Kasus Marternitas
Kasus Marternitas
6 Hari : 1 X 4 = 4 MINGGU
1X2 = 2 HARI
= 5 MINGGU 1 HARI
Jawaban : E. 24 Minggu
Mola hydatidosa atau hamil anggur adalah pembentukan ari-ari (plasenta) yang abnormal saat
kehamilan. Hamil anggur tergolong komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Plasenta atau
ari-ari yang terbentuk pada penderita hamil anggur tidak normal dan terbentuk seperti
sekumpulan anggur.
Tanda-tanda hamil anggur awalnya sama dengan kehamilan normal. Namun seiring
pertambahan usia kehamilan, hamil anggur (mola hydatidosa) bisa ditandai dengan gejala
khusus, seperti:
Perdarahan pada trimester pertama. Terkadang perdarahan ini bisa mirip dengan
perdarahan implantasi.
Mual dan muntah yang sangat parah.
Perut terlihat membesar melebihi usia kehamilan.
Keluarnya cairan berwana kecoklatan atau gumpalan-gumpalan seperti anggur dari
dalam vagina.
Nyeri panggul
Hamil anggur (mola hydatidosa) terjadi karena awal proses pembuahan yang tidak normal.
Bisa karena sperma yang membuahi sel telur kosong atau terdapat 2 sperma yang membuahi
satu sel telur.
Pada kondisi sel sperma yang membuahi sel telur kosong disebut dengan hamil anggur
lengkap. Pada hamil anggur lengkap, sel terbentuk hanya dari gen ayah sehingga janin tidak
terbentuk. Namun, plasenta atau ari-ari tetap tumbuh dan tumbuh menjadi tidak normal.
Pada kondisi 2 sel sperma yang membuahi 1 sel telur disebut dengan hamil anggur sebagian.
Pada kondisi ini terdapat tambahan genetik dari ayah, sehingga hasil pembuahan tidak bisa
bertahan lama atau mati dalam beberapa minggu.
b. Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah ketika seorang wanita hamil dengan dua
janin atau lebih di saat bersamaan. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada kehamilan yang
berasal dari fertilisasi in vitro atau proses bayi tabung, jika dibandingkan dengan kehamilan
spontan.
Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan kembar, seperti:
Ras. Ternyata, ras Afrika memiliki frekuensi kehamilan kembar lebih tinggi dari kulit
putih.
Keturunan. Jika terdapat riwayat keturunan kembar dari pihak ibu, maka
kemungkinan kehamilan kembar lebih meningkat.
Umur. Semakin tinggi umur, yakni di atas 35 tahun, maka semakin tinggi frekuensi
kehamilan kembar. Barulah setelah umur 40 tahun frekuensi kehamilan kembar
menurun lagi.
Frekuensi kehamilan ibu. Frekuensi kehamilan kembar meningkat sesuai dengan
jumlah kehamilan ibu.
Waktu. Kemungkinan kehamilan kembar meningkat sesaat setelah penghentian waktu
penggunaan kontrasepsi pil.
Terapi infertilitas. Obat-obatan saat terapi tersebut dapat merangsang indung telur
untuk mengeluarkan telur lebih dari satu, sehingga dapat dibuahi pada waktu yang
sama
c. Ancaman Abortus
Abortus bukan merupakan suatu tindakan aborsi, melainkan kondisi alami yang mungkin
terjadi pada masa kehamilan. Abortus imminens adalah salah satu tanda atau peringatan
keguguran yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Kondisi ini ditandai
dengan terjadinya perdarahan dari vagina. Perdarahan bisa berupa bercak atau flek
kecokelatan hingga yang disertai gumpalan darah. Gejala keguguran ini juga disertai dengan
rasa nyeri di area perut dan punggung bawah akibat kontraksi rahim, padahal pelebaran leher
rahim (serviks) belum terjadi.Abortus imminens adalah kondisi yang dapat berpotensi
menyebabkan keguguran sehingga dikenal pula dengan istilah threatened abortion atau
ancaman keguguran dalam istilah medis. Disebut sebagai ancaman karena keluarnya flek
darah pada trimester awal merupakan salah satu gejala keguguran yang umumnya muncul
pertama kali.Munculnya flek kecokelatan selama kehamilan, terutama pada trimester awal,
adalah kondisi yang umum terjadi. Namun, sebanyak 20-30% wanita hamil dapat mengalami
risiko komplikasi kehamilan ini dalam 20 minggu pertama kehamilan.
Penyebab abortus imminens masih belum dapat diketahui secara jelas. Akan tetapi, kondisi
ini umum terjadi pada ibu hamil yang sebelumnya pernah mengalami masalah
keguguran.Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang mengancam wanita mengalami abortus,
yakni:
Janin abnormal akibat kelainan kromosom. Jika bayi memiliki kelebihan atau
kekurangan kromosom maka bayi tidak dapat berkembang secara normal
Masalah plasenta
Infeksi virus atau bakteri selama kehamilan
Mengalami trauma atau benturan keras di sekitar perut
Terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu
Kelebihan berat badan atau obesitas
Kebiasaan minum minuman beralkohol saat sedang hamil
Terlalu banyak mengonsumsi kafein
Kehamilan usia tua (di atas usia 35 tahun
d. Preeklampsia Ringan
Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang biasanya ditandai dengan tekanan darah
tinggi dan ditemukannya protein dalam urine ibu hamil. Kondisi ini menimpa sekitar 5-8
persen dari total ibu hamil di seluruh dunia.
Pada beberapa ibu hamil, preeklamsia ringan biasanya tidak menunjukkan gejala. Namun
pada pemeriksaan rutin bulanan, ibu hamil yang terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi
(hipertensi) kemudian ditemukan protein dalam tes urine, maka bisa dibilang itu adalah gejala
awal preeklampsia.Dokter akan mendiagnosis Anda menderita preeklampsia ringan ketika:
e. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah hamil di luar kandungan atau rahim. Kondisi ini menyebabkan
perdarahan dari vagina dan nyeri hebat di panggul atau perut bawah. Kehamilan ektopik
harus segera ditangani karena dapat berbahaya, dan janin juga tidak akan berkembang dengan
normal.
Kehamilan berawal dari sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma. Pada proses kehamilan
normal, sel telur yang telah dibuahi akan menetap di tuba falopi (saluran sel telur) selama
kurang lebih tiga hari, sebelum dilepaskan ke rahim. Di dalam rahim, sel telur yang telah
dibuahi akan terus berkembang hingga masa persalinan tiba.
Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada rahim, melainkan
pada organ lain. Tuba falopi adalah organ yang paling sering ditempeli sel telur pada
kehamilan ektopik. Selain tuba falopi, kehamilan ektopik juga bisa terjadi di indung telur,
leher rahim (serviks) atau di rongga perut.
Meskipun belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kehamilan ektopik, namun
kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kerusakan pada tuba falopi, yaitu saluran yang
menghubungkan indung telur dan rahim.
c. Urine Reduksi
Urine reduksi adalah pemeriksaan uji laboratorium untuk mengetahui kadar gula pada pasien.
Protein urine merupakan pemeriksaan uji laboratrium untuk mengetahui adanya protein
didalam urine. Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan
pada ibu hamil.
Plano test titrasi adalah pemeriksaan untuk mengonfirmasi kehamilan dengan cara
pengenceran dan mendeteksi ada atau tidaknya hormon kehamilan.
e. urine protein
Pemeriksaan protein urine adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai jumlah
protein yang terdapat dalam urine. Jika ternyata diketahui terdapat kelebihan protein dalam
urine, hal ini dapat mengindikasikan penyakit tertentu, khususnya kelainan pada ginjal.
Pada kondisi ginjal yang sehat, normalnya tidak ditemukan kadar protein dalam urine. Bila
memang ditemukan, jumlahnya pun hanya sedikit. Namun, bila ginjal mengalami gangguan,
maka kemampuan ginjal untuk menyaring dan menyerap protein dalam darah akan
terganggu.
Jawaban : c. Urine Reduksi
19. Asuhan kebidanan pada Ny. Z adalah....
a. Istirahat di Rumah
Kurang istirahat atau tidur akan menyebabkan sistem kekebalan tubih menurun dan
tertanggu. Pada saat tidur atau istirahat, tubuh secara aktif memproduksi zat sitokin. Sitokin
adalah zat protektif bagi tubuh yang berfungsi melawan benda asing, seperti bakteri dan
virus.
Berikut ini merupakan manfaat yang dapat dirasakan jika menjalani diet rendah kalori, yakni:
Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender, dan
kebutuhan fisik
Mengurangi lemak perut dan pinggang
Memperbaiki dan meningkatkan mood serta stres
Meningkatkan durasi dan kualitas tidur
Cara melakukan.
7. Olahraga
Diet rendah protein adalah pola makan yang membatasi protein dari makanan atau konsumsi
sehari-hari. Pada diet ini, asupan proteinnya lebih rendah dari kebutuhan normal. Diet rendah
protein diberikan kepada seseorang yang mengalami penurunan fungsi ginjal menahun atau
penyakit gagal ginjal kronis.
e. Pemberian Antihipertensi
Pemberian obat antihipertensi dari dokter ke pasien akan disesuaikan dengan penyebab
hipertensi, tingkat keparahan, kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, dan respons
tubuh pasien terhadap obat.
Obat antihipertensi adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan
darah tinggi atau hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi yang sering diderita sebagian
orang, ditandai dengan tekanan darah yang berada di atas level normal (lebih tinggi dari
130/80 milimeter merkuri (mmHg). Tekanan darah yang melebihi batas normal dapat
menekan dinding arteri. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat mengakibatkan penyakit yang lebih
berbahaya seperti stroke, serangan jantung, gagal jantung, hingga penyakit ginjal.
Penderita hipertensi bisa hanya diberikan satu jenis obat saja untuk menurunkan tekanan
darah. Namun, tidak sedikit pasien yang membutuhkan lebih dari satu atau beberapa
kombinasi obat antihipertensi.
a. 1 minggu.
b. 2 minggu.
c. 3 minggu.
d. 4 minggu.
e. 5 minggu.
Pembahasan :