DASAR
STIKES KESEHATAN BARU PRODI D III
KEPERAWATAN DOLOKSANGGUL TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
MODUL
METODOLOGI KEPERAWATAN
Penanggung Jawab :
WINTA M BATUBARA, S.KEP,NS,MKM
Tim Penyusun :
Winta M. Batubara S.Kep,Ns MKM
Lidia E Silaban, S.Kep, Ns
2020 Mengetahui;
DAFTAR ISI
Daftar i
BAB I
TINJAUAN MATA KULIAH
A. Deskpripsi mata kuliah
Mata kuliah ini adalah dasar program studi yang setelah menyelesaikan
mata kuliah ini mahasiswa akan mampu mengetahui tentang konsep
keperawatan dasar dan bagaimana SOP dari tindakan keperawatan
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mencapai:
a.Aspek hars skills
kognitif:
Mengingat,Memahami, Mengaplikasikan,Menganalisis
PSikomotor :
Mengamati, Mempraktekkan, Memodifikasi
b. Aspek soft skills
berpikir kreatis, berpikir kritis, berpikir analitis, berpikir inovatif,
mampu mengatur waktu, berargumen logis, mandiri, dapat mengatasi
stress, Memahami Keterbatasan diri, Kepemimpinan,Kerja dalam tim,
komunikasi lisan,memasarkan diri, sinergi negosiasi,
fleksibel,adaptasi,tanggung jawab, berbiara di depan umum,
memilikisensitivtas budaya.
C. Bahan Kajian
1. Konsep Berpikir Kritis I
2. Konsep Berpikir kritis II
3. Konsep Proses Keperawatan I
4. Konsep Proses Keperawatan II
5. Konsep Proses Keperawatan III
6. Pengkajian Keperawatan
7. Diagnosa Keperawatan
8. Perencanaan Keperawatan I
9. Perencanaan KeperawatanII
10. Implementasi Keperawata
11. Evaluasi Asuhan Keperawatan
12. Aplikasi Proses Keperawatan sebagai metode ilmiah dalam
asuhan keperawtan
13. Aplikasi proses keperawatan sebgai metode ilmiah dalam
asuhan keperawatan I
14. Aplikasi proses keperawatan sebgai metode ilmiah dalam
asuhan keperawatan II
D. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Bagi Mahasiswa
Petunjuk Bagi Mahasiswa untuk memperoleh hasil belajar seara
maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang
perlu dilaksanakan antara lain:
a. Baalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang
ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
kurag jelas, mahasiswa dapat bertanya pada dosen atau
instruktu yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatis (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar peahaman yang telah dimiliki terhadap materi-
materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari terori dan praktik, perhatikanlah
hal-hal berikut ini :1)perhatikan pentunjuk-petunjuk keselamatan kerja
yang berlaku. 2)pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan
baik.3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan
dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4). Gunakan alat sesuai
prosedur pemakaian yang benar. 5). Untuk melakukan kegiatan praktikum
yang belum jelas, harus meminta ijin dosen atau instruktur terlebih dahulu.
6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula
a. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2. Petunjuk Bagi Dosen
Dalam setiap kegiatan belajar dosen atau instruktur berperan untuk :
a. Membantu mahasiswa dalam merencanakan proses belajar
b. Membimbing mahasiswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar
c. Membantu mahasiswa dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan mahasiswa mengenai proses belajar mahasiswa
d. Membantu mahasiswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping dosen dari tempat kerja untuk
membantu jika diperlukan.
A. Pengalaman Belajar Mahasiswa
Pengalaman Belajar Mahasiswa yang diwujudkan dalam deskripsi tugas
yang harus dikerjakan oleh mahasiswa dalam RTM adalah bentuk kegiatan
belajar mahasiswa yang dipilih agar mahasiswa mampu mencapai
kemampuan yang diharapkan disetiap tahapan pembelajaran.
Proses ini termasuk didalamnya kegiatan asesmen proses dan hasil
belajar mahasiswa. Deskripsi Tugas :
▪ Tugas mandiri dari hasil tutorial
▪ Tugas Pleno
▪ Tugas Skills Lab
▪ Tugas Diskusi topik
▪ Tugas
Kuliah
Pengantar
Asesmen
Proses :
▪ Penilaian Diskusi Pleno
▪ Penilaian Proses Tutorial
▪ Penilaian hasil diskusi kelompok/topik
▪ Penilaian Tugas Skills Lab
▪ Penilaian
Tugas Kuliah
Pengantar Asesmen
hasil Belajar :
▪ Ujian UTS DAN UAS
▪ Ujian keterampilan/Skills Lab
▪ Ujian OSCE
Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/praktikum harus mengikuti
persyaratan berikut
:
a. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 85%
b. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi pleno 85%
c. Minimal kehadiran dalam kegiatan keterampilan klinik 85%
d. Minimal kehadiran dalam kegiatan praktikum 85%
e. Minimal kehadiran dalam kegiatan Kuliah Pengantar 80%
Apabila tidak lulus dalam ujian tulis, mahasiswa mendapat kesempatan
untuk ujian remedial satu kali pada akhir tahun akademik yang
bersangkutan. Jika masih gagal, mahasiswa yang bersangkutan harus
mengulang mata kuliah
B. Norma Akademik
1. Kehadiran mahasiswa dalam kuliah tatap muka minimal 85% dari total
pertemuan kuliah yang terlaksana.
2. Kegiatan pembelajaran sesuai jadwal resmi dan jika terjadi perubahan
ditetapkan bersama antara dosen dan mahasiswa.
3. Toleransi keterlambatan 10 menit.
4. Selama proses pembelajaran berlangsung laptop dimatikan. Kecuali, atas ijin
dosen pengajar.
5. Pengumpulan tugas ditetapkan sesuai jadwal
6. Yang berhalangan hadir karena sakit (harus ada keterangan sakit/surat
pemberitahuan sakit) dan halangan lainnya harus menghubungi dosen sebelum
perkuliahan atau ijin disampaikan oleh wali.
7. Memakai seragam dan bersepatu dalam perkuliahan (dilarang menggunakan kaos
kaki berwarna saat perkuliahan).
8. Kecurangan dalam ujian, nilai mata kuliah yang bersangkutan nol.
Topik 1
1. Umum
2. Khusus
B. POKOK-POKOK MATERI
C. URAIAN MATERI
Anabolisme
Anabolisme merupakan proses memperbarui dan memperbaiki sel-sel tubuh melaui
pembakaran kalori menggunakan energi yang dihasilkan tubuh melalui proses
katabolisme.
Jika Anda mengonsumsi lebih banyak kalori dari makanan atau minuman, maka tubuh
akan menyimpan kelebihan energi yang dihasilkan sebagai jaringan lemak.
D. PENUTUP
1. Ringkasan
2. Pertanyaan
percaya
Topik 2
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-
lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun
yang pathogen atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari
semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam
membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan
tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat
menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi
digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau
sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
2. Jenis Peralatan yang dapat Disterilkan
1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga lambung, drain
dan lain-lain.
4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
5. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
6. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
7. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain.
8. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju, sprei,
sarung bantal dan lain-lain.
4. Metode Sterilisasi
5 . Macam-Macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau
secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan
dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada
jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan
sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris
organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
1. Alkoho
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang
dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi
permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi
permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan,
diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan
akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa,
operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan
glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus
akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen
digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air
digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2%
digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+)
maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya
pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen.
Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah
dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan
organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
C. PENUTUP
1. Ringkasan
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi
dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa
ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga
kesehatan dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses
penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah
terjadinya infeksi.
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien
yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya
infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi
dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang
terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas
tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah ini. Juga bagaimana
aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan.
2. Pertanyaan
Topik 3
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
C. URAIAN MATERI
a. Pengaturan kimiawi
Bufer kimia yang paling banyak di dalam cairan ekstrasel adalah system buffer asam
karbonat-bikarbonat. Sistem ini berespon dalam beberapa detik untuk mengubah pH,
sehingga system tersebut menjadi system buffer tercepat. Sistem ini merupakan system
yang adaptif dan memiliki efek yang relative singkat. System ini disajikan dalam
bentuk persamaan seperti berikut ini:
Sistem buffer kimia yang kedua melibatkan protein plasma (albumin, fibrinogen dan
protombin) dan gama globulin yang membentuk sekitar 6-7% plasma darah. Protein ini
dapat melepaskan atau berikatan dengan ion hydrogen untuk memperbaiki asidosis atau
alkalosis. Namun, kapasitas protein plasma untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa cairan ekstrasel terbatas, dan protein tidak mampu memperbaiki
ketidakseimbangan asam-basa yang berlangsung dalam jangka panjang.
b. Pengaturan biologis
Bufer biologis terjadi jika ion hydrogen diabsorpsi atau dilepaskan oleh sel-sel tubuh.
Ion hydrogen memiliki muatan positif yang harus ditukar dengan ion lain yang
bermuatan positif, seringkali ion yang digunakan adalah kalium. Pada kondisi kelebihan
asam, ion hydrogen memasuki sel, dan ion kalium meninggalkan sel kemudian
memasuki cairan ekstrasel. Cairan ekstrasel kemudian menjadi kurang asam karena ion
hydrogen berkurang. Walaupun begitu, pertukaran ini menyebabkan tingginya
kandungan kalium dalam serum. Setelah asidosis diperbaiki, kalium kembali memasuki
sel dan kadar kalium kembali normal. Bufer biologis ini terjadi setelah buffer kimiawi
jangka pendek, dan berlangsung selama 2-4 jam.
c. Pengaturan fisiologis
Paru-paru
Bufer fisiologis di dalam tubuh adalah paru-paru dan ginjal. Paru-paru dapat
beradaptasi dengan cepat terhadap adanya ketidakseimbangan asam-basa. Pada
kenyataannya, paru-paru dapat melakukan upaya untuk mengembalikan pH ke nilai
normal sebelum buffer biologis dapat melakukannya.
Ginjal
Ginjal dapat membutuhkan beberapa jam sampai beberapa hari untuk mengatur
gangguan asam-basa. Ginjal menggunakan tiga mekanisme untuk mengatur konsentrasi
ion hydrogen. Ginjal dapat mengabsorpsi bikarbonat selama terjadi kelebihan asam dan
mengekresikannya selam terjadi kekurangan asam. Ginjal menggunakan ion fosfat
(PO43-) untuk membawa ion hydrogen dengan mengekresikan asam fosfat (H 3PO4) dan
membentuk asam-basa. Ginjal juga mengubah ammonia (NH 3) menjadi ammonium
(NH4-) dengan mengikatnya pada sebuah ion hidrogen.
2. Mekanisme Kerja Hormon
Langkah pertama adalah mengaktivasi reseptor hormon. Pengikatan hormon pada
reseptor spesifik di sel target. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut
tidak akan memberi respons. Beberapa reseptor terletak di membran sel (protein,
peptida, dan hormon katekolamin), sedangkan yang lain terletak di sitoplasma (hormon
steroid) dan nukleus (hormon tiroid). Reseptor hormon merupakan protein yang
berukuran besar, dan setiap sel yang distimulasi biasanya berisi sekitar 2000 sampai
100.000 reseptor. Jumlah reseptor biasanya tidak konstan dari hari ke hari, bahkan dari
menit ke menit. Reseptor juga sering kali dinonaktifkan atau dihancurkan, pada lain
waktu akan kembali di aktifkan atau dibuat baru dengan mekanisme pembentukan
protein.
D. PENUTUP
1. Ringkasan
2. Pertanyaan
Topik 4
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian enzim
2. Struktur enzim
C. URAIAN MATERI
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah protein yang berperan sebagai pemercepat proses reaksi kimia (katalis)dalam
metabolisme makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan secara
lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan
katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk
sampingan yang beracun.
2. Struktur Enzim
Enzim berdasarkan strukturnya dapat kita bedakan menjadi dua yaitu: 1) enzim sederhana,
yang tersusun atas protein saja; 2) enzim yang bersifat kompleks, yaitu strukturnya tersusun dari
protein dan nonprotein.
Enzim yang kompleks terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian
enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tersusun atas
nonprotein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari
bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik) gambar a.
Enzim
Apoenzim (protein)
Co-enzim (organik) Co-faktor (anorganik)
Selanjutnya setelah kita mengetahui struktur penyusun enzim, struktur enzim juga dapat kita
ketahui dengan bagian permukaan yang aktif. Artinya jika ada gugus enzim maka tidak semua
permukaannya dapat sebagai tempat penempelan substrat namun substrat hanya dapat menempel pada
sisi yang aktif saja (gambar b).
3. Mekanisme Kerja Enzim
Seperti yang kita ketahui, enzim merupakan sebuah kelompok protein yang
menjalankan dan mengatur perubahan - perubahan kimia dalam sistem biologi. Cara kerja
enzim akan berhubungan dengan sifat enzim sebagai protein sehingga cara kerja enzim akan
sangat dipengaruhi oleh suhu, derajat keasaman, hasil akhir produk, konsentrasi enzim itu
sendiri, konsentrasi substrat, zat penghambat, dan kadar air. Enzim bertindak sebagai katalis
di dalam tubuh mahluk hidup sehingga terkadang enzim disebut sebagai biokatalisator.
Karena bertindak sebagai katalis, maka enzim bisa meningkatkan kecepatan reaksi kimia
tetapi tidak ikut berubah dalam reaksi kimia tersebut.
Berikut ini adalah teori yang menjelaskan tentang cara kerja enzim:
1. Lock and Key Theory
Sesuai dengan namanya, cara kerja enzim menurut teori ini mirip dengan mekanisme kunci
dan anak kunci. Dalam hal ini, enzim diibaratkan sebagai kunci gembok yang bersifat aktif,
sedangkan substrat diibaratkan sebagai anak kuncinya. Substrat akan memasuki enzim
seperti layaknya anak kunci yang memasuki kunci gembok. Pada proses selanjutnya,
substrat akan diubah menjadi produk. Pada tahap selanjutnya, sisi aktif enzim akan
melepaskan produk dan siap menerima substrat baru yang lain.
Sisi aktif enzim pada dasarnya mengandung sejumlah kecil asam amino sehingga hanya
molekul dengan bentuk tertentulah yang bisa menjadi substrat bagi enzim.
2. Induced Fit Theory
Pada teori ini, cara kerja enzim adalah dengan cara melakukan penyesuaian bentuk supaya
bisa berikatan dengan substrat. Tujuan dari penyesuaian bentuk ini adalah untuk
meningkatkan kecocokan dengan substrat sehingga membuat ikatan enzim dan substrat
menjadi lebih reaktif. Sisi aktif molekul enzim akan menjadi tempat melekatnya substrat
sehingga bisa membentuk molekul kompleks enzim - substrat. Molekul enzim akan berubah
ke bentuk semula setelah produk dihasilkan dan siap untuk menerima substrat baru yang lain
lagi.
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10 sampai 11 kali lebih cepat
daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Berfungsi sebagai katalis yang
sangat efisien, di samping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis
lainya, enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia.
Reaksi kimia ada yang membutuhkan energi (reaksi endergonik) dan adapula yang
menghasilkan energi atau mengeluarkan energi (eksergonik). Misalnya pembentukkan
ikatan antara senyawa A dengan senyawa B menjadi senyawa AB akan mengeluarkan
energi. Terjadinya senyawa AB dari A dan B membutuhkan energi sebesar P, yaitu selisih
energi antara A dan B dengan AB. Sebaliknya penguraian senyawa AB menjadi A dan B
mengeluarkan energi sebesar P pula. Terurainya senyawa AB tidak dapat berjalan dengan
sendirinya tetapi harus terbentuk dulu senyawa AB aktif. Energi yang dibutuhkan pada
pembentukan AB aktif disebut energi aktivasi (a) makin besar harga a, makin sukar
terjadinya suatu reaksi. Dengan adanya katalis atau enzim, harga energi aktivasi diperkecil
atau diturunkan, dengan demikian akan dapat memudahkan atau mempercepat terjadinya
suatu reaksi.
E. PENUTUP
Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai
katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang bereaksi dan
dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim menurunkan
energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.
Berdasarkan strukturnya, enzim terdiri atas komponen yang disebut apoenzim yang
berupa protein dan komponen lain yang disebut gugus prostetik yang berupa nonprotein. Gugus
prostetik dibedakan menjadi koenzim dan kofaktor. Koenzim berupa gugus organik yang pada
umumnya merupakan vitamin, seperti vitamin B1, B2, NAD + (Nicotinamide Adenine
Dinucleotide). Kofaktor berupa gugus anorganik yang biasanya berupa ion-ion logam, seperti
Cu2+, Mg2+, dan Fe2+. Beberapa jenis vitamin seperti kelompok vitamin B merupakan koenzim.
Jadi, enzim yang utuh tersusun atas bagian protein yang aktif yang disebut apoenzim dan
koenzim, yang bersatu dan kemudian disebut holoenzim.
2.Pertanyaan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan enzim!
2. Jelaskan struktur penyusunan enzim dengan menggunakan pendekatan struktur
diagram!
3. Jelaskan macam-macam enzim berdasarkan reaksinya!
4. Jelaskan mekanisme kerja enzim
5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim!
Topik 5
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian Fluida
C. URAIAN MATERI
1. Pengertian Fluida
Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Istilah fluida
mencakup zat cair dan gas karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara
dapat mengalir. Zat padat seperti batu dan besi tidak dapat mengalir sehingga
tidak bisa digolongkan dalam fluida. Air, minyak pelumas, dan susu merupakan
contoh zat cair. Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena
sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair,
zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke
tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
30
tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-
hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam
di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut
mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida dibagi menjadi dua bagian yakni fluida statis (fluida diam) dan
fluida dinamis (fluida bergerak). Fluida statis ditinjau ketika fluida yang sedang
diam atau berada dalam keadaan setimbang. Fluida dinamis ditinjau ketika fluida
ketika sedang dalam keadaan bergerak).
Fluida statis erat kaitannya dengan hidraustatika dan tekanan.
Hidraustatika merupakan ilmu yang mempelajari tentang gaya maupun tekanan di
dalam zat cair yang diam. Sedangkan tekanan didefinisikan sebagai gaya normal
per satuan luas permukaan.
31
setiap lubang dengan sama kuat. Blaise Pascal (1623-1662) menyimpulkannya
dalam hukum Pascal yang berbunyi, “tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah”.
Blaise Pascal (1623-1662) adalah fisikawan Prancis yang lahir di
Clermount pada 19 Juli 1623. Pada usia 18 tahun, ia menciptakan kalkulator
digital pertama di dunia. Ia menghabiskan waktunya dengan bermain dan
melakukan eksperimen terus-menerus selama pengobatan kanker yang
dideritanya. Ia menemukan teori hukum Pascal dengan eksperimenya bermain-
main dengan air.
Persamaan Hukum Pascal
Jika suatu fluida yang dilengkapi dengan sebuah penghisap yang dapat
bergerak maka tekanan di suatu titik tertentu tidak
hanya ditentukan oleh berat fluida di atas permukaan
air tetapi juga oleh gaya yang dikerahkan oleh
penghisap. Berikut ini adalah gambar fluida yang
dilengkapi oleh dua penghisap dengan luas
penampang berbeda. Penghisap pertama memiliki luas penampang yang kecil
(diameter kecil) dan penghisap yang kedua memiliki luas penampang yang besar
(diameter besar).
Gambar : Fluida yang Dilengkapi Penghisap dengan Luas Permukaan Berbeda
(Sumber: 4.bp.blogspot.com)
Sesuai dengan hukum Pascal bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair
dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah, maka tekanan
yang masuk pada penghisap pertama sama dengan tekanan pada penghisap kedua.
Tekanan dalam fluida dapat dirumuskan dengan persamaan di bawah ini.
P = F : A sehingga persamaan hukum Pascal bisa ditulis sebagai berikut.
P1 = P2
F1 : A1 = F2 : A2
dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan
penampang (m2).
Ada berbagai macam satuan tekanan. Satuan SI untuk tekanan adalah
newton per meter persegi (N/m2) yang dinamakan pascal (Pa). Satu pascal sama
32
dengan satu newton per meter persegi. Dalam sistem satuan Amerika sehari-hari,
tekanan biasanya diberikan dalam satuan pound per inci persegi (lb/in 2). Satuan
tekanan lain yang biasa digunakan adalah atmosfer (atm) yang mendekati tekanan
udara pada ketinggian laut. Satu atmosfer didefisinikan sebagai 101,325
kilopascal yang hampir sama dengan 14,70 lb/in2. Selain itu, masih ada beberapa
satuan lain diantaranya cmHg, mmHg, dan milibar (mb).
1 mb = 0.01 bar
1 bar = 105 Pa
1 atm = 76 cm Hg = 1,01 x 10 5 Pa= 0,01
bar
1 atm = 101,325 kPa = 14,70 lb/in2
33
Untuk menghormati Torricelli, fisikawan Italia penemu barometer (alat pengukur tekanan),
ditetapkan satuan dalam torr, dimana 1 torr = 1 mmHg
Hukum Archimedes
Pernahkah melihat kapal laut ? jika belum pernah melihat kapal laut secara langsung,
mudah-mudahan pernah melihat kapal laut melalui televise. Coba bayangkan, kapal yang
massanya sangat besar tidak tenggelam, sedangkan sebuah batu yang ukurannya kecil dan terasa
ringan bisa tenggelam. Aneh bukan? Mengapa bisa demikian ?
Jawabannya sangat mudah jika memahami konsep pengapungan dan prinsip Archimedes.
Pada kesempatan ini kami ingin membimbing untuk memahami apa sesungguhnya prinsip
archimedes.
Sebelum membahas prinsip Archimedes lebih jauh, kami ingin mengajak kalian untuk
melakukan percobaan berikut ini.
D. PENUTUP
Jadi dapat kita simpulkan bahwa fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau
tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung
di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang
diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun
sering tidak disadari.
Topik 6
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pengertian Bio-Optik
2. Jenis-jenis Optik
3. Yang termasuk instrumen optik
C. URAIAN MATERI
1. Pengertian Bio-Optik
Biooptik, tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk
hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup, Sedangkan optik dikenal
sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar.
Secara spesifik ada klasifikasi Optik geometri dan optika fisis. Fokus utama
dibiooptik adalah terkait dengan indera penglihatan manusia, yaitu mata.Mata menjadi
alat optik yang paling penting pada manusia atau makhluk hidup.
2. Jenis-jenis Optik
1. Optik Geometri
Berpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium secara garis lurus, berkas-berkas cahaya
di sebut garis cahaya dan gambar secara garis lurus. Dengan cara pendekatan ini dapatlah
melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematika.
Misalnya untuk rumus cermin dan lensa : 1/f = 1/s + 1/s’
Dimana: f = focus = titik api
s= jarak benda
s’= jarak bayangan
2. Optik Fisik
Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polasisasi tidak dapat di jelaskan malui
metode optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung ciri-
ciri fisik dari cahaya tersebut.
Teori kwantum (Plank (1858-1947).Cahaya itu terdiri atas kwanta atau foton-foton,
tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu. Dengan menggunakan teori
Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila terkena sinar.
Huygens (1690)Menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber
cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang
bergetar olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip dari
Huygens yang belum bisa menjelaskan perjalanan cahaya dari satu medium ke medium
lainnya.
1. Mata
Mata merupakan alat optik yang paling dekat dengan kita dan merupakan sistem optik yang
paling penting.
Bagian-bagian Mata
Mata memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi tertentu sebagai alat optik,
yaitu:
a) Kornea, merupakan selaput kuat yang tembus cahaya dan berfungsi sebagai
pelindung bagian dalam bola mata. Kornea memiliki inervasi saraf tetapi avaskuler
(tidak memiliki suplai darah).
b) Iris, merupakan selaput berbentuk lingkaran yang menyebabkan mata dapat
membedakan warna. Iris adalah diafragma yang melingkar dan berpigmen dengan
lubang yang agak di tengah yakni pupil. Iris terletak sebagian dibagian depan lensa
dan sebagian di depan badan siliaris. Iris terdiri dari serat otot polos. Fungsi iris
yakni mengendalikan jumlah cahaya yang masuk.
c) Pupil, merupakan celah lingkaran pada mata yang dibentuk oleh iris,
berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
d) Lensa mata, merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan bening, berserat
dan kenyal, berfungsi mengatur pembiasan cahaya.
e) Retina, merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat peka
terhadap cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh
lensa mata. Retina merupakan bagian saraf pada mata, tersusun oleh sel saraf dan
serat-seratnya. Retina berperan sebagai reseptor rangsang cahaya. Retina tersusun
dari sel kerucut yang bertanggung jawab untuk penglihatan warna dan sel batang
yang bertanggung jawab untuk penglihatan di tempat gelap.
f) Aquaeuos humor, merupakan cairan mata.
g) Saraf optic, merupakan saraf yang menyampaikan informasi tentang kuat cahaya
dan warna ke otak.
Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan :
* Mata memfokuskan bayangan pada retina,
* System syaraf mata yang memberi informasi ke otak,
* Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa
penglihatantersebut.
Pembentukan Bayangan Pada Mata
Mata bisa melihat benda jika cahaya yang dipantulkan benda sampai pada mata
dengan cukup, kemudian lensa mata akan membentuk bayangan yang bersifat nyata,
terbalik dan diperkecil pada retina.
Ada tiga komponen penginderaan penglihatan, yaitu:
1.Mata memfokuskan bayangan pada retina
2.Sistem saraf mata yang member informasi ke otak
3.Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatanTersebut
Proses akomodasi
Cahaya memasuki mata melalui bukaan yang berubah, lapisan serat saraf yang
menutupi permukaan belakangnya. Retina berisi struktur indra-cahaya yang sangat luas
yang disebut batang (rod)dan kerucut (cone) yang menerima dan memancarkan informasi
di sepanjang serat saraf optic ke otak. Bentuk lensa kristal dapat diubah sedikit oleh
kerja otot siliari. Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh, otot akan mengendur dan
sistem lensa kornea berada pada panjang fokus maksimumnya, kira-kira 2 cm, jarak dari
kornea ke retina. Apabila benda didekatkan, otot siliari akan meningkatkan kelengkungan
lensa, yang dengan demikian akan mengurangi panjang fokusnya sehingga bayangan akan
difokuskan ke retinaDalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang
peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tepat, demikian
pula bola mata yang berdiameter 20-23 mm.
Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek disebut daya akomodasi.
Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat,
semakin kuat mata/lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia
semakin tua daya akomodasi semakin menurun, hal ini disebabkan kekenyalan/elastisitas
lensa semakin berkurang.Jika benda terlalu dekat ke mata, lensa mata tidak dapat
memfokuskan cahaya pada retina dan bayangannya menjadi kabur. Titik terdekat di mana
lensa mata memfokuskan suatu bayangan pada retina disebut titik dekat (punctum
proksimum).Jarak dari mata ke titik dekat ini sangat beragam pada tiap orang dan berubah
dengan meningkatnya usia. Pada usia 10 tahun, titik dekat dapat sedekat 7 cm, sementara
pada usia 60 tahun titik dekat ini telah menjauh ke 200 cm karena kehilangan keluwesan
lensa akibat elastisitas lensa semakin berkurang, disebut mata presbyop atau mata tua dan
bukan merupakan cacat mata. Nilai standar yang diambil untuk titik dekat ini adalah 25 cm,
dan dianggap sebagai mata normal.
Jarak terjauh benda agar dapat dilihat dengan jelas, dikatakan benda terletak pada titik jauh
(punctum remotum). Pada saat ini mata tidak berakomodasi.lepas akomodasi.
Jenis-jenis Mata dan Teknik Koreksi
a) Mata Normal
Sering disebut juga mata emetrop. Mata normal memiliki titik dekat 25
cm dan titik jauh tak terhingga. Apabila mata memiliki titik dekat tidak sama
dnegan 25 cm dan titik jauh tidak sama dengan tak terhingga, maka dikatakan
sebagai cacat mata. Hal ini mengakibatkan mata sulit melihat benda yang jauh
maupun dekat karena bayangan tidak jatuh tepat pada retina.
b) Rabun Jauh (Miopi)
Disebut juga mata terang dekat, memiliki titik dekat kurang dari 25 cm (<
25 cm) dan titik jauh pada jarak tertentu. Orang yang menderita miopi dapat
melihat dengan jelas benda pada jarak 25 cm, tetapi tidak dapat melihat benda
jauh dengan jelas.
Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi piph sebagaimana
mestinya sehingga bayangan benda jatuh di depan retina, disebabkan karena mata
dibiasakan melihat benda dengan jarak dekat atau kurang dari 25 cm. cacat mata
ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa cekung (minus).
c) Rabun Dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat memiliki titik dekat lebih dari 25 cm (> 25 cm), dan titik
jauhnya pada jarak tak terhingga. Penderita rabun dekat dapat melihat jelas
benda-benda yang sangat jauh tetapi tidak dapat melihat benda-benda dekat
dnegan jelas. Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi cembung
sebagaimana mestinya sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina,
disebabkan karena mata dibiasakan melihat benda yang jaraknya jauh. Cacat
mata ini dapat diatasi dengan kacamata berlensa cembung (plus).
d) Mata Tua (Presbiopi)
Jenis mata ini bukan termasuk cacat mata, disebabkan oleh daya
akomodasi yang berkurang akibat bertambah usia. Letak titik dekat maupun titik
jauh telah bergeser. Titik dekatnya lebih dari 25 cm dan titik jauhnya hanya pada
jarak tertentu. Pada penderita presbiopi tidak dapat melihat benda jauh dengan
jelas serta tidak dapat membaca pada jarak baca normal. Jenis mata ini dapat
ditolong dengan kacamata berlensa rangkap (minus di atas dan plus di bawah)
yang disebut kacamata bifocal.
e) Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis,
tapi lebih melengkung pada satu sisi daripada sisi yang lain. Akibatnya sebuah
titik akan difokuskan sebagai garis pendek. Penderita astagmatisma, dengan satu
mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada kea rah yang
berlawanan. Penderita astagmatisma dapat diatasi dnegan
menggunakan kacamata berlensa silindris.
f) Mata Campuran
Penderita yang matanya sekaligus mengalami prsesbiopi dan miopi, maka
memiliki titik dekat yang letaknya terlalu jauh dan titik jauh terlalu kecil, dapat
ditolong dengan kacamata berlensa rangkap atau bifocal (negatif di atas dan
positif di bawah).
D. Penutup
Biooptik, tersusun atas kata bio dan optik. Bio berkaitan dengan makhluk
hidup/ zat hidup atau bagian tertentu dari makhluk hidup, Sedangkan optik dikenal
sebagai bagian ilmu fisika yang berkaitan dengan cahaya atau berkas sinar.
Jenis-jenis optik ada dua yaitu: optik geometri dan optik fisik.
Macam-macam yaitu: Lensa Cembung/Konvergen. Lensa
Cekung/Divergen/Negatif, Lensa yang mempunyai permukaan silinder.Kesesatan
Lensaberdasarkan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak bayangan , jarak
focus, radius kelengkungan lensa seerta sinar-sinar yang dating paraksial akan
kemungkinan adanya kesesatan lensa (aberasi lensa).
untuk menilai kopetensinya, maka individu tersebut akan melakukan usaha yang
maksimal untuk berhasil di bidang keperawatan. Aspek-aspek harga diri terdiri
dari keberartian diri, kekuatan individu, kompetensi, ketaatan individu dan
kemampuan memberi contoh.
2.Pertanyaan
Topik 7
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
C. URAIAN MATERI
D.PENUTUP
2.Pertanyaan
1.
Topik 8
Konsep Dasar Siklus Mikro Organisme dan Cara Penularanya
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
C. URAIAN MATERI
1. Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil
(biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.
Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel
tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat
mata telanjang. Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang
bekerja dibidang ini disebut mikrobiolog (Anonymousc, 2009).
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghindari berkembangnya mikroorgaisme
dalam lingkungan kerja, seorang karyawan harus tahu bagaimana sebuah mikroorganisme
itu hidup, tumbuh, dan berkembang menjadi banyak dan bagaimana mikroorganisme ini
bertransformasi. (Knight dan Kotschevar, 2000 : 289).
2. Jenis-jenis Mikroorganisme
Menurut Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme dibagi menjadi:
1. Bakteri
2. Virus
Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada beberapa virus yang tidak bisa
dilihat, walaupun sudah menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini menyebar lewat media air
dan makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis. Sedangkan virus polio, menyebar lewat makanan
atau susu.
3. Parasit
Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup di air, minyak, buah atau
sayuran dan makanan yang lain.
4. Jamur
Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi. Biasanya jamur ini tidak
menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan. Sebagai contoh, jamur
yang ditemukan pada permukaan daging, bisa dibuang bagian daging tersebut tanpa harus
membuang semua daging.
5. Ragi
Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan
kerusakan pada makanan. Ragi biasanya bereaksi jika ada karbondioksida. Ragi biasanya
digunakan dalam pembuatan minuman alcohol dan pembuatan roti.
Proses penyebaran mikroorganisme kedalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan,dapat
melalui berbagai cara, diantaranya :
1. Kontak tubuh
Kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung maupun tidak
langsung,penyebaran secara lamgsung melalui sentuhan dengan kulit,sedangkan tidak langsung
dapat melalui benda yang terkontaminasi kuman.
2. Makanan dan minuman
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi,seperti
pada penyakit tifus abdominalis,penyakit infeksi cacing dan lain lain.
3. Serangga
Contoh proses penyebaran kuman melalui serannga adalah penyebaran penyakit malaria oleh
plasmodium pada nyamuk aedes dan beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat
ditularkan melalui lalat.
4. Udara
Proses penyebaran kuman melalui udara dapat dijumpai pada penyebaran penyakit sistem
pernapasan (penyebaran kuman tuberkolosis) atau sejenisnya.
D. Penutup
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, yang tidak dapat
dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Jenis mikroorganisme yang paling banyak
menginfeksi tubuh manusia yaitu bakteri. Siklus hidup bakteri terdiri dari beberapa fase
yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian. Cara penularan
bakteri pada tubuh manusia berupa kontak tubuh, makanan/minuman, serangga dan
udara.
b.mineral
c.karbohidrat
b.oksigen
Topik 9
Pemeriksaan Sputum, Pemeriksaan Protein Urine
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
1. Pemeriksaan Sputum
2. SOP Pengumpulan Sputum
3. Pemeriksaan Protein Urine
4. SOP pemeriksaan protein urine
C. URAIAN MATERI
1. Pemeriksaan Sputum
Sputum (dahak) adalah bahan yang dikeluarkan dari paru dan trakea
melalui mulut. Biasanya juga disebut dengan ecpectoratorian (Dorland, 1992).
Sputum, dahak, atau riak adalah sekret yang dibatukkan dan berasal
dari tenggorokan, hidung atau mulut. Perbedaan ini hendaknya dijelaskan kepada
pasien yang dahaknya akan diperiksa.
Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna,
volume, dan konsistennya karena kondisi sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik
proses kejadian patologik pada pembentukan sputum itu sendiri.
Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika diduga adanya penyakit paru.
Membran mukosa saluran pernapasan berespons terhadap inflamasi dengan meningkatkan
keluaran sekresi yang sering mengandung organisme penyebab. Perhatikan dan catat
volume, konsistensi, warna dan bau sputum. Pemeriksaan sputum mencakup
pemeriksaan :
1. Pewarnaan Gram
biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup informasi tentang organisme yang
cukup untuk menegakkan diagnose presumtif.
2. Kultur Sputum
Untuk mengidentifikasi organisme spesifik untuk menegakkan diagnose definitif.
Untuk keperluan pemeriksaan ini, sputum harus dikumpulkan sebelum dilakukan terapi
antibiotic dan setelahnya untuk menentukan kemanjuran terapi.
3. Basil Tahan Asam (BTA)
menentukan adanya mikobacterium tuberculosis, yang setelah dilakukan
pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol asam.
Jenis Pemeriksaan Sputum
1. Pewarna gram :
Pemeriksaaan dengan pewarnaan gram dapat memberikan informasi tentang jenis
mikroorganisme untuk menegakkan diagnosis presumatif.
2. Kultur Sputum :
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan untuk mengidentifikasi organisme spesifik guna
menegakkan diagnosis definitif.
3. Sensitifitas :
Pemeriksaan sensitivitas berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan
mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat dalam
sputum.
4. Basil tahan asam (BTA) :
Pemeriksaan BTA dilakukan untuk menentukan adanya Mycobacterium tuberculosa, yang
setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna oleh alkohol
asam
5. Sitologi :
Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan (karsinoma)
pada paru-paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan trakheobronkhial;
sehingga mungkin saja terdapat sel-sel malignan. Sel-sel malignan menunjukkan adanya
karsinoma, tidak terdapatnya sel ini bukan berarti tidak adanya tumor atau tumor yang
terdapat tidak meruntuhkan sel.
6. Tes Kuantitatif :
Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus sering
dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus, atau bukan.
Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya menandakan infeksi
parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif, klien diberikan wadah khusus
untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang pada akhir 24 jam. Jumlah serta karakter
isinya dicatat dan diuraikan.
ALAT:
Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket pada sisi luarnya
(jangan pada tutupnya)
Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA disertai dengan blanko TB 05
Tissue
Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudah diambil Blanko permintaan
pemeriksaan sputum BTA
Air minum.
D TAHAP TERMINASI
1 Observasi respon/ evaluasi pasien setelah tindakan
2 Cuci tangan
3 Dokumentasikan hasil dan tindakan yang dilakukan
E TOTAL NILAI
3. Pemeriksaan Protein Urine
Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring
oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.Urine disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui
uretra.
D.PENUTUP
2.Pertanyaan
Topik 10
Pemeriksaan HB, Pemeriksaan Gula Darah
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
C. URAIAN MATERI
a. Stres
a) Pengertian Stres
1) Stres ringan
d) Penggolongan Stres
b. Adaptasi
a) Pengertian adapatasi
b) Macam-Macam Adaptasi
1) Adaptasi fisiologis
(1) Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua
sistem.
(2) Respons bersifat adaptif, diperlukan stresor untuk
menstimulasikannya.
Symbol Silsilah
Keluarga
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
C. URAIAN MATERI
a) Definisi oral
Oral adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara
pemberian obat iniOral, adalah rute pemberian yang paling umum dan
paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman.
Oral merupakan suatu tindakan untuk membantu proses
penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan sesuai dengan
program pengobatan dari dokter. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga
mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.. Kelemahan dari
pemberian obat secara oral adalah efek yang tibul biasanya lambat, tidak
efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak
kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit (rasa jadi tidak enak).
Gambar 1.1 gambar pemberian obat melalui oral
b) Tujuan pemberian
Tujuan dari pengobatan ini yaitu agar suatu obat dapat mencapai
tujuan kesembuhan, molekul obat harus dapat diabsorpsi pada saluran
pencernaan dan masuk ke dalam sistem sirkulasi dalam jumlah yang
diinginkan. Karenanya pemberian obat yang paling menyenangkan adalah
pemberian secara oral. Hal tersebut dikatakan Guru Besar Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Matheus Timbul Simanjutak.
Dalam pidato yang disampaikan pada pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar
Tetap Bidang Biofarmasi pada Fakultas Farmasi USU, belum belum lama ini,
Prof.Matheus mengatakan, untuk alasan itu pengertian dan antisipasi mekanisme
dan faktor yang mempengaruhi absorpsi dan metabolisme pada usus halus
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penemuan obat baru.
Dari berbagai hasil penelitian memperlihatkan keberhasilan strategi
untuk meningkatkan absorpsi obat dengan pemberian melalui oral dengan
merancang struktur molekul berdasarkan mekanisme transpor obat melalui
membran usus halus, ujarnya
Persiapan alat
a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong obat (bila diperlukan)
d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
e. Gelas pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak
Prosedur kerja
a. Siapkan peralatan dan cuci tangan
b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan
pengisapan lambung dll)
c. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat,
waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada
kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang
berwenang atau dokter yang meminta.
d. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil
obat yang diperlukan)Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan
jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa
mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk menjaga kebersihan
obat).
1) Tablet atau kapsul
a) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh
obat.
b) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi obat sesuai
dengan dosis yang diperlukan.
Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi bubuk dengan
menggunakan martil dan lumpang penggerus, kemudian campurkan dengan
menggunakan air. Cek dengan bagian farmasi sebelum menggerus obat,
karena beberapa obat tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya
kerjanya.
Gambar 1.4 kapsul dan tablet
a) Definisi sublingual
Sublingual adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah
lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena
pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari
cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih
cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding
usus dan hati dapat dihindari.
b) Persiapan
Cek perencanaan Keperawatan klien
Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan Persiapan
Alat
Obat yang sudah ditentukan
Tongspatel (bila perlu )
Kasa untuk membungkus tongspatel
c) Pelaksanaan
Perawat cuci tangan
Memasang tongspatel ( jika klien tidak sadar ) kalau sadar anjurkan klien
untuk mengangkat lidahnya
Meletakan obat dibawah lidah
Memberitahu klien supaya tidak menelan obatt
Perawat cuci tangan
Perhatikan dan catat reaksi klien setelah pemberian obat
a) Definisi parenteral
Parenteral adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui
mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh
darah. Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang
dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau
pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Tujuannya adalah agar dapat
langsung menuju sasara. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar,
sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat
dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh
tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.
b) Tujuan
a. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara
yang lain
b. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
c. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
d. Memberikan zat imunologi
Keuntungan:
Bisa diberikan pada klien yang tak sadar/ tak kooperatif
Bisa diberikan bila obat tidak dapat diabsorpsi melalui gastrointestinal
Obat dapat diabsorpsi lebih cepat
Kerugian:
Klien terutama anak merasa takut/ cemas
Menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit
Dapat menyebabkan infeksi, perlu teknik steril
3. Tahap terminasi
Evaluasi kegiatan
Akhiri kegiatan
Cuci tangan
Dokumentasi
2. Tahap Kerja
Cuci tangan
Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
Jaga privasi klien
Pilih tempat penusukkan
Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang
dipilih
Bebaskan daerah penyuntikkan dari pakaian
Desinfeksi daerah penyuntikkan
Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan tangan non dominan
Lakukan penyuntikkan dgn tangan dominan posisi jarum membentuk
sudut 45 derajat,
Tarik plunger, observasi adanya darah bila tak ada masukkan obat
Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penyuntikkan
Bersihkan tempat penyuntikkan dengan kassa steril secara perlahan
Buang spuit ke bengkok
Rapikan klien
Bereskan alat
3. Tahap terminasi
Evaluasi kegiatan
Akhiri kegiatan
Cuci tangan
Dokumentasi
2. Tahap Kerja
Cuci tangan
Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
Jaga privasi klien
Pilih tempat penusukkan
Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang
dipilih
Bebaskan daerah penyuntikkan dari
pakaian Desinfeksi daerah penyuntikkan
Tegangkan kulit pada otot yang akan disuntik dengan ibu jari dan tangan
non dominan
Lakukan penyuntikkan dgn tangan dominan posisi jarum membentuk
sudut 90 derajat,
Tarik plunger, observasi adanya darah bila tak ada masukkan obat
Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penyuntikan
Bersihkan tempat penyuntikkan dengan kassa steril secara perlahan
Lingkari daerah penyuntikkan
Buang spuit ke bengkok
Rapikan klien
Bereskan alat
3. Tahap terminasi
Evaluasi kegiatan
Akhiri kegiatan
Cuci tangan
Dokumentasi
Bengkok
torniquet
perlak
Cara Kerja
1. Tahap orientasi
Beri salam, panggil klien
Jelaskkan tujuan,prosedur, dan pemberian obat
2. Tahap Kerja
Cuci tangan
Beri kesempatan klien untuk bertanya sebelum tindakkan dilakukan
Tanyakan keluhan utama klien dan kaji adanya alergi
Jaga privasi klien
Pilih tempat penusukkan
Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang
dipilih
Letakkan alas /perlak di bawah bagian tubuh yang akan disuntik
Pasang torniquet, anjurkan klien untuk mengepalkan tangan
Desinfeksi daerah penyuntikkan
Tegangkan kulit dengan tangan non dominan, tusukkan jarum ke dalam
vena sejajar dengan vena, jarum menghadap ke atas
Anjurkan klien membuka kepalan sambil membuka torniquet, secara
perlahan masukkan obat
Meletakkan kapas alkohol di atas jarum suntik, tarik spuit jika perlu beri
plester
Buang spuit ke bengkok
Rapikan klien
Bereskan alat
3. Tahap terminasi
Evaluasi kegiatan
Akhiri kegiatan
Cuci tangan
Dokumentasi
Gambar 2.7 Injeksi intra vena
D. Prosedur Kerja :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5. Olesi ujung obat supositorium dengan pelicin
6. Minta pasien mengambil posisi tidur miring (sims) lalu regangkan bokong
dengan tangan kiri. Kemudian masukkan supositoria dengan perlahan
melalui anus, sfingter interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10
cm pada orang dewasa, dan kurang lebih 5 cm untuk anak/bayi
7. Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan
tisu
8. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang/miring selama kurang lebih
15 menit
9. Kemudian lepaskan sarung tangan dan letakkan di bengkok
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
11. Catat prosedur dan respons pasien
E. Penyakit yang biasa terjadi pada rectum
Proktitis (radang lapisan rektum) DEFINISI Proktitis adalah peradangan
pada lapisan rektum (mukosa rektum). Pada proktitis ulserativa, ulkus
(luka) muncul pada lapisan rektum yang meradang. Hal ini bisa mengenai
rektum bagian bawah selebar 2,5-10 cm. Beberapa kasus sudah
memberikan respon terhadap pengobatan; yang lainnya menetap atau
kambuh dan membutuhkan pengobatan jangka panjang. Beberapa kasus
akhirnya berkembang menjadi kolitis ulserativa.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
C. URAIAN MATERI
1. EKG
a) Pengertian Elektrokardiogram(EKG)
Dalam satu gelombang EKG terdiri dari beberapa titik gelombang ada yang
disebut interval dan segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang
sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR
interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan
ST segmen.
Sumber Tabel : The Respiratory System and the Cardiovascular System[13]
Interval antara R-R menandakan periode dari detak jantung yang dapat
dikonversikan menjadi Heart Rate:
HR = 60 / R-R (S)
R – R = adalah interval antara sinyal R dengan sinyal R yang diukur dalam detik.
Interval R-R relatif konstan dari detak ke detak.Perubahan pada interval R-R
menandakan adanya kecepatan jantungyang tidak wajar. Dalam pengambilan
sinyal
elektrokardiografi terdapat berbagai metode yang bisa dilakukan yaitu :
Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara
langsung di dada.
B. Sadapan Unipolar
1. aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan
(+),dan elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
2. aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+),
dan muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
3. aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan
elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda
indifiren.
C. Sadapan Bipolar (Einthoven)
3. Irama Jantung
Irama jantung terdiri dari 3 macam yaitu Irama Sinus, Irama Junction, dan Irama
Ventrikel. Masing-masing irama dinamai sesuai dengan asal impuls listrik yang
86
keluar. Bila pencetus impuls listrik keluar dari SA Node maka irama yang muncul
disebut Irama Sinus, dari SA Node muncul Irama Junction dan dari Ventrikel disebut
Irama Idioventrikuler [1]. Untuk irama sinus yaitu irama jantung yang sumber
pacemakernya berasal dari SA Node atau impulsnya berasal dari SANode, ada
beberapa irama yang impulsnya berasal dari SA Node diantaranya :
1. Sinus Normal
Sumber gambar : Satu-satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan (Edisi 7) [1]
2. Sinus Bradikardia
a) Pengertian
Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan suatu cara dan tindakan darurat
yang dilakukan untuk menghidupkan serta memulihkan kembali keadaan henti
nafas dan atau henti jantung agar kembali dapat berfungsi secara optimal dan
dapat menghindarkan dari kematian. Kematian yang dimaksudkan di sini
adalah kematian klinis yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan hilangnya
nadi arteri karotis dan arteri femoralis, terhentinya denyut jantung dan
pembuluh darah, terhentinya pernafasan, serta terjadi gangguan atau
penurunan kesadaran yang selanjutnya akan diikuti oleh terjadinya kematian
biologis yaitu terjadinya kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki, empat
87
menit setelah terjadinya kematian klinis (Alkatiri et al., 2007; Muhiman et al.,
2004).
88
denyut nadi tetapi masih ada pernafasan, denyut nadi ada tetapi pernafasan
tidak didapatkan, atau keadaaan tidak didapatkan baik denyut nadi maupun
pernafasan (Alkatiri et al., 2007; Latief et al., 2007).
a) Airway control
Pada saat pertolongan pertama sangat penting untuk mengetahui ada
tidaknya gangguan jalan nafas pada pasien yang dapat mengganggu aliran
nafas sehingga menimbulkan terjadinya henti nafas. Penyebab utama obstruksi
pada jalan nafas adalah terjadinya penurunan atau hilangnya tonus otot
tenggorokan sehingga lidah akan jatuh ke belakang dan menyumbat faring
sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesadaran, dimana keadaan
ini sering terjadi pada pasien dengan trauma kepala. Selain itu obstruksi pada
jalan nafas juga dapat disebabkan oleh adanya bekuan darah, muntahan,
edema, dan trauma (fraktur pada tulang wajah, fraktur mandibula atau maksila,
fraktur laring atau trakea).
Pada beberapa kasus, ditemukan pasien yang tersedak dan berada dalam
keadaan tidak sadar yang disertai dengan henti nafas, maka harus dilakukan
pemeriksaan pada saluran nafas dengan membuka mulut pasien untuk
mengetahui ada tidaknya benda asing yang harus segera dikeluarkan dengan
menggunakan jari penolong. Apabila sumbatan berupa cairan maka dapat
dibersihkan dengan menggunakan jari telunjuk atau jari tengah
89
tertutup oleh mulut penolong sepenuhnya untuk menghindarkan terjadinya
kebocoran. Sebelum melakukan ventilasi, penolong harus mengambil nafas
terlebih dahulu. Pemberian volume udara harus sesuai karena volume dan
laju udara yang berlebihan akan menyebabkan udara memasuki lambung
sehingga terjadidistensi lambung.
2) Mulut ke hidung
Ventilasi dengan cara ini dilakukan pada pasien dengan keadaan tidak
dimungkinkannya ventilasi melalui mulut ke mulut, seperti keadaan trismus
atau adanya luka berat pada daerah mulut. Dengan teknik ini, udara akan
dihembuskan dari mulut penolong ke hidung pasien dan mulut pasien harus
tertutup untuk mencegah kebocoran udara.
3) Mulut ke stoma
Ventilasi dengan cara ini dilakukan pada pasien dengan laringotomi yang akan
menghubungkan langsung trakhea ke kulit (Alkatiri et al., 2007; Muhiman et
al., 2004; Purwoko, 2012).
b) Circulation support
Tindakan ini dilakukan untuk mempertahankan sirkulasi darah dalam
tubuh agar sel-sel saraf dalam otak tetap dapat hidup dengan melakukan
kompresi atau pijat jantung. Bantuan sirkulasi dapat dilakukan melalui pijat
jantung luar yang dilakukan secara teratur pada akhir inspirasi (Alkatiri et al.,
2007).
Pengertian :
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahab
90
potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.
Elekrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik
jantung yang dihubungkan dengan waktu.
Kegunaan EKG :
1. Mengetahui kelainan-kelainan irama Jantung.
2. Mengetahui kelainan- kelainan miokardium.
3. Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung.
4. Mengetahui adanya gangguan elektrolit.
5. Mengetahui adanya gangguan perikarditis.
Persiapan Alat :
1. Mesin EKG yang DIlengkapi 2 kabel :
Satu kabel untuk listrik (power)
Satu kabel untuk grount
Satu kabel untuk pasien
2. Plat electrode
Yaitu plat electrode ekstremitas diikatkan dengan ban pengikat khusus dan
electrode dada dengan balon penghisap.
3. Jelly electrode / air
4. Kertas EKG
5. Kertas tissue
Orientasi :
1. Mengucapkan salam pada pasien.
2. Menjelaskan jenis pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan pada pasien.
3. Menjelaskan langkah dan prosedur pemeriksaan pada pasien.
4. Menanyakan kesediaan pasien.
Fase Kerja :
1. Periksa kelengkapan alat.
91
2. Cuci tangan.
3. Posisikan pasien pada posisi berbaring tenang di bed, tangan dan kaki
pasien tidak saling. bersentuhan denga anggota tubuh lain atau benda-benda
yang terbuat dari logam selain electrode.
4. Pastikan tidak ada alat elektronik dan logam lain yang bersentuhan
dengan pasien.
5. Bersihkan dada dan kedua tangan dan kaki pasien dengan kapas kapas alcohol.
6. Berikan sedikit jeli pada setiap tempat pemasangan elektoda di tubuh pasien.
7. Pasang Elektrode ekstremitas atas pada pergelangan tangan searah
dengan telapak tangan.
92
Terminasi
1. Informasikan hasil perekaman pada pasien.
2. Beri reinforcement terhadap sikap kooperatif.
3. Beritahukan / diskusikan rencana tindak lanjut pada pasien.
4. Ucapkan salam penutup terhadap pasien.
E. PENUTUP
Elektrokardiografi (EKG) atau Electrocardiography (ECG) merupakan suatu alat yang
digunakan untuk merekam sinyal biologi yang terbentuk sebagai hasil dari aktivitas
listrik jantung .
Dalam satu gelombang EKG terdiri dari beberapa titik gelombang ada
yang disebut interval dan segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U
(kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik U) sedangkan Interval
terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan Segmen terdiri dari
PR segmen, dan STsegmen.
Tindakan resusitasi jantung paru menurut Alkatiri dan Bakri (2007) dan
Muhiman (2004) dibagi dalam tiga fase, pada tiap fase terdapat tindakan
pokok yang harus dilakukan yang tersusun sesuai dengan abjad.
2.pertanyaan
1. merupakan suatu alat yang digunakan untuk merekam sinyal biologi yang
terbentuk sebagai hasil dariaktivitas listrik jantung merupakan
a.ECG
b.EKG
c.RJP
d.Heimlich
2. merupakan suatu alat yang digunakan untuk merekam sinyal biologi yang
terbentuk sebagai hasil dariaktivitas listrik jantung merupakan
a.ECG
b.EKG
c.RJP
d.Heimlich
3. ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum
93
a.V1
b.V2
c.V3
d.V6
4. ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
a.V1
b.V2
c.V3
d.V6
5. pembebasan jalan nafas agar tetap terbuka
a.Airway Control
b.Breathing
c.Circulation
d.Drug and Fluid
94
Topik 13
Penerapan Fisika Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Umum
B. POKOK-POKOK MATERI
C. URAIAN MATERI
95
adalah Aristoteles. Sekitar tahun 1950, Abraham maslow seorang psikolog
dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang
lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow.
Hierarki tersebut meliputi lima kategori kebutuhan dasar yaitu sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
c) Kebutuhan makanan.
f) Kebutuhan aktivitas
h) Kebutuhan seksual.
96
Kebutuhan seksual tidak diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup
seseorang, tetapi penting untuk mempertahankan kelangsungan umat manusia.
b. Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
c) Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relative sudah terpenuhi, maka
timbul kebutuhan akan harga diri (self-Esteem Needs). Ada dua macam
kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan
kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri, dan kemandirian. Sementara
yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status,
ketenaran, dominasi, kebanggan, dianggap penting, dan
97
2) Kompeten.
3) Tidak emosional.
5) Kreatif.
manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klien nya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Karena
itu, perawat perlu memahami secara mendalam konsep oksigen pada manusia.
3. Pengertian oksigenasi
98
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme
sel tubuh. Kekurangan oksigen bisa menyebabkan hal yang sangat berarti bagi
tubuh, salah satunya adalah kematian. Karena nya berbagai upaya perlu
dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari
kondisi sistem pernafasan dan sistem kardiovaskuler secara fungsional. Bila
ada gangguan pada salah satu organsistem respirasi dan kardiovaskuler, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan (Haswita, Sulistyowati, 2017).
Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia dan
fisika). Oksigen berupa gas tidak berwarna dan tidak berbau, yang mutlak
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Kebutuhan tubuh terhadap oksigen
tidak tetap, dalam waktu tertentu membutuhkan oksigen dalam jumlah banyak
karena suatu sebab. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
dalam tubuh antara lain lingkungan, latihan, emosi, gaya hidup, dan status
kesehatan ( Sutanto, Fitriana, 2017)
4. Proses oksigenasi
a. Faktor fisiologi
3) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok
4) Dewasa muda dan pertengahan: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
5) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansiparu menurun.
c. Faktor perilaku
1) Nutrisi: seperti gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang.
2) Latihan dapat meningkatkan kebutuhan oksigen karena
meningkatnya metabolisme.
3) Merokok
5) Kecemasaan
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Temperatur lingkungan
10
a. Hipoksemia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi
oksigen dalam darah arteri. Pada keadaan hipoksemia tubuh, akanmelakukan
kompensasi dengan cara meningkatkan pernapasan, meningkatkan stroke
volume, vasodilatasi pembuluh darah, danpeningkatan nadi.
b. Hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak
adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen
yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler.
Hipoksia dapat terjadi setelah 4-6 menit ventilasi berhenti spontan. Hipoksia
tejadi diakibatkan oleh menurunnya hemoglobin, berkurangnya konsentrasi
oksigen, ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen, menurunnya difusi
oksigen dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, kerusakan
atau gangguan ventilasi.
c. Perubahan pola nafas
Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan pada orang dewasa sekitar 12-
20X/menit, dengan irama teratur serta inspirasi lebih panjang dari ekspirasi.
Pernapasan normal disebut eupnea.
D. PENUTUP
10
c.rektum
d.parenteral
2. Obat yang dimasukkan melalui anus/bokong
merupakan a.sublingual
b.oral
c.rektum
d.parenteral
3. Obat yang dimasukkan langsung ke vena
merupakan a.sublingual
b.oral
c.rektum
d.parenteral
4. Obat yang dimasukkan melalui bawah mulut merupakan
a.sublingual
b.oral
c.rektum
d.parenteral
5. Obat yang dimasukkan melalui mulut
merupakan a.sublingual
b.oral
c.rektum
d.parenteral
10