diagnosa potensial yang ditegakan adalah resiko terjadi prolaps tali pusat dan resiko terjadi
infeksi. Hal ini sesuai dengan Marmi (2011), diagnosa atau masalah potensial diidentifikasi
berdasarkan diagnosis atau masalah yang telah teridentifikasi yaitu pada Resiko terjadi
prolaps funikuli atau penurunan tali pusat, resiko terjadi infeksi.
Perencanaan tindakan yang diberikan pada klien . Observasi keadaan umum, hal ini sesuai
dengan Sudarti (2010).
Pemeriksaan umum untuk mengetahui keadaan umum pasien. Observasi DJJ hal ini sesuai
dengan Prawirohardjo (2008), untuk mengetahui kesejahteraan janin. Mengatur posisi ibu
tidur miring kiri hal ini sesuai dengan Prawirohardjo (2008), posisi tidur miring kiri untuk
sirkulasi darah ke plasenta. Kolaborasi dengan dokter, karena terapi dan tindakan selanjutnya
merupakan wewenang dokter hal ini sesuai dengan Prawirohardjo (2008), Kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian terapi dan tindakan lebih lanjut.
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (Estiwidani dkk, 2008).
Prolaps tali pusat merupakan keadaan tali pusat ada disamping atau di bawah bagian terendah
janin. Prolaps tali pusat ini dapat terjadi kapan saja ketika ketuban pecah khususnya jika
kepala belum masuk PAP. Prolaps tali pusat merupakan keadaan emergensi yang
memerlukan tindakan segera untuk menyelamatkan janin yaitu melakukan kolaborasi dengan
dokter dan tim kesehatan lainnya untuk terminasi kehamilan dengan Seksio Cesarea.
Hal ini sesuai dengan Prawirohardjo (2009), ditemukannya prolaps tali pusat di perlukan
tindakan yang cepat. Terapi definitif adalah melahirkan janin dengan segera. Penilaian yang
cepat sangat penting untuk menentukan sikap terbaik yang akan diambil. Persalinan
pervaginam segera hanya mungkin bila pembukaan lengkap, bagian terendah janin telah
masuk panggul, dan tidak ada CPD. Bahaya terhadap ibu dan janin akan berkurang bila
dilakukan seksio sesarea dari pada persalinan pervaginam yang dipaksakan pada pembukaan
yang belum lengkap. Sambil menunggu persiapan seksio sesarea, tekanan pada tali pusat oleh
bagian terendah janin dapat di minimalisasi dengan posisi knee chest, trendelenburg, atau
posisi sim.