sarana


dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan;
4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 4/Permentan/

OT.140/J/01/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama


Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Dalam dan Luar Negeri;
5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 12/Permentan/OT.140/

J/02/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan


Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Aparatur dan Non Aparatur;

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 20


6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16/Permentan/OT.140/

J/02/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Pendidikan dan Pelatihan Pertanian;
7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/

J/9/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan


Fungsional Penyuluh Pertanian;
8. Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian Nomor: 51.1/Permentan/
OT.140/J/020/13 tentang Petunjuk Pelaksanaan Diklat Teknis
Agribisnis Padi Bagi THL-TBPP;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/OT.140/

J/08/14 tentang Petunjuk Pelaksanaan Diklat Teknis Agribisnis


Tujuh Komoditas Strategis bagi Penyuluh Pertanian;
10. Tersedianya Lembaga Penyelenggara Pelatihan Pertanian
ditingkat pusat dan Daerah meliputi:
a. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian
(PPMKP) Ciawi;
(Permentan Nomor 100/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian);
b. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang;
(Permentan Nomor 101/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian
Lembang);
c. Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang;
(Permentan Nomor 102/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan
Kupang);

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 21


d. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan;
(Permentan Nomor 103/Permentan/OT.140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian
Ketindan).
e. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang;
(Permentan Nomor 104/Permentan/OT.140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian
Binuang)
f. Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu;
(Permentan Nomor 105/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan
Batu).
g. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku;
(Permentan Nomor 106/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian
Binuang)
h. Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara;
(Permentan Nomor 107/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Kesehatan
Hewan Cinagara).
i. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi;
(Permentan Nomor 108/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Pertanian Jambi)
j. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) lampung;
(Permentan Nomor 109/Permentan/OT. 140/10/2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Pertanian Jambi).
k. UPT Pelatihan Daerah sebanyak 18 unit kerja.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 22


11. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian yang sangat besar yaitu
40,83 juta orang (BPS: 2014).
12.Tersedianya Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya
(P4S) berjumlah 1.056 unit;
13.Tersedianya Pejabat Struktural yang kompeten, Widyaiswara
yang telah memiliki spesialisasi keahlian dan tenaga kediklatan
lainnya yang memiliki sertifikat Management of Training (MoT)
dan Training ofCource (ToC).
14. Penggunaan Aplikasi Multimedia dan website sudah merata di
Balai Pelatihan sehingga memungkinkan untuk dikembangkan
diklat berbasis Informasi dan teknologi (IT).

B. KELEMAHAN

Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian memiliki peran strategis


untuk mewujudkan keberhasilan peningkatan aparatur dan non
aparatur melalui diklat pertanian. Namun, kondisi umum SDM saat
ini masih menghadapi permasalahan yaitu:
1. Calon dan lokasi peserta belum seluruhnya didasarkan pada
pembangunan kawasan sehingga kurang memberikan dampak
yang signifikan;
2. Prasarana dan Sarana Diklat belum memadai dan belum

representatif (jumlah kelas, fasilitas asrama, Kapasitas dan


peralatan laboratorium);
3. Implementasi SOP belum dilakukan secara konsisten;
4. Belum optimalnya promosi terhadap potensi Balai dalam
menjaring kerjasama.

Renstra Pusat Peiatihan Pertanian 2015-2019 23


C. PELUANG

1. Jumlah aparatur sektor pertanian yang memerlukan diklat dalam


rangka pengembangan profesi dan karir;
2. Kebutuhan terhadap tenaga yang tersertifikasi oleh perusahaan
yang bergerak di sektor pertanian dalam rangka menghadapi
MEA;
3. Peran Diklat dalam transfer inovasi teknologi berbasis IPTEK
dalam meningkatkan kapasitas produksi, kualitas dan ragam
produk sesuai kebutuhan pasar, meningkatkan nilai tambah,
menurunkan biaya produksi;
4. Kebutuhan peningkatan kompetensi pelaku utama pembangunan
pertanian dalam mengembangkan usaha taninya.

D. TANTANGAN

1. Tantangan dalam bidang pelatihan adalah optimalisasi Eselon I


dalam pemanfaatan balai pelatihan, pengembangan jejaring
kerjasama pelatihan lintas sektor dan dunia usaha/industri, dan
persaingan balai pelatihan dengan institusi sektor lain/swasta;
2. Keterkaitan (Linkage) antara penelitian-diklat-penyuluhan,
standardisasi mutu, jejaring (networking) dan pemenuhan
kebutuhan pasar, dan pemangku kepentingan (stakeholders)]
3. Inovasi IPTEK semakin kompleks dan berkelanjutan. IPTEK bila
tidak dimanfaatkan dalam pengembangan inovasi pertanian
pada akhirnya berdampak pada penurunan daya saing.
Perkembangan IPTEK yang cukup pesat jika tidak diimbangi
dengan kualitas SDM Pertanian yang tinggi, maka akan
mengakibatkan keterlambatan dalam mengambil manfaat dari
kemajuan teknologi tersebut;

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 24


4. Perubahan ikiim menjadi ancaman serius bagi dunia pertanian
karena berdampak serius terhadap lingkungan, produktivitas
pertanian dan ketahanan pangan nasional. Disamping itu petani
masih sangat minim memahami proses adaptasi (penyesuaian)
terhadap perubahan ikiim yang berdampak sistematik bagi hasil
pertanian. Kurangnya informasi utuh tentang perubahan ikiim
dapat menghambat optimalisasi hasil produk pertanian dalam
skala makro. Sehingga, petani kita masih sering mengalami
risiko gagal panen akibat kekeringan, banjir dan ledakan hama;
5. Ketahanan pangan dan pertumbuhan penduduk serta
urbanisasi. Sebagai negara dengan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berlimpah, langkah Indonesia untuk
mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan bukanlah
tanpa hambatan. Urbanisasi, dan pertumbuhan penduduk
membawa dampak terhadap tata kelola bidang agro secara
keseluruhan. Untuk itu, perlu keseriusan, dedikasi, komitmen
dan tanggung jawab semua pihak untuk dapat mewujudkan
swasembada dan ketahanan pangan nasional, baik untuk saat
ini dan bagi generasi penerus. Pertumbuhan penduduk yang
cepat dan urbanisasi serta ketergantungan pada impor pangan
menimbulkan ancaman bagi ketahanan pangan Indonesia.
6. Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai berlaku 31 Desember
2015 merupakan kesempatan yang bagus bagi para
wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan
kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko
ketenagakerjaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan
produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga
kerja yang berasal dari negara-negara tetangga.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 25


BAB III

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

VISI

Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) memiliki tugas melaksanakan


penyusunan teknis, rencana dan program, pelatihan, serta
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT. 140/10/2010. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Puslatan menyelenggarakan fungsi: (i) penyusunan
kebijakan teknis, rencana dan program, kerjasama, dan
pemantauan; (ii) pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan; (iii)
pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan ketenagaan
pelatihan pertanian.
Dalam mendukung visi Badan PPSDMP yaitu "Terwujudnya
Sumber Daya Manusia Pertanian yang Profesional, Mandiri dan
Berdaya Saing Berorientasi Bioindustn Berkelanjutan", serta
memperhatikan tugas dan fungsi, potensi, capaian hasil pada
periode sebelumnya, permasalahan, dan tantangan yang ada,
Puslatan pada periode 2015-2019 menetapkan visi: "Terwujudnya
penyelenggaraan diklat yang profesional untuk mendukung
pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan".
Penyelenggaraan diklat yang profesional artinya penyelenggaraan
Diklat yang memiliki kompetensi, sesuai dengan tugas pokok dan
kekhasan (core) UPT Pelatihan, mempunyai pengetahuan, sikap,
keterampilan, motivasi dan atribut lain yang diperlukan agar dapat
berhasil dalam pekerjaan dan usahanya.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 26


Pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan artinya sistim
pertanian yang bisa mengatasi solusi permasalahan untuk
mempertahankan konservasi kualitas udara melalui penggunaan
bioenergi dan energi terbarukan lainnya di sektor pertanian sehingga
dampak rumah kaca dan perubahan ikiim global, dari emisi gas
NOx, S02, dan kontribusi netto C02 dapat diminimalkan.

B. MISI

Misi Badan PPSDMP adalah: (i) Memperkuat sistem penyuluhan


pertanian yang terpadu dan berkelanjutan; (ii) Memperkuat sistem
pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian yang
kredibel; (iii) Memantapkan sistem pelatihan pertanian yang berbasis
kompetensi dan daya saing; (iv) Memantapkan sistem administrasi
dan manajemen yang transparan dan akuntabel.
Untuk mewujudkan penyelenggaraan diklat yang profesional untuk
mendukung pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan serta
mengacu pada visi Badan PPSDMP maka Puslatan menetapkan
misi sebagai berikut:
1. Menguatkan kapasitas kelembagaan pelatihan;
2. Mengembangkan ketenagaan diklat;
3. Mengembangkan manajemen mutu penyelenggaraan diklat;
4. Mengembangkan program dan jejaring kerjasama pelatihan
pertanian dalam dan luar negeri.

C. TUJUAN

Sejalan dengan tujuan Badan PPSDMP yaitu: (i) Meningkatkan


kemandirian petani dan kelembagaan petani; (ii) Meningkatkan
kapasitas aparatur pertanian dan non aparatur pertanian; (iii)

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 27


Meningkatkan kapabilitas dan kompetensi aparatur pertanian; dan
(iv) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem administrasi dan
manajemen, maka tujuan yang hendak dicapai oleh Puslatan
adalah:

1. Menguatkan kapasitas Kelembagaan Pelatihan Pertanian


pemerintah dan kelembagaan pelatihan petani yang mampu
memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan;
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kediklatan yang
profesional dan berkarakter pada kelembagaan pemerintah dan
kelembagaan petani;
3. Mengembangkan manajemen penyelenggaraan diklat yang
efektif, efisien, transparan dan akuntabel;
4. Mengembangkan diklat berbasis kompetensi melalui
pemanfaatan IT;
5. Mengembangkan model dan teknik diklat;
6. Mengembangkan Inkubator Usaha Tani/Manajemen;
7. Mengembangkan program yang responsif terhadap perubahan
lingkungan strategis dan bersifat tematik;
8. Mengembangkan jejaring kerjasama diklat yang memenuhi
kebutuhan pasar.

D. SASARAN STRATEGIS

Dalam mengembangkan kompetensi sumberdaya manusia aparatur


dan non aparatur pertanian, Puslatan pada tahun 2015-2019 akan
melakukan 4 (empat) kegiatan utama yang terdiri dari:
1. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Pelatihan Pertanian
untuk Memenuhi Kebutuhan Pembangunan Pertanian

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 28


a) Terwujudnya 50 Kelembagaan UPT Pelatihan Pertanian
Pusat (kumulatif) menjadi Kelembagaan yang mampu
bersaing di tingkat Nasional dan Internasional;
b) Terwujudnya 90 UPT Pelatihan Daerah (kumulatif) yang
terstandarisasi dan terakreditasi;
c) Terwujudnya 1.271 unit P4S (kumulatif) sebagai lembaga
pelatihan yang mandiri dalam berusaha tani dan mampu
menyelenggarakan pelatihan/ permagangan berbasis IPTEK;
d) Tersusunnya 273 dokumen kelembagaan pelatihan pertanian
e) Terwujudnya Inkubator Usaha Tani/Manajemen di 10 UPT
pelatihan pusat.

2. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Tenaga Kediklatan


yang Profesional dan Berkarakter pada Kelembagaan
Pelatihan Pertanian

a) Meningkatkan kompetensi 3,053 orang (kumulatif)


Widyaiswara UPT Pelatihan Pusat dan 18 UPT Pelatihan
Daerah, sesuai spesialisasi utamanya dalam mendukung
program prioritas dan pengembangan kawasan pertanian;
b) Meningkatkan kompetensi 3,663 orang tenaga kediklatan dan
fungsional khusus lainnya pada Puslatan, 10 UPT Pelatihan
Pusat dan 18 UPT Pelatihan daerah secara proporsional;
c) Meningkatkan kompetensi 635 orang tenaga instruktur/
pengelola P4S untuk menjadi wirausahawan yang mampu
bersaing di pasar nasional dan internasional melalui
penguasaan IPTEK dan penguasaan bahasa Inggris;
d) Menata ulang sebaran Widyaiswara di 10 UPT Pelatihan
Pusat sesuai spesialisasi secara proporsional, sehingga

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 29


setiap UPT Pelatihan mempunyai spesialisasi Widyaiswara
yang sama satu dengan lainnya;
e) Tersusunnya 53 dokumen kenenagaan pelatihan pertanian;
f) Menambah 150 orang Widyaiswara melalui rekrutmen baru
dan alih fungsi tugas sesuai kebutuhan spesialisasi UPT
Pelatihan Pusat.

3. Terwujudnya Sistem Manajemen Penyelenggaraan Diklat


yang Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel
a) Meningkatkan kompetensi 103,667 aparatur melalui Diklat
prajabatan dan dalam Jabatan (Diklat PIM, Diklat teknis,
Diklat Fungsional, Diklat Administrasi dan Manajemen) untuk
mendukung program prioritas dan pengembangan kawasan
pertanian serta reformasi birokrasi yang responsif gender;
b) Meningkatkan kompetensi 76,805 non aparatur melalui Diklat
Teknis, Diklat Kepemimpinan dan Manajemen, serta Diklat
Kewirausahaan untuk mendukung program prioritas dan
pengembangan kawasan pertanian serta responsif gender;
c) Menyempurnakan/menyusun 35 pedoman dan materi
pelatihan yang mendukung program prioritas dan
pengembangan kawasan pertanian serta reformasi birokrasi;
d) Mengembangkan evaluasi, pemantauan dan meningkatkan
koordinasi dan pengendalian penyelenggaraan Diklat di 10
UPT Pelatihan Pusat dan 18 UPT Diklat Daerah;
e) Tersusunnya 116 dokumen penyelenggaraan pelatihan
pertanian;

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 30


f) Mengembangkan model dan teknik diklat pertanian sesuai
dengan permintaan pasar minimal 20 unit di 10 UPT
Pelatihan Pusat.

4. Pengembangan Jejaring Kerjasama Diklat Dalam dan Luar


Negeri
a) Meningkatkan promosi, publikasi, dan sosialisasi
kelembagaan pelatihan melalui berbagai media informasi
seperti pameran, profil, media cetak, elektronik, diorama,
display, di Puslatan dan 10 UPT Pelatihan Pertanian Pusat;
b) Peningkatan 60 kegiatan koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi kerjasama diklat dan permagangan pertanian
Dalam dan Luar Negeri dengan pihak terkait;
c) Menyempurnakan Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Diklat
Dalam dan Luar Negeri (termasuk standar biaya
penyelenggaraan diklat kerjasama);
d) Memperluas jejaring kerjasama diklat dan/atau permagangan
dalam dan luar negeri serta sumber pembiayaanhya.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 31


BAB IV

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN


KERANGKA KELEMBAGAAN

A. ARAH KEBIJAKAN

Arah kebijakan umum Badan PPSDMP dalam pengembangan


sumberdaya manusia pertanian, adalah: (i) pemberdayaan peran
dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan (BPP/BP3K)
sebagai pusat koordinasi program dan kegiatan di wilayah; (ii)
peningkatan daya saing dan kinerja Balai Pelatihan; (iii) revitalisasi
STPP dan SMK-PP serta sertifikasi profesi pertanian; dan (iv)
pemantapan sistem adrrtinistrasi dan manajemen yang transparan
dan akuntabel. Adapun fokus Badan PPSDMP dalam upaya
pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui peningkatan efektifitas
penyuluhan dalam mendukung pencapaian target pembangunan
pertanian yang mencakup pelaku utama dan pelaku usaha;
penyuluh dan petugas teknis; dan aparatur pemerintah terkait
pertanian lainnya, serta pemenuhan unsur daya saing tenaga kerja
sektor pertanian
Sejalan dengan arah kebijakan Badan PPSDMP, kegiatan Pelatihan
Pertanian difokuskan pada Peningkatan Daya saing dan kinerja
UPT Pelatihan, yaitu:
1. Peningkatan dayasaing lembaga Diklat Pertanian melalui; (i)
Pengembangan sistem manajemen mutu, (ii) pengembangan
Prasarana-sarana UPT Pelatihan menuju Badan Layanan Usaha
(BLU), dan (iii) pengembangan ATP;
2. Peningkatan kompetensi Widyaiswara dan Tenaga Kediklatan
lainnya;

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 32


3. Pengembangan Diklat Berbasis Standar Kompetensi Kerja
(SKK) yang berdaya saing;
4. Pengembangan model dan pola diklat yang berorientasi pasar,
bio-industri berkelanjutan, berbasis kawasan;
5. Peningkatan peran 10 UPT Pelatihan Pusat dalam penguatan
Kelembagaan Penyuluhan Pertanian (BP3K);
6. Fasilitasi P4S sebagai lembaga diklat swadaya yang mandiri
dalam berusaha tani dan mampu menyelenggarakan pelatihan/
permagangan berbasis IPTEK;
7. Pengembangan Jejaring Kerjasama dan Kemitraan dalam dan
luar negeri yang saling menguntungkan.

B. STRATEGI

Strategi kebijakan pelatihan pertanian adalah meningkatkan Daya


Saing dan Kinerja Balai Pelatihan, dengan rincian sebagai berikut:
1. Standarisasi mutu layanan kediklatan;
2. Peningkatan prasarana dan sarana UPT Pelatihan Pertanian;
3. Pemberdayaan P4S sebagai penyelenggara diklat non aparatur
4. Peningkatan kapasitas Widyaiswara dan Tenaga Kediklatan;
5. Pemantapan sistem pelatihan pertanian berbasis kompetensi dan
daya saing;
6. Pengembangan program dan jejaring kerjasama pelatihan.

C. KERANGKA REGULASI

Kerangka regulasi selain sebagai alat untuk mencapai


tujuan/sasaran pengembangan kapasitas aparatur dan non aparatur
pertanian, kerangka regulasi juga disusun sebagai intrumen untuk
memecahkan permasalahan yang penting, mendesak, dan memiliki

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 33


dampak besar terhadap pencapaian sasaran pengembangan
sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian. Regulasi
yang akan disusun meliputi:
1. Payung hukum transformasi kelembagaan UPT Pelatihan
menjadi Lembaga Diklat Mandiri/Badan Layanan Usaha (BLU);
2. Meningkatkan legalitas dasar hukum Petunjuk Pelaksanaan
Pengelolaan Inkubator Usahatani menjadi Pedoman
Umum/Permentan Pengelolaan Inkubator Usahatani.
3. Peningkatan payung hukum diklat berbasis kompetensi dengan
pemanfaatan IT.

D. KERANGKA KELEMBAGAAN

Tugas dan fungsi UPT Pelatihan disesuaikan dengan kondisi


Iingkungan strategis untuk mendukung pencapaian kinerja
organisasi eselon I yang lebih profesional.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 34


BABV

PROGRAM, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU), INDIKATOR


KINERJA KEGIATAN (IKK), TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN

A. PROGRAM

Program Badan PPSDM Pertanian adalah Peningkatan Penyuluhan,


Pendidikan, dan Pelatihan Pertanian, yang dijabarkan pada kegiatan
Pusat Pelatihan Pertanian yaitu Pemantapan Sistem Pelatihan
Pertanian. Dalam mengimplementasikan Program tersebut Puslatan
merumuskan kegiatan dan indikator kedalam 4 (empat) pilar yaitu :
(i) Peningkatan Penyelenggaraan Diklat Pertanian; (ii) Kelembagaan
Pelatihan Pertanian; (iii) Peningkatan Ketenagaan Pelatihan
Pertanian; (iv) Pengembangan program dan Jejaring Kerjasama
Diklat.

B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)


Indikator Kinerja Utama digunakan sebagai acuan ukuran kinerja
yang digunakan oleh Puslatan dengan tujuan untuk: (i) menetapkan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT); (ii) menyampaikan rencana kerja
dan anggaran; (iii) menyusun dokumen penetapan kinerja; (iv)
menyusun laporan akuntabilitas kinerja; dan (v) melakukan evaluasi
pencapaian kinerja sesuai Rencana Strategis Badan PPSDMP per
tahun 2015-2019 meliputi:
1. Jumlah kelompok tani yang meningkat kapasitasnya;
2. Jumlah BP3K yang meningkat kapasitasnya;
3. Jumlah penyuluh pertanian yang berkinerja baik;
4. Jumlah aparatur lulusan pendidikan tinggi pertanian yang
memenuhi Standar Kompetensi Kerja (orang);
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 35
5. Jumlah non aparatur lulusan pendidikan menengah pertanian
dengan kompetensi sesuai dunia usaha/ industri (orang);
6. Jumlah aparatur pertanian yang memenuhi Standar Kompetensi
Kerja (orang);
7. Jumlah non aparatur pertanian yang memenuhi Standar
Kompetensi Kerja (orang);
8. Peningkatan kualitas dukungan manajemen dan teknis lainnya
(kegiatan).
Sedangkan IKU Pusat Pelatihan Pertanian tahun 2015-2019
sebagaimana butir 6 dan 7 pada IKU Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, yaitu:
1. Jumlah aparatur yang meningkat kompetensinya;
2. Jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya.

C. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)


Mengacu pada IKK yang terdapat pada Renstra Badan PPSDMP,
IKK Pusat Pelatihan Pertanian adalah sebagai berikut:
1. Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya
melalui Diklat (orang);
2. Jumlah non aparatur yang ditingkatkan kompetensinya melalui
Diklat (orang);
3. Jumlah UPT pelatihan yang meningkat standarisasi
pelayanannya (Unit);
4. Jumlah kelembagaan pelatihan petani (P4S) yang diklasifikasi;
5. Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian (widyaiswara, tenaga
teknis kediklatan, instruktur P4S dan pengelola P4S) yang
ditingkatkan kompetensinya (orang);
6. Dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian (Kegiatan).

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 36


D. KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

KEGIATAN SASARAN INDIKATOR

Pemantapan Tertatanya Kelembagaan Jumlah kelembagaan


Sistem Pelatihan Pelatihan Pertanian pelatihan pertanian yang
Pertanian difasilitasi dan dikembangkan
(kelembagaan UPT Pusat,
UPT Daerah, P4S dan agro
techo park), (1.411 unit)
Torfooilitoeirtwo
1 v_«l IOOliikU«Jll lj<-« Jumlah ketenanasn ne!atihan
Ketenagaan Pelatihan pertanian yang difasilitasi dan
Pertanian untuk dikembangkan (7.351 orang)
Meningkatkan
Kompetensi
Terlatihnya Aparatur dan Jumlah aparatur pertanian
Non aparatur Pertanian yang ditingkatkan
untuk Meningkatkan kompetensinya melalui Diklat
Kompetensi Kerja (103.667orang)
Jumlah Non Aparatur yang
Ditingkatkan Kapasitasnya
Melalui Pelatihan Pertanian
(76,805 orang)

Tersusunnya Dokumen Jumlah dokumen program dan


Norma, Standar, kerjasama, penyelenggaraan
Pedoman dan Kebijakan pelatihan, kelembagaan, dan
(NSPK) ketenagaan pelatihan, serta
pemberdayaan petani yang
dihasilkan (1.352 dok);
Terselenggaranya Jumlah Desa yang meningkat
Program READ kapasitasnya melalui program
READ (30 desa)
Dukungan pemantapan Jumlah Dukungan
sistem pelatihan pemantapan sistem pelatihan
pertanian pertanian (12 Bulan)

E. TARGET KINERJA

Program/Kegiatan Target
NO
Utama/IKK 2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah aparatur pertanian 15.08 26,940 27,479 28,028 28,589


yang ditingkatkan
kompetensinya melalui
Pelatihan Pertanian
(orang

37
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
Program/Kegiatan Target
NO
Utama/IKK 2015 2016 2017 2018 2019

2 Jumlah non aparatur yang 10.680 17,400 17,748 18,103 18,465


ditingkatkan
kompetensinya melalui
Pelatihan Pertanian
(orang)
3 Jumlah Kelembagaan 228 300 306 312 318
Pelatihan Pertanian yang
Difasilitasi dan
Dikembang-kan
(kelembagaan UPT Pusat,
UPT Daerah, P4S,
inkubator agribisnis
mendukung ATP (Unit)
4 Jumlah Ketenagaan 1.204 1,324 1,350 1,377 1,405
Pelatihan Pertanian yang
Difasilitasi dan
Dikembangkan (Orang)
5 Jumlah desa yang 30
meningkat kapasitasnya
melalui replikasi program
READ (Unit)
6 Jumlah Dokumen program 255 260 265 270 275
dan kerjasama,
penyeleng-garaan
pelatihan, kelembagaan
dan Ketenagaan Pelatihan
serta pemberdayaan
petani yang dihasilkan
(Dokumen)
7 Jumlah Dukungan 12 12 12 12 12
Pemantapan Sistem
Pelatihan Pertanian
(Kegiatan)

38
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
F. KERANGKA PENDANAAN
Sejalan dengan target yang akan dicapai Puslatan dalam kurun
waktu 2015-2019, berikut ini anggaran yang dibutuhkan sebagai
berikut:

Program/Kegiatan ALOKASI ANGGARAN (Rp Milyar Rupiah)


NO
Utama/IKK 2015 2016 2017 2018 2019
Mantapnya sistem 299,45 668,08 731,60 801,26 877,69
pelatihan pertanian dalam
meningkatkan kompetensi
aparatur pertanian dan
non aparatur pertanian;
daya tarik pertanian bagi
tenaga kerja muda;
pelibatan perempuan
petani/pekerja dan
inkubator agribisnis
mendukung Agro Techno
Park (ATP)

39
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
BAB VI
PENUTUP

Rencana Strategis Puslatan tahun 2015-2019 menggambarkan arah


kebijakan dan strategi pelaksanaan kegiatan pelatihan pertanian lima
tahun mendatang, disusun dengan mengacu kepada: (i) hasil-hasil yang
rli^pr\oi norla norinHo 9010 _ 9014 f\W normacglghan Han taP.tanoan

yang dihadapi, dan (iii) Rencana Strategis Badan PPSDMP 2015-2019


dan Rencana Strategis Puslatan 2010-2014.
Penyusunan Rencana Strategis Puslatan tahun 2015-2019
dimaksudkan untuk mewujudkan sumberdaya manusia pertanian
yang kompeten dan berkarakter untuk mendukung pembangunan
pertanian-bioindustri berkelanjutan melalui penyelenggaraan diklat
yang profesional dan berdaya saing, sebagai upaya dalam
mendukung terwujudnya 8 (delapan) langkah pembangunan pertanian,
yaitu: (i) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai;
(ii) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tebu; (iii) Peningkatan
Produksi dan Produktivitas Daging; (iv) Peningkatan Produksi dan
Produktivitas Cabe dan Bawang Merah; dan (v) Peningkatan
Diversifikasi Pangan; (vi) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing,
Ekspor dan Substitusi impor; (vii) Penyediaan bahan baku bioindustri
dan bioenergy; (viii) Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Untuk mengimplementasikan dengan baik Renstra Puslatan, setiap
UPT Pelatihan Pusat perlu menyusun Renstra masing-masing unit yang
menggambarkan arah kebijakan dan strategi yang lebih rinci dengan
mengacu kepada Renstra Pusat Pelatihan Pertanian. Renstra masing-
masing UPT Pelatihan Pusat tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Renstra Puslatan.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 40


Lampiran 1. Capaian Kinerja Anggaran Sistem Pelatihan Pertanian
2010-2014

Tabel 1. Capaian Kinerja Anggaran Sistem Pelatihan Pertanian 2010-2014

Capaian
No. Tahun Pagu (Rp.) Realisasi (Rp)
Kinerja (%)
A
1 .
2010 254.893.804.000 223,000,065,000 87.5%

2.
2011 368.747.710.000 334,860,500,000 90.8%

3.
2012 386.305.705.000 353,950,912,000 91.6%

4.
2013 395.267.576.000 364,873,745,000 92.3%

5.
2014 209.754.618.000 200,435,569,000 95.6%

Jumlah 1.614,969,413,000 1.477.120.791.000 91.5%

Sumber: LAKIP Puslatan 2014.

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 41


Lampiran 2. Potensi Ketenagaan di Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat

Tabel 1. Sebaran Ketenagaan Berdasarkan Unit Kerja dan Pendidikan


NO UNIT KERJA S3 S2 S1 D4 SM D3 D2 SLTA SLTP SD JML

1 Puslatan 1 12 23 0 1 2 0 10 1 0 50

2 PPMKP Ciawi 1 29 36 0 1 4 1 66 18 44 200

BBPKH 16 3 6 74
3 0 18 21 6 0 4 0
Cinagara
4 BBPP Lembang 1 29 43 2 1 5 0 32 4 3 120

5 BBPP Batu 5 12 25 8 0 8 0 29 2 7 96

6 BBPP Ketindan 1 20 30 5 0 5 0 21 5 6 93

BBPP 28 5 6 94
7 1 22 25 2 0 5 0
Batangkaluku
8 BBPP Binuang 0 9 17 3 0 2 0 25 2 5 63

9 BBPP Kupang 0 9 20 6 0 7 0 27 0 3 72

10 BPP Jambi 1 15 21 5 0 1 0 34 1 3 81

11 BPP Lampung 0 7 28 2 0 4 0 18 5 2 66
1.00
TOTAL 11 180 289 39 3 47 1 306 46 85
7
% 1,1 17,9 28,7 3,9 0,3 4,7 0,1 30,4 4,6 8,4 100

Sumber data: Bagian Kepegawaian BPPSDMP 2014.

Tabel 2. Sebaran Ketenagaan Berdasarkan Unit Kerja dan Golongan


NO UNIT KERJA GOL I GOL II GOL. Ill GOL. IV JML

1 Puslatan 0 2 39 9 50

2 PPMKP Ciawi 34 73 71 22 200

3 BBPKH Cinagara 7 16 37 14 74

4 BBPP Lembang 1 33 65 21 120

5 BBPP Batu 9 28 45 14 96

6 BBPP Ketindan 4 25 48 16 93

BBPP 94
7 8 29 46 11
Batangkaluku
8 BBPP Binuang 7 15 32 9 63

9 BPP Kupang 2 23 40 7 72

10 BPP Jambi 3 28 46 4 81

11 BPP Lampung 6 15 31 14 66

TOTAL 81 287 499 140 1.007

% 8,0 28,5 49,6 13,9 100,0


Sumk )er data: Bagian Kepegawaian BPPSDM P 2014.
42
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
Tabel 3. Sebaran Ketenagaan Berdasarkan Unit Kerja dan Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN
NO UNIT KERJA JML
L P
1 Puslatan 22 28 50

2 PPMKP Ciawi 139 61 200

3 BBPKH Cinagara 51 23 74

4 BBPP Lembang 80 40 120

5 BBPP Batu 68 28 96

6 BBPP Ketindan 56 37 93

7 BBPP Batangkaluku 65 29 94

8 BBPP Binuang 47 16 63

9 BPP Kupang 52 20 72

10 BPP Jambi 57 24 81

11 BPP Lampung 44 22 66

TOTAL 679 328 1.007

% 67,4 32,6 100,0

Sumber data: Database Widyaiswara Puslatan Tahun 2014

Tabel 4. Sebaran Widyaiswara Berdasarkan Unit Kerja dan Pendidikan

NO. UPT D4 S1 S2 S3 Jumlah

BBPKH Cinagara 3 5 10 18
1.
BBPP 1 25
2. 1 8 15
Batangkaluku
3. BBPP Batu 3 10 10 2 25

4. BBPP Ketindan - 11 13 - 24

5. BBPP Kupang - 7 4 - 11

6. BBPP Lembang 1 10 19 - 30

7. BPP Binuang 2 2 6 - 10

8. BPP Jambi 2 5 10 - 17

9. BPP Lampung 1 13 2 - 16

10. PPMKP Ciawi - 6 14 - 20

Grand Total 13 77 103 3 196

Sumber data: Database Widyaiswara Puslatan Tahun 2014.


43
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
Tabel 5. Sebaran Widyaiswara Berdasarkan Unit Kerja dan Jabatan.
UPT Pelatihan Wi.
NO. Wi. Madya Wi. Muda Wi. Pertama Jumlah
Pertanian Utama

1. BBPKH Cinagara 7 4 4 3 18

BBPP
2. 6 6 13 25
Batangkaluku
3. BBPP Batu 8 14 3 25

4. BBPP Ketindan 9 7 6 2 24

5. BBPP Kupang 2 4 5 11

6. BBPP Lembang 15 10 3 2 30

7. BPP Jambi 2 8 7 17

8. BPP Lampung 8 2 5 1 16

9. PPMKP Ciawi 12 2 4 2 20

10. BPP Binuang 5 3 2 10

Grand Total 74 60 52 10 196

Sumber data: Database Widyaiswara Puslatan Tahun 2014

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019


44
Lampiran 3. Prasarana/Sarana Pendukung di UPT Pelatihan Pusat

Tabel: 1. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di PPMKP Caiwi


Kapasitas Keterangan
No Prasarana/Sarana Volume
(orang)
1. Aula 4 unit 1.000 baik
2. Ruang Kelas 15 unit 640 baik
3. Asrama 6 unit 665 baik
4. Ruang Makan 5 unit 640 baik
5. Gues House 8 unit 34 baik
6. Perpustakan 1 unit 30 baik
7. Sarana Olah Raga 4 unit 46 baik
8. Sarana Ibadah 4 unit 205 baik
9. Luas Lahan 25,67 Ha - baik
Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014

Tabel: 2. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPKH Cinagara


Kapasitas
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
1. Aula 2 unit 150 baik
2. Ruang Kelas 4 unit 120 baik
3. Asrama 2 unit 145 baik
4. Ruang Makan 3 unit 160 baik
5. Guess House 2 unit 8 baik
6. Perpustakan 1 unit 20 baik
7. Sarana Olah Raga 2 unit 8 baik
8. Sarana Ibadah 1 unit 10 baik
9. Luas Lahan 20 Ha - baik
Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

Tabel: 3. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Lembang


Kapasitas
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
1. Aula 2 unit 300 baik
2. Ruang Kelas 5 unit 180 baik
3. Asrama 3 unit 152 baik
4. Ruang Makan 5 unit 640 baik
5. Guess House 32 unit 4 baik
6. Perpustakan 1 unit 20 baik
7. Sarana Olah Raga 1 unit 15 baik
8. Sarana Ibadah 1 unit 50 baik
45
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
Kapasitas
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
9. Luas Lahan 11,18 Ha. - baik
Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

Tabel: 4. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Batu


Kapasitas
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
1. Aula 7 unit 200 baik
2. Ruang Kelas 6 unit 180 baik
3. Asrama 7 unit 202 baik
4. Ruang Makan 2 unit 150 baik
5. Gues House 3 unit 18 baik
6. Perpustakan 1 unit 30 baik
7. Sarana Olah Raga 4 unit 80 baik
8. Sarana Ibadah 1 unit 100 baik
9. Luas Lahan 3,31 Ha. - baik
Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

Tabel: 5. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Ketindan


Kapasitas
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
1. Aula 1 unit 200 baik
2. Ruang Kelas 4 unit 220 baik
3. Asrama 6 unit 126 baik
4. Ruang Makan 2 unit 225 baik
5. Guess House 3 unit 18 baik
6. Perpustakan 1 unit 20 baik
7. Sarana Olah Raga 1 unit 15 baik
8. Sarana Ibadah 1 unit 85 baik
9. Luas Lahan 4,73 Ha. - baik
Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

Tabel: 6. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Batangkaluku


Kapasitas
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
1. Aula 2 unit 250 baik
2. Ruang Kelas 6 unit 180 baik
3. Asrama 6 unit 220 baik
4. Ruang Makan 2 unit 120 baik
5. Guess House 4 unit 36 baik
6. Perpustakan 1 unit 20 baik

Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 46


Kapasitas
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
7. Sarana Olah Raga 1 unit 10 baik
8. Sarana Ibadah 1 unit 100 baik
9. Luas Lahan 11,51 Ha. baik

Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

Tabel: 7. Prasarana /Sarana Pendukung Diklatdi BBPP Binuang


\jf*^ ¥\ *-»e' ?♦«■> c»
i \apcioucio
No Prasarana/Sarana Volume Keterangan
(orang)
1. Aula 1 unit 80 baik
2. Ruang Kelas 4 unit 120 baik
3. Asrama 120 unit 4 baik
4. Ruang Makan 2 unit 125 baik
5. Gues House 2 unit 14 baik
6. Perpustakan 1 unit 15 baik
7. Sarana Olah Raga 1 unit 4 baik
8. Sarana Ibadah 1 unit 40 baik
9. Luas Lahan 11,8 Ha. - baik

Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

Tabel: 8. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Kupang


Volume Kapasitas
No Prasarana/Sarana Keterangan
(unit) (orang)
1. Aula 2 80 baik
2. Ruang Kelas 4 120 baik
3. Asrama 5 165 baik
4. Ruang Makan 2 150 baik
5. Guess House 2 10 baik
6. Perpustakan 1 30 baik
7. Sarana Olah Raga 2 16 baik
8. Sarana ibadah 1 15 baik
9. Luas Lahan 9,3 Ha. - baik

Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

47
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
Tabel: 9. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BPP Jambi
• 1

Volume Kapasitas Keterangan


No Prasarana/Sarana (orang)
(unit)
4 100 baik
1. Aula
Ruanq Kelas 3 120 baik
2.
4 150 baik
3. Asrama
Ruang Makan 2 150 baik
4.
Gues House 1 5 baik
5.
Perpustakan 1 30 baik
6.
Sarana Olah Raga 2 10 baik
7.
Sarana Ibadah 1 40 Baik
8.
50,02 Ha. baik
9. Luas Lahan -

Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

Tabel: 10. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BPP Lampung


Volume Kapasitas Keterangan
No Prasarana/Sarana (orang)
(unit)
¥1 150 baik
1. Aula
Ruanq Kelas 3 220 baik
2.
Asrama 6 95 baik
3.
Ruana Makan 3 100 baik
4.
Guess House 6 52 baik
5.
Perpustakan 1 30 baik
6.
Sarana Olah Raga 2 8 baik
7.
Sarana Ibadah 1 60 baik
8.
Luas Lahan 8.7 Ha. baik
9.
-

Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014.

48
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
Lampiran 4. Spesialisasi Widyaiswara di UPT Pelatihan Pusat
Tabel 1. Keragaan Widyaiswara Pertanian pada UPT Pelatihan Pusat
Berbasis Pertanian menurut Jenis SpesialisasiTahun 2014.

BBPP BBPP BPP BPP Jumlah


BBPP BBPP
No. Spesialisasi Lembang Ketindan Btkaluku Binuang Jambi Lampung (Orang)

Budidaya 10 7 3 5 6 4 33
1.
Tanaman
Hama dan
2 0 3 0 10
2. Penyakit 1 4
Tanaman
Konservasi
1 1 0 0 0 2
3. Lahan dan 0
Klimatologi
Mekanisasi 3 0 1 1 5
4. 0 0
Pertanian
Pasca Panen
dan Teknologi 4 6' 4 0 3 3 21
5.
Hasil
Pertanian
Pengelolaan
1 1 0 0 1 3
6. Limbah 1
Tanaman
Penyuluhan 3 5 3 3 3 26
7. 9
Pertanian
Sosial
2 5 2 1 4 21
8. Ekonomi 5
Pertanian
24 25 10 17 16 122
Jumlah 30

49
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019
Tabel 2. Keragaan Widyaiswara Pertanian pada UPT Pelatihan Pusat
Berbasis Peternakan menurut Jenis Spesialisasi Tahun 2014

BBPKH BBPP BBPP Jumlah


No Spesialisasi Cinagara Batu Kupang (Orang)
Kesehatan Hewan dan 4 2 15
1. 9
Kesmavet
Pakan dan Nutrisi Ternak 1 3 2 6
2.
Pasca Panen dan 6 1 7
3. 1
Tekno!oni Hasil Ternak
Pengelolaan Limbah 0 2 1 2
4.
Peternakan

5. Produksi Ternak 3 6 4 11

Penyuluhan Pertanian 4 2 0 8
6.

Sosial Ekonomi Pertanian 0 2 1 5


7.

Jumlah 18 25 11 44

50
Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019

Anda mungkin juga menyukai

  • KOPMA
    KOPMA
    Dokumen20 halaman
    KOPMA
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Kuali Nona
    Kuali Nona
    Dokumen6 halaman
    Kuali Nona
    bobi
    Belum ada peringkat
  • SMK Pasundan
    SMK Pasundan
    Dokumen31 halaman
    SMK Pasundan
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Sman Tomo
    Sman Tomo
    Dokumen19 halaman
    Sman Tomo
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Kredit Macet
    Kredit Macet
    Dokumen23 halaman
    Kredit Macet
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Chingu Cafe
    Chingu Cafe
    Dokumen32 halaman
    Chingu Cafe
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Kematian Bayi
    Kematian Bayi
    Dokumen75 halaman
    Kematian Bayi
    bobi
    Belum ada peringkat
  • Riba
    Riba
    Dokumen11 halaman
    Riba
    bobi
    Belum ada peringkat